Home / Rumah Tangga / KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN / PERTEMUAN DENGAN CALON ISTRI SUAMI

Share

PERTEMUAN DENGAN CALON ISTRI SUAMI

Author: Ella
last update Last Updated: 2023-01-18 23:19:41

Sepulang dari rumah sakit sudah terpakrir sebuah mobil Volvo XC60 di halaman rumah Rangga, sepertinya keluarga Fasha sudah datang.

****

“Nah ini sepertinya suara mobil Rangga,” ucap Mamah Tari yang kemudian menyuruh Bi Darmi untuk segera membukakan pintu.

“Bi Darmi cepat buka pintunya!!” suruh Mamah Tari.

Bi Darmi bergegas membuka pintu rumah.

Deg.

Jantung Dinda seolah memberi aba-aba untuk bersiap bertemu dengan calon istri dari suaminya nanti. Ia menarik nafas panjang seblum melangkah keluar dari mobil.

“Den sudah di tunggu!” kata Bi Darmi pada majikannya.

Rangga hanya mengangguk.

Ia lalu memapah Dinda, namun Dinda menolaknya.

“Gak enak Mas!” tolak Dinda.

“Gak enak apanya? Kamu tuh istri aku,” gerutu Rangga.

“Aku gak papa ko!” Dinda terus yang berusah terlihat baik-baik saja.

“Rangga…. ayo cepat sini Om Evan dan Tante Maya sudah menunggu kamu dari tadi!!” suruh Mamah Tari yang sudah tidak sabar. Ia lalu menghampiri Rangga dan menggandeng tangan putranya tanpa mempedulikan Dinda yang ada di samping Rangga.

Dinda mengikuti Rangga dari belakang dengan langkah kaki yang terasa begitu berat.

“Hallo Rangga, Long time no see yahh?” sapa Om Evan pada Rangga yang sudah sekian lama tidak bertemu.

Rangga tersenyum ramah pada Om Evan dan Tante Maya.

“Anakmu semakin ganteng saja Tari,” puji Tante Maya.

Mata Dinda menyusur ke setiap sudut ruang, namun tak menemukan sosok wanita bernama Fasha.

“Apa wanita itu tidak ikut?” tanyanya dalam hati.

Lalu tiba-tiba Tante Maya mengalihkan padanganya pada sosok Dinda yang sedang sibuk mencari keberadaan Fasha.

“Ta-ri… Di-a ini siapa yah?” tanya Tante Maya agak terbata karena baru melihat Dinda pertama kali.

Mamah Tari membuang nafas kesal dan begitu malas menjawab pertanyaan dari sahabatnya ini. Ia lalu membisikan sesuatu pada Maya.

Rangga yang menyadarinya, lalu meraih tangan Dinda.

“Dia istr……i….” Belum selesai Rangga berbicara ada suara teriakan dari belakang yang memanggil namanya dengan lantang.

“RANGGGA…..” sosok wanita itu berlari ke arah Rangga dan langsung mengdaratakan sebuah pelukan erat pada Rangga.

Sontak semua orang menoleh ke arah suara itu berasal.

“Aku sangat meridukanmu!!” lirih wanita itu pada Rangga.

“Fasha…” ucap Rangga pelan.

Dinda kembali melepaskan gengaman tangan Rangga.

Sekarang wanita bernama Fasha ini ada di hadapanya, bahkan memeluk erat tubuh suaminya.

“Rasanya ingin aku singkiran wanita ini!!” gerutu Dinda dalam hati.

Rangga seklias agak terkesima dengan pelukan Fasha, wajar saja ia dulu pernah menaruh hati padanya. 

Rangga yang tersadar segera melepaskan pelukannya. Dinda pun langsung membuang muka, karena kesal.

“Bagaimana kabarmu Ngga?” tanya Fasha yang bersikap manja pada Rangga.

“Baik,” ketus Rangga.

Fasha mendoyongkan tubuhnya dan melihat sosok wanita yang berdiri di belakang Rangga.

“Dia siapa?” tanya Fasha penasaran.

“Dia istr…..” Belum juga selesai Ragga bicara Mamah Tari kembali memotong pembicaraannya.

“Rangga pergi ke atas, mandi dulu!!” suruh Mamah Tari pada putranya.

Rangga mengangguk dan meraih tangan Dinda untuk mengajaknya pergi ke kamar mereka.

Ia lalu berkata, “Om, Tente, dan Fasha aku lupa memperkenalkan seseorang pada kalian. Ini adalah Dinda. DIA ISTRIKU!”

