Share

bab 5 pov Irvan

Author: Lia fr
last update Last Updated: 2023-01-02 13:03:51

"Rencananya kapan kamu mau melamar selly, Van?" Ibu mendekat saat aku memasang sepatu mau berangkat kerja.

"Belum tau Bu, lagian kita juga baru saja jadian masih butuh banyak waktu untuk saling kenal,"

Ya, aku sekarang lagi dekat dengan seseorang yang bernama selly dia rekan kerjaku. Orangnya cantik modis rambut panjang, kulit putih beda jauh lah sama si Tia yang kucel,bau enggak pernah dandan sama sekali, liatnya saja eneg.

Aku sangat bersyukur dia pergi dari rumah membawa Raffa anaknya yang penyakitan itu. Jadi aku gak perlu repot-repot lagi untuk mengusirnya! Lagian Ibu juga enggak pernah suka sama dia.

Dari awal aku memang sudah ingin menceraikan Tia cuma aku lagi mikirin cara buat ngambil Raffa darinya. Tapi kalau dipikir-pikir sekarang buat apa juga aku ngambil Raffa toh anak itu tidak bisa diharapkan, penyakitan hanya merepotkan saja.

Sekarang aku sudah punya Selly, dia lebih baik segalanya dibandingkan Tia. Selly tau kalau aku sudah menikah dan punya anak dan itu gak jadi masalah baginya.

"Tapi Van ..., Ibu capek kalau harus ngurusin kamu, ngurusin rumah, masak, nyuci, menyetrika. Ibu sudah tua Van, Ibu juga pengen punya cucu yang sehat gak kayak si Raffa itu,"

"Iya ya bu, kalau aku menikah dengan Selly anakku pasti akan cantik, ganteng dan yang paling penting pasti sehat secara Selly wanita yang sempurna,"

"Nah ..., Itu kamu tau Van! Anak Ibu cuma kamu Van, kalau bukan sama kamu, sama siapa lagi Ibu harus minta cucu?" imbuhnya

"Iya Bu, Nanti Irvan bicarakan sama selly!"

Ddrrrtt drrttt drrttt ....

Handphoneku berbunyi sepertinya ada pesan dari aplikasi hijau. Kulihat sebentar tenyata pesan dari Tia.

"Huhhh ..., merusak mood ku saja!" Pesan Tia hanya ku baca tapi tidak aku balas malas banget rasanya.

"Dari siapa?" tanya Ibu penasaran

" Dari Tia, Bu,"

"Mau apa dia? Mau minta uang?,"

"Enggak Bu, katanya Raffa dirujuk ke rumah sakit S. Aku diminta datang untuk kasih semangat buat Raffa,"

" Alahh ..., paling juga cuma alasannya doang. Pasti dia mau minta uang sama kamu. Diakan gak punya uang, mau makan pake apa?"

"Ibu benar, Walaupun biya rumah sakit menggunakan kartu jaminan kesehatan dari tempatku bekerja tapi dia juga butuh makan apalagi saat ini dia menyusui. Pasti makannya banyak makanya butuh uang banyak!"

"Dasar Tia, di rumah atau di luar rumah bisanya cuma merepotkan saja. Untung aku tidak tertipu dengan isi pesannya!" Gumamku

"Ya, sudah tunggu apa lagi buruan kamu ceraikan Tia terus menikahlah dengan selly. Ibu sudah terlanjur cocok sama dia, sudah cantik wanita karier, baik lagi kalau kesini pasti bawain makanan,"

"Irvan pikirkan dulu, Bu,"

"Jangan lama-lama Van, keburu Selly diambil orang. Diakan cantik pasti banyak yang mau,"

"Benar juga, bisa gawat kalau Selly diambil orang. Aku dah terlanjur sayang sama dia. Aku harus cepat-cepat jangan sampai ke tikung sama yang lain,"

"Ya sudah Bu, Irvan berangkat kerja dulu!"

"Ya hati-hati ingat pesan Ibu!"

Aku berangkat kerja menggunakan motor kesayangan ku, motor ini hasil aku merantau ke sumatra dulu.

Dari kejauhan tampak Selly ada diparkiran tangannya melambai kearahku.

"Hai, sayang!" sapanya saat aku memarkirkan motor.

"Hai, juga! Sayang kok nunggu diluar kenapa gak didalam saja nanti kita ketemu didalam?" tegurku

"Gak papa cuma pengen cepat ketemu kamu aja, kangeen ...." jawabnya sambil bergelayutan manja di lengan kananku

"Sama sayang Mas juga kangen sama kamu, apalagi melihat kamu cantik begini rasanya pengen Mas makan sekarang juga!" Kucubit pipinya gemes

Pipinya langsung merah merona.

"Auu ihh maass ... sakit, jangan dicubit dong dicium aja!" ujarnya dengan nada bicara yang mendayu-dayu

Aku pun melihat ke kanan dan ke kiri memastikan ada orang apa gak dan chuupp! Aku mencium pipinya secepat kilat

Sely benar-benar candu bagiku. Bersamanya aku merasa sedang jatuh cinta lagi, jantungku berdegup kencang saat berada disebelahnya. Hatiku berbunga-bunga saat menatap wajahnya.

Hari-hari ku sekarang lebih berwarna, Lebih bersemangat. Sely sangat berbeda dengan Tia, dia bisa menjadi mood booster dalam hidupku.

"Sayang, siang nanti kita istirahat bareng ya? Mas ada yang mau diomongin ma kamu,"

"Mau ngomong apa Mas? Bikin penasaran deh ...." Tangan sely mencubit perut ku

"Auu ... kalau mau nyubit jangan disana dong sayang, agak bawahan dikit malah gak papa," ucapku sambil memainkan alisku.

"Ihh... Mas Irvan genit deh!" Dia pura-pura cemberut padahal aku yakin banget kalau sebenarnya dia juga mau.

" Ya, udah nanti siang kita makan bareng ya sekarang kita masuk dulu bentar lagi bel!" Ajak ku sambil merangkul bahunya.

Ditempat ku bekerja semua orang tau kalau aku sudah menikah dan punya anak tapi aku mah bodoh amat yang penting aku bahagia dan tidak mengganggu kinerjaku nggak masalah.

***

Siangnya sesuai janji aku dan Selly istirahat bareng di kantin.

" Mau makan apa sayang?" Tanyaku ambil menarik kursi mempersilahkannya duduk

"Sama kayak Mas Irvan saja!"

"Ok!" jawabku sambil memberi simbol huruf O mengunakan jari telunjuk dan jempol.

Karena aku merasa sangat lapar pagi tadi gak sarapan soalnya ibu gak masak, aku juga gak bisa memaksa ibu mau masak atau gak karena aku gak mau dia kecapekan.

Akupun memesan nasi sayur ayam goreng dan rendang sebanyak dua porsi satu untukku dan satu buat Sely. Terus minumnya es jeruk.

Setelah memesan aku pun kembali ketempat dudukku.

"Mau ngomong apa sih Mas kok kayaknya serius banget?"

"Sebentar ya sayang, kita makan aja dulu Mas lapar banget. Tadi pagi gak sarapan,"

"Loh kenapa? emang Ibu kamu gak masak?"

"Enggak sayang, Ibu capek jadi gk masak. Nanti kalau kita dah nikah kamu ya yang Masakin buat Mas,"

"Iihh ... Gak mau ah, Mas. Nanti aku bau bumbu dapur, bau asap makanan pokoknya nggak banget deh. Lagian aku juga gak bisa masak,"

Aku sebenarnya sangat kaget mendengar jawaban Selly tapi aku berusaha menutupi, aku tidak mau Selly ngambek. Lagian kalau cuma gak bisa masak, ada ibu yang ngajarin.

Akhirnya pesanan ku tiba tanpa ba bi bu ... aku langsung melahapnya hingga tandas tidak bersisa. Aku melihat ke piringnya Selly msih separuh, aku menunggunya hingga menghabiskan makanannya.

"Sudah sayang makannya?" Kulihat dia meletakan sendok dengan piring yang yang sudah kosong. Mau tambah gak? Ledek ku

"Sudah Mas, ini saja dah kenyang banget! oh ya, Mas mau ngomong apa tadi?" Sepertinya dia sangat penasaran

"Mmmmh ..., Sayaanng Mas sangat serius dengan hubungan kita. Kamu mau gak jadi istri Mas?" aku mengeluarkan cincin yang ada dalam saku celanaku.

Ya, aku memang sudah berniat melamar Selly dari awal kita jadian cuma aku ulur-ulur nunggu waktu yang tepat. Setelah mendengar nasehat ibu pagi tadi aku yakin inilah saat yang pas buatku melamarnya.

