Naila Maharani terpaksa tinggal di rumah sang sahabat, membuatnya selalu bertemu Bayu Saputra cinta lamanya dulu. Sebab, pria itu adalah kakak sahabatnya. Desakkan dan tekanan dari mantan kekasihnya, membuat dia memutuskan untuk melakukan pernikahan rahasia dengan pria itu. Setelah memberikan dua malam terindah untuk sang suami, dia pun pergi agar suami dan keluarganya tidak terancam oleh seseorang yang menginginkan dirinya menjadi istri ke empat pria itu. Di dalam persembunyian dari pria berkuasa itu dan suaminya, ia melahirkan seorang putra. Bagaimana kehidupan Bayu dan Naila setelah berpisah, dan akankah mereka bertemu kembali? Lalu, Siapakah pria itu yang menginginkan Naila menjadi istrinya? Simak ceritanya hingga tamat.
View MoreNaila terkejut saat tiba di rumahnya. Banyak sekali orang berdatangan dan ada mobil ambulan yang baru saja keluar dari pintu gerbang serta ada bendera warna kuning di depan rumahnya.
Hatinya berdegup kencang. 'Apa yang terjadi sebenarnya,' pikirnya. Ia berjalan pelan masuk ke dalam rumah dengan menggeret kopernya. Beberapa mata menatap iba kepadanya.
Naila terpaku melihat dua jenazah yang terbungkus kain kafan dan siap disholatkan. Air mata menetes, tungkai kakinya terasa lemas seperti tidak bertulang. Seorang gadis berlari memeluknya. Dia adalah Jelita sahabat Naila yang telah lama tidak bertemu.
Naila menyibakkan tubuh gadis itu, berjalan dengan gontai menghampiri jenazah kedua orang tuanya ingin melihat wajah dari kedua orang tuanya untuk terakhir kalinya. Namun, tidak diperbolehkan. Gadis itu sedih dan terduduk lemas tidak berdaya, sudah bisa di bayangkan bagaimana bentuk jenazah mereka hingga tidak boleh di buka sama sekali.
Naila menoleh pada sahabatnya, meminta penjelasan. Sang sahabat pun bercerita apa yang terjadi sesungguhnya. Bagai tersengat petir ribuan vol ia pun terkulai pingsan. Beberapa orang wanita berusaha menyadarkannya sampai ia tersadar kembali.
Setelah gadis itu sadar Prosesi pemakaman di laksanakan hinga selesai, semua pengantar jenazah berpamitan pulang. Hanya mereka berdua yang masih berada di sana serta duduk bersimpuh di depan nisan kedua orang tua Naila
Naila belum bisa menerima kejadian ini, ia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian orang tuanya dan tidak bisa memaafkan dirinya sendiri seumur hidupnya. Selamanya ia akan dihantui rasa bersalah kepada kedua orang tuanya itu. Jelita berusaha menyadarkan sahabatnya untuk tidak meratap, dan akhirnya Naila mau diajak pulang.
Sesampainya di rumah, Naila dikejutkan kembali oleh keributan di rumahnya. Beberapa gerombolan pria sangar datang dan beradu mulut dengan sekuriti.
"Ada apa, Pak? Kenapa ribut-ribut?" tanya Naila kepada mereka.
"Mereka mencari Nona dan meminta Anda untuk ikut dengan mereka atau segera pergi mengosongkan rumah ini!" jelas sekuriti pada Naila
"Apa? Ini rumah saya kenapa seenaknya saja mengusir saya dari rumah ini dan untuk apa saya harus ikut kalian?" protes Naila dengan tatapan tajam penuh luka. Ia sangat marah baru saja mengantarkan jenazah orang tuanya di peristirahatan terakhir, tiba-tiba saja ada orang yang membuat masalah dengannya.
"Saya pengacara pemilik rumah baru Anda. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Jika Tuan Sutoyo tidak bisa memberikan sesuatu yang diinginkan bos kami, maka semua aset termasuk rumah ini menjadi hak milik Beliau, kecuali jika Anda mau menjadi istri keempat dan bersedia ikut kami sekarang juga maka semua aset akan kembali kepada Anda," jelas pengacara itu pada Naila.
"Perjanjian macam apa ini? pasti kalian semua sudah menjebak orang tua saya untuk menandatangani perjanjian Gila ini!" teriak Naila lantang.
"Terserah Anda Nona, saya hanya menjalankan tugas untuk memerintahkan Anda mengosongkan tempat ini. Jika menolak maka Anda harus ikut kami!" jawab pengacara itu.
