Share

Bab 8

Penulis: Doni
Saat itu, layar besar mulai menampilkan berbagai data dan dokumen.

Senior Victoria merebut mikrofon dan menarik perhatian semua orang.

"Halo semuanya. Sebagai senior dari mempelai wanita, saya datang atas permintaan Victoria untuk menunjukkan sebuah rekaman menarik kepada kalian."

"Ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh laboratorium kami selama setengah tahun. Namun, seminggu yang lalu, penelitian ini telah lebih dulu dipublikasikan oleh wanita ini!"

Para wartawan langsung menyerbu maju.

Salah satu dari mereka menyodorkan mikrofon ke arah sang senior.

"Apakah Anda sedang mengatakan bahwa proyek penelitian yang memenangkan penghargaan beberapa waktu lalu sebenarnya adalah hasil dari laboratorium kalian?"

Senior itu mendorong kacamatanya ke atas hidung, lalu menjawab, "Benar! Kaitlin telah memplagiat hasil kerja keras kami! Selain itu, dia dengan nggak tahu malunya mengaku bahwa itu miliknya! Di sini ada semua data dan analisis kasus yang bisa membuktikan bahwa pelaku plagiat sebenarnya adalah dia!"

"Hasil penelitian itu adalah milik laboratorium kami! Paten itu seharusnya menjadi hak Victoria!"

Kaitlin mulai gemetar karena gugup. Dia mengangkat gaun pengantinnya yang berat dan hendak naik ke atas panggung untuk menghentikan sang senior.

Namun, dia justru menggenggam tangan Lewis. "Cepat hentikan dia! Mereka sedang menyebar kebohongan!"

Lewis membalikkan tubuhnya dan menarik lengan Kaitlin. "Victoria ada di mana?"

Kaitlin berteriak histeris sambil menunjuk ke arah senior di atas panggung. "Mana kutahu! Apa kamu mau diam saja melihat dia terus menghinaku?"

Seluruh wartawan kembali mengerubungi Kaitlin.

"Nona Kaitlin! Apakah Anda punya tanggapan atas tuduhan dari Victoria dan timnya?"

"Kenapa Anda melakukan tindakan plagiat seperti ini?"

"Nona Kaitlin! Nona Kaitlin!

Tidak tahan dengan situasi tersebut, Kaitlin berbalik dan berlari keluar dari aula pesta.

Tuan dan Nyonya Holmes segera mengejarnya, tapi Lewis tetap diam di tempat.

Hingga akhirnya kepala pelayan datang membawa kabar. "Nona Kaitlin ada di lantai atas hotel kita, dia hendak bunuh diri!"

Lewis merasa lemas, tapi tetap harus bergegas menuju lantai paling atas.

Tuan dan Nyonya Holmes terus membujuk, tapi Kaitlin sama sekali tidak mau mendengarkan. Yang ada di dalam pikirannya, hanyalah Lewis seorang.

"Kaitlin, bisakah kamu berhenti membuat keributan?"

Kaitlin duduk di tepi atap gedung dengan mengenakan gaun pengantin.

Di bawah, para wartawan dan petugas pemadam kebakaran telah berkumpul.

Tuan dan Nyonya Holmes pun sudah kehabisan tenaga.

Seperti cerita tentang anak gembala dan serigala, ketika terlalu sering diancam, ancamannya pun tidak lagi mempan.

"Turunlah. Memalukan sekali kalau orang lain sampai tahu," ujar Rowan sambil mengernyitkan dahi. Dia benar-benar muak dengan sikap Kaitlin yang selalu bersikap seolah ingin mati.

"Ayah! Ibu! Bahkan kalian pun membiarkan mereka memperlakukanku seperti ini?"

Nyonya Holmes sudah sejak lama tidak tahan melihat kelakuan Kaitlin yang selalu mengancam dengan nyawanya.

"Kamu sendiri nggak menghargai nyawamu, menggunakan nyawamu untuk mengancam. Kami sudah cukup banyak mengalah!"

Mereka semua tahu, membiarkan dan memanjakannya hanya akan membuat Kaitlin makin menjadi-jadi, hingga akhirnya melewati batas.

Kaitlin menatap Tuan dan Nyonya Holmes yang berdiri di hadapannya, serta Lewis yang memandangnya dengan penuh rasa jijik. Tampaknya dia sudah mengambil keputusan besar.

Dia melirik ke bawah, matras penyelamat sudah dipasang.

Kaitlin memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.

"Kalau aku nggak bisa menikahimu, lalu untuk apa aku hidup?"

Setelah itu, tubuhnya langsung terjatuh ke belakang.

