مشاركة

Bab 61

مؤلف: Jw Hasya
last update آخر تحديث: 2025-11-24 16:34:14

Sinar matahari pagi menyinari lantai kantor polisi Kota W, memecah kegelapan yang baru saja sirna. Nicko berdiri di depan pintu ruang pemeriksaan, tangannya gemetar menahan amplop berisi bukti baru yang dikirim Hans. Hatinya terasa sesak—selama seminggu terakhir—dia telah melihat Sutra seperti seorang pencuri, mengacaukan kehidupannya tanpa ragu. Namun, sekarang, semua itu terbalik.

“Tuan Nicko, tersangka sudah siap untuk Anda temui,” kata petugas polisi dengan nada hormat.

Nicko masuk, langkahnya terasa berat. Di dalam ruangan, Rio duduk dengan wajah masih lesu dan bengkak dengan dipantau dua petugas. Saat melihat Nicko, pria kurus itu segera mengangguk, terdengar suara lemah dari bibirnya: “Semua itu … semua itu atas perintah Bella dan Ruri, Pak. Bella marah karena Nona Sutra menolak untuk membantunya manfaatkan data pelanggan perusahaan. Ruri yang memberi cara agar nama Nona Sutra masuk ke dokumen penggelapan.”

Nicko mengangkat alis, matanya berkilat tidak percaya. Ruri sekretarisn
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق
تعليقات (7)
goodnovel comment avatar
Masruroh Masruroh
Selena? apakah dia angsa putih yg di cari kama selama ni?
goodnovel comment avatar
Masruroh Masruroh
Nicko,,, kesempatan kamu untuk kerja sama dgn kama ahirnya harus batal karena ulah Bella dan Ruri.
goodnovel comment avatar
fatmawati
apakah Selena si angsa putih, bagaimana nasib Sutra kalo sampai angsa putih bertemu dengan kama..
عرض جميع التعليقات

أحدث فصل

  • Kama Sutra    Bab 127

    Kama melangkah ke arah kamar Zatulini tepat di pukul sepuluh malam. Kali ini, dia sengaja datang tanpa didampingi oleh Sutra. Pintu kamar terbuka sedikit, dia pu mengintip dari ujung pintu. Dilihatnya Zatulini sedang tertidur pulas. Kama melangkah masuk. “Bibi, kau tidur?” Sapanya basa basi di tengah tidurnya Zatulini. Zatulini segera membuka mata, mengerjap sedikit karena kaget. “Tu-Tuan Muda. Kau ke sini tengah malam begini?” Kama mengangguk dengan senyum smirknya. “Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?” Kama merangsek kursi untuk segera ia duduki. Lalu, pria itu tampak bersedekap dada. Zatulini bingung, karena sebelum ini Kama tidak pernah bersikap seperti saat ini. Sikapnya kali ini susah untuk dihartikan. Sehingga membuat wanita paruh baya itu canggung. Zatulini mengangguk. “S-sudah lumayan baik dari pada sebelumnya.” “Bagus. Kuharap kau segera pulih agar bisa secepatnya pulang dan aku bisa bertanya banyak hal dengan leluasa terhadap dirimu.” Mendengar pernyataan

  • Kama Sutra    Bab 126

    “Katakan padanya jika saat ini kau sedang tidak enak badan! Cepat!” titah Kama berbisik di cuping telinga Selena sambil terus menjambak rambutnya. Hingga wanita itu tampak mendongak. “Aku sedang sakit, Bu. Nanti akan kuhubungi kau lagi,” katanya lirih. “Selena, kau sakit? Sakit apa?” tanya Zatulini. Suaranya terdengar sedikit panik. Klik. Kama memutus panggilan begitu saja. Pria itu yakin, jika saat ini wanita paruh baya yang ternyata lebih dari ular berbisa jtu sedang bingung memikirkan Selena. “Jadi … kau tahu tentang keluarga Sutra?” tanya Kama dengan nada dingin. Selena menggeleng. Demi Tuhan, gadis itu memang tidak tahu menahu siapa keluarga Sutra. Hanya saja Zatulini pernah bercerita padanya jika wanita paruh baya itu sedang berupaya mengalihkan harta warisan kedua orang tua Sutra kepadanya. Usut-punya usut, katanya Sutra datang dari golongan berada. “Aku tidak tahu, ibu hanya bercerita kalau harta waris Sutra banyak dan dia berusaha mengalihkan harta itu kepadaku. Tap