"Saya tidak ingin meninggalkan rumah ini dan juga tidak mau ikut kalian! Saya akan selesaikan ini lewat jalur hukum!" gertak Naila
"Kami tidak akan memberikan kesempatan Anda untuk bertindak demikian, Nona. Keluar dari rumah ini atau ikut kami paksa!" bentak pria yang berbadan kekar itu lalu ia bersiul dengan keras maka berdatanganlah beberapa pria sangar keluar dari dalam mobil serta membentuk lingkaran mengepung dua gadis itu.
"Eh, kalian mau apa?" tanya Naila panik begitu juga Jelita berusaha menelpon seseorang tetapi tangannya gemetaran, beberapa kali menekan nomer yang salah dan gerombolan pria itu semakin dekat.
Warga sekitar yang tahu hal itu tidak berani mendekat dan membantu. Mereka takut berimbas buruk pada pada diri mereka sendiri dan akhirnya memilih masuk rumah.
"Jangan mendekat! Kalian mau apa?" teriak Naila dengan suara gemetar, ia semakin ketakutan, begitu juga jelita dengan dengan ketakutan yang luar biasa dia bisa menelpon sang kakak agar bisa menolong mereka berdua.
Sementara itu, seorang pria memacu mobilnya dengan sangat kencang. Setelah, mendapatkan telpon dari adiknya. Suaranya yang terdengar seperti ketakutan membuat pria itu khawatir terhadap sang adik. Dia adalah Bayu Saputra
Hanya beberapa menit saja dia sudah sampai dan langsung menerobos masuk pintu gerbang rumah Naila.
"Hai apa-apaan kalian? Kenapa menghadapi dua gadis saja, kalian harus membawa pasukan sebanyak ini?" tanyanya sambil menarik satu persatu dari mereka dan meninju perutnya hingga terjungkal.
"Itu karena Nona Naila bersikeras tetap tinggal di sini maka ia harus ikut kami sebagai sarat untuk bisa tinggal di sini" jelas pengacara lagi
"Siapa, Naila?" tanya Bayu kaget sebab nama itu sangat terdengar familiar di telinganya. Ia menoleh ke arah gadis yang berdiri di dekat adiknya itu.
Setelah beberapa saat pemakaman sudah sepi, tinggal Yuda dan Dara berdiri di pusara itu, Dara, menghampiri Yuda. "Daddy memberikanmu Amplop besar dan surat ini padamu. Aku hanya boleh memberikan saat dia sudah tiada," ucap Dara dan Yuda mengangguk."Maafkan Dia adikku," ucap Dara lalu pergi meninggalkan pria itu. Setelah Kepergian Dara, Yuda membuka Surat hanya dua baris kalimat kalimat yang terdapat didalamnya [Ibumu adalah wanita yang ada di hatiku tetapi aku tidak pernah ada di hatinya. Maaf telah membuatmu ada Dunia, your Dadd]Yuda menghembuskan napasnya. Ia membuka amplop besar ternyata berisi sebuah sertifikat atas nama dirinya sebuah rumah sakit besar yang di bangun di sebuah desa di mana Naila tinggal dalam persembunyiannya duluh.Dia menatap pusara itu. "Aku tak menginginkan semua ini, Dadd. Aku hanya mendambakan hidup dengan keluarga utuh yang diawali dengan benar.Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, ia menoleh. "Mas Hugo, Bu!"Pria yang memeluk wanita paruh baya
Satu minggu kemudian Satria sudah diijinkan pulang tetapi masih harus bed rest selama satu bulan.Regan semakin hari kesehatan semakin menurun, sebelum menyadari itu ia meminta Dara, untuk mengantarkan pada wanita-wanita yang disakitinya pertama ia mendatangi ibunya Hugo seorang wanita yang ia kagumi. Namun justru menikah dengan sahabatnya. Lalu ia pergi ke rumah penampungan wanita korban pelecehan dirinya. Matanya sembab, inikah jejak kenakalan, ia benar-benar merasa menyesal, bahkan andai mereka tidak memaafkannya dia akan ikhlas.Setelah meminta maaf kepada keempat wanita yang ada di sana ia pun pulang ke rumah di antar oleh Dara."Dara, Daddy, mau menitipkan sesuatu padamu dan tolong berikan pada Yuda setelah Daddy tidak ada," ucap Regan sambil meminta Dara mendorong kursi rodanya ke ruangan kerjanya.Ia membuka laci lalu mengambil surat dan diberikan pada Dara, "Berikan itu pada Yuda saat aku sudah tidak ada lagi dan sampaikan maafku padanya," pintanya sambil tersenyum."Dad,
