(“Mas, nama pacarnya Raline, ya?”)
Nami tidak bisa sabar sepertinya untuk mengetahui identitas Mas Dirga yang sebenar-benarnya dari sumbernya langsung.Begitu selesai dirinya mengobrol singkat dengan ibunya Samudra. Nami langsung menghubungi si mengaku yang namanya adalah Dirga. Tak disangka pula, Nami mendapat panggilan video langsung dari nomornya sendiri alias Dirga.Jantung Nami berdegup kencang. Ia harus mengobati rasa penasarannya dan panggilan video pun diterima.Oh, damn!Sosok yang terlihat di layar ponselnya sekarang benar-benar Samudra Dirgantara, idolanya atau pria yang sering Nami jadikan inspirasi kehaluannya dalam mengetik karya fanfiction yang hanya bertujuan untuk hiburan sesama penggemar Squirrel Crush.“Nona Nami?”Bibir tebal Samudra tersenyum simpul. Jangan tanya kondisi Nami sekarang. Gadis itu antara bengong, tidak percaya dan terkesima menatap sang idola yang sibuk memanggil namanya. Sepertinya Samudra pun khawatir jika Nami kesambet.“I-iya, Mas.”Aduh, Nami tampaknya sudah nyaman memanggil sosok si pemilik ponsel dengan sapaan Mas! Padahal selama ini dirinya menyebut Samudra tanpa embel-embel apapun, karena usianya dan Samudra hanya selisih tiga bulan lebih muda. Tentu saja memanggil di sini dalam ranah hubungan penggemar dan idolanya. Bukan panggil memanggil secara personal layaknya orang yang saling mengenal satu sama lain.“Maaf, saya tidak sengaja membohongi Nona.”Astaga!Setelah mendengar suara Samudra secara langsung, Nami sungguh mengenalinya dengan baik. Suara yang sering ia dengar saat pria tersebut sedang melakukan siaran langsung di akun sosial medianya.“Mas Dirga beneran Samudra?”Masih tak percaya. Padahal bukti sudah terpampang di depan mata. Namun Samudra tidak lantas tersinggung. Pria itu mengangguk perlahan.“Nona seorang Mellifluous, kan? Pasti tahu kabar saya yang sedang berada dimana sekarang.”OH, MY GOD!Nami tertangkap basah oleh idolanya sendiri tentang seberapa Mellifluous dirinya. Diketahui jika Mellifluous adalah nama kelompok penggemar dari Squirrel Crush. Dan memang Nami sempat mendapat kabar dari laman internet jika Samudra sedang ada acara fashion show di Milan.Terjawab sudah sekarang, apa profesi Mas Dirga. Tentang kisah asmara seorang Samudra pun, Nami mengetahuinya lumayan banyak.Meski Samudra diberitakan dimana-mana masih seorang pria single. Nyatanya Nami tahu jika Samudra sudah berpunya. Nami juga kenal siapa gadis yang menjadi pacar idolanya.“Maaf, Mas. Saya masih butuh waktu buat ngatur rasa shock.”Bukan shock lagi. Nami sampai kehilangan kata-kata berhadapan dengan Samudra. Bahkan tatapannya tak beralih, seakan tersedot dalam kekaguman akan sosok sang idola. Nami masih tak percaya jika selama ini, ia dan Samudra sering berkomunikasi secara pribadi.“Saya minta maaf. Sekali lagi, saya tidak bermaksud berbohong.”Mungkin jika itu pria lain, Nami akan kecewa. Karena ini adalah idolanya, kesalahan kecil itu tidak begitu diresapi oleh Nami. Lagipula bukan masalah Samudra yang berbohong soal identitasnya yang harus disorot serius oleh Nami. Nami paham jika Samudra hanya hendak melindungi privasinya.Nami lebih penasaran tentang hal lain sekarang.“Tentang pertanyaan Nona Nami, sepertinya Nona sudah tahu jawabannya. Saya ingat pernah melihat Nona di acara pernikahan presiden direktur Euphoria.”Harusnya Nami bahagia, karena Samudra mengingat dirinya yang padahal hanya berpapasan di pesta pernikahan mewah tersebut. Nami jadi hadir di sana, karena memang dirinya berteman dengan pasangan yang menikah.Yang Nami rasakan sekarang adalah galau, sedih, prihatin, bingung, dan resah. Semua itu penyebabnya adalah tentang kekasih hati Samudra. Nami mengetahui sesuatu tentang pacarnya Samudra yang jadi tidak ada kabar selama kepergian pria itu ke Milan.Namun Nami tak kuasa mengatakannya, karena takut dianggap ikut campur dan dicap sebagai perusak hubungan orang lain. Nami sudah hapal rasanya disalahkan seperti itu.