Home / Rumah Tangga / KEMBALINYA ISTRIKU / 6. Kehilangan mesin uang

Share

6. Kehilangan mesin uang

Author: Muninggar88
last update Last Updated: 2024-01-29 11:50:28

"Kami mohon maaf sebelumnya, Pak. Anak bapak sudah tidak dapat terselamatkan. Sepertinya Anak ini sudah beberapa waktu yang lalu meninggalnya. Apa anda atau ibunya tidak ada yang mengetahuinya kalau anak anda ini telah tiada?" ucapan dari seorang petugas medis dengan menatap selidik pada ku juga ibuku. Tentu saja aku sangat kaget dengan berita yang baru saja di sampaikan petugas perempuan tersebut. Bagaimana mungkin sakit panas yang semalam bisa sampai membuat nyawa dari anak semata wayangku ini melayang. Sedari pagi sebelum ia ikut penyewanya dia baik-baik saja. Dan waktu aku beri minum obat seperti biasanya juga dia menurut saja. Tidak mungkin juga karena telat makan. Karena aku kesiangan dan ibuku juga lupa untuk membuatkan makanan untuknya. Hanya air gula sebagai pengganjal sebelum Zaki aku beri minum obat agar dia tidak rewel pada waktu ikut penyewanya.

"Ba--bagaimana mungkin anak saya bisa meninggal, Sus? Anak saya ini hanya sakit panas saja kemarin." Aku mencoba menjelaskan bagaimana awalnya Zaki bisa sampai tidak bangun-bangun dari tidur lelapnya hingga kami membawanya ke puskesmas ini dan ternyata petugas medis yang menanganinya menyatakan putra kecilku ini telah tak bernyawa.

"Maaf, Pak. Tapi sepertinya memang anak bapak ini sudah meninggal. Bapak bisa lihat sendiri jenazahnya. Putra bapak sudah sangat pucat, bahkan bibirnya sudah mulai kebiruan dan juga suhu badannya sudah berada di bawah dan sudah terasa dingin badannya itu."

Aku, sudah pasti kondisiku sangat bingung untuk saat ini. Bagaimana jika Rani menayangkan putranya tersebut. Apa yang harus aku jelaskan alasan kematian dari putra kami ini. Ini adalah cobaan dalam rumah tangga kami. Ini juga bukan salahku yang menjaganya. Ini semua sudah takdir dan kehendak yang di-Atas.

"Rud, bagaimana ini. Bagaimana kalau Rani menanyakan anaknya?" Ibu sama gelisanya dengan diri ini.

"Sudahlah, Bu. Kita hadapi dan kita jelaskan saja apa yang terjadi. Toh ini memang takdir. Ini juga bukan kesalahan kita. Ibu tidak perlu khawatir. Nanti juga ibu akan dapat cucu lagi dari aku dan Lasmi." ujarku untuk menghibur kegalauan dan ketakutan ibuku itu.

Akhirnya aku dan juga ibu membawa Zaki pulang kembali. Kami segera mempersiapkan acara untuk pemakaman putra kecilku ini. Semua tetangga juga sudah mulai berdatangan kerumah kami, rumah ibuku lebih tepatnya. Semua mengucapkan belasungkawa kepada kami atas kepergian Zaki. Syukurlah, aku bisa tenang dan juga lega. Ternyata keramaian kecil yang tadi sempat terjadi, ternyata tidak sepenuhnya para tetanggaku ini menaruh curiga. Buktinya mereka tidak ada yang bertanya perihal penyebab kematian dari Zaki. Jika ada yang melontarkan pertanyaan, aku jawab saja jika Zaki mengalami demam tinggi dan sempat mengalami kejang sebelum akhirnya dia meninggal. Sudah dipastikan mereka akan menerima penjelasan dariku ini. Karena biasanya anak seusia Zaki pasti sedang aktif-aktifnya.

Tepat siang hari. Acara pemakaman Zaki telah selesai. Aku tidak ada niatan untuk mengabari Rani juga orangtuanya yang berada di kampung. Biar mereka tahu sendiri seiring berjalannya waktu. Aku juga sempat menghubungi Lasmi, namun karena terkendala sesuatu ia tidak dapat menemaniku yang saat ini sedang dirundung duka.

🌺🌺🌺

Satu Minggu setelah kepergian Zaki. Tenyata kepergian Zaki yang terlalu cepat sangat berdampak buruk pada keluargaku. Tak ada lagi pemasukan dari yang biasanya dihasilkan oleh anakku itu setiap harinya. Pun dengan Rani yang tak kunjung mengirimkan uangnya kepadaku. Biasanya kami yang setiap hari bisa makan enak. Sekarang harus bisa berdamai dengan keadaan. Hanya tahu tempe lauk yang menemani dan tersaji di meja makan kami. Aku tidak mungkin bisa bekerja sembarangan dan juga sudah hampir tiga tahunan ini aku memang lebih sering menghabiskan waktuku di pemancingan dan juga di tempat tongkronganku tanpa capek ikut memikirkan kebutuhan rumah dan lainnya karena ada Rani yang selalu memenuhi kebutuhan kami di tambah lagi dengan Zaki yang juga bisa menghasilkan dari jasa sewa bayi yang kami tawarkan pada para peminta-minta yang membutuhkan jasanya.

Baru juga beberapa hari tanpa dia, hidupku sudah kacau seperti ini. Ibu juga sudah tidak lagi menyajikan kopi dan pisang goreng seperti biasanya. Raut wajahnya selalu masam jika berada di depanku. Alasannya gula dan bahan dapur yang lain telah habis. Uang juga habis. Bagaimana tidak habis. Saat uang berlimpah, tak pernah terlintas di pikiran kami untuk sekedar menyisihkan atau menabung. Yang kami pikir hanya karena masih ada Rani dan juga Zaki yang akan menjamin semua kebutuhan dan keperluan kami.

Semakin hari semakin kacau perekonomian keluargaku. Mulai dari Lasmi yang marah-marah karena setiap menagih apa yang pernah aku janjikan padanya, selalu aku berusaha untuk mencari alasan. Hingga pada suatu pagi Eni menyarankan agar kami mau untuk menggadaikan surat-surat motor kami. Tidak hanya motorku saja, melainkan juga motor Eni yamg yang alasannya karena terdesak untuk membayar biaya kuliahnya. Benar saja, karena sudah hampir masuk bulan kedua Rani tidak pernah lagi menunaikan kewajibannya untuk mengirimi kami uang lagi. Setiap kali ingin mengumpat padanya, setiap kali pula hati ini was-was apa yang kemungkinan terjadi padanya. Karena banyak kasus di luaran sana. Banyak TKW yang meninggal di tangan majikannya bahkan ada yang sampai berurusan dengan kepolisian. Semoga saja hal itu tidak sampai menimpah Rani, Istriku.

Aku tidak kepikiran untuk menggadaikan surat-surat berharga seperti yang di sarankan oleh Eni. Setelah aku pikir-pikir akhirnya aku dan juga ibu menyetujui usulan Eni tersebut. Semoga saja Rani segera di sadarkan untuk kembali mengirimi suaminya ini uang. Sehingga kami bisa kembali menebus surat-surat yang akan kami gadai ini, karena rencanaku esok hari baru segera ku bawa surat-surat motor ketempat seperti yang di tunjukkan oleh Eni.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEMBALINYA ISTRIKU    35. Terusir lagi

    "Rud, kita gagal lagi. Ibu pikir harusnya kamu itu tinggalkan saja si Lasmi dan mencoba untuk mendekati Rani lagi. Karena kalau kamu berhasil dapatin si Rina itu sana artinya kamu bisa merubah hidup kita. Ibu bosan hidup miskin dan susah. Makan saja susah." Ibunya Rudi berusaha menghasut putranya."Tapi apa Lasmi mau Rudi tinggal, Bu? Kita saja numpang hidup sama dia." "Ya kamu pinter-pinter cari cara dong. Masa gitu saja harus tanya sama ibu kamu ini."Rudi dan ibunya sedang berada di kamar yang ditempati oleh ibunya Rudi. Tanpa sepengetahuan keduanya, Lasmi yang tadinya berpamitan untuk pergi sebentar ia urungkan karena ada sesuatu yang tertinggal. Dan benar saja, Lasmi mendengar dengan telinganya sendiri jika ternyata ibu mertua dan suami sedang bersekongkol untuk menyingkirkan dirinya.Mendengar percakapan di dalam kamar yang posisinya tidak tertutup dengan sempurna. Dari balik pintu terdengar gigi gemeletuk milik Lasmi."Oh, ini ternyata rencana kalian. Baiklah ternyata aku saat

  • KEMBALINYA ISTRIKU    34. Tak tahu malu

    "Wah, besar juga toko milik si Rani," ujar ibunya Rudi menatap takjub. Rudi sengaja memarkirkan motor miliknya agak jauh dari tempat istrinya tersebut."Alah..., biasa juga kali, Bu!" sewot Lasmi pada ibu mertuanya."Tunggu sebentar!" panggil Rudi pada kedua perempuan yang sudah terlebih dahulu melangkah di depannya.Rudi melangkah lebih maju agar bisa mengimbangi posisi mereka. "Sebaiknya Rudi nunggu di sini saja. Lihat ada dua penjaga di depan toko itu," ujar Rudi sambil menunjuk pada dua orang yang sedang terduduk di emperan toko."Emang ada masalah apa sama kamu, Bang?" tanya Lasmi penasaran. Matanya menyorot tajam ke arah suaminya."Pokoknya kalian saja yang masuk ke sana dari pada kena masalah," titah Rudi pada kedua perempuan beda generasi tersebut."Sudalah, Las. Kamu gak usah banyak protes. Yang penting sekarang kita itu bisa belanja banyak tanpa harus keluar duit," sahut ibu mertua Lasmi.Akhirnya keduanya pun bergerak dan meninggalkan Rudi yang berada beberapa meter dari t

