Share

PANAS

RAGIL

Akhirnya aku bisa juga meluluhkan Tiara. Memang belum 100 persen. Minimal dia enggak marah-marah. Trik seribu rayuan dan jutaan gombalan telah memerangkap hatinya hingga jatuhlah dalam pelukan.

Tiara memang tidak merespon rayuan. Dia lebih banyak diam. Mungkin itu adalah cara untuk meresapi kedalaman makna kata-kata Indah nan memesona.

Aku mengajak Tiara mengelilingi taman bunga Nusantara. Tangannya selalu kugengam agar muncul keyakinan aku menikmati kebersamaan ini.

Awalnya, aku memang bersandiwara demi meluluhkan Tiara. Lama-lama aku menikmati kebersamaan kami. Serasa nostalgia masa lalu.

"Suaramu'kan bagus, ayo, dong nyanyi."

"Gaklah, malu!"

"Gak usah pakai nari. Kita nyanyi pelan aja, ayo!"

Kami duduk di taman prewedding. Tempat yang biasa dijadikan ajang foto-foto pasangan yang akan menikah. Keindahannya gak usah ditanya, banget-banget menyedapkan pandangan.

(Kemesraan ini janganlah cepat berlalu

Kemesraan ini ingin kukenang selalu

Hatiku damai, jiwaku tenang di sampingmu

H
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yunaisha P
wkwkwkwkwk hajarrr tiaraaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status