“Iya. Sepertinya Raline memang sibuk sampai-sampai lupa kalau pacarnya sedang mewakili negara di fashion show Milan.”Perasaan yang bercampur aduk itu sedikit menyelipkan rasa geram. Untung saja Nami tidak menampakkannya dari ekspresi dan intonasi suara.“Ya, sepertinya begitu. Saya seperti dibalas Raline saja, karena selama ini juga kerap mengabaikannya.”Nami tersenyum akhirnya. Bahasa formal yang sering diejek oleh haters Samudra itu adalah daya tarik tersendiri di mata Nami. Memang cukup aneh di era sekarang, ada pemuda yang bicara menggunakan bahasa formal ditengah gempuran bahasa gaul. Namun penggemar Squirrel Crush, khususnya Samudra sendiri sangat menyukai dan menganggap itu sebagai nilai positif dari seorang Samudra Dirgantara.“Nona Nami sudah makan siang? Di sana kalau tidak salah, sudah tengah hari, kan?”“Belum, Mas.”Nami menunduk malu. Bagaimanapun, ini sama seperti melakukan fansign versi video yang sedang ngetrend di kalangan idol KPOP. Nami gugup jadinya dan mendadak mati topik.“Apa Nona memang tipikal orang yang tidak betah melakukan video call? Jika iya, saya janji ini akan jadi yang terakhir.”“Eh, nggak, kok, Mas!” bantah Nami cepat, karena tidak ingin membuat Samudra salah paham.Meski Nami memang kurang suka dengan telepon apalagi panggilan video. Kalau itu bersama Samudra, Nami ikhlas. Sangat ikhlas sekali malah.Mumpung pacarnya Samudra anu.Aduh, Nami jadi gatal ingin mengatakannya pada Samudra! Tapi takut terjadi gonjang-ganjing nantinya.Harusnya Dirga alias Samudra itu paham bahwa Nami sedang gugup dan malu.Ah, pria itu tahu sekali memang! Hanya saja Samudra sangat menikmati rupa penggemarnya yang sedang mengatur gradasi dari semburat pipi yang memerah.“Sekarang lebih baik Nona makan siang dulu. Apa perlu saya kirimkan food truck?”“Jangan!” pekik Nami.Samudra tertawa.Wajah Nami memerah jadinya. Suara tawa Samudra yang khas itu. Akhirnya bisa Nami dengar secara eksklusif.“Saya tidak mengirimkannya ke kantor Nona lagi. Saya ingin mengirimkannya ke rumah Nona saja.”“Nggak usah, Mas. Saya cuma tinggal sendiri. Jadi mubazir kalau mas ngirim food truck segala. Saya bukan siapa-siapa. Ngapain dikirimin food truck segala? Macam artis aja saling kirim-kiriman food truck.”Tawa renyah Samudra kembali memanjakan rungu Nami.Duh, gatal sekali jari Nami ingin merekam panggilan video tersebut sebagai kenang-kenangan! Soalnya belum tentu nanti setelah mereka kembali memegangi ponsel masing-masing, akan bisa berkomunikasi seperti ini.Bisa jadi mereka akan putus hubungan dan kembali menjalin kisah layaknya penggemar dan idola saja. Alias Nami hanya bisa mengetahui kabar berita Samudra dari sosial media saja.“Nanti saya bantu menghabiskan makanannya. Kalau kita berdua tidak sanggup. Saya panggil Arson, Ari, Bima, dan Junot untuk membantu.”Nami terbahak. Samudra pun ikut tertawa sampai suaranya menyerupai decitan kain yang digosokkan di cermin.“Pasti habis kalau mereka yang makan. Bisa-bisa saya cuma kebagian dikit.”Nami lupa dengan kegelisahannya hari itu. Sekarang ia ingin tertawa dan mengobrol banyak dengan Mas Dirga alias Samudra.(“Nona, pacar saya selingkuh.”)Nami mengabaikan ponsel Samudra cukup lama hari itu. Pekerjaan di kantor seolah menerjangnya sampai bernapas pun ngos-ngosan. Belum lagi Nami harus menghindari Pak Kaze yang terlalu ingin berinteraksi secara tidak professional. Satu deret pesan yang muncul dari Samudra, baru saja Nami baca. Nami mengetikkan balasan beberapa kali. Akan tetapi, ia merasa tidak yakin dan berujung menghapus berulang. Sampai akhirnya Nami memutar otaknya untuk memilih respon yang tepat untuk segelintir informasi yang sejujurnya tidak mengejutkan lagi bagi Nami. Nami sudah mengetahui jika kekasihnya Samudra berselingkuh. Semua itu bermula ketika dirinya ditemui Rauf di kantor waktu itu. Mereka memutuskan untuk makan siang bersama, sekalian Nami mendengarkan cerita lengkap tentang urusan asmara Rauf. Dari sanalah terkuak jika Raline, kekasihnya Samudra yang mengejar-ngejar Rauf dengan dalih cinta lama bersemi kembali setelah mengendap di balik hati selama sepuluh tahun. Rau
("Kak, tumben nggak pernah nyapa di grup lagi? Di Milan sana sibuknya sampai bikin kakak nggak bisa pegang ponsel?")Nami menerima pesan dari Junot, sang rapper di Squirrel Crush. Tampaknya Nami melakukan kesalahan dan bersikap seperti bukan Samudra. Nami pun mengirimkan pesan Junot kepada Samudra dan ia menerima sebuah voice note yang berbunyi jika Samudra sedang sibuk. Jadi belum bisa terlalu intens untuk menghubungi Junot dan yang lain.("Mas, itu suara Mas asli?")Samudra menjawab jika yang ia rekam untuk dijadikan voice note memang suaranya.("Pokoknya kalau nanti Junot mengirim pesan kepada Nona. Segera kirimkan ke saya. Maaf, merepotkan. Anaknya sedikit ... em, begitulah.")Nami lupakan sejenak mengenai suara di voice note yang dikirimkan Samudra, karena Nami harus segera meneruskan voice note tersebut kepada Junot, teman satu grup Samudra.("Coba kirim foto.")Huh!Akhirnya Nami menghembuskan n
(“Nona Nami. Maaf, soal kemarin.”)Nami tidak marah perkara Samudra yang memberikannya solusi. Wajar Samudra mengatakan hal tersebut, karena jauh di lubuk hatinya pun-Nami ingin keluar dari lingkungan kerja itu. Namun masalahnya adalah Nami tidak yakin akan menemukan kerjaan pengganti yang gajinya setara bahkan lebih besar dari pekerjaannya sekarang.Meminta tolong pada teman-temannya yang kaya? Sudah pasti bisa. Hanya saja, Nami segan untuk melakukan itu. Nami selama ini geram dengan mereka yang mendapatkan pekerjaan, karena orang dalam. Lantas jika dirinya meminta pekerjaan pada teman-temannya, bukankah itu sama saja menjilat ludah sendiri?(“Mas Dirga nggak ngelakuin kesalahan sama sekali, kok. Harusnya saya berterima kasih, karena diperhatikan idola sendiri. Hehe.”)(“Thank u, ya, Mas?”)Tidak salah sedikit bercanda agar Samudra tidak terlalu merasa bersalah. Ting!Nami kira itu notifikasi balasan pesannya tadi. Rupanya ada yang berkicau di grup chat Tupai Lapuk. Nami lekas membu
Tawa Samudra kembali mengundang sang manager, Rajasa yang sampai beberapa kali menoleh. Artisnya baru kemarin mengatakan patah hati perkara pacar. Akan tetapi, hari ini Samudra malah tertawa hingga menghentak-hentakkan kedua kaki. Bukannya bertanya, Rajasa membiarkannya. Samudra sesungguhnya terhibur akan novel yang ditulis oleh Nami. Tokoh utamanya adalah dirinya dan Nami. Cerita yang baru ia baca adalah cerita tentang Samudra yang menjadi seorang chef dan Nami sebagai asisten chef yang doyan kena marah. Namun ujung-ujungnya mereka saling jatuh cinta. Yeah, cerita ala-ala drama romantis memang!Samudra tertawa bukan karena meremehkan karya tulis Nami. Akan tetapi, Samudra terhibur dengan pemilihan kata yang kerap mengundang gelak tawa. Samudra sebagai pembaca sampai lupa apabila tokoh utamanya adalah dirinya sendiri. Lantas ketika Nami memohon agar Samudra tidak memviralkannya masalah kebohongan akan memperjualbelikan fanfictionnya kepada pembaca setia, tampaknya Samudra tak akan
JUNOT(“Ngapain give away cincin, Kak?”)IBU(“Nona Nami, apa kabar? Tolong, tanyain ke Samudra. Beli cincin buat pacarmu, udah? Malah sedekah cincin.”)Nami menerima pesan dari orang sekaligus. Hampir saja tadi Nami membaca pesan dari Junot. Untung belum sempat dibuka. Nami harus mengirimkan screenshot kepada Samudra setelah membalas ramah pesan ibunya Samudra. Samudra yang sedang jalan-jalan ke museum, tentu tidak memperhatikan ponsel lebih cepat.Alih-alih mendapatkan balasan dari Samudra, justru grup chat Tupai Lapuk kembali riuh dengan obrolan yang didominasi Ari, Arson, dan Umang. Lama kelamaan, ketiganya menjadi mood booster Nami akibat obrolan mereka yang sangat menghibur. ARRASSO(“Ada yang banting setir jadi penjual perhiasan.”)BIMA(“Pasti pulang ke New City, Kak Samudra buka toko emas Xiuping.”)Nami terbahak usai membaca pesan dari Bima alias Umang. Namun itu tidak berlangsung lama, karena Nami segera teringat dengan alasan cincin tersebut dijadikan hadiah give away
(“Anak manis, bulan depan perpanjang kontrak. Saya masih menawarkan jabatan yang lebih tinggi sebagai asisten saya. Jika kamu bersedia, kamu harus mengikuti prosedur dari saya. Gaji pokoknya lebih besar dari posisi kamu sekarang. Ada tunjangan dan bonus. Jika ingin lebih, saya bisa menyediakan yang jauh lebih besar nominalnya.”)(“Ngomong-ngomong, kamu cantik hari ini.”)Samudra meremat ponsel Nami dengan geram usai membaca pesan dari Pak Kaze. Tak hanya itu hal yang membuat Samudra menajamkan rahang. Pak Kaze setiap hari mengirimkan foto Nami yang diambil secara diam-diam. Samudra tak pernah mengatakannya pada Nami. Namun ketika digulir ke atas, Samudra menemukan banyak pesan yang berbunyi nakal. Ritual Pak Kaze mengambil foto Nami diam-diam juga ternyata dilakukan hampir setiap hari. (“Rok pink kamu hari ini, cocok sama perhiasan yang saya lihat di toko jewelry. Kalau mau, sini ke ruangan saya. Ngobrol sambil pangku.”)(“Tadi wangi banget waktu kita papasan. Bikin saya berdesir da
“Mengapa harus aku yang menikahinya?”“Karena orang yang menekan perempuan itu, pasti bakalan sungkan sama kamu. Siapa yang mau berurusan sama seorang Samudra Dirgantara? Fansnya dikenal bar-bar sampai pacarnya nggak berani publish sendiri.”Rajasa tampak tak peduli dengan kondisi hati Samudra yang tersindir lagi berkat kata-katanya. “Nggak usah mikiran orang, Sam. Urusan kamu aja dipikirin. Nggak capek apa kalau kebaikan kamu disalah artikan lagi?”“Menolong orang lain itu jangan sampai membuat kita mengharap pamrih.”“Whatever. Apapun nasehatku, tetap aja kamu nggak mau dengar. Bukannya kamu kebelet nikah sampai beli cincin aja di sini? Macam nggak ada toko perhiasan aja di New City. Padahal kemarin agensi sudah bersiap sama kekacauan yang akan timbul kalau announcement pernikahanmu rilis. Gimana kalau ganti aja mempelai perempuannya?”“Saya dan Nona Nami hanya berteman. Dia hanya penggemar Squirrel Crush yang sedang kesulitan.”Rajasa terkekeh lucu,”Sekarang kamu bahkan ingin jad
“Mang, aku bungkus aja, ya?” “Eits! Jangan!” Pak Kaze melarang Mamang sate mendekat ke meja Nami yang sekarang menjadi mejanya juga. “Saya cuma mau ditemenin makan, Nami. Bukan mau gangguin kamu.”“Bapak di kantor boleh gangguin saya dan saya diam. Tapi sekarang di luar jam kerja dan bukan di kantor. Jadi bapak jangan macam-macam sama saya.” Nami berusaha untuk tidak mengeluarkan suara senyalak mungkin agar tidak menyebabkan keributan. “Nggak, kok, Nami. Saya cuma mau semacam.” Pak Kaze senyum-senyum tidak jelas dan itu sangat mengganggu di mata Nami. “Ini tentang perpanjangan kontrak kerja kamu. Gimana? Sudah kamu pertimbangkan? Saya serius ingin kamu jadi asisten saya. Kemampuan kamu sangat disayangkan hanya bekerja di kubikel kecil bersama karyawan-karyawan kurang becus itu, Nami. Saya bicara begini bukan karena saya suka sama kamu. Saya menilai kamu cukup objektif selama ini menilai kinerjamu yang bagus.”Memang Nami akui, Pak Kaze sekarang terkesan seperti atasan yang bijak