Dinda yang sedari tadi menundukan mukanya kaget, karena Rangga berani memperkenalkan dirinya sebegai istrinya.

Semua orang yang berada di ruangan itu kecuali Papah Harto ikut terkejut dengan ucapan Rangga, terutama Fasha.

“Your wife?” tanya Om Evan dengan ekspresi tidak percaya.

Kedatangannya ke rumah sahabatnya ini untuk menjodohkan Fasha dengan Rangga, namun ternyata ia harus mendapati Rangga yang sudah beristri.

“YES,” jawab Rangga dengan mantap.

“Kalau begitu Rangga permisi dulu!” Rangga pamit dan meninggalkan ruang keluarga seraya mengandeng Dinda dengan mesra.

“TARI!! Apa maksud dari semua ini? Apa kamu hanya ingin mempermainkan keluarga kami?” tanya Tante Maya yang begitu emosi.

“Maya tenang aku bisa menjelaskan semua ini!!” jawab Mamah Tari agak kikuk, karena memang sebelumnya ia belum memberitahukan tentang pernikahan Rangga dengan Dinda.

“Ini sebuah penghinaan untuk keluargaku Tari!! Yang benar saja anakku harus jadi madunya Rangga!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   AWAL KEHANCURAN

    Andi yang sedang membuka handphonenya begitu kaget saat melihat headline berita di media sosial."Apa???? Fasha bukan putri sah Om Evan dan Tante Maya," Andi tercengang saat membaca judul beritanya."Gila berita apaan ini?? mana paling atas pula," ucap Andi yang masih menganggap berita itu hanya omong kosong."Media emang kurang kerjaan, Om Evan dan Tante Maya kan baru saja dapat cucu masa mereka naikin berita gak bermutu kaya gini!!" Andi terus saja menskrol handphonenya, tapi alangkah kagetnya dia karena hampir semua pemberitaan di media mengangkat topik tentang keluarga Om Evan.Ia lalu menghubungi Dinda."Halo Din..." sapa Andi dengan nada yang penuh rasa penasaran."Tentang berita di media?" ucap Dinda yang langsung pada topiknya seolah ia sudah tau dan paham ke arah mana Andi akan bertanya."Sebenarnya ada apa Din, kenapa media memberitakan hal itu?" tanya Andi penasaran."Yah aku gak tau lah, kamu tanya aja medianya!!!" suruh Dinda."Kamu tuh ada-ada aja deh," kesal Andi menden

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   RAHASIA BESAR

    Semua orang mematung saat Dinda melenggang pergi dari ruang transfusi. Ia terlihat puas dengan keterpurukan yang sedang dihadapi dua keluarga ini. Seolah sedikit demi sedikit rasa sakitnya mulai terbayarkan. "Dasar wanita jalang," kesal Pak Evan dalam hatinya saal melihat Dinda yang tersenyum puas di hadapan Pak Evan. Rangga pun mengejar Dinda dan berterima kasih padanya karena dia masih punya hati untuk membantu istri dan anaknya. "Din tungga!!" Rangga meraih tangan Dinda. "Kamu mau apa lagi??" tanya Dinda sinis. "Aku cuma mau bilang terima kasih, karena kamu mau mendoorkan darahmu untuk Fasha," jawab Rangga agak kikuk. Dia terlihat malu karena perlakuannya selama ini, tapi di sisi lain Rangga pun sangat bersyukur. "Rawatlah mereka, jangan sampai kamu bernasib sama seperti mertuamu," Dinda lalu meninggalkan Rangga yang mematung usai mendengar ucapannya. "Apa maksud Dinda barusan??" Rangga bertanya-tanya dalam hatinya, namun ia mencoba untuk mengabaikannya lalu kembali pada kela

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KRITIS DAN TERBONGKAR

    Rangga pun baru tahu tentang hubungan Ibu Maya di keluarga Fasha."Pah.... maksud Papah apa??" tanya Rangga bingung."Mamah kadung Fasha sudah meninggal saat Fasha masih bayi," ucap Pak Evan."Meninggal??? Jadi Mamah Maya tidak ada hubungan darah dengan Fasha??" Rangga yang masih belum percaya dengan apa yang ia dengar.Suster kembali keluar."Bagaimana Pak Rangga sudah ada yang bisa mendonor??" tanya suster."Tunggu sebentar Sus!!!" jawab Rangga. Ia pun langsung menghubungi teman-temannya, termasuk Dinda karena golongan darah Dinda sama dengan Fasha."Hallo Din.... maaf aku ganggu kamu, tapi aku benar-benar membutuhkanmu saat ini," ucap Rangga terburu-buru."Maksudnya apa sih???" tanya Dinda bingung."Fasha baru saja melahirkan, namun ia mengalami pendarahan hebat dan butuh transfusi darah sedangkan pasokan darah di rumah sakit untuk golongan AB tidak ada. Aku mohon bantu aku. Selamatkan Fasha!! pinta Rangga yang sudah tidak memikirkan rasa malu lagi.Mendengar hal itu Dinda terkeju

