Home / Fantasi / Kaisar Dewa Naga / BAB 3 Panggil Saja Aku Arjuna

Share

BAB 3 Panggil Saja Aku Arjuna

last update Last Updated: 2025-10-27 12:15:00

Mendengar pemberitahuan sistem, Arjuna sangat bersemangat dan senang.

Senyum langsung tersungging di bibirnya, Maya yang melihat ini merasa Arjuna sedang memikirkan hal jahat, bagaimanapun, senyum laki-laki ini terlihat sangat mengerikan.

Hati kecilnya sedikit bergetar.

"Lihat Ariana, lihatlah kakak laki-lakimu itu, dia pasti sedang memikirkan hal-hal buruk sekarang, " Maya berbisik dengan suara rendah.

Arjuna yang mendengarnya berkedut di sudut mulutnya.

Gadis pendek ini benar-benar mencoba membuat hubungannya dengan adik cantiknya ini renggang, sungguh jahat!

Ariana melirik Arjuna dan benar saja, senyum di wajah kakak laki-laki angkatnya itu tampak menakutkan.

Gadis muda itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Ada apa denganmu? "

"Tidak apa-apa, "Arjuna menyeringai.

"Nana, sepulang sekolah, jangan langsung ke rumah, kakak akan mengajakmu pergi," kata Arjuna serius.

"Ke mana? " Ariana sedikit bingung.

"Lihat aja nanti, " balas Arjuna duduk di kursinya yang berada di sebelah Ariana.

Teng!

Lonceng masuk berbunyi, Maya kembali ke kelasnya yang berada di sebelah kelas Ariana dan Arjuna.

Ariana masih sangat penasaran, tapi Arjuna mengabaikannya.

Dia saat ini fokus dengan panel-panel yang muncul di depannya.

Kaki Arjuna terangkat di atas meja, kepalanya bersandar pada kursi, posturnya saat ini mirip dengan preman kelas.

Namun, tak ada satu pun siswa yang berani menegurnya.

Arjuna, siswa kelas 12, kapten tim bisbol dan bola, memiliki fisik kuat dan tinggi 189 cm. Tampan dengan rambut pirang, dan kemampuan akademis yang masuk sepuluh besar.

Dia adalah pria sempurna yang banyak digilai para gadis.

Namun sayang, mengingat Arjuna adalah siswa miskin yang tinggal di rumah orang lain, pemuda itu tak pernah menerima satu pun surat cinta atau pengakuan yang diterimanya.

Dia laki-laki yang malang sekaligus sempurna.

{Sistem Dewa Opsi}

{Host: Arjuna}

{Kekuatan: 13 {10 Rata-rata pria dewasa normal}}

{Kesehatan: 11{10 Rata-rata manusia biasa}}

{Skill: Sepak bola, bisbol, memotong daging, menulis, dsb}

{Penyimpanan Sistem: Kotak Harta Karun Pemula, 1 juta tunai}

"Kotak harta karun pemula, coba buka, semoga isinya hal yang baik! "

"Hmm... Aku butuh bakat seni bela diri yang lebih kuat, ujian masuk universitas bagaimanapun akan tiba sebentar lagi, " gumam Arjuna dalam hati.

Kemudian, dia menekan kotak harta karun pemula dan segera, ikon kotak itu membesar dan terbuka.

Tiga benda dalam bentuk gambar kecio muncul di depannya.

"Ting! Tuan membuka kotak harta karun pemula."

"Mendapatkan setetes darah Naga Surgawi."

"Mendapatkan pengetahuan lengkap di semua mata pelajaran, SD, SMP, SMA, Kuliah."

"Mendapatkan keterampilan bertarung Tinju Kaisar Naga! "

Boom!

Seolah-olah ada ledakan di kepala Arjuna, pengetahuan yang tak terhitung jumlahnya mengalir lautan ingatannya.

Pelipis Arjuna berkeringat, dan keringat mulai membasahi punggungnya.

Ariana yang duduk di sebelah Arjuna merasa ada yang salah dengan kakak laki-lakinya, dia menoleh dan bertanya dengan wajah terkejut, " Kamu kenapa? Keringetan gitu."

Arjuna tidak membalas, dia diam sambil meremas keningnya dengan kuat. Dahinya mengernyit seolah menahan sakit.

Tidak mendapat balasan Arjuna, Ariana semakin cemas.

