KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 6
Mereka terus saja memakiku dari luar kamar dan menyuruhku untuk membereskan rumah, juga memasak makan malam. Jelas tadi mereka sudah memakan makananku, masih saja menyuruhku memasak. Dasar keluarga licik.Mas Raka yang anak kandungnya sendiri saja ia rendahkan, apalagi aku statusnya hanya menantu. Mereka memang harus diberi pelajaran agar tak semena-mena padaku.Mereka hanya tahu aku ini anak seorang mantan buruh biasa di pabrik. Biarkan saja tetap begitu.[Mas, makanan yang kubeli diambil oleh Bunga dan Mbak Desi. Di rumah udah nggak ada makanan.] Aku mengirim pesan pada Mas Raka.Dert! Dert!"Hallo, Sayang. Diambil gimana makanannya?" tanya Mas Raka meneleponku.Aku menceritakan semuanya pada Mas Raka, termasuk Shaka yang dibuat memar dan luka oleh mereka. Dapat kutangkap dari nada bicaranya Mas Rak sangat marah pada mereka, apalagi mengetahui kalau Shaka dibuat celaka.Mas Raka bilang akan segera pulang ke rumah. Hatiku cemas, pasti nanti Mas Raka akan langsung melabrak keluarganya. Apalagi sekarang ada Mas Arman di rumah, aku takut jika nanti mereka berdua berkelahi.Tut! Tut!Terlintas di pikiranku malam ini rasanya ingin menginap saja di rumah orang tuaku. Di sana kami lebih dihargai sebagai anak dan menantu. Esoknya kami akan menengok rumah kontrakan yang niatnya ingin kami tempati.Dua puluh menit berlalu, suara motor Mas Raka sudah terdengar di teras. Dari tadi aku tidak keluar kamar, malas rasanya melihat mereka semua.Brak!Suara pintu yang dibuka dengan sangat kencang. Apakah Mas Raka benar-benar sangat marah pada keluarganya.Aku segera bangkit dan keluar kamar. Benar, suamiku sudah pulang. Wajahnya terlihat sangat emosi sekali. Tangannya mengepal sangat kuat."Mas," ucapku menghampirinya sambil menggendong Shaka.Shaka terus memanggil ayahnya, meminta untuk digendong Mas Raka.Ya Allah ... suamiku menangis, namun tangannya masih mengepal kuat."Kita keluar sekarang malam ini, Dek!" tegas Mas Raka.Cepat ia menghapus air matanya yang luruh agar aku tak mengetahuinya. Tapi aku sudah melihatnya."Oh, udah pulang kamu. Pulang bawa makanan nggak?" tanya Mas Arman, tangannya menadah seperti mengharapkan sesuatu dari suamiku."Ajarkan istrimu, juga ibumu sopan santun pada istri dan anakku. Habis kesabaranku saat ini. Kurang puas kalian menghancurkan hidupku, hah?!" bentak Mas Raka.Aku terkejut mendengar dan melihat Mas Raka semarah ini pada keluarganya. Tapi kenapa Mas Raka berkata seperti itu pada ibunya sendiri."Hei, jaga ucapanmu!" Mas Arman menarik kerah baju suamiku dan mendorong tubuhnya hingga tersungkur ke lantai."Ayah! Ayah!"Shaka memanggil ayahnya dan menangis, mungkin ikatan batin antara ayah dan anak sangat kuat. Sehingga Shaka pun ikut merasakan kesedihan ayahnya.Mas Raka cepat bangkit dan meninju pipi Mas Arman.Bug!"Dasar keluarga pelakor!" maki Mas Raka dengan rahang yang mengeras, sorot matanya tajam menatap Mas Arman, Ibu, Bunga dan juga Mbak Desi.Hah, kenapa suamiku bicara seperti itu. Aku semakin tidak mengerti arah pembicaraan Mas Raka pada keluarganya."Mas."Aku coba melerai suamiku agar tak memukul Mas Arman lagi. Jangan sampai nanti Mas Arman menuntut balik karena diserang Mas Raka.Kutarik tangan Mas Raka masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam. Mas Raka memelukku dan menangis."Mas kenapa? Kenapa bilang begitu pada mereka?" tanyaku bingung."Aku sebenarnya bukan anak kandung Ibu, Dek. Ibu merebut papahku