Share

SUDAH BERSABAR

TIARA

Aku mengirim pesan pada Zay agar mengangkat telpon. Deg-degan juga takut tiba-tiba mas Ragil datang. Meski sudah ada bi Eti yang berjaga, tetap saja rasa takut itu ada.

Masalahnya mas Ragil sekarang sedang seperti serigala lapar. Takutlah kalau sampai main kekerasan. Bisa-bisa wajahku yang udah glowing ini jadi cacat. Ih, enggak banget.

"Ada apa bunda Cantik?"

Aku nyerocos tanpa titik koma soal pembatalan perjanjian. Pria di ujung telpon itu mendengarkan tanpa menyela sedikitpun.

"Sudah ngomelnya? Oh, ya Ragil.mukul kamu, gak?"

"Enggak, alhamdulilah. Ayo, mas kasih solusi!"

"Syukurlah, aku gak perlu beli daster buat Ragil, rugilah ngeluarin uangnya juga!"

Ya, ampun ini orang. Aku sudah panik dan kebat-kebit, dia malah bercanda. Kalau gak ingat dia itu pengacara, udah kumarahi sekarang juga.

"Mas, cepet!"

"Tenang, dong, Sayang. Kalau mau nikah sama aku, harus udah ada surat jendes dulu. Aku gak mau dibilang pebinor, eh!"

"Maaaas!"

Akhirnya kesabaranku hilang. Dan orang menyebalk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status