Berpikir kalau Arjuna kelelahan.

Serumah dengan Arjuna, Ariana tentu saja mengetahui, selain sebagai kapten sepak bola dan basket, kakak laki-lakinya juga bekerja serabutan di tempat pemotongan ayam dan kambing.

Di tempat kotor seperti itu, tidak heran kalau kakak laki-lakinya ini akan terkena kuman dan sakit.

Melihat wajahnya mulai pucat, Ariana yakin kalau kakak laki-lakinya ini sakit!

"Kakak, ayo ke UKS, kamu pasti sakit!" kata Ariana berdiri cemas dan memegang lengan Arjuna.

"Tidak, " Arjuna memegang tangan Arina, ia tersadar dan pulih. Ia menghela napas lega, lalu menatap Ariana sambil tersenyum. " Aku tidak apa-apa, hanya lelah dan ngantuk saja."

Setelah mengatakan itu, Arjuna kebetulan menguap, melepas tangan Ariana, ia lalu meletakkan wajahnya di kedua lengannya di atas meja.

"Bangunin kakak kalau dah pulang, " ucapnya menutup mata.

Ariana tidak berdaya melihat kakak laki-lakinya seperti ini, tapi dia tetap mengulurkan tangannya, menyentuh dahi Arjuna, memastikan laki-laki ini tidak sakit atau demam.

Setelah berpikir dahi Arjuna bersuhu normal, Ariana kembali ke tempat duduknya.

Kebetulan, banyak pasang mata menatapnya, itu adalah teman-teman sekelasnya.

Namun, Ariana tidak memperdulikan hal ini, dia mengabaikan semua mata yang mengarah padanya.

Laki-laki memandang Arjuna yang tidur dengan cemburu, sementara perempuan memandang Ariana dengan tatapan kesal.

"Selamat siang semua. "

"Hari ini, kita akan belajar biologi materi terkait organ reproduksi sel pada manusia dan monster."

Guru masuk dan pelajaranpun dimulai.

Sang guru tentu saja melihat Arjuna yang tidur, tapi dia mengabaikannya.

Prestasi Arjuna bagi sekolah cukup tinggi, semua guru menutup mata ketika Arjuna tertidur di kelas, tidak ada satupun yang mengeluh.

Ini lah perlakuan siswa berprestasi.

Pukul 3 sore.

Arjuna menggendong tas di pundaknya, menguap dengan wajah mengantuk sambil berjalan keluar sekolah.

Di sampingnya, Ariana melangkah anggun seperti siswi yang sopan. Sesekali, gadis itu melirik Arjuna yang memiliki tinggi hampir dua meter.

Keduanya berjalan bersama di bawah tatapan iri banyak siswa.

Ariana memang termasuk siswi tinggi di antara teman-temannya, namun di hadapan Arjuna, tingginya hanya setinggi dada.

Ketika Arjuna dan Ariana melangkah keluar gerbang sekolah, mereka melihat sebuah Maybach hitam terparkir di pinggir jalan. Seorang wanita berkerah putih dengan kacamata hitam terlihat berdiri bersandar di pintu mobil.

Melihat wanita tersebut, Ariana langsung waspada.

Tubuhnya bergeser lebih dekat dengan Arjuna.

Arjuna melirik Ariana dengan heran, lalu matanya menemukan wanita kerah putih di kejauhan.

Ekspresi terdiam muncul di wajahnya.

Melihat Arjuna, mata wanita kerah putih yang terlihat seperti karyawan perusahaan itu berbinar, dia buru-buru berjalan ke arahnya.

"Halo tuan muda Arjuna! sapa wanita itu tersenyum hangat.

"Sekertaris Liya, berhentilah memanggilku tuan muda, panggil saja aku Arjuna, " balas Arjuna menghentikan kakinya sambil menatap wanita di depannya dengan senyum kering.

"Ini perintah bossku! Aku tidak bisa menolaknya," ungkap Liya tersenyum kecut.

"Ada apa? " Arjuna bertanya, dengan sengaja, ia melirik ke kaca mobil, samar-samar, dia melihat sosok wanita di dalam.

"Biasa, bossku ingin ketemu kamu, " jawab Liya tersenyum sembari melirik Ariana yang memiliki wajah cemburu di sebelah Arjuna.

"Aku..., " Arjuna hendak menolak, tapi tiba-tiba dua panel opsi muncul di depannya.

"Ting!"

