MasukMendengar pemberitahuan sistem, Arjuna sangat bersemangat dan senang.
Senyum langsung tersungging di bibirnya, Maya yang melihat ini merasa Arjuna sedang memikirkan hal jahat, bagaimanapun, senyum laki-laki ini terlihat sangat mengerikan. Hati kecilnya sedikit bergetar. "Lihat Ariana, lihatlah kakak laki-lakimu itu, dia pasti sedang memikirkan hal-hal buruk sekarang, " Maya berbisik dengan suara rendah. Arjuna yang mendengarnya berkedut di sudut mulutnya. Gadis pendek ini benar-benar mencoba membuat hubungannya dengan adik cantiknya ini renggang, sungguh jahat! Ariana melirik Arjuna dan benar saja, senyum di wajah kakak laki-laki angkatnya itu tampak menakutkan. Gadis muda itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Ada apa denganmu? " "Tidak apa-apa, "Arjuna menyeringai. "Nana, sepulang sekolah, jangan langsung ke rumah, kakak akan mengajakmu pergi," kata Arjuna serius. "Ke mana? " Ariana sedikit bingung. "Lihat aja nanti, " balas Arjuna duduk di kursinya yang berada di sebelah Ariana. Teng! Lonceng masuk berbunyi, Maya kembali ke kelasnya yang berada di sebelah kelas Ariana dan Arjuna. Ariana masih sangat penasaran, tapi Arjuna mengabaikannya. Dia saat ini fokus dengan panel-panel yang muncul di depannya. Kaki Arjuna terangkat di atas meja, kepalanya bersandar pada kursi, posturnya saat ini mirip dengan preman kelas. Namun, tak ada satu pun siswa yang berani menegurnya. Arjuna, siswa kelas 12, kapten tim bisbol dan bola, memiliki fisik kuat dan tinggi 189 cm. Tampan dengan rambut pirang, dan kemampuan akademis yang masuk sepuluh besar. Dia adalah pria sempurna yang banyak digilai para gadis. Namun sayang, mengingat Arjuna adalah siswa miskin yang tinggal di rumah orang lain, pemuda itu tak pernah menerima satu pun surat cinta atau pengakuan yang diterimanya. Dia laki-laki yang malang sekaligus sempurna. {Sistem Dewa Opsi} {Host: Arjuna} {Kekuatan: 13 {10 Rata-rata pria dewasa normal}} {Kesehatan: 11{10 Rata-rata manusia biasa}} {Skill: Sepak bola, bisbol, memotong daging, menulis, dsb} {Penyimpanan Sistem: Kotak Harta Karun Pemula, 1 juta tunai} "Kotak harta karun pemula, coba buka, semoga isinya hal yang baik! " "Hmm... Aku butuh bakat seni bela diri yang lebih kuat, ujian masuk universitas bagaimanapun akan tiba sebentar lagi, " gumam Arjuna dalam hati. Kemudian, dia menekan kotak harta karun pemula dan segera, ikon kotak itu membesar dan terbuka. Tiga benda dalam bentuk gambar kecio muncul di depannya. "Ting! Tuan membuka kotak harta karun pemula." "Mendapatkan setetes darah Naga Surgawi." "Mendapatkan pengetahuan lengkap di semua mata pelajaran, SD, SMP, SMA, Kuliah." "Mendapatkan keterampilan bertarung Tinju Kaisar Naga! " Boom! Seolah-olah ada ledakan di kepala Arjuna, pengetahuan yang tak terhitung jumlahnya mengalir lautan ingatannya. Pelipis Arjuna berkeringat, dan keringat mulai membasahi punggungnya. Ariana yang duduk di sebelah Arjuna merasa ada yang salah dengan kakak laki-lakinya, dia menoleh dan bertanya dengan wajah terkejut, " Kamu kenapa? Keringetan gitu." Arjuna tidak membalas, dia diam sambil meremas keningnya dengan kuat. Dahinya mengernyit seolah menahan sakit. Tidak mendapat balasan Arjuna, Ariana semakin cemas. Berpikir kalau Arjuna kelelahan. Serumah dengan Arjuna, Ariana tentu saja mengetahui, selain sebagai kapten sepak bola dan basket, kakak laki-lakinya juga bekerja serabutan di tempat pemotongan ayam dan kambing. Di tempat kotor seperti itu, tidak heran kalau kakak laki-lakinya ini akan terkena kuman dan sakit. Melihat wajahnya mulai pucat, Ariana yakin kalau kakak laki-lakinya ini sakit! "Kakak, ayo ke UKS, kamu pasti sakit!" kata Ariana berdiri cemas dan memegang lengan Arjuna. "Tidak, " Arjuna memegang tangan Arina, ia tersadar dan pulih. Ia menghela napas lega, lalu menatap Ariana sambil tersenyum. " Aku tidak apa-apa, hanya lelah dan ngantuk saja." Setelah mengatakan itu, Arjuna kebetulan menguap, melepas tangan Ariana, ia lalu meletakkan wajahnya di kedua lengannya di atas meja. "Bangunin kakak kalau dah pulang, " ucapnya menutup mata. Ariana tidak