Share

Boy Yudhistira

Di pusat kota yang penuh hiruk pikuk dunia ada salah satu pria yang sangat membatasi dirinya dengan wanita, dia adalah Boy Yudhistira. 

Pria yang memiliki fisik sangat sempurna dan banyak kaum hawa yang sangat mendambakan dirinya, tak hayal dimana pun dia berada selalu menjadi pusat perhatian.. Apapun yang dikenakan oleh Boy meskipun hanya kaos oblong polos dengan celana jeans panjang, sudah membuat aura ketampanannya terpancar. Apalagi nama dia menjadi salah satu pebisnis muda yang sukses dan masuk top 20 via majalah Forbes, tak hayal para wanita rela merendahkan harga dirinya demi bisa menjadi kekasih Boy. 

Sayang sekali mau bagaimana pun mereka menggoda boy tak pernah sekali pun dia goyah hingga banyak wanita yang mengeluh jika boy seorang gay, impoten dan berita buruk lainnya namun tetap saja boy tak ambil pusing berita murahan seperti itu, malah dia menjadi terbantu dengan adanya desas desus itu jadinya para wanita berpikir berulang kali untuk mendekatinya. Aslinya boy sama saja dengan banyak pria lainnya, terkadang ia juga menginginkan kepuasan namun selalu di pendam nya karena ada trauma yang sampai sekarang masih membekas dihatinya. Trauma akan menjalin kasih lagi dengan orang lain.. 

Flashback… 

Dulu Boy memiliki kekasih yang bernama Almira, dia adalah gadis yang cantik, baik, sopan dan rendah hati. Kecantikan alaminya itu yang membuat Boy jatuh hati pada pandangan pertama, baginya sorot mata Almira meneduhkan jiwanya apalagi senyum menawannya. 

Akhirnya Boy mendekati Almira dengan berbagai cara hingga akhirnya sang target jatuh dalam pelukannya. Mereka menjalin kasih selama 4 tahun dan semakin hari gaya pacaran mereka sudah diluar batas, karena rayuan maut dari Boy membuat Almira rela melepaskan mahkotanya demi sang pujaan hati. 

Setelah mendapatkan semuanya lama kelamaan Boy berubah, dia sering mengabaikan Almira hingga membuat dia berpikir buruk tentang Boy. Ia menduga jika Boy hanya mempermainkan nya saja sampai akhirnya terjadilah pertengkaran hebat. 

"Boy kita perlu bertemu," ucap Almira via chat. 

"Ada apa honey?" tanya Boy. 

"Nanti tau sendiri, kita bertemu di apartemenku jam 6 sore," balas Almira. 

"Ok honey," jawab Boy dengan entengnya. 

Waktu akhirnya menunjukkan pukul 5 sore dan Boy bergegas menuju apartemen sang kekasih, sebelum berangkat ia merasakan firasat yang tidak enak dan perasaannya gelisah namun Boy mengurungkan itu semua.. Ia tetap menemui sang kekasih. 

Di apartemen, 

"Hai sayang, i miss you," rayu Boy mencium kening Almira. 

"Thanks.." jawab Almira dingin. 

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu dingin begini denganku?" tanya Boy heran. 

"Harusnya aku yang bertanya, setelah mendapatkan semuanya kenapa kamu berubah? Apa ini tujuanmu mendekatiku?" tuduh Almira. 

"Apa maksudmu?" tanya Boy tak paham. 

"Sudahlah tak perlu lagi pura-pura, aku tahu tujuanmu mendekatiku hanya untuk mempermainkanku saja kan? Kamu berencana untuk menghancurkan ku? Iya kan?" cecar Almira. 

"Kamu ngomong apa sih? Kenapa bicara mu ngawur, mana ada aku mempermainkan apalagi mau menghancurkanmu.. Aku sangat menyayangimu," bantah Boy. 

"Bullshit.. Ini apa?" tunjuk Almira memperlihatkan foto Boy bersama wanita lain di sebuah bar. 

"Ah foto gini aja kamu permasalahkan, harusnya kamu tau dong memang aku sering ke bar dan untuk ini, kayaknya kamu overthinking deh.. Ini kan hanya duduk berdua saja, mana ada aku cium atau sentuh dia? Jangan cari gara-gara," sanggah Boy kesal. 

"Apa kamu lupa kalau kamu janji tidak akan datang ke tempat itu lagi? Dan beberapa bulan ini, kenapa kamu selalu menghindari ku? Apa salahku?" tanya Almira meminta penjelasan. 