  • KEMBALINYA ISTRIKU    33. Waspada

    Setelah kejadian kemarin. Keluarga Rani tidak ingin lagi kecolongan dengan keberhasilan Rudi yang menyelinap di kediaman miliki putri mereka.Sebelum perceraian antara Rani dan Rudi benar-benar disah-kan oleh pengadilan agama. Orang tua Rani sangat berhati-hati dalam menjaga keselamatan putri mereka terlebih aksi nekat yang telah dilakukan oleh laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantan menantu keluarga mereka.Kedua orang tua Rani sangat menyesalkan sikap mereka karena telah memberikan restunya pada laki-laki yang ternyata benar-benar tidak bertanggung-jawab. Bukan hanya melimpahkan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga. Keluarga dari menantunya pula yang telah membuat cucu mereka harus meregang nyawa tanpa ada kesempatan bagi mereka untuk menatap kepergian cucu mereka untuk yang terakhir kalinya. Keluarga Rudi sengaja menyembunyikan kematian putranya dari keluarga istrinya.Tidak hanya putri mereka yang diperas keringatnya oleh keluarga dari besan melainkan persekongko

  • KEMBALINYA ISTRIKU    32. Tidak akan melepaskan

    Mas, kamu itu dari mana saja? Masih pagi bukannya kerja malah keluyuran. Terus itu kakimu kenapa? Kok kamu jalannya pincang gitu?" Rudi yang baru sampai di rumah. Di depan teras tempat mereka tinggal sudah menanti istri yang sudah menunggunya dengan muka yang sudah tidak bersahabat."Cerewet! Aku ini juga sudah usaha. Memang belum rejekiku hari ini." ucapnya tanpa memperdulikan wanita di depannya itu. Terus melangkah hingga masuk kedalam rumah milik Lasmi."Kalian itu numpang di rumahku harusnya tau diri, dong!" cerca Lasmi sambil mengekor di belakang suaminya itu. "Aku sudah capek masak ibu sama ibumu enak dari tadi kerjanya cuma tiduran." keluhnya pada sang suami."Bisa diem gak! Aku ini juga capek!" hardik Rudi sambil memijat bagian tubuhnya yang sakit itu."Gimana mau diem kalau di rumah gak ada apa-apa. Aku ini juga butuh menyenangkan diriku sendiri. Aku sudah stres. Semua yang aku punya sudah aku jual. Tapi mana janjimu yang mau balikin itu semua?" "Itu semua juga dulunya aku y

  • KEMBALINYA ISTRIKU    31. Penggunaan

    Sudah satu Minggu dari kejadian kerusuhan yang diperbuat oleh keluarga Mas Rudi. Tak ada kabar lagi dari mereka semua. Surat gugatan pun telah terdaftar di pengadilan agama, tinggal menunggu surat panggilan untuk sidang perdana kami. Semoga selepas semua urusan ini selesai. Aku bisa kembali mendapatkan ketenangan dan menjalani hidup dengan tenang pun menata hidup dan masa depan. Untuk kembali menjalin hubungan, aku tidak membatasi. Mengikuti alur yang sudah diskenariokan oleh Sang Maha Pengatur dan Pemilik kehidupan.Rencanaku hari ini adalah bertemu dengan pembeli rumah itu sekaligus pelunasan dari sisa uang yang belum terbayar."Tunggu!" terdengar suara bariton yang sangat aku kenali.Iya, Mas Rudi yang berteriak memanggil namaku. Mau apa lagi dia datang kemari. Kenapa nyaliku jadi menciut begini. Tiba-tiba jantungku berdegup dengan kencangnya.Aku takut karena Mas Rudi bisa saja berbuat nekad seperti kemaren. Sedangkan di rumah hanya aku seorang dan dua orang karyawan yang berjag

  • KEMBALINYA ISTRIKU    30. Memata-matai

    "Mbak, Bayu tadi kayaknya lihat seseorang yang mirip banget sama Mas Rudi." "Apa, bener, Le, yang kamu lihat tadi itu suaminya, Mbakmu si Rudi itu.""Iya, Bu. Bayu yakin. Soalnya tadi orang itu juga merhatiin kita terus pas kita bagi-bagi nasi kotak di depan." ucap Bayu dengan mimik seriusnya."Apa mungkin Mas Rudi sudah tahu tempat ini ya, Yu?" "Bayu juga gak tahu, Mbak. Mungkin tadi juga dia pas lihat kitanya gak sengaja. Mungkin saja kan karena kita tadi di jalan pas Mas Rudi juga melintas di sana. Terus lihat kita.""Iya, juga, ya." di sambut anggukan oleh Ibu juga Bapak."Terus kemaren bagaimana pas kalian menyita rumah ibu mertuamu itu, Nduk? Bagaimana reaksi dari mereka?" tanya bapak karena penasaran."Iya, Nduk. Ibu juga penasaran. Akan tinggal di mana kalau mereka keluar dari rumah itu?""Rani juga gak tahu, Bu. Itu sudah bukan urut kita lagi.""Kemaren sempat bersitegang si, Pak. Mereka mencoba beralasan. Tapi karena gertakan dari preman yang di bawa oleh Pak Indra dan jug

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status