Ketika melihat Zhu Long yang sudah menjauh, Li Fan menghela nafas lega. "Sialan! Anak itu, pertanyaannya sangat diluar nalar. Masih polos, sudah tanya-tanya seperti itu. Bagaimana jadinya nanti dia punya pasangan?"
Tiba-tiba, dia teringat Xiao Yu yang ada di kamar. Li Fan kemudian berlari, menuju kamarnya.Setelah masuk kedalam kamar, nyatanya Xiao Yu belum keluar dari kamar mandi.Li Fan berjalan pelan menuju ke arah kamar mandi, dengan perlahan dia mengetok pintu kamar mandi.Tok!Tok!Tok!"Ada apa?" Tanya suara lembut dan halus terdengar dari dalam. Namun, Li Fan sama sekali tidak mendengar percikan-percikan air yang berbunyi di dalam kamar mandi itu."Kau sedang apa?" Tanya Li Fan."Aku membersihkan diri." Jawab Xiao Yu dengan tenang dibalik pintu kamar mandi."Membersihkan diri? Kau serius? Aku tidak mendengar apapun didalam." Li Fan menempelkan telinganya di pintu kamar mandi, ingin lebi"Siapa kamu?" Tanya leluhur Han Shang dengan dingin kepada pemuda yang menangkap peti emas yang ia kejar dengan ekspresi muram."Oh?" Pemuda itu menaikan alisnya. Aura di sekitarnya semakin tegang dengan aura yang terus-menerus merembes keluar dari tubuhnya, membuat semua orang terasa di cekik oleh udara."Aku seharusnya yang bertanya, pak tua. Bagaimana bisa harta ini ada di tanganmu yang keriput?" Tanya pemuda itu dengan nada dingin. Pemuda itu sebenarnya adalah Li Fan."Kenapa?" Wajah leluhur Han Shang berubah marah. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, bocah! Kau yang mengambil harta suci milik sekte ini, dan kau bertanya bagaimana bisa ada di tanganku? Dan kau bilang apa? Tangan keriput? Apa kau sudah bosan hidup?" Tanya pria tua itu dengan nada yang tinggi.Dia sangat marah dan cemburu ketika melihat peti emas itu yang mendekat ke arah pemuda itu.Bahkan dalam situasi saat ini, dia tidak memperdulikan kesekitaran nya. Kedua le
Patriak Fu Tian, yang ada di luar bersama beberapa tetua di sebuah lapangan yang luas, sedang mengawasi beberapa murid mereka, tiba-tiba mendongak ke langit.Mereka dapat melihat bahwa langit kini sedang mendung dan adanya petir-petir yang bergemuruh.Patriak Fu Tian, yang melihat keadaan langit, mengerutkan keningnya. "Apa yang terjadi? Apa ada sesuatu yang mengundang amarah langit?"Para tetua yang ada di sekitar patriak Fu Tian hanya menggelengkan kepalanya. "Maaf, patriak. Kami tidak tahu. Mungkin ada salah satu murid yang akan menerobos ranah." Tebak salah satu tetua dengan ambigu.Para murid yang ada di lapangan, tentu mendengar perkataan dari tetua mereka, berdecak kagum.Patriak Fu Tian menyipitkan matanya. Tatapannya terus tertuju ke langit, hingga hal yang terjadi selanjutnya membuatnya terkejut.Selanjutnya, awan yang berada di tengah, tepat lapangan para murid, menciptakan sebuah pusaran seperti tornado yang akan turu
Di posisi Li Fan.. Terlihat, Zhu Long, Bai Hu, Leluhur Cheng Wensin, leluhur Jing Zhou, patriak Sang Wein, dan patriak Jing Hao tengah duduk di sebuah batu besar di hutan. Mereka mengelilingi sebuah perapian.Saat ini, waktu menunjukkan malam hari, membuat mereka tidak punya pilihan lain untuk beristirahat sejenak, sembari menunggu Li Fan sadar.Nyatanya, ketika pertarungan antara Li Fan, Zhu Long, dan Bai Hu melawan iblis, keempat orang penting 2 sekte itu tidak pergi jauh, dan menunggu jalur yng akan mereka lalui.Siapa sangka, ketika mereka menunggu, mereka di kejutkan ketika melihat bahwa Li Fan dalam keadaan pingsan dan digendong oleh Zhu Long.Keenam orang itu hanya bisa menunggu Li Fan sadar, tanpa bisa berbuat apa-apa. Keempat orang penting dari 2 sekte sebenarnya heran, dimana Xiao Yu? Namun, mereka tidak ada yang berani bertanya, karena melihat wajah masam Zhu Long dan Bai Hu."Selanjutnya, apa yang akan kita lakukan?"