"Kecantikan dewasa dan memukau ingin bertemu tuan rumah, sistem memberi dua opsi untuk tuan."

{Opsi Pertama: Terima undangan Liya untuk bertemu dengan wanita dewasa di dalam mobil}

{Hadiah: Formula Kosmetik Kecantikan dan kesukaan Lisa 10+}

{Opsi Kedua: Tolak undangan Liya untuk bertemu dengan wanita di dalam mobil}

{Hadiah: Gelar Pria Bodoh dan rasa kekecewaan Lisa}

Arjuna, ".... "

Melihat opsi kedua sistem, Arjuna merasa ada garis-garis hitam di dahinya. Pria bodoh?

Tidak, dia tidak menginginkan gelar ini!

Dia bukan pria bodoh!

Sambil memikirkan hal ini dengan serius, Arjuna menoleh ke Ariana di sebelahnya.

"Nana, tunggu bentar oke? Lima menit."

"Cepat! Katanya kamu mau mengajakku pergi, awas lama! "

Ariana memelototi Arjuna sambil berkata dengan nada cemburu.

Arjuna tidak merasakan ini, setelah memberi gadis itu senyum masam, ia berjalan ke mobil mewah itu, dan membuka pintu mobil, lalu masuk.

"Ting! Tuan memilih opsi pertama."

"Formula Kosmetik Kecantikan dimasukkan ke dalam penyimpanan sistem dan kesukaan Lisa 5+"

Ketika Arjuna baru masuk, lengannya kekarnya tiba-tiba ditarik oleh tangan yang lembut, dia dipeluk. Wajahnya langsung tenggelam di antara dua kelembutan.

"Juna....Kak Lisa merindukanmu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 30 Pengalaman Protagonis?

    Setengah jam kemudian. "Belajar yang rajin ya, adikku yang cantik!" Arjuna melambaikan tangan kepada Yaya yang berjalan menuju sekolah. Senyum lebarnya terpatri di wajah. Melihat lambaian Arjuna, wajah Yaya memerah, pipinya panas, dan langkahnya semakin cepat. Pikirannya dipenuhi rasa malu dan gugup mengenai percakapan yang terjadi di dapur tadi pagi. 'Aku, akan jadi istri kak Arjuna?' Yaya merasa malu. Dia terkejut mengetahui bahwa ayahnya mendapat modal usaha dari kakak angkatnya itu, dan sebagai gantinya, di masa depan, dia harus menjadi istrinya. Saat ini, perasaannya bercampur baur. Dia sangat menyukai Arjuna, namun mustahil baginya untuk membenci kakak angkatnya itu. Meskipun Arjuna sering menjahilinya, Yaya tidak benar-benar membencinya. Ketika ada yang mengganggunya di sekolah, Arjuna selalu menjadi orang pertama yang datang untuk melindunginya. Sebagai se

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 29 Hati Wanita

    Pukul 14:00. "Dari mana aja? " Baru saja pulang dari rumah Lisa, Arjuna langsung dihadang oleh Ariana yang sudah menunggunya di kamar. Gadis itu mengenakan seragam olahraga, pelipisnya berkeringat. Dia memeluk dadanya sambil menatap Arjuna dengan tatapan tajam. Suaranya datar namun sarat dengan aura interogasi. Tadi malam, kakak angkatnya itu tidak ada di kamarnya, dan Ibunya menyebut bahwa dia akan menginap di rumah temannya. Namun, Ariana tidak pernah percaya alasan yang diberikan Arjuna. Dia yakin kakak laki-lakinya itu pasti menghabiskan malam dengan wanita kaya tersebut! "Emm... Nana, kenapa kamu ada di kamarku?" Arjuna bertanya dengan ekspresi keheranan, tanpa rasa panik. "Jangan coba mengalihkan topik, kakak durjana. Dari mana kamu baru saja datang? Apa kamu bersama wanita itu?" Ariana mendekat ke Arjuna sambil mengendus dengan hidung kecilnya. Memang benar, dia mencium a

