Share

Bab 2

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-09-02 11:35:12

KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU

BAB 2

"Akhirnya kamu datang juga. Sini aku kenalin sama anakku. Fiona, kenalin ini Ayyara Kartika. Biasa dipanggil Ayra, dia adalah calon istri Papi." Aku menatap dengan seringaian puas pada  Fiona dan Fahri yang tampak pias saat mas Ibrahim mengenalkanku sebagai calon istrinya. 

"Apa? C-calon istri Papi? Enggak! Papi jangan bercanda deh sama yang kayak beginian? Gak lucu tau, Pi!" hardik Fiona meski lirih tapi aku tahu dari cara dia menekankan ucapannya. Aku masih mencoba tersenyum dengan sangat manis. Terlebih lagi terhadap Fahri si mantan suamiku yang sialan itu. Aku sangat puas melihat reaksi mereka terhadap rencana yang kujalankan ini. 

Shock, terkejut, tidak percaya oh atau justru malah takut. Huuuu jelaslah mereka takut jika aku jadi menikah dengan mas Ibra, begitulah aku memanggilnya. Maka, aku pastikan mereka tak akan berkutik denganku. 

Yess, rupanya ideku ini selain gila juga sangat manjur. Selama hampir sebulan di saat mereka sibuk menyiapkan acara pernikahan mereka justru aku sibuk memata-matai mas Ibra. Aku mencari tahu seluk beluk dirinya, apa yang menjadi kesukaannya dan apa yang tidak disukainya. Dan satu yang aku tahu dan itu menjadi kartu as buatku adalah mas Ibra tidak tahu jika anaknya seorang pelakor. 

Yang mas Ibra tahu adalah Fahri berstatus duda ditinggal mati oleh istrinya. Sama seperti mas Ibra yang juga duda ditinggal mati istrinya. 

Jadi, kalau kalian menganggap aku juga merebut mas Ibra dari istrinya itu salah besar ya. Karena aku tahu sebelum memulai rencana gila ini mas Ibra itu seorang duda yang ditinggal mati istri tercinta dan itu pun sudah sepuluh tahun yang lalu. 

Yah, patut diapresiasi kesetiaan mas Ibra terhadap pasangannya. Dan yang awalnya aku berniat hanya ingin memacari dan memanfaatkan mas Ibra saja kini aku justru benar-benar ingin menikah dengan pria itu. 

Dua minggu aku menjalin hubungan dengan mas Ibra dan selama itu juga mas Ibra memperlakukanku dengan sangat baik. Bahkan, aku selalu dibelikan dan diberikan barang-barang mewah meski aku tidak pernah memintanya sekali pun. 

Kalian salah jika menganggapku adalah perempuan matre. Tujuanku menggaet mas Ibra hanyalah untuk membalas dendam rasa sakit hatiku bukan untuk morotin uang mas Ibra. Akan tetapi, jika kini aku justru terpaut hati dengannya bukankah itu di luar kendaliku? 

Aku kembali mengingat awal perjumpaanku dengan mas Ibra seminggu setelah Fahri menalakku dan Fiona melemparkan uangnya di depanku. Aku yang berpura-purw terjatuh dan keseleo di depannya tentu saja mendapatkan simpatik darinya. Yah, hal itu pun kuketahui dari diam-diam aku memata-matainya. 

Mas Ibra, sosok yang lembut namun tegas. Simpatik tapi bijaksana juga royal tapi sesuai aturan. Dalam artian dia menempatkan sesuatu yang memang semestinya. Tidak terlalu berlebihan dalam bertindak dan selalu memikirkannya. Hingga akhirnya mas Ibra kerap kali menghubungiku dan mulai saat itulah dia akhirnya menyatakan perasaannya padaku dan tentu saja aku menerimanya karena memang itulah tujuanku pada awalnya. 

Aku tidak pernah menyangka jika dia akan menaruh hati padaku secepat itu padahal tadinya aku sudah mempersiapkan segala hal kemungkinan jika dia menolakku sebab aku cukup tahu diri siapalah aku ini yang hanya perempuan miskin. Aku bisa berdandan cantik dan memiliki kulit halus seperti ini karena memang sebenarnya aku punya modal atas itu semua hanya saja dananya yang tidak ada untuk merawatnya. 

Yah, maklumlah awal menikah dengan Fahri dulu kerjaannya hanya karyawan biasa yang bergaji tidak lebih dari tiga juta. Sedangkan yang itu pun harus kubagi dengan ibu mertua yang seorang janda setiap bulannya sebesar satu juta rupiah. Jadi, sudah bisa dibayangkan berapa besaran uang setiap harinya yang harus aku keluarkan demi mencukupi perut kamu berdua.

 Yups, tepat sekali! Aku hanya menggunakan sehari sebesar dua puluh ribu saja untuk makan kami berdua dan sisanya untuk bayar kontrakan dan menabung untuk membeli rumah hingga akhirnya kami berdua berhasil membeli rumah mungil dan minimalis menggunakan uang hasil tabungan itu. 

"Iya, kenapa? Kok kaget? Harusnya kamu senang dong. Kan kami yang minta Papi untuk segera mencari calon istri dan menikah agar ada yang mengurus Papi sebab kamu sudah menikah kan?" ucap mas Ibra yang membuat lamunanku tentang awal perjumpaan kami pun buyar. 

"Emm ya-ya iya sih, Pi. Tapi kenapa cepat sekali?"

"Lho, kan bagus kalau cepat itu artinya kamu gak perlu lagi khawatir akan Papi. Karena sebentar lagi Papi akan memiliki pendamping hidup. Gimana? Dia cantik kan? Pastinya dong, pilihan Papi itu gak pernah salah. Ayra ini seorang janda yang ditinggal oleh mantan suaminya gara-gara memilih pelakor.

 Sudah begitu tuh pelakor dengan sombongnya melempar Ayra dengan uangnya seolah-olah harga diri Ayra bisa dibeli oleh itu semua. Ck! Papi gak habis pikir kok ya ada gitu lho pria seperti mantan suami si Ayra ini. Untungnya suami kamu ini seorang duda yang istrinya meninggal ya, Sayang? Coba kalau suamimu ini suami yang meninggalkan istrinya karena perempuan lain. Sudah pasti Papi akan mencincangnya hidup-hidup dan sampai mati Papi gak akan pernah merestui hubungan kalian," ucap mas Ibra dengan semangat seolah-olah dia tengah berorasi. Dan lucunya wajah Fiona maupun Fahri tentu saja sudah pucat seputih kapas. 

Yess, satu kata untuk mas Ibra. I love you full forever! Hahahaha. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fahri (ending)

    Ayra beranjak dari tempat duduknya, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya. Ia berusaha penuh untuk membuat Fiona nyaman saat berada di keluarga ini. Ibra yang melihat pemandangan itu pun ikut bahagia. Ia senang karena Fiona sudah menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Fiona.” Panggil Ibra. “Iya?” “Kamu boleh tinggal di sini lagi jika berkenan,” tukas Ibra tulus. “Benarkah?” Fiona menatap tak percaya. Ini seperti sebuah kemustahilan. “Tentu saja. Karena kamu masih anak angkatku,” sahut Ibra seraya menganggukkan kepala. “Terima kasih, Papi.” Keesokan paginya, mereka semua bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit jiwa di mana bapak kandung Fiona berada. Sesampainya di sana, Fiona terlihat sedih melihat kondisi bapaknya yang masih dalam proses penyembuhan. Ibra menepuk pundak Fiona. “Sudah, jangan menangis lagi. Doakan yang terbaik untuk bapakmu.” “Iya, Papi. Aku hanya ingin bapakku sembuh. Itu saja.” Fiona menghapus air matanya. Di lain sisi, saat Fiona

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fiona

    Kini Fiona berada di depan rumah Ayra dan Ibra. Wanita itu terlihat sangat gugup dan juga malu. Cemas jika permintaan maafnya tidak diterima. Ya, memang kesalahannya begitu besar. Jadi, wajar saja bila nantinya Ayra dan Ibra tidak memberikan pintu maaf tersebut kepada dirinya. Fiona juga hanya bisa pasrah jika hal demikian sampai terjadi. Dia tak akan marah apalagi sakit hati untuk respons yang akan diterima. Fiona mencoba menghilangkan rasa gugup dan cemasnya sebelum mengetuk pintu rumah Ayra dan Ibra. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Fiona lakukan berulang kali sampai sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun permintaan maafnya diterima relatif kecil, ia tetap berusaha. Lagi pula, tidak ada salahnya bila Fiona mencoba. Karena bila tidak berusaha, dia tak akan tahu hasilnya.Fiona mengetuk pintu itu dengan dua ketukan. Selang beberapa menit, pintu segera terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Ayra. Secara bersamaan, pasang

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   tidak ada yang gratis di dunia ini, Bu.

    "Ah! Tolong katakan itu di kantor, sekarang mari ikut kami untuk memenuhi prosedur," jelas polisi tersebut dengan lantas menarik tangan Fahri dan mulai memborgolnya.Fahri tentu meronta, ia berusaha menjelaskan semuanya namun kedua polisi itu tak mendengar dan seakan-akan menutup kedua telinganya.Sementara itu, Hilwa mulai meraung-raung memohon untuk tidak membawa anaknya ke kantor polisi."Tolong lepaskan anak saya! Kalian tidak pantas membawanya atas tuduhan tidak dilakukannya!" titah Hilwa dengan berteriak tak karuan, bahkan wanita itu sampai tak segan-segan untuk mencaci petugas polisi tersebut.Keributan itu jelas terdengar sampai ke dalam kamar pribadi milik Nazwa. Gadis yang tengah asyik memainkan gadgetnya merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi di rumahnya.Nazwa pun bangkit dari tempat tidurnya dan berdecih, "Ada apa sih!? Kenapa ribut sekali!?"Tanpa berpikir panjang Nazwa pun lekas beranjak dan keluar dari kamar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.Hingga

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penangkapan Fahri

    "Apa-apaan ini!?" pekik Fahri saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mendapat surat pemecatan dari HRD.Ya! Ketika Fahri tengah sibuk di ruang kerjanya ia tiba-tiba dikejutkan oleh sosok sekretaris yang mendatangi ruangannya dan menyerahkan secarik kertas yang berisikan sebuah surat pemecatan.Hal itu lantas membuat Fahri naik pitam, ia sama sekali tak terima diperlakukan seperti itu oleh Ibra, yang merupakan ayah mertuanya sendiri."M-maaf, Pak. Saya hanya menyampaikannya saja, selebihnya saya tidak tahu pasti," ucap sekretaris itu dengan menundukkan kepalanya. Wanita itu terlihat takut dengan temperamen atasannya yang tiba-tiba naik.Fahri pun berdecih kesal, lalu kembali membaca isi surat tersebut. Hingga ia kembali terkejut saat membaca pernyataan yang menyatakan bahwa Ibra tidak hanya akan memecatnya, namun lelaki itu juga akan melaporkan Fahri kepada pihak berwajib atas tindakan penggelapan dana yang ia lakukan pada perusahaan.Mengetahui hal itu, Fahri semakin geram, amarahnya

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   menceraikan Fiona

    “Fahri pulang! Dia akhirnya pulang setelah berhari-hari,” sorak Fiona yang merasa memiliki secercah harapan dengan kepulangan pria itu.Beberapa hari belakangan, Fiona sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hari-harinya dipenuhi oleh fisik lesu dan perasaan lelah dan tekanan batin.Namun, begitu mendapati bahwa Fahri akhirnya kembali pulang membuat Fiona merasa bersemangat dan berharap-harap cemas. Akankah lelaki itu pulang karena sadar dan ingin meminta maaf, ataukah jangan-jangan ingin melakukan hal lain yang membuat Fiona semakin terpuruk? Itu lah pertanyaan yang memenuhi benak Fiona sekarang ini.Wanita itu langsung bangkit dari sofa dan berjalan beberapa langkah untuk membukakan pintu. Sebelum muncul di ambang pintu, Fiona sedikit merapikan rambut dan kondisi pakaiannya agar terlihat lebih layak untuk menyambut kepulangan suaminya.Fahri pun turun dari mobilnya begitu mesin mobil sudah dia matikan. Wajah pria itu tampak datar dan bahkan tanpa ekspresi. Dari sudu

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   kegundahan bati Fiona

    Fiona masih tak kuasa menahan dadanya yang justru semakin sesak. Dia terus memukul-mukulnya dengan kepalan tangan saking sakit dan perih hatinya saat ini.“Fahri, kamu benar-benar kejam!” isaknya yang sejak ditinggal Fahri tadi sudah menangis dengan lelehan air mata berurai di kedua pipinya yang bening. Fiona bahkan tidak peduli bila saat ini dirinya hanya terduduk di lantai saking gontai dan lemas kedua lututnya mendengar untaian kalimat demi kalimat yang dilontarkan Fahri.Lantai keramik di ruang tengah yang dingin itu menjadi saksi pertengkaran keduanya beberapa saat yang lalu serta menjadi saksi pula betapa hancurnya perasaan Fiona saat ini.“Bisa-bisanya kamu bilang bahwa selama ini kamu hanya memanfaatkanku saja, Fahri!” Fiona masih tidak menyangka. “Padahal, waktu itu wajah kamu begitu tulus saat menyatakan perasaanmu. Kita bahkan harus menghadapi berbagai lika-liku sampai-sampai kau bercerai dengan Ayra.”“Perjuangan kita begitu panjang dan berat. Tapi kenapa … kamu malah ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status