dan membuat mamahku jadi depresi dan akhirnya bunuh dir*." Mas Raka memelukku sangat erat.Sorot matanya menunjukkan sakit yang teramat dalam. Ya Allah, Mas ... kenapa kamu tidak pernah bilang apapun padaku selama kita menikah hampir tiga tahun.Pantas saja mereka tak memperlakukanmu layaknya keluarga kandung. Ibu dan yang lainnya selalu merendahkanmu, terlebih lagi saat kamu dikeluarkan dari pekerjaan.Ternyata ini alasan mereka memperlakukanmu dan aku seperti sampah."Kenapa nggak pernah cerita sama aku, Mas? Kamu nggak pernah jujur, aku kira mereka keluarga kandungmu. Berarti Bunga, Mas Arman dan Mas Naldi bukan saudara kandungmu? Mereka saudara tirimu?" tanyaku lagi."Bunga adik kandungku, hasil menikah dengan Ibu. Sementara Arman anak bawaan dari Ibu dengan mantan suaminya!" Masih dengan wajah dan nada marah Mas Raka menceritakannya padaku."Mari kita tampar kesombongan keluargamu, Mas!" geramku.Bersambung ....KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU pqrt 37Bu Delima mengalami stroke ringan saat jatuh dari kamar mandi, sebelah kaki kanan serta tangan kanannya tak dapat digerakkan.Mulutnya pun sedikit mencong membuat ia agak kesulitan untuk berbicara serta makan. Hal ini membuat Bunga makin tertekan.Kini Bu Delima hanya mampu terbaring di atas kasur, segala sesuatu harus diambilkan atau dibantu oleh Bunga."Kenapa hidupku jadi seperti ini," lirih Bunga.Hatinya pun was-was dengan hasil lab penyakitnya. Ia berharap bahwa hasilnya akan negatif.Bu Delima mencoba untuk berbicara sesuatu, namun Bunga tak dapat mengerti denga apa yang diucapkan oleh ibunya."Aku nggak ngerti Ibu ngomong apa," bentak Bunga frustasi.Rasa nyeri di bagian perut nya kini mulai terasa lagi. Nyeri seperti orang yang tengah sembelit, darah pun kembali keluar dari kewanitaannya. Semakin hari tubuhnya semakin melemah."Bu, apa ini ganjaran buat kita karena sudah terlalu dzalim sama Mas Raka dan Mbak Devina?" lirih
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 36Bu Delima berteriak seperti orang kesetanan karena kepergian Arman. Ia membanting apa saja yang dekat dalam jangkauannya."Kurang ajar anak itu, dia mulai tak sopan pada ibu kandungnya sendiri!" teriak Bu Delima.Bunga menarik napasnya dalam-dalam, kini kehancuran keluarganya sudah di depan mata. Dua anak sudah keluar dari dalam rumah ini, yang lainnya mendekam di dalam penjara."Keluarga kita hancur Bunga, ini semua karena Devina. Kalau saja dia tidak masuk ke dalam keluarga kita, pasti saat ini semuanya masih baik-baik saja!" tukas Bu Delima, matanya nyalang menatap lurus ke depan.Segala umpatan serta caci makian ia keluarkan semua untuk Devina. Ia juga terus-terusan memukul robot milik Shaka yang tertinggal di rumahnya, ia beranggapan kalau itu Devina dan anaknya.Robot itu menjadi sasaran kemarahan Bu Delima, dipatahkannya kedua tangan robot itu, lalu bergantian mematahkan kedua kaki robot."Andai saja aku bisa melakukan ini k
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 35Bu Delima dan Bunga nekat datang ke kantor untuk menemui Raka dan juga ingin melabrak Devina.Kedatangannya ke kantor membuat semua karyawan menatap mereka tak suka."Di mana ruangan Raka dan Devina?" tanyanya pada salah satu karyawan dengan angkuh.Kebetulan Devina keluar dari ruangannya ingin pergi ke toilet. Ia melihat ada Bu Delima dan juga Bunga."Kenapa cari aku?" tanya Devina melipat kedua tangannya di dada.Bu Delima mendecih, tatapan tak suka ia perlihatkan pada menantu tirinya itu.Bunga berjalan mendekati Devina dengan angkuhnya."Pakai pelet apa kamu untuk mencuci otak kakakku dan menghancurkan keluargaku?" bentak Bunga dengan mata yang mulai berembun.Bu Delima tersenyum miring melihat anaknya kini melabrak Devina di depan banyak karyawan.Dibiarkannya emosi Bunga meluap-luap, ia senang jika ada kekacauan di kantor ini. Membuat image Devina jadi buruk di mata Pak Hidayat. Padahal itu tak berpengaruh sama sekali, karena