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 28 Darah Pertama Lisa

    Lisa baru saja menuruni tangga dari lantai dua ketika ia melihat putri angkatnya, Risa, berlari ke arahnya sambil menangis terisak-isak. Ekspresi Lisa segera berubah, wajahnya dipenuhi kecemasan."Risa, kenapa kamu menangis?" tanyanya dengan suara terkejut, menghampiri Risa dengan langkah cepat. "Ibu angkat!" Risa berlari ke arah Lisa dan memeluknya erat, air matanya mengalir tanpa henti, yang padahal hanyalah drama."Uuu! Brengsek itu menyakitiku!" Sambil memeluk Lisa, Risa menunjuk ke arah Arjuna yang baru saja memasuki Villa dengan langkah santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ekspresi Risa penuh dengan amarah dan rasa malu."Arjuna, apa yang kamu lakukan pada Risa? Kamu membuatnya menangis?" Lisa menatap Arjuna dengan heran dan kecurigaan.Sejak kapan lelaki kecilnya ini terlibat dalam konflik dengan putri angkatnya?"Tante, jangan percaya omong kosongnya. Itu fitnah! Dia yang memulai," jawab Arjuna dengan santai sambil

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 27 Bertarung Dengan Risa

    Malam pukul 19:00.Arjuna, yang memakai kaos hitam berlengan pendek dengan gambar naga megah di punggung dan celana training putih, tegak di depan gerbang villa mewah milik Lisa.Kedatangannya yang penuh tekad itu nyaris terganggu ketika alisnya berkerut tiba-tiba-instingnya memperingatkan tentang bahaya yang mengintai.Swoosh!Sebuah serangan kilat dalam bentuk kaki panjang dan putih berkilat, meluncur deras hendak membelah angin menuju pipi Arjuna.Buk!Dengan gerakan yang lincah dan penuh kejelian, Arjuna berhasil meraih pergelangan kaki sang penyerang. Matanya membulat ketika dia mengenali siapa sosok tersebut saat melirik. "Bukankah kamu Risa? Mengapa kamu menyerangku? " tanya Arjuna, nadanya campuran antara kejutan dan acuh tak acuh.Dengan ekspresi dingin yang membingkai wajahnya, Risa hanya menjawab singkat namun tegas, "Ayo bertarung."Atmosfer menjadi tegang, udara di sekitar mereka seolah me

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 26 Aku Akan Merawat Dan Bersamamu Seumur Hidup

    Satu jam kemudian.Arjuna memegang black card di antara jari-jarinya, dan memutarnya dari waktu ke waktu dengan sudut mulut terangkat.Ini adalah kartu rekening bank. Direktur Halen memberikannya padanya untuk berinvestasi.Isinya ada sekitar 300 juta."Dengan dana ini, aku bisa memulai perusahaan, namun sebelum itu aku butuh seseorang untuk membantuku, "Arjuna membuang black card itu dan seketika kartu itu menghilang, tertelan oleh penyimpanan sistem.Dia tidak punya pengalaman tentang bisnis, tapi dia punya beberapa pengetahuan. Untuk memulai perusahaan, dia harus mendaftarkan ini itu ke pemerintah, dan untuk mempermudahkannya, sebaiknya dia menyuruh atau mencari seseorang.Adapaun orang itu, dia akan mencarinya nanti, tergantung keberuntungan.Sampai di rumah, Arjuna menyapa bibinya Ranti yang sedang menyapu lantai, lalu pergi ke kamarnya.Dia ingin tidur sekarang.Persiapan untuk nanti mal

  • Kaisar Dewa Naga   BAB 25 Bakat Bela Diri Kaisar?

    Halen tertegun sejenak mendengar ucapan Arjuna. Tapi segera, dia tersenyum. "Nah... Kamu memang benar pejuang perunggu level 9, bibi yakin sekarang kamu memang jenius bela diri," ucap Halen penuh pujian. Sebagai Direktur sebuah Divisi, kekuatan Halen tentu bukan main-main. Meskipun telah berada di usia paruh baya, kekuatannya telah mencapai level 9 pejuang emas. Dengan kekuatan yang dimilikinya, dia dengan mudah bisa mengenali tingkatan Arjuna. Elena dan Risa terkejut mendengar ucapan Halen, terutama Risa. Dia menatap Arjuna dengan tatapan tak percaya. Pemuda ini tampaknya tidak jauh lebih tua darinya, namun sudah mencapai level 9 pejuang perunggu?! Padahal, dia yang baru saja masuk universitas hanya baru menembus level 8 pejuang perunggu, dan itu pun sudah dianggap jenius di kalangan teman-temannya! "Arjuna, apa kamu sudah mengetahui bakat bela diri dan kemampuan supernatural yang kamu miliki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status