Gaun pengantinnya yang menjuntai perlahan-lahan menghilang dari pandangan di atap gedung.

Ketika Tuan dan Nyonya Holmes, serta Lewis tiba di tepi atap gedung, tubuh Kaitlin sudah terjatuh lurus ke bawah.

Ketiganya segera berbalik dan berlari menuruni tangga.

Di sudut jalan bawah gedung,

Setelah melihat semuanya, Victoria naik ke taksi yang sudah menunggu.

"Nona, kita akan ke mana?"

"Bandara, terima kasih."

Victoria sangat puas dengan hasil akhirnya.

Victoria menatap keluar jendela, mulai sekarang, dia tidak ada lagi hubungan dengan orang-orang itu.

Tanpa harapan, tidak akan ada kekecewaan.

Tanpa kekecewaan, tidak akan ada lagi kesedihan.

Victoria tiba di bandara dan bertemu dengan Bu Taylor.

Bu Taylor langsung memeluknya erat.

"Victoria! Aku sempat menonton siaran langsung tadi. Kamu bisa membersihkan nama baikmu, itu sungguh luar biasa. Aku tahu, mataku nggak akan salah memilih orang."

Di mata Bu Taylor tampak jelas rasa iba. Gadis yang tampak lembut ini pasti telah menanggung begitu banyak luka dan penderitaan.

Dari kejauhan, di antara rombongan yang akan berangkat, Victoria melihat sebuah sosok yang tampak familier.

Namun, hanya sekilas, lalu menghilang. Victoria segera mengalihkan pandangannya.

Victoria tersenyum, lalu naik ke pesawat bersama rekan-rekannya.

Tidak sekali pun dia menoleh ke belakang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 23

    "Pergi! Panggilkan pengantin pria kalian! Masa ayah mertua nggak boleh datang ke pernikahan?"Teriakan itu menarik perhatian. Kepala pelayan Keluarga Zac datang membawa lebih dari sepuluh pengawal berpakaian jas hitam rapi."Halo, Pak Rowan."Tuan Holmes segera berteriak ke arah para kerabat dan teman yang datang bersamanya, "Lihat sendiri! Kami bahkan pernah makan bersama di Kediaman Keluarga Zac! Pasti ini hanya salah paham!"Kepala pelayan menyesuaikan kacamata berbingkai emasnya, lalu tetap tersenyum sambil berkata, "Pak Rowan, nyonya muda kami nggak mengakui hubungan ayah dan anak dengan Anda. Maka dari itu, Nyonya Clarisa juga nggak mengakui adanya hubungan keluarga dengan Anda.""Kalau Anda terus membuat keributan, ini hanya akan mempermalukan kedua belah pihak.""Kami ini keluarga terhormat. Nggak baik kalau sampai ribut di depan umum. Kami mohon Anda kembali saja."Tuan Holmes menolak menyerah, suaranya terdengar menahan emosi. Nyonya Holmes di sampingnya mulai mengusap air ma

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 22

    Pernikahan antara Liam dan Victoria dijadwalkan sebulan kemudian.Sementara itu, Lewis, begitu kembali ke Kota Aerilon, dia langsung mencari Kaitlin.Dia mengajaknya bertemu di atap gedung.Kaitlin duduk di kursi roda, dia naik ke atas dengan penuh harapan di matanya."Kak Lewis, akhirnya kamu mengingatku!"Namun, Lewis memandangnya dengan jijik, lalu mengangkat Kaitlin dari kursi roda dan menekannya ke pagar pembatas atap."Sudah pernah kubilang padamu, jangan sekali-kali menyakiti Victoria! Kalau nggak, aku nggak akan memaafkanmu!"Kaitlin tertawa sinis. "Aku ini sudah cacat. Kamu mau apa? Mau bunuh aku? Bagus! Dengan begitu, kamu nggak akan pernah bisa melupakanku seumur hidup!"Kening Lewis berkerut."Bagaimana bisa ada orang sejahat kamu? Apa untungnya bagimu menghancurkanku dan Victoria?"Kaitlin tertawa menyeramkan. "Apa untung? Aku bahagia kalau melihat kalian menderita!""Siapa yang mendorongku sampai di titik ini? Kalian!"Kaitlin menarik lengan baju Lewis dengan air mata ber