Di tempat lain.Terlihat, seorang pria tua dengan rambut dan janggut panjang sedang duduk bersila di kehampaan, dengan mata yang terpejam, menyerap energi spiritual di sekitar.Pria tua itu seperti tengah memulihkan diri, seperti terkena cedera yang sangat serius. Terlihat di tangannya, terdapat beberapa pil penyembuh serta guci antik yang terus menerus mengeluarkan aroma obat.Itu adalah wadah penyimpanan untuk pil yang ia konsumsi dan memulihkan tenaganya.Pria tua itu kini sedang melayang di tengah-tengah ruangan yang cukup luas. Ruangan itu mirip aula milik kuil. Di setiap sudut dan dinding, terdapat beberapa hiasan khas kuil, seperti sesajen, batang dupa yang terbakar, lilin merah, dll.Tidak jauh di depan pria tua itu, terdapat pintu yang di lapisi oleh berbagai macam jenis logam, seperti perunggu, perak, besi, baja, dll. Semua logam itu di satukan dan menjadi sebuah logam campuran dan di gunakan pada pintu tersebut.Ketika
Siapa yang tidak terkejut? Selain berpenampilan berbeda, aura milik Li Fan sangat kuat, melebihi aura milik pemimpin ras iblis."I-ini? Dewa Ilahi tingkat 9!" Kata pemimpin ras iblis dengan gemetar."Apa?" Para iblis, Zhu Long, dan Bai Hu serentak terkejut."Bagaimana mungkin!" Kata iblis 1 dengan tatapan tidak percaya."Dia hanya Dewa Abadi tingkat 9, kenapa dia naik hingga Dewa Ilahi tingkat 9? Sangat tidak masuk akal!" Teriak iblis 4 dengan tatapan tidak percaya."Sialan! Jika seperti itu, bagaimana kita bisa mengalahkannya?" Ucap iblis 2."Apa yang harus kita lakukan, pemimpin?" Tanya iblis 3.Pemimpin ras iblis mengepalkan tangannya, merasa adanya ketakutan yang menjalar di lubuk hatinya.Zhu Long, yang melihat penampilan Li Fan, mengerutkan keningnya. "Aku rasa, itu bukan kakak.""Apa maksudmu?" Bai Hu bertanya dengan heran. Sudah jelas itu adalah Li Fan, kenapa Zhu Long berkata bahwa itu bukan Li
"Si-siapa itu?" Tanya Li Fan dengan waspada.Namun, tidak ada tanggapan lagi dari suara tadi. Seakan-akan suara itu telah menguap bersama udara.Tiba-tiba, Li Fan melihat adanya pergerakan di depan. Walaupun gelap, dia dapat merasakan dan melihatnya meskipun terlihat hanya samar-samar.Mata Li Fan menyipit, ingin tahu apa itu.Secara tiba-tiba, sepasang mata merah menyala terbuka dan menatap Li Fan. Mata itu berwarna merah, dan berbentuk api yang berkobar-kobar.Li Fan yang melihat mata itu, menelan ludah. Serentak dia berkata, "Mahkluk Roh Terkutuk!"Sepasang mata merah menyala itu menatap Li Fan terus menerus, membuat Li Fan merasa gugup. Mata itu berkedip lalu menghilang.Li Fan mengernyit."Kau kalah, anak muda. Biar aku yang akan membantumu." Sahut suara itu lagi. Suara ibu mengandung nada yang tegas, dingin, dan tidak ingin di bantah.Li Fan terkejut. "A-apa maumu?" Tanya Li Fan.Wush!