berdaya melihat kakak laki-lakinya seperti ini, tapi dia tetap mengulurkan tangannya, menyentuh dahi Arjuna, memastikan laki-laki ini tidak sakit atau demam. Setelah berpikir dahi Arjuna bersuhu normal, Ariana kembali ke tempat duduknya. Kebetulan, banyak pasang mata menatapnya, itu adalah teman-teman sekelasnya. Namun, Ariana tidak memperdulikan hal ini, dia mengabaikan semua mata yang mengarah padanya. Laki-laki memandang Arjuna yang tidur dengan cemburu, sementara perempuan memandang Ariana dengan tatapan kesal. "Selamat siang semua. " "Hari ini, kita akan belajar biologi materi terkait organ reproduksi sel pada manusia dan monster." Guru masuk dan pelajaranpun dimulai. Sang guru tentu saja melihat Arjuna yang tidur, tapi dia mengabaikannya. Prestasi Arjuna bagi sekolah cukup tinggi, semua guru menutup mata ketika Arjuna tertidur di kelas, tidak ada satupun yang mengeluh. Ini lah perlakuan siswa berprestasi. Pukul 3 sore. Arjuna menggendong tas di pundaknya, menguap dengan wajah mengantuk sambil berjalan keluar sekolah. Di sampingnya, Ariana melangkah anggun seperti siswi yang sopan. Sesekali, gadis itu melirik Arjuna yang memiliki tinggi hampir dua meter. Keduanya berjalan bersama di bawah tatapan iri banyak siswa. Ariana memang termasuk siswi tinggi di antara teman-temannya, namun di hadapan Arjuna, tingginya hanya setinggi dada. Ketika Arjuna dan Ariana melangkah keluar gerbang sekolah, mereka melihat sebuah Maybach hitam terparkir di pinggir jalan. Seorang wanita berkerah putih dengan kacamata hitam terlihat berdiri bersandar di pintu mobil. Melihat wanita tersebut, Ariana langsung waspada. Tubuhnya bergeser lebih dekat dengan Arjuna. Arjuna melirik Ariana dengan heran, lalu matanya menemukan wanita kerah putih di kejauhan. Ekspresi terdiam muncul di wajahnya. Melihat Arjuna, mata wanita kerah putih yang terlihat seperti karyawan perusahaan itu berbinar, dia buru-buru berjalan ke arahnya. "Halo tuan muda Arjuna! sapa wanita itu tersenyum hangat. "Sekertaris Liya, berhentilah memanggilku tuan muda, panggil saja aku Arjuna, " balas Arjuna menghentikan kakinya sambil menatap wanita di depannya dengan senyum kering. "Ini perintah bossku! Aku tidak bisa menolaknya," ungkap Liya tersenyum kecut. "Ada apa? " Arjuna bertanya, dengan sengaja, ia melirik ke kaca mobil, samar-samar, dia melihat sosok wanita di dalam. "Biasa, bossku ingin ketemu kamu, " jawab Liya tersenyum sembari melirik Ariana yang memiliki wajah cemburu di sebelah Arjuna. "Aku..., " Arjuna hendak menolak, tapi tiba-tiba dua panel opsi muncul di depannya. "Ting!" "Kecantikan dewasa dan memukau ingin bertemu tuan rumah, sistem memberi dua opsi untuk tuan." {Opsi Pertama: Terima undangan Liya untuk bertemu dengan wanita dewasa di dalam mobil} {Hadiah: Formula Kosmetik Kecantikan dan kesukaan Lisa 10+} {Opsi Kedua: Tolak undangan Liya untuk bertemu dengan wanita di dalam mobil} {Hadiah: Gelar Pria Bodoh dan rasa kekecewaan Lisa} Arjuna, ".... " Melihat opsi kedua sistem, Arjuna merasa ada garis-garis hitam di dahinya. Pria bodoh? Tidak, dia tidak menginginkan gelar ini! Dia bukan pria bodoh! Sambil memikirkan hal ini dengan serius, Arjuna menoleh ke Ariana di sebelahnya. "Nana, tunggu bentar oke? Lima menit." "Cepat! Katanya kamu mau mengajakku pergi, awas lama! " Ariana memelototi Arjuna sambil berkata dengan nada cemburu. Arjuna tidak merasakan ini, setelah memberi gadis itu senyum masam, ia berjalan ke mobil mewah itu, dan membuka pintu mobil, lalu masuk. "Ting! Tuan memilih opsi pertama." "Formula Kosmetik Kecantikan dimasukkan ke dalam penyimpanan sistem dan kesukaan Lisa 5+" Ketika Arjuna baru masuk, lengannya kekarnya tiba-tiba ditarik oleh tangan yang lembut, dia dipeluk. Wajahnya langsung tenggelam di antara dua kelembutan. "Juna....Kak Lisa merindukanmu.""Eh, benarkah?!" Kecemasan Ariana menghilang, dia menghela napas lega sekaligus bersemangat. "Ayo, kita beli kebutuhan dapur, nanti kita kejutkan Bibi dan Pamanku," Arjuna menepuk pipi Ariana dengan lembaran uang di tangannya sambil tertawa kecil. Adegan ini terlihat cukup