Hugo meringis saat Rizal menatap horor padanya. "Kali ini aku serius, enggak main-main," ucapnya"Apa dulu kita tertukar ya, harusnya kamu anak Daddy," ucap Rizal seenaknya."Enggaklah bedah, aku gak pernah menghamili anak orang, aku cuma cium-cium doang kalau dia mau, kalau gak mau, ya engak," ucapnya cuek."Hogu, aku tanya siapa?" teriak Rizal"Aduh, jangan teriak-teriak telinga aku sakit lagian ini di rumah sakit Dokter Rizal," ucap Hugo sambil menutup telinganya lalu ia berjalan menghampiri Rizal."Ayo, ike kasih tahu siapa yang ike suka dari adik-adik elo," ucap sambil menggamit lengan Rizal sambil berjalan berlenggang-lenggok."Ogah, najis tahu, Aduh ... Gusti adikku yang mana suka sama kamu, Go," ucap Rizal mengusap wajahnyq dengan kasar.Semua yang ada di ruangan itu tertawa. "Memang kenapa aku, 'kan tampan," ucapnya sambil berdiri tegak dan berwibawa.Mereka kembali tertawa yang paling keras sendiri adalah Satria. "Waduh, sudah sembuh nih, karena om Hugo ke sini," timpal Hugo
Beberapa hari dipenuhi suka cita akan kehadiran anggota baru yaitu bayi perempuan bernama Ayana itu.Seminggu kemudian operasi transplantasi punca dilaksanakan. Bocah berusia lima tahun itu berbaring diruang operasi.Lima jam menunggu akhirnya pintu kamar operasi terbuka dan Dokter mengatakan bahwa operasi transplantasi punca telah berhasil dan pasien akan di pindahkan di ruang ICU setelah pemeriksaan lebih lanjut.Naila dan Bayu masih belum bisa lega ia harus menunggu kondisi Satria benar-benar stabil."Sayang, jangan terlalu dipikirkan, kamu sedang menyusui, biar soal Satria aku dan Daddy yang urus. Ayo aku antar pulang sama Mama ya?" tanyanya sambil menoleh ke Melati."Mama di sini saja, Bay sama Daddymu. Kamu antar saja istrimu kasihan Ayana nanti," ucap Melati pada putranya itu."Ayo kasian Ayana loh, kalau di tinggal lama-lama, yang," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya."Iya," jawab Naila yang dengan engan berdiri, ia begitu dilema bayinya ada di rumah sedang anak pertamany
Saat mendengar sang cucu kedua sudah lahir, Melati membujuk Herlan untuk segera terbang ke Indonesia. Herlan tak mampu menolak keinginan sang istri detik itu juga yang memesan tiket pesawat ke Indonesia.Tak banyak yang dibawa tetapi hadiah untuk menantunya tidak boleh ketinggalan. hari itu juga mereka berangkat tanpa memberi tahu anak dan menantunya ia ingin membuat kejutan. Apalagi ia juga sangat merindukan cucu lelakinya itu yang hanya bisa ditemui lewat video call.Saat cucunya jatuh sakit lagi ia ingin langsung terbang ke Indonesia untuk melihat pria kecilnya itu tetapi suami masih harus menangani masalah perusahaannya di Jepang.Sebenarnya Mereka ingin Frans yang mengurus perusahaan di Jepang tetapi untuk saat ini Frans dan Jelita belum bisa terbang ke Jepang karena kondisi Jelita sedang hamil, Jika sudah melahirkan Herlan ingin mereka segera terbang ke Jepang lalu dia dan istrinya ingin menikmati hari tua dengan hanya berkumpul dengan anak dan cucunya.Ia ingin satu bulan ke In
Setengah jam kemudian Dokter Dara kembali masuk ke ruangan bersama dokter Raka dan seorang perawat lalu Dokter Raka berdiskusi sebentar dengan Dokter Dara kemudian pria itu pun keluar.Detik berikutnya Naila merasakan sakit kembali, sang suster kembali memeriksa jalan lahir, dan sudah pembukaan lengkap.Dua jam berjuang akhirnya lahir bayi cantik yang sehat lalu bayi melakukan IMD. Naila merasa sangat legah, terlihat dari wajahnya.Bayu memeluk istrinya baru kali ini dia menemani sang istri melahirkan, rasanya tidak melihat perjuangan istri dalam melahirkan. "Trimakasih, sayang," ucapnya pada sang istri."Sama-sama, Mas, aku sangat bahagia kau ada di sampingku, dulu waktu melahirkan Satria gak sesakit ini," ucap Naila Bayu terkekeh karena teringat peristiwa saat dia mengalami sakit perut yang luar biasa hingga dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."Kenapa tertawa?" tanya Naila menatap Bayu penuh dengan pertany
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments