Share

KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR
KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR
Penulis: YATI CAHAYA HATI

1. PENGHIANATAN SUAMIKU

“Sial! Beraninya dia menghianatiku! Awas kau!”

Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Sesekali melihat keadaan bayiku yang baru berusia tiga bulan tertidur di sampingku. Rasa cemas menghantui. Bagaimana bisa aku membawa putriku  untuk menggagalkan pernikahan suamiku.

“Kalau bukan karena pelakor itu, suamiku pasti tidak akan menghianatiku!”

Ya, hari ini adalah pernikahan kedua suamiku tanpa sepengetahuanku. Informasi akurat yang kudapat dari orang yang terpercaya. Bahkan pernikahan itu akan berlangsung hari ini di villa mewah milikku.

Suamiku memberikan villa itu sebagai hadish karena aku akan melahirkan buah cinta kami. Villa itu sudah lebih dahulu diberikan oleh suamiku sebelum bayiku lahir. Sayangnya setelah tahu kalau bayi yang sudah sepuluh tahun kami nantikan berjenis kelamin perempuan. Mas Hendra yang menginginkan anak laki-laki sangat kecewa. Aku menangis saat tahu suamiku tak menginginkan putri kecilku.

Kini dengan seenaknya saja dia akan menikah dengan wanita lain setelah berbagai pengorbanan kulakukan. Dulu aku dengan bangga mengabdi kepada negara sebagai anggota kepolisian.

Karena dipersunting oleh hendra yang menginginkan aku menjadi ibu rumah tangga saja, dengan berat hati akupun mengundurkan diri. Sangat berat langkah yang harus kuambil. Namun demi mengabdikan diri kepada suami aku rela melakukannya.

Tak kusangka kini dia menghianatiku.

“Tunggu saja, apa yang akan kulakukan kepadamu. Jangan harap mahar lima milyar itu berhasil kau berikan kepada pelakor itu. Akan kurampas dengan tanganku sendiri!” aku benar-benar kesal.

Kau tak ingat saat pertamakali  memulai bisnis. Sebagai modal dengan menjual seluruh perhiasan yang kumiliki. Aku rela dan mendampingimu dalam suka maupun duka. Saat kau bangkrut, aku dan keluargaku yang menyuntikkan dana untuk kelancaran usahamu. Kini setelah kau sukses dengan bisnis property dan perhotelan, tega sekali menghianatiku.

Akan kuperjuangkan hak putriku. Aku saja dulu tak sebesar itu maharnya. Hanya seperangkat alat sholat dan cincin emas seberat lima gram saja. Aku menerima dengan lapang dada, karena memang kemampuan yang kau miliki pada saat itu.

Lima gram emas dengan lima milyar sangat jauh sekali. Bak bumi dan langit.

Menurut informasi, pelakor yang akan dinikahi adalah seorang model dan pemain film yang sangat terkenal. Malas aku menyebut namanya. Siap-siap saja kalian yang sudah berani mempermainkan diriku.

Tring. Satu pesan masuk dari aplikasi berwarna hijau. Mang Hadi sudah menungguku di depan pintu masuk villa. Dialah yang memberikan informasi kepadaku. Walaupun suamiku sudah memperingatkan kepadanya untuk tak memberitahuku. Namun penjaga villa merasa kasihan kepadaku.

Mas hendra memang tak pernah memberitahuku tentang pernikahannya. Aku juga tahu dari postingan wanita itu di sosial medianya. Dengan sombongnya dia mengumumkan akan menikah dengan pengusaha kaya raya dan mahar uang senilai lima milyar.

Aku sudah pernah membahasnya dengan mas hendra. Namun jawabannya sangat membuatku jengkel. Dia menjawab kalau masih mau jadi istrinya harus mau dimadu. Hanya itu saja.

Bahkan sudah pernah aku mengirim pesan singkat kepada si pelakor untuk memperingatkannya bahwa yang akan dia nikahi itu masih beristri bukan duda seperti yang ditulisnya dalam captionnya di salah satu aplikasi. Dengan pongah dia menjawab kalau aku orang stress yang kepengin laki tajir. Dasar perempuan tak punya hati.

Aku mengancamnya untuk mundur atau akan mempermalukan dirinya pada pesta pernikahan di villa milikku. Dia bahkan menantangku untuk melakukannya. Baiklah, aku akan menjawab tantangannya. Jangan salahkan aku kalau kau akan mendapat malu seumur hidupmu.

Aku heran dengan perempuan seperti dia. Entah apa lagi yang dicarinya. Cantik, kaya, popularitas dia punya. Semua kenikmatan dunia sudah dia miliki. Namun masih saja berusaha merebut pria yang sudah beristri. Aku yakin wanita seperti dia pasti mudah mendapatkan lelaki yang lebih segalanya dari suamiku. Mengapa tetap saja mas hendra yang menjadi incarannya. Seperti wanita tak laku saja.