aneh, tapi Ariana yang pipinya ditepuk dengan uang sama sekali tidak menyadarinya. Setelah merasa lega, gadis itu juga senang melihat Arjuna berhasil mendapatkan uang. Selanjutnya, Arjuna dan Ariana pergi berbelanja di supermarket. Mereka membeli kebutuhan dapur dan beberapa bungkus makanan ringan. Terlahir sebagai seorang wanita, Ariana tentu saja senang berbelanja. Namun, latar belakang keluarga sederhana membuat Ariana rendah hati dan dewasa. Ia selalu berpikir untuk hemat dan efisien. Melihat gadis itu sedang berdiri di depan rak makanan ringan yang harganya paling terjangkau, Arjuna mengepalkan tinjunya, matanya bersi
"Muu! " Arjuna membuka matanya sedikit lebar, dia mencoba berbicara, tapi kelembutan dan kekenyalan menghalangi bibirnya, membuatnya berbicara tidak jelas. Tanpa daya, Arjuna menggunakan lengan kuatnya, mendorong lembut wanita yang sedang memeluk kepalanya. Seorang wanita cantik berusia 33 tahun, mengenakan setelan bisnis yang elegan dan rapi. Blazer berwarna navy dengan potongan yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blouse sutra putih yang memberikan sentuhan feminin. Celana panjang yang matching dengan blazernya memperlihatkan kesan profesional dan modern. Sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam menambah kesan anggun dan tegas pada penampilannya. Aksesoris minimalis, seperti jam tangan perak dan anting-anting mutiara, melengkapi penampilannya, memancarkan kesan yang sophisticated dan berwibawa. Mata wanita dewasa itu menatap Arjuna di depannya dengan penuh kasih sayang, dua tangan putihny
Mendengar pemberitahuan sistem, Arjuna sangat bersemangat dan senang. Senyum langsung tersungging di bibirnya, Maya yang melihat ini merasa Arjuna sedang memikirkan hal jahat, bagaimanapun, senyum laki-laki ini terlihat sangat mengerikan. Hati kecilnya sedikit bergetar. "Lihat Ariana, lihatlah kakak laki-lakimu itu, dia pasti sedang memikirkan hal-hal buruk sekarang, " Maya berbisik dengan suara rendah. Arjuna yang mendengarnya berkedut di sudut mulutnya. Gadis pendek ini benar-benar mencoba membuat hubungannya dengan adik cantiknya ini renggang, sungguh jahat! Ariana melirik Arjuna dan benar saja, senyum di wajah kakak laki-laki angkatnya itu tampak menakutkan. Gadis muda itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Ada apa denganmu? " "Tidak apa-apa, "Arjuna menyeringai.
"Hei Santo, kau lihat tadi Toni, Evan, sama dua pengikutnya digotong rame-rame? " "Lihat lah! Mereka pingsan, njir. Kek habis gelut dan dua-duanya kalah. " "Keknya mereka memang habis bertarung, aku lihat tadi wajah Evan bengkak, bahkan sampe darahan, ngeri pokoknya. "Hiss! Ngeri ya, tapi si Toni ngakak kulihat, dia udah kurus, tapi kepalanya benjol kek tumor." "Pufft!" Di ruang kelas 12 jurusan Matematika, dua orang siswa tampak asyik bergosip sambil tertawa. Mereka sibuk membahas kisah misterius Toni dan Evan yang ditemukan pingsan di hutan dekat sekolah. Hampir seluruh kelas terpesona oleh topik yang sama, penasaran mengungkap konflik mendalam di antara kedua pria tersebut, namun misteri sebenarnya tetap tersembunyi. Perlahan, pandangan seisi kelas beralih pada seorang gadis berambut hitam panjang yang mengenakan seraga
Januari, 2025. Kekaisaran Langit. Gedung-gedung menjulang tinggi seolah-olah dapat menembus langit, layar videotron raksasa berkedip-kedip memperlihatkan iklan produk bergerak di setiap sudut. kendaraan seperti motor dan mobil melaju kencang di jalurnya masing-masing, sementara orang-orang berjalan seperti semut yang tak henti-hentinya bekerja, sesekali mengarahkan pandangan mereka ke videotron yang begitu mencolok, lalu kembali menatap pasangan mereka di samping dengan penuh kasih dan sayang. Namun, suasana yang biasa itu berubah ketika layar videotron di gedung tertinggi itu tiba-tiba menampilkan wajah seorang wanita berjubah merah dan bermakna emas yang berkilau. wajahnya memancarkan kecantikan luar biasa yang di sertai dengan aura begitu dingin yang menyelimuti sekelilingnya. Matanya yang berpupil merah pekat mampu merasuki kalbu para pengunjung yang tidak