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BARU TAHU

    Kehadiran seorang bayi di tengah keluarga Rangga dan Fasha memberi kebahagiaan tersendiri terutama untuk Mamah Tari yang sejak dulu begitu menantikan kehadiran seorang cucu.Selesai persalinan Rangga pun dipersilahkan kembali untuk menunggu di luar dan bayinya akan dipindahkan ke ruang perawatan."Pak Rangga silahkan kembali tunggu di luar kembali!!" suruh seorang perawat.Rangga lalu berdiri."Aku keluar dulu yahh!!" pamit Rangga sebelum pergi, ia pun mengusap air mata di wajahnya karena terharu saat melihat dan mendengar suara bayi kecil itu untuk pertama kalinya."Rangga... gimana?? bayinya sudah lahir??" tanya Mamah Tari."Keadaan Fasha gimana??" Pak Evan yang ikut menyerobot bertanya."Bayinya sudah lahir, jenis kelaminnya laki-laki dan keadaan Fasha untuk saat ini cukup baik, namun dia masih belum sadar sepenuhnya karena pengaruh obat bius," jawab Rangga."Alhamdulillah...." ucap syukur Mamah Tari dan Ibu Maya."Bayinya akan dipindahakan ke ruang perawatan bayi, nanti kalian bis

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   HADIRNYA MALAIKAT KECIL

    Andi yang merasa bersalah terhadap Rara, apa lagi sebelumnya dia membuat Rara menangis, lalu menghubungi Rara, namun lagi-lagi Rara tidak mengangkat teleponya."Tumben banget deh Rara... biasnya dia langsung jawab," keluh Andi, tapi Andi gak ambil pusing ia menyangka mungkin saja Rara sedang sibuk."Ndi, orang lokasi udah telepon terus nih." Rangga yang memberi tahu jika mereka harus segera ke lokasi proyek."Iyah bentar!!" Andi pun menyimpan semua barangnya, lalu ke luar dari kamar."Ayo!!" ajak Andi sambil melempar kunci mobil pada Rangga."Kamu yang nyetir!!" suruh Andi.Di perjalanan menuju lokasi cukup hening tanpa ada pembicaraan di antara keduanya, sampai akhirnya Rangga membuka topik pembicaraan."Ndi... aku gak mau kita berselisih paham terus kaya gini cuma gara-gara masalah cewek!!" ucap Rangga mengawali pembicaraan di antara keduanya."Bukannya semua ini kamu yang mulai??" Andi yang melempar kesalahan pada Rangga karena memang selama ini Rangga yang mengawali pertengkaran d

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   CEMBURU DAN KHAWATIR

    "Mana mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki, meskipun bergerak di dunia pendidikan namun dia bukan orang baru juga dalam dunia bisnis, Rara juga punya saham dibanyak perusahaan. Kamu mungkin salah lihat Din. Rara tuh tau Pak Diki orang seperti apa, aku yakin itu," jelas Andi saat berbicara dengan Dinda di balik telepon.Dinda pun terdiam. Ia berpikir ada benarnya Andi, gak mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki. "Aku emang cuma lihat dia dari belakang, kaya mirip aja sama Rara," tutur Dinda pada Andi.Andi pun menghela nafasnya seolah merasa tenang karena memang tidak mungkin jika Rara berhubungan dengan orang-orang seperti Pak Diki."Kamu kangen aja kali yah sama aku, pake alesan bahas Rara segala," goda Andi."Ihh apaan, ngapain juga kangen sama kamu. Nggak lahhh!!!" elak Dinda, padahal sebenarnya sedari tadi ia tidak bisa tenang karena Andi belum juga menghubunginya."Aku tuh cuma kepikiran Rara aja soalnya belakangan ini sikap dia agak berubah," tutur Dinda yang merasa jika sikap Ra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status