Aku harus ekstra hati-hati dalam menghadapi pelakor elit ini. Dia juga punya segalanya yang bisa menghentikan langkah dan juga mampu membungkamku untuk selamanya. Aku tak peduli. Ini bukan masalah cinta buta. Ini masalah harga diri.

Sengaja berpakaian lebih sporty untuk menjaga kemungkinan yang terjadi. Aku datang seorang diri dengan niat untuk membubarkan acara pernikahan suamiku. Mungkin terkesan konyol dan seperti bunuh diri. Para pengawal suamiku pasti takkan membiarkanku. Mereka pasti akan menyerangku dengan membabi buta.

Aku paham akan hal itu. Namun tahukah bagaimana rasanya dihianati. Semua wanita pasti akan melakukan hal yang sama sepertiku.

Sejauh ini aku sudah mempersiapkan diri. Tak ada keluargaku yang mengetahuinya. Kecuali  Hana sahabatku. Walau aku sudah tidak bekerja lagi, si polwan cantik itu selalu bersedia membantuku. Dia bahkan menawarkan bantuan kepadaku, tapi aku menolaknya. Aku akan menghadapi sendiri si penghianat itu.

Sampai di villa. Aku berdecak kagum dengan bangunan yang disulap bak istana seribu satu malam. Berbagai lampion dan pernak pernik membuat villa terlihat begitu megah.

Aku sangat kesal dan sudah tak sabar untuk mempermalukan mereka. Segera menelpon Mang Hadi untuk menyelamatkan putriku. Hendra bisa saja berbuat nekad dengan menyakitinya.

Mang Hadi mengetuk kaca mobil. Aku segera turun dan memberikan putriku kepadanya. Mang hadi lalu menyerahkan kunci pintu rahasia yang tidak ada satu orangpun tahu.

“Mang, tolong jaga Raisya. Kalau terjadi apa-apa denganku. Tolong, rawat dia dengan baik.”

“Iya, Bu. Hati-hati. Pengawal bapak ada di mana-mana.” Jawab Mang Hadi.

“Iya, Mang. Pergilah.”

Mataku tak berkedip menatap putri sematawayangku hingga punggung Mang Hadi tak terlihat lagi. Ada kesediahn dalam hati. Bahkan aku juga tak bisa memastikan apakah aku bisa selamat setelah ini.

Menarik napas panjang lalu membuang perlahan untuk mencoba menetralisir debaran jantung.

Aku tak punya senjata. Hanya double ikat pinggang yang salah satunya sudah tertancap paku kecil menjadi senjataku. Siapa tahu bisa berguna untuk menghadapi anak buah Mahendra wicaksana.

Ku ambil topi, lalu menyembunyikan rambut panjangku yang sudah terkuncir rapi ke dalam topi. Tak lupa masker untuk menyamarkan wajahku.

Sebagai mantan anggota kepolisian, aku masih ingat betul cara melumpuhkan para penjahat. Seandainya tahu suamiku akan berhianat, aku pasti takkan resign dari pekerjaan demi suami yang tak pantas menjadi seorang imam. Walau harus merelakan impian semenjak aku kecil, aku rela melakukannya. Kini aku menganggap sebagai kebodohan.

Melangkah kaki perlahan sembari mengamati pergerakan para penjaga. Aku heran, untuk apa mengadakan pesta meriah kalau yang masuk ke dalam harus melalui tahap pemeriksaan yang selektif. Maklum, hendra pasti sangat ketakutan jika aku datang.

Bergerak cepat menuju pintu rahasia. Dengan mengendap-endap dan sangat berhati-hati aku berhasil mencapai pintu yang berada di samping dan tertutup rimbun pepohonan. Lebatnya pepohonan membuat orang lain tak tahu ada jalan tikus menuju ke dalam. Makanya kawasan ini lepas dari penyisiran para penjaga.

Menyibak rimbun dedaunan dan segera membuka gembok pintu dengan kunci yang ada di tangan. Aku harus menunduk karena pintu sengaja dibuat separuh dari ukuran orang dewasa supaya tak terlihat dari luar.

Berhasil. Aku harus segera menuju ruang untuk pelaksanaan ijab kabul. Semoga saja belum terlambat. Terlebih dahulu aku harus mencari mahar yang akan diberikan oleh hendra kepada si pelakor. Tak rela harus membagi harta yang seharusnya menjadi milikku dengannya.

Tunggu saja princess Clarista. Aku akan memberikan kejutan sesuai permintaanmu. Bersiaplah menahan malu. Dan kau Mahendra, bersiaplah menjadi gembel. Mungkin kau lupa dengan isi perjanjian pra nikah kita. Aku masih menyimpannya secara rapih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status