  • Kama Sutra    Bab 125

    Kama menatap Zatulini dengan tatapan yang susah untuk dihartikan, membuat mantan pelayan di kediaman keluarga Deodola tersebut tampak salah tingkah. “Tuan Muda, kau mengunjungiku?” tanyanya bingung. Kama mengulas senyum samar sambil mengangguk. “Tuan Muda yang selalu menjagamu sejak kau koma, Bu,” timpal Sutra sambil menangkup wajah Zatulini. “Sebaiknya kau istirahat saja dulu. Kata dokter, kau tidak boleh terlalu banyak bergerak dan banyak berfikir dulu. Karena keadaanmu belum sepenuhnya stabil,” sambung Sutra. Setelah mengunjungi Zatulini, Kama dan Sutra berjalan beriringan di koridor rumah sakit. Hening. Hanya terdengar derap langkah sepatu mereka yang saling berkejaran. “Kenapa kau tidak jujur pada Zatulini jika kau memiliki anak dariku?” Tiba-tiba Kama bersuara tanpa menoleh sedikit pun ke arah Sutra yang berjalan di sampingnya. Sutra mengulas senyum tanpa sepengetahuan Kama. “Apa kau masih menginginkan pengakuan itu?” Tiba-tiba langkahnya terhenti. “Apa maksu

  • Kama Sutra    Bab 124

    “Sebentar saja. Kita sudah lama tidak melakukannya. Paling juga baru masuk, sudah keluar.” rayu Kama. Rayuan itu menelusup masuk, meremangkan bulu-bulu tubuh Sutra. Namun, baru saja permainan panas itu hendak menuju puncak. Tiba-tiba telepon Sutra berdering. Sontak wanita itu tersadar lalu mendorong tubuh Kama hingga pria itu sedikit terpental. “Rumah sakit?” Kedua alisnya tampak mengerut saat membaca nama yang tertera di layar ponsel. “Hallo.” “Nyonya Sutra, ibu Anda sudah sadar dari komanya.” Sutra mendadak meraih rok yang sempat terjatuh di atas lantai. “Ada apa?” tanya Kama penasaran. “Ikut denganku!” Sutra segera meraih pergelangan tangan Kama saat selesai memakai rok pensil. Kama yang bahkan tidak mengenakan celana itu tampak bingung. “Hei, sebentar. Kita belum menuntaskan permainan. Sudah diujung.” Pria itu kembali menarik pinggang Sutra. Namun, wanita itu segera melepas pelukan Kama. “Tidak ada waktu untuk bermain-main, Tuan. Bukankah kau ingin mencari bukti agar b

  • Kama Sutra    Bab 123 ❤️‍🔥

    “Kuharap setelah ini, kalian berdua benar-benar tidak lagi kembali ke Kota S. Kurasa uang dari Amira cukup untuk kalian bertahan hidup sampai tua.” Nerezza menemui Dito dan satu orang kawannya di London. Benar saja, mereka memang kenal denga Nerezza. Bahkan, wanita itu yang menyuruh Dito untuk memerasa Nyonya Amira karena ternyata tidak sesuai dengan keinginannya. “Saat ini Amira sedang dalam bahaya, anak buah Kama membawanya entah ke mana. Jika kalian tertangkap, kurasa nyawa kalian hanya sampai detik itu juga. Sebab, mereka akan memenggal kepala kalian berdu.” Dito mengangguk takzim bersama satu orang kawannya. “Ganti semua identitas kalian.” Nerezza menyodorkan selembar kertas. Sebelumnya, wanita itu adalah gadis baik dan ramah. Bahkan, Nerezza terkenal sangat lembut kepada setiap orang. Namun, lambat laun ketika cintanya bertepuk sebelah tangan kepada Kama, segala kebaikannya mendadak menjadi sebuah kebencian yang membuncah. Bahkan isi hatinya hanya terbungkus oleh d

  • Kama Sutra    Bab 122

    Kama dan Sutra duduk di beranda rumah tanpa kata. Sebelumnya, Kama telah bermain dengan kedua bayi kembarnya. Setelah Nathan dan Nala tidur, pria itu berhambur ke luar, mendapati Sutra yang tengah duduk melamun sendirian. Awalnya, Kama ingin kembali ke apartemen. Namun, niatnya dia urungkan dan memilih untuk duduk bersama dengan Sutra. “Apa benar, Angsa putih yang kau cari selama ini adalah Selena? Sahabatku?” tanya Sutra tiba-tiba. Kama diam sejenak. “Tepatnya dia penipu. Dia menipuku.” Kedua alis Sutra tampan saling bertautan. “Maksudmu?” “Sutra, aku sedang tidak ingin membahas masalah itu. Karena orang yang tahu segalanya belum dapat kumintai keterangan.” “Siapa? Ibuku?” Kama terdiam, pria itu bahkan tidak mengangguk dan tidak menggeleng. Pria itu takut, jika bercerita tentang masalah itu, Sutra akan kembali merasakan sakit di area kepalanya. “Ada apa sebenarnya? Apa yang kalian sembunyikan dariku?” Kama hanya menatap dalam ke arah Sutra. Hatinya terasa begitu

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status