"Aku datang ke tempat itu karena desakan temanku, dia ngadain party disana dan untuk menghindarimu, tidak pernah sekalipun aku berniat menjauh darimu," bantah Boy. 

"Kenapa setiap kali aku ingin bertemu selalu saja kamu banyak alasan? Udah bosan denganku?" cecar Almira. 

"Kamu makin lama omongannya makin ngawur aja ya, udah deh jujur aja mau kamu tuh apa.. Daritadi aku muak terus menerus di salahkan," tantang Boy. 

"Aku minta kamu jujur, apa kamu sudah bosan denganku?" tanya Almira. 

"Yang bosan aku atau kamu? Jangan memutarbalikkan fakta ya, aku selama ini selalu menuruti semua keinginanmu tapi kamu yang tidak pernah puas akan hal itu," tantang Boy. 

"Aku? Kenapa jadi aku sih?" tanya Almira. 

"Ya memang kamu.. Selama ini aku selalu diam setiap ada kabar bahwa kamu jalan dengan si ini, itu.. Tapi aku selalu percaya denganmu, aku tidak pernah menanyakan itu kan padamu? Kenapa hanya sebuah foto duduk berdua di bar kamu permasalahkan? Kita berpacaran tidak 1 atau 2 bulan loh, kita sudah hampir 4 tahun berpacaran tapi baru kali ini kamu mempermasalahkan hal yang receh, jika dibalik disini siapa yang sudah merasa bosan?" sindir Boy. 

"SIAPA YANG MEMBERITAHUMU JIKA AKU JALAN DENGAN PRIA LAIN?" pekik Almira tak terima. 

"Tidak perlu tau siapa orangnya yang penting selagi aku tidak melihatnya secara langsung berarti kamu dan dia masih aman," sindir Boy yang membuat Almira bergidik ngeri. 

"Siapa nih yang kasih tau ke dia? Astaga bisa mampus gue kalau sampai ketahuan, gue kan belum sepenuhnya menguras habis harta dia," batin Almira gelisah. 

"Kenapa? Panik? Gelisah? Bingung mau menjelaskan? Sudah aku katakan jika aku tidak tau secara langsung berarti aman, udahlah rasanya malas banget berdebat kayak anak kecil gini.. Aku pamit pulang dulu ya sayang, i love you," pamit Boy tak mau memperpanjang masalah dan pergi. 

Beberapa bulan kemudian Boy melihat Almira sedang jalan dengan pria di sebuah mall, tanpa pikir panjang ia menghampiri sang kekasih dan menghajar pria yang berani menyentuh Almira secara membabi buta. 

"Hai honey.. Siapa dia?" sapa Boy mengejutkan Almira lalu ia melepaskan pelukan di lengan si cowok itu. 

"Dia siapa sayang?" tanya cowok itu bingung. 

"Oh ini kesayanganmu yang baru," sindir Boy dan Almira gugup. 

"Hmm.. Boy.. I..ini," jawab Almira gugup. 

"Tumben sekali kamu gugup biasanya lantang kalau menjelaskan, kenapa? Ketangkap basah ya? Dan untuk anda.. Sudah berapa lama menjalin kasih dengan kekasih saya?" sindir Boy dengan muka garangnya. 

"Oh ini yang namanya Boy? Kenalin gue Askara dan yang seperti lo lihat gue kekasih Almira," ucap Askara dengan beraninya dan mengulurkan tangan. 

"Bagus…" jawab Boy yang sudah tak bisa menahan emosinya lagi dan langsung menghajar Askara secara membabi buta hingga menimbulkan keramaian di mall dan akhirnya Boy serta Askara dibawa oleh sekuriti. 

Sejak kejadian itu tak pernah lagi ada kata cinta dan wanita di hidup Boy, ia tumbuh menjadi pria yang dingin, kejam, egois dan sejak kejadian itu pula ia meninggalkan keluarganya dan memilih hidup di Singapura, disana ia menjadi ketua gengster yang cukup terkenal di Singapura, banyak yang segan kepadanya.. Tak mau terus menerus menjadi pengacau jalanan, dengan modal yang ada ia mendirikan perusahaan sendiri hingga bisa berdiri sukses seperti sekarang ini ya meskipun sempat mengalami krisis tapi berkat bantuan temannya ia bisa bangkit kembali. Jasa yang akan di ingat selalu oleh Boy kepada temannya yang sudah membantunya tanpa pamrih sedikit pun. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status