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 21

    Setelah mendarat di Kota Aerilon.Victoria beristirahat selama dua hari sebelum kembali ke Kediaman Keluarga Zac bersama Liam.Hari itu, Victoria mengenakan gaun yang dipilihkan sendiri oleh Liam. Sepanjang perjalanan, dia begitu gugup hingga tidak berani bicara.Liam menyadari kegelisahannya, lalu menggenggam erat tangan Victoria."Hanya mantu jelek yang takut bertemu mertua. Kamu cantik, ngapain takut?""Tenang saja, aku yakin ibu pasti akan menyukaimu."Victoria tahu betul status Keluarga Zac di Kota Aerilon. Jika Keluarga Holmes saja dianggap naik kelas saat dipasangkan dengan keluarga Dixon, apalagi dengan Keluarga Zac?Tidak gugup? Tentu mustahil.Bukankah di drama-drama biasanya seperti itu? Ketika gadis dari keluarga biasa mencoba masuk ke keluarga kaya raya, biasanya ibu sang pria akan melemparkan cek sepuluh miliar demi memisahkan mereka.Makin Victoria pikirkan, makin kacau pikirannya.Sampai akhirnya mobil memasuki sebuah kawasan perumahan besar, dia melihat dengan jelas pa

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 20

    Victoria menatapnya dengan mata berkaca-kaca.Di bawah panggung, tiga orang yang pernah dia anggap sebagai keluarga, yang sebenarnya tahu seluruh kebenaran kasus ini, tidak memiliki keberanian untuk membelanya. Justru pria di hadapannya yang terlihat tidak bisa diandalkan ini, tanpa ragu berdiri di sisinya, memercayainya, mendukungnya, dan menjadi tamengnya.Para penonton mulai berbisik-bisik dan heboh.Di tengah para penonton yang riuh, Liam berlutut satu kaki sambil menggenggam tangan Victoria. Dari saku celananya, dia mengeluarkan sebuah cincin berlian yang begitu besar hingga penonton di barisan belakang bisa melihat kilaunya!"Victoria! Maukah kamu menikah denganku?Segala keraguan dan tuduhan tiba-tiba tenggelam oleh momen ini.Seperti kata orang, cara terbaik mengalihkan skandal adalah dengan menciptakan berita lain.Kaitlin yang muncul di layar besar tampak jelas sedang menyaksikan siaran langsung dari tempat ini. Melihat situasi mulai berbalik arah, dia tampak terguncang hebat

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 19

    Tuan Holmes berdiri untuk memotret Victoria, sementara Nyonya Holmes menangis haru karena bahagia.Berbagai media besar saling berlomba memberitakan momen itu.Namun, tiba-tiba seorang wartawan mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya kepada rekan di sebelahnya.Tidak lama kemudian, semua wartawan mengeluarkan ponsel dan mulai mengecek.Suasana di lokasi langsung menjadi heboh.Beberapa orang mulai berbisik-bisik, menatap Victoria dengan pandangan aneh.Kabar itu sampai ke telinga dewan juri. Ketua dewan juri adalah pendukung rival Victoria. Kesempatan sebagus ini tentu tidak akan dilewatkan olehnya.Dia segera memerintahkan agar siaran langsung dari ponsel itu ditampilkan ke layar besar.Wajah Kaitlin pun muncul dengan jelas di layar besar.Kaitlin duduk di kursi roda, menangis pilu dengan wajah penuh air mata."Semua ini karena kakak yang memplagiat hasil penelitianku, merebut tunanganku, dan mengambil kedua orang tuaku.""Akibatnya, aku jatuh dari ketinggian saat hari pernikahan, d

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 18

    Mobil melaju memasuki halaman kompleks tim penelitian, satpam di gerbang langsung memberi izin masuk.Bu Taylor adalah orang pertama yang mengetahui kabar itu.Dia langsung membawa mereka ke ruang rapat."Silakan beristirahat sebentar di sini. Victoria masih belum menyelesaikan penelitiannya. Setelah selesai, dia akan turun menemui kalian.""Bagaimanapun juga, saat ini adalah momen krusial dalam proyek kami. Semua orang nggak boleh lengah. Harap sabar menunggu."Sang asisten mengantar Bu Taylor pergi sambil berbasa-basi.Nyonya Holmes menoleh ke kiri dan kanan, mulutnya terus-menerus bergumam, "Benar-benar anak kandung Keluarga Holmes. Sungguh luar biasa."Tuan Holmes menyilangkan tangan ke belakang, dia berdiri tegak sambil menatap deretan piagam di dinding. Dia bahkan tidak tahu kapan Victoria mengikuti semua perlombaan itu.Untuk pertama kalinya, Tuan Holmes merasa bangga terhadap putrinya.Setelah menunggu hampir dua jam dan kesabaran semua orang hampir habis.Victoria akhirnya dat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status