"Tapi Mas, kamu kan belum bercerai,"

" Kan kita bisa nikah secara agama sayang laki-laki itu boleh berpoligami,"

"Gak ah... Mas, enak di kamu gak enak di aku. Pokoknya kalau Mas mau kita menikah, Mas harus ceraikan dulu istri Mas. Titik gak pake koma,"

"Ya, sudah besok Mas ke rumah sakit, Mas akan ceraikan Tia, terus Mas akan urus berkas perceraian secepatnya,"

" Aku ikut, aku inging memastikan sendiri ucapan Mas. Jangan-jangan cuma omong kosong doang," pintanya

"Sayang gak percaya sama Mas?"

" Bukan gitu Mas, tapi aku gak mau aja nanti kamu malah berubah pikiran terus deket-deket lagi sama istrimu itu,"

" Gak mungkinkah sayang, yang ada aku malah eneg deket-deket dia apalagi dia dah lama di rumah sakit pasti badannya tambah kucel dan bau obat,"

" Ya sudah, besok pulang kerja kita sama-sama ke rumah sakit. Sekarang kita masuk dulu jam istirahat sudah hampir habis." Ajak ku sambil berdiri.

****

Sesuai janjiku pada Selly kemaren saat ini aku dalam perjalanan menuju ke rumah sakit kita menggunakan taksi online karena mendadak ibu juga mau ikut.

Dari kejauhan aku sudah melihat Tia kondisinya sangat memp

rihatinkan badan kurus, mata sembab kucel tak terawat. Tia memang tak berguna lihatlah dia sekarang menjijikan sekali, sepertinya keputusan ku untuk menceraikannya adalah keputusan yang tepat.

" Tia...."

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kami Yang Kau Buang   bab 56

    "ibu awaaaassss!!" Tia berteriak saat melihat mobil Avanza silver melaju kencang mendekati bu Sutri.Teriakan Tia membuat sang mantan ibu mertuanya itu tersadar dari lamunannya. Saat ia berbalik menoleh ke arah Tia, baru ia sadari mobil Avanza sudah sangat dekat dengannya. Karena syok dan kaget tulang persendiannya terasa lumpuh dan tak bisa digerakkan. Bukannya berlari menghindar, bu sutri malah terduduk di aspal.Ciiiiittttt! Braghh! Gesekan ban mobil dengan aspal membuat asap mengepul menutupi jalan raya. Namun karena kecepatan mobil yang terlalu tinggi sehingga sang sopir tak bisa mengelak. Kecelakaan itu tak bisa dihindarkan. Tubuh bu sutri terseret hingga beberapa meter dari tempat semula."Ibuuuu!" Tia menjerit lalu menutup mata dengan kedua tangannya. Ia tak sanggup melihat apa yang terjadi tepat di hadapannya. Ketika ia membuka mata orang-orang sudah berkerumun mengelilingi sang mantan ibu mertua."Ibuuuu!" Tia berlari mendekat, ia menyelinap diantara banyaknya orang yang

  • Kami Yang Kau Buang   bab 55

    "Dimana Raffa, Mak?" Tia yang baru saja keluar dari kamar. Baru menyadari Raffa tidak ada di sekitar mereka. Hari ini pengasuhnya tidak masuk kerja karena ada keperluan."Loh tadi disini." Bu Anisa menunjuk tempat Raffa bermain sebelumnya. Ia lengah karena sedang menelpon kakaknya Tia yang ada di kampung. Ia memberi kabar kalau Tia mau menikah lagi. Ia berharap anak sulungnya bisa ikut menyaksikan pesta pernikahan anak bungsunya."Jangan-jangan ...." Tia berlalu ke ruang produksi. Pikiran buruk tiba-tiba saja merasukinya. Segera ia berlari memasuki ruang produksi yang terletak di sebelah rumahnya, ruangan itu baru saja selesai dibangun 2 bulan lalu."Ibu sembunyikan dimana, Raffa?" Tia membentak Bu Sutri yang sedang membuat empek-empek.Bu sutri terkejut karena kerasnya suara Tia. Ia menatap bingung kearah bu Anisa dan Tia secara bergantian. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang Tia maksud."Ibu! Kenapa diam saja? Jawab, dimana ibu sembunyikan Raffa?" Kali ini Tia menarik tubuh bu su

