Share

Bab 17. Hadiah Rumah

Pertanyaan yang tidak Ayana mengerti, juga yang dia takutkan jika akan berpisah dengan Jovan.

Ayana merubah reaksi wajah sendu. "Aku takut tinggal sendiri," lirihnya.

Jovan mengambil nafas panjang. "Bagaimana kamu bertahan selama ini. Kesulitan apa saja yang kamu temui dulu?"

Ayana mengulas cerita kelamnya, netranya kian basah. "Aku mengikuti pikiranku saja. Aku hanya ketakutan dan reaksi spontan."

"Siapa saja yang telah menyakitimu? Aku pastikan mereka akan membayar mahal!" Jovan menatap tajam.

"Saat aku dibawa ke tempat hiburan, aku selalu membuat keributan. Jadi, aku bisa menghindari pria nakal saat itu." Pipi Ayana basah.

"Bagus, kamu pintar."

"Saat dibawa ke hotel berkali-kali, aku mengancam akan terjun dari balkon jika dia berani menyentuhku. Lalu, yang terakhir aku menyayat nadiku, lalu aku masuk rumah sakit," terisak, Ayana menunjukkan bekas jahitan di tangannya.

Jovan mengepal kuat.

"Aku ... aku takut sendiri, jangan meninggalkanku." Semakin terisak dan bergetar karna lintasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status