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 34"Maksudmu apa, hah?" tanya Bu Delima geram.Polisi langsung memberikan surat penangkapan untuk Naldi dan juga Desi. Semuanya tercengang, wajah Desi dan Naldi berubah pucat.Gemetar badannya menahan rasa takut setelah membaca surat penangkapan dari kepolisian."Saya difitnah!" tukas Desi."Siapa yang mau memfitnah wanita setan sepertimu?" sahut Rani dengan menantap tajam padanya."Mari ikut kami ke kantor polisi, nanti kalian bisa jelaskan di sana."Polisi lantas memborgol kedua tangan Naldi dan juga Desi. Mereka sempat berontak, namun langsung kembali ciut saat dibentak polisi dengan badan besarnya.Devina tersenyum sinis melihat Desi dan Naldi digiring polisi memasuki mobil calon narapidana."Keterlaluan kalian. Kau, aku berjanji akan membuat hidupmu berantakan!" tukas Naldi mengancam Devina."Lihat 'kan, Pak, bagaimana cara dia mengancam saya? Jadi cepatlah bawa mereka ke dalam sel penjara," ujar Devina.Dengan terpaksa mereka me
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 33Sekarang keadaannya dibuat berbalik arah. Dari kemarin Naldi dan Desi terus menghubungi dan menanyakan kabar Devina dan Raka pada anak buahnya Fikram. Apakah semuanya berjalan dengan lancar.Namun anak buahnya Fikram tak merespon, ya, begitulah yang disuruh Fikram. Kali ini Fikram langsung yang menghubungi mereka.'Semua yang Anda mau sudah beres, wanita dan lelaki yang ada di foto itu sudah tewas mungkin waktu kami tabrak,' ujar Fikram pada sambungan telepon.'Ini siapa?' tanya Desi.'Fikram, kepala preman atau algojo dari orang-orang yang Anda suruh kemarin,' sahut Fikram.'Jangan lupa untuk memberikan bonus seperti yang Anda janjikan tempo hari pada anak buah saya. Kalau bisa langsung transfer sekarang!' Fikram langsung menutup sambungan telepon itu secara sepihak. Desi yang belum puas dengan laporan Fikram pun emosi, ia segera mengirim pesan pada Fikram menanyakan tentang kebenarannya. [Saya minta bukti kalau mereka benar suk
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 32Fikram amat geram dengan orang yang ingin sekali Devina dan keluarganya tewas."Terus gimana nih, Bos?" tanya Didi meringis."Kasih tau gue siapa orang yang mau mencelakai Devina, kemarin 'kan yang nyari orderan kalian bukan gue!" tukas Fikram.Terakhir kali Fikram masih menjalin komunikasi dengan Devina pada acara pernikahan Devina dan Raka. Lepas itu mereka putus komunikasi, lebih tepatnya Fikram yang memutuskan kontak karena tak enak dengan Raka.Yanto menunjukkan foto Desi dan Naldi pada Fikram."Jadinya gimana, Bos?" tanya Didi lagi."Ambil duitnya, nggak usah dikerjain perintahnya!" tegas Fikram.***Desi tersenyum membayangkan tentang kematian Devina dan juga Raka. Jika itu terjadi, maka ia dan Naldi bisa menguasai harta miliknya.Kini ia berlagak seperti seorang sosialita, berjalan dengan sepatu hak tinggi juga dress berwarna merah."Tuh si Rani waktu kemarin datang ke sini menagih utang. Jika nggak dibayar akan dibawa ke j