Share

Kakak Sahabatku Ayah dari Anakku
Kakak Sahabatku Ayah dari Anakku
Penulis: Endiy Fathia

Bab 1 Kehilangan Segalanya

Naila terkejut saat tiba di rumahnya. Banyak sekali orang berdatangan dan ada mobil ambulan yang baru saja keluar dari pintu gerbang serta ada bendera warna kuning di depan rumahnya.

Hatinya berdegup kencang. 'Apa yang terjadi sebenarnya,' pikirnya. Ia berjalan pelan masuk ke dalam rumah dengan menggeret kopernya. Beberapa mata menatap iba kepadanya.

Naila terpaku melihat dua jenazah yang terbungkus kain kafan dan siap disholatkan. Air mata menetes, tungkai kakinya terasa lemas seperti tidak bertulang. Seorang gadis berlari memeluknya. Dia adalah Jelita sahabat Naila yang telah lama tidak bertemu.

Naila menyibakkan tubuh gadis itu, berjalan dengan gontai menghampiri jenazah kedua orang tuanya ingin melihat wajah dari kedua orang tuanya untuk terakhir kalinya. Namun, tidak diperbolehkan. Gadis itu sedih dan terduduk lemas tidak berdaya, sudah bisa di bayangkan bagaimana bentuk jenazah mereka hingga tidak boleh di buka sama sekali.

Naila menoleh pada sahabatnya, meminta penjelasan. Sang sahabat pun bercerita apa yang terjadi sesungguhnya. Bagai tersengat petir ribuan vol ia pun terkulai pingsan. Beberapa orang wanita berusaha menyadarkannya sampai ia tersadar kembali.

Setelah gadis itu sadar Prosesi pemakaman di laksanakan hinga selesai, semua pengantar jenazah berpamitan pulang. Hanya mereka berdua yang masih berada di sana serta duduk bersimpuh di depan nisan kedua orang tua Naila

Naila belum bisa menerima kejadian ini, ia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian orang tuanya dan tidak bisa memaafkan dirinya sendiri seumur hidupnya. Selamanya ia akan dihantui rasa bersalah kepada kedua orang tuanya itu. Jelita berusaha menyadarkan sahabatnya untuk tidak meratap, dan akhirnya Naila mau diajak pulang.

Sesampainya di rumah, Naila dikejutkan kembali oleh keributan di rumahnya. Beberapa gerombolan pria sangar datang dan beradu mulut dengan sekuriti.

"Ada apa, Pak? Kenapa ribut-ribut?" tanya Naila kepada mereka.

"Mereka mencari Nona dan meminta Anda untuk ikut dengan mereka atau segera pergi mengosongkan rumah ini!" jelas sekuriti pada Naila

"Apa? Ini rumah saya kenapa seenaknya saja mengusir saya dari rumah ini dan untuk apa saya harus ikut kalian?" protes Naila dengan tatapan tajam penuh luka. Ia sangat marah baru saja mengantarkan jenazah orang tuanya di peristirahatan terakhir, tiba-tiba saja ada orang yang membuat masalah dengannya.

"Saya pengacara pemilik rumah baru Anda. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Jika Tuan Sutoyo tidak bisa memberikan sesuatu yang diinginkan bos kami, maka semua aset termasuk rumah ini menjadi hak milik Beliau, kecuali jika Anda mau menjadi istri keempat dan bersedia ikut kami sekarang juga maka semua aset akan kembali kepada Anda," jelas pengacara itu pada Naila.

"Perjanjian macam apa ini? pasti kalian semua sudah menjebak orang tua saya untuk menandatangani perjanjian Gila ini!" teriak Naila lantang.

"Terserah Anda Nona, saya hanya menjalankan tugas untuk memerintahkan Anda mengosongkan tempat ini. Jika menolak maka Anda harus ikut kami!" jawab pengacara itu.

"Saya tidak ingin meninggalkan rumah ini dan juga tidak mau ikut kalian! Saya akan selesaikan ini lewat  jalur hukum!" gertak Naila

"Kami tidak akan memberikan kesempatan Anda untuk bertindak demikian, Nona. Keluar dari rumah ini atau ikut kami paksa!" bentak pria yang berbadan kekar itu lalu ia bersiul dengan keras maka berdatanganlah beberapa pria sangar keluar dari dalam mobil serta membentuk lingkaran mengepung dua gadis itu.

"Eh, kalian mau apa?" tanya Naila panik begitu juga Jelita berusaha menelpon seseorang tetapi tangannya gemetaran, beberapa kali menekan nomer yang salah dan gerombolan pria itu semakin dekat.

Warga sekitar yang tahu hal itu tidak berani mendekat dan membantu. Mereka takut berimbas buruk pada pada diri mereka sendiri dan akhirnya memilih masuk rumah.

"Jangan mendekat! Kalian mau apa?" teriak Naila dengan suara gemetar, ia semakin ketakutan, begitu juga jelita dengan dengan ketakutan yang luar biasa dia bisa menelpon sang kakak agar bisa menolong mereka berdua.

Sementara itu, seorang pria memacu mobilnya dengan  sangat kencang. Setelah, mendapatkan telpon dari adiknya. Suaranya yang terdengar seperti ketakutan membuat pria itu khawatir terhadap sang adik. Dia adalah Bayu Saputra

Hanya beberapa menit saja dia  sudah sampai dan langsung menerobos masuk pintu gerbang rumah Naila.

"Hai apa-apaan kalian? Kenapa menghadapi dua gadis saja, kalian harus membawa pasukan sebanyak ini?" tanyanya  sambil menarik satu persatu dari mereka dan meninju perutnya hingga terjungkal.

"Itu karena Nona Naila bersikeras tetap tinggal di sini maka ia harus ikut kami sebagai sarat untuk bisa tinggal di sini" jelas pengacara lagi

"Siapa, Naila?" tanya Bayu kaget sebab nama itu sangat terdengar familiar di telinganya. Ia menoleh ke arah gadis yang berdiri di dekat adiknya itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fauzi
Sangat bagus sekali cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status