Share

5. Selera gue tinggi

last update Dernière mise à jour: 2025-09-12 18:21:32

Sejak saat itu, hubungan Mia dan Sila kembali dekat.

Mereka chatting hampir setiap hari, vc hampir setiap malam, curhat masalah kerjaan, skripsi, cinta dan banyak lagi pembahasan mereka yang selalu se frekuensi.

Sila meraih ponselnya yang berdering, jam segini pasti Mia yang nelpon.

Nah, kan bener.

Sila menerima panggilan video itu, "Hari ini kenapa, Mia?" Sila meletakkan ponselnya pada holder.

"Gabut," jawab Mia dengan watadosnya.

Sila meraih mie instan ekstra pedas miliknya yang baru saja Ia seduh, "Perasaan lo punya Aldi, tapi nelpon gue mulu kek jomblo," gadis itu meniup mie nya yang masih panas.

"Aldi sibuk terus, heran gue," curhatnya, "Lo demen banget mie instan, ya. Ini nih kalau modelan kayