Home / Romansa / KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU / BAB 6 MY SAD WEDDING (I)

Share

BAB 6 MY SAD WEDDING (I)

last update Last Updated: 2021-06-23 16:50:42

Pagi ini berbeda dari pagi-pagi biasanya, suasana pagi ini sepi. Tidak terdengar omelan mama yang sudah menjadi alarm bagiku. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 07.00, “tumben mama belum bangunin” batinku. Kulirik kalender duduk di meja sebelah kasur, terlihat tinggal seminggu lagi menuju tanggal dengan lingkaran hati yang kubuat sendiri untuk menandai kalau hari itu adalah hari pernikahanku. Aku tersenyum kecil, sedikit membayangkan bagaimana jadinya kalau aku masih sering telat bangun pagi, “apa kata Endruw”, batinku meracau.

Aku segera bergegas ke kamar mandi, setelah mengingat bahwa hari ini aku harus menyelesaikan banyak pekerjaan di kantor. Sebelum aku resign dari kantorku, aku harus menyelesaikan semua kewajibanku agar nantinya aku tidak terbebani. Ya, setelah menikah aku memang berniat untuk resign dari kantorku bekerja. Aku ingin membuka usaha sendiri, agar waktuku tidak terlalu terbuang banyak di luar. Atas saran dari Endruw tentunya.

Setelah mandi, aku masih merasa aneh. Dari tadi mama masih belum terlihat, suaranya juga belum terdengar. Aku ingin menemui mama di kamarnya, namun terhenti saat ponselku tiba-tiba berbunyi. Telfon dari kantor. Aku segera menggeser tombol hijau di layer dan mengobrol dengan orang di seberang. Kami mengobrol cukup lama, sampai aku lupa niatku sebelumnya untuk mencari mama.

Setelah cukup kami mengobrol, aku mulai ingat tentang mama. Aku berjalan ke dapur berharap mama sedang sibuk memasak, namun suasana dapur masih seperti tadi malam seperti belum terjamah oleh manusia pagi ini.

Ting tung.. Suara bel pintu berbunyi. “Itu pasti Siti”, gumamku. Aku bergegas di ruang tamu untuk membuka pintu sekalian melihat mama mungkin ada di luar.

“Siti gak liat mama?” Tanyaku pada Siti setelah membuka pintu dan melihat Siti tersenyum padaku. Bisa dikatakan Siti adalah asisten rumahku, dia datang pagi dan sore harinya pulang. Sementara malam hari aku hanya berdua dengan mama di rumah.

“Enggak mbak Firza, di luar sepi enggak ada orang”, katanya sambil masuk ke dalam.

Aku kembali ke dalam untuk memeriksa kamar mama, “mungkin mama tidak enak badan”, firasat burukku muncul.

Aku datang ke kamar mama, ku ketuk pintu sambil memanggilnya namun tidak ada sahutan dari dalam. Ku coba untuk membuka knock pintu yang kebetulan memang tidak di kunci. Aku kaget melihat mama masih tidur di jam segini dengan kamar yang masih gelap. Kudekati mama yang masih memakai selimut tebal sambil kupanggil pelan, mama masih terdiam. Aku pun beranjak untuk membuka gorden jendela kamar agar cahaya matahari bisa masuk, namun mama masih tidak ada pergerakan.

Perasaanku mulai tidak enak, aku pegang lengan mama dan menggerakkannya pelan. Mama masih tetap diam. Kubuka selimut mama dan kupegang badannya, kurasakan suhu dingin di tubuhnya. Aku berteriak memanggil Siti sambil nenangis.

Semuanya berlalu sangat cepat, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Kakiku ngilu, aku duduk lemas sambil menangis di bawah kasur mama yang kini telah menjadi jasad yang kaku. Aku sudah tidak menghiraukan lagi bagaimana  tingkah polah Siti meminta bantuan dan bagaimana tetanggaku berseliweran di dalam rumah untuk mengurus pemakaman mama. Aku hanya bisa menangis, badanku lemas, kepalaku terasa berat dan dunia seperti kabut putih di depanku.

***

Aku membuka mataku dengan pelan, entah kenapa kepalaku sangat berat rasanya sakit sekali. Dengan sedikit kekuatanku, kucoba mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya sambil mencoba untuk bangun.

 “Firza sayang, kamu sudah bangun Nak”, kata bunda sambil membantuku bangun yang serta merta membuatku sadar dengan apa yang telah terjadi.

Aku berteriak lagi dan menangis sejadi jadinya di pelukan bunda. Bunda dan semua orang yang ada disitu berusaha menguatkanku.

“Kita lihat mama untuk yang terakhir kali ya Nak” kata bunda disaat aku sudah sedikit tenang.

Kami berjalan ke ruang tamu, kulihat mama sudah terbungkus kain kafan. Aku berjalan mendekati mamaku. Kulihat wajah mama yang tampak lebih cantik dari biasanya, bibirnya seperti tersenyum ke arahku.

Kakiku ngilu dan lemas, hingga akhirnya tangan kokoh menahan tubuhku agar tidak terjatuh.

“Firza, kamu harus kuat sayang”, kata Endruw berbisik di telingaku saat tangannya menahan tubuhku.

Aku berusaha menguatkan diri, kuambil air wudhu dan segera ikut mensolatkan mama.

Bunda tidak pernah melepaskan diri dariku. Bunda terus menemaniku sampingku. Meskipun bunda juga merasa kehilangan atas musibah ini, namun dia tidak egois. Bunda tau saat ini aku sangat membutuhkannya. Sementara Endruw sibuk mempersiapkan pemakaman bersama tetangga dan beberapa kerabat jauhku. Sesekali dia menghampiriku untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja.

Sebelum mama diberangkatkan terlihat Endruw dan beberapa pamanku sedang terlibat pembicaraan yang serius. Tak jarang Endruw melirik ke arahku.

Tak lama kemudian Endruw memanggil bunda untuk ikut bicara dengan paman-pamanku. Bunda mengiyakan, namun setelah dia memastikan bahwa salah satu bibiku akan menjagaku dengan baik.

Mereka terlihat pembicaraan yang serius. Aku sebenarnya ingin tahu apa yang mereka bicarakan, namun fikiranku sedang kacau, dadaku sesak, badanku pun terasa lemas tak bertenaga.

Masih teringat jelas bagaimana tadi malam mama mengomeliku untuk tidur lebih awal. Firza, seminggu lagi kamu menikah. Jangan suka begadang, nanti pas hari H kamu sakit gimana? Kalimat itu masih teringat jelas di kepalaku. Mama yang mengurus segala sesuatuku kini telah pergi.

“Ma, Firza enggak bisa kalau enggak ada mama”, kataku lirih. Namun air mataku sangat deras mengalir di pipiku.

Semuanya terjadi begitu cepat, begitu cepat aku kehilangan orang yang terpenting di hidupku. Apalagi menjelang hari pernikahanku. Bibiku memelukku lebih erat, membuatku terisak di pelukannya.

Tak lama bunda dan salah satu pamanku datang menghampiri.

“Firza, ada yang ingin kami katakan”, kata bunda sambil berusaha menghapus air mataku yang seperti tiada mau berhenti mengalir.

“Nak, setelah kami bermusyawarah akad nikah kamu dan Endruw akan dilaksanakan saat ini juga di depan jenazah mama” bunda berusaha menjelaskan apa yang tengah mereka bicarakan tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU   EXTRA PART (ANJANI AURORA)

    Duduk bersila. Tarik nafas dari hidung, buang pelan-pelan lewat mulut. Tari nafas dari hidung, buang pelan-pelan dari mulut. Tarik tangan ke kiri, tahaan lepas. Tarik tangan ke kanan, tahaan lepas. “Sayang kamu kok masih duduk di situ, ayo sini kamu ikutin gerakan itu. Biar badan kamu nggak pegal-pegal. Nanti melahirkannya juga mudah.” Seru Endruw. “Emang enggak ada cara lain ya biar badan nggak pegal dan mudah lahiran selain dengan olahraga kayak gitu.” Kataku sambil tetap berbaring di atas tempat tidur. Usiaku kehamilanku kini memasuki sembilan bulan. Tinggal menunggu hari untuk menunggu dedek bayi launching ke dunia ini. Tapi semakin ke sini aku merasa menjadi sangat malas. Maunya rebahan melulu. Jangankan olahraga, mandi saja jika Endruw tidak menggendongku ke kamar mandi aku tidak akan mandi. Tapi kalau untuk urusan makan jangan ditanya, nafsu makanku bertambah tiga kali lipat dari biasanya. Dan bisa dilihat badanku kini sebesar gajah.

  • KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU   BAB 68 (TAMAT)

    “Tuan Endruw saya sangat senang dengan kemajuan kesehatan Tuan yang semakin hari semakin pesat.”“Terimakasih dokter, ini semua karena dokter dan para perawat di sini.”“Ah Tuan Endruw terlalu berlebihan. Saya dan perawat di sini hanya membantu sesuai dengan kemampuan kami. Ibu Firza lah yang sangat berjasa Tuan, beliau selalu menjaga dan menemani Tuan. Tidak bisa dihitung berapa banyaknya air mata yang telah Ibu Firza keluarkan, apalagi Ibu Firza tengah hamil.”“Ah dokter bisa saja.” Aku menyela obrolan Endruw dan dokter sambil terus mengupas buah yang akan aku berikan kepada Endruw.“Dianya malu tuh dok dipuji terus sama dokter.” Kata Endruw pada laki-laki yang kira-kira berusia setengah abad itu.Endruw dan dokter itu pun tertawa bersama. Sementara aku menunduk sambil menahan malu. Namun aku merasa sangat lega. Endruwku kini sudah sembuh seperti sedia kala. Terimakas

  • KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU   BAB 67 ENDRUW SADAR

    Kupandangi suamiku dari kejauhan. Sudah lima bulan dia seperti ini. Hanya berbaring, sama sekali tidak bergerak. Bahkan untuk makan sekalipun harus memakai selang. Beberapa kabel menempel di tubuhnya. Bunyi tit tit tit dari sebuah alat untuk melihat detak jantungnya selalu membuat hatiku ngilu.Ya, setelah operasi itu, kondisi Endruw tak kunjung membaik. Endruw koma, dia tidak bisa bergerak ataupun membuka mata. Tapi dia bisa mendengar dan merasakan.Setiap hari aku menemuinya di rumah sakit. Menceritakan kepadanya tentang hari-hari yang telah aku lalui. Tentang Bunda, tentang Gavin, dan orang-orang di rumah. Juga menceritakan kepadanya tentang Indo Advertising yang kini semakin melejit dan merambah pasar Internasional.“Maaf ya Ndruw sepertinya Indo Advertising lebih melejit saat aku yang mengurusnya. Ganti bos aja gimana?” Aku tertawa sendiri akan gurauan yang aku berikan kepada Endruw. Sementara Endruw tetap terdiam.Waktu itu

  • KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU   BAB 66 MENEMUI BRYAN (II)

    “Firza, semakin lama kamu semakin cantik saja.” Bryan menyentuh ujung rambutku.“Aku tidak mau bertele-tele Bry. Cepat katakan apa yang kamu inginkan. Setelah itu jauhi aku dan juga keluargaku.”“Hai Firza, kenapa kamu tidak bisa calm down sedikit saja? Kamu lupa Sayang dulu kamu sangat nyaman saat bersamaku. Kamu selalu ceria, tertawa, dan bahagia saat ada di sampingku.”“Itu dulu saat aku belum menyadari kalau kamu adalah iblis.”“Aku mencintaimu Firza.”“Cinta yang seperti apa Bry? Menculikku, membunuh janinku, membuat Endruw terbaring tak berdaya seperti itu, menghancurkan perusahaan Endruw. Itu kah yang kamu bilang cinta. Seperti itukah cintamu kepadaku? Kamu hanya memanfaatkanku untuk menghancurkan suamiku menghancurkan Endruw.”“Diam Firza, diam.. Aku sangat tidak suka jika nama Endruw keluar dari bibir manismu.” Bryan mencoba memegang wa

  • KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU    BAB 65 MENEMUI BRYAN (I)

    “Randi, tolong cari tahu bagaimana Bryan bisa bebas dari penjara.” Perintahku kepada Randi.“Baik Bu.”Dengan kasar aku membuang tubuhku ke kursi kerja yang biasa Endruw duduki. Aku sama sekali tidak menyangka ini semua adalah perbuatan Bryan. Jika aku bisa mengulang waktu dan mengetahui rencana Bryan dari awal pasti aku tidak akan mau menjadi temannya bahkan menerima pinangannya. Ya Tuhan, apa lagi ini? Bryan kenapa kamu tidak pernah berhenti menggangguku?“Ibu Firza”, Randi masuk ke dalam ruanganku dengan wajah cemas.“Bagaimana Ran?”“Bryan berhasil keluar dari penjara karena dia mendapatkan jaminan. Dan yang menjamin Bryan adalah orang yang sangat berbahaya, dia adalah seorang mavia yang menjadi buronan polisi Singapura.”“Hahh.. Apa? Kenapa bisa se..”“Hal yang seperti ini mungkin sangat tabu bagi Ibu, tapi ini sangat sering terjadi di kal

  • KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU   BAB 64 BEDEBAH BRYAN

    “Tuan Endruw harus segera menjalani operasi. Tolong Ibu menandatangani dokumen ini sebagai persyaratan untuk dilakukannya operasi. Demi keselamatan Tuan Endruw operasi harus dilaksanakan secepat mungkin.” Kata seorang dokter sambil memberiku sebuah berkas. Aku terdiam, bibirku terasa ngilu. Kaki dan tanganku lemas. Kulirik suamiku yang saat ini sedang terbaring tak berdaya di bad UGD. Aku tidak tega melihatnya. Darah segar mengalir dari beberapa bagian tubuhnya. “Lakukan semua yang terbaik untuk suami saya dok.” Ucapku memohon kepada dokter di depanku, air mataku tak berhenti mengalir dari kedua mataku. Segera kuterima berkas itu dan kutandatangani di tempat yang telah mereka tunjukkan “Kami pasti melakukan yang terbaik untuk suami Ibu, semua ada di tangan Tuhan. Bantu kami dengan doa. Kami akan segera melakukan operasi.” *** Sudah dua jam aku berada di depan kamar operasi. Waktu yang sangat lama bagiku untuk menunggu seseorang keluar dari rua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status