  • Kami Yang Kau Buang   bab 54

    "ibu!" Tia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Matanya melotot, jantungnya berdegup kencang. Orang yang selama ini selalu ia Hindari kini duduk manis di ruang tamu rumahnya."Tia!" Ibu Sutri pun tak kalah terkejutnya. seketika ia berdiri dari duduknya. Ia terpaku melihat Tia yang baru saja datang dari dalam."Mau apa Ibu kesini?" Ucap Tia dingin, ia sama sekali tidak ingin berbasa-basi. sudah cukup selama ini dirinya dan Raffa tersakiti. Sungguh ia tidak ingin lagi berhubungan dengan masa lalunya."Ibu kesini mau melamar pekerjaan. Apakah ini rumahmu?" Mata bu Sutri berputar melihat-lihat seisi rumah. "Kamu sekarang benar-benar sukses, Tia," ucapnya seraya tersenyum kagum. Bu Sutri tidak menyangka jika Tia sekarang semakin sukses sedangkan dirinya dan Irvan semakin terpuruk."Sebaiknya Ibu pergi dari sini, disini tidak ada lowongan pekerjaan untuk ibu!" Tia berbalik hendak meninggalkan ruang tamu. Namu tiba-tiba saja bu Sutri berlari menghalangi jalannya. "Tia, Ibu mohon! Teri

  • Kami Yang Kau Buang   bab 53

    "Septia Aprianti bersediakah engkau menikah denganku? Bersediakah engkau Menua bersamaku, mengarungi suka dan duka dalam biduk rumah tangga? Bersediakah engkau kau menjadi ibu dari anak-anakku?" Danu berucap dengan lantang dan tegas.Semua mata kini tertuju pada Tia. Wanita itu menundukkan wajahnya sejenak lalu mengangkatnya kembali. "Ya, saya bersedia!" jawabnya singkat"Allhamduillah!" Semua orang yang ada di ruangan itu mengucap syukur saat mendengar jawaban dari Tia."Alhamdulillah ya Allah, tinggal selangkah lagi Tia akan menjadi milikku seutuhnya," Danu berucap dalam hati.Matanya berkaca-kaca karena bahagia. Dia tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini. Tia sudah merubah segalanya dalam hidupnya. Rasa yang dulu dia pikir Hanya sebatas rasa kagum atas perjuangannya kini sudah berubah menjadi cinta."Tia aku berjanji tidak akan ada lagi tangisan kesedihan dalam hidupmu. Yang ada hanyalah tangisan kebahagiaan. Apa yang diperbuat papaku pada aku dan Mama, aku jamin tidak akan terj

  • Kami Yang Kau Buang   Bab 52

    Prannng! Gelas yang ada di tangan Bu Sutri jatuh karena tangannya di dorong oleh perawat."Haduhhh, 'Kan jadi pecah! Mbak ini ada masalah apa sih sebenarnya? Kenapa main dorong aja!" Bu Sutri membentak suster rumah sakit."Bu, pasien yang baru saja selesai menjalani operasi tidak boleh langsung diberi minum tunggu dulu beberapa saat,""Tapi anak saya haus, gimana dong? Harus nunggu berapa lama?" tanya Bu Sutri sewot."Tunggu pasien bisa kentut! Setelah itu beri minum sedikit demi sedikit dulu, jangan langsung habis satu gelas Ya, pak!" Lalu suster mengecek kondisi irvan. Setelah dipastikan semua baik-baik saja suster pun berlalu pergi.Setelah beberapa hari dirawat inap, hari ini Irvan sudah diperbolehkan pulang."Bu, kaki Irvan ...." Irvan terkejut saat ia turun dari tempat tidur, ia tidak merasakan sakit pada kakinya. Ia melihat kebawah lalu menghentakkan kakinya ke lantai.Bu Sutri yang melihat pun ikut terkejut. "Apa yang kamu lakukan, Irvan!" teriaknya. Ia takut kaki anaknya bert

  • Kami Yang Kau Buang   bab 51

    "Maaf pak dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan testis Bapak mengalami cidera yang membuat terjadinya kerusakan dan malfungsi pada testis Bapak,""Lalu apa yang harus di lakukan, Dok?" Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di jelaskannya.Kami harus segera melakukan operasi pengangkatan kedua testis bapak. Untuk meminimalisir terjadinya infeksi yang berkelanjutan,""A-apa? Pengangkatan testis? Apa itu arti saya tidak akan memilih anak lagi Dok?" Aku sangat terkejut bagaimana bisa seorang laki-laki bisa hidup tanpamu testis."Dengan sangat menyesal saya jawab, iya! Kenapa apa Bapak belum punya anak?""Alhamdulillah sudah, Dok! Satu. Apa tidak ada cara lain, Dok?" Aku sangat berharap masih bisa mempertahankan Karena aku Masih pengen punya anak kelak jika aku kembali bersama Tia."Sayangnya tiga ada, pak! Kerusakannya sudah sangat parah. Jaringan testis bapak sudah mati karena terlambat penanganannya.""Ya Allah, apakah ini karma? Karena aku sudah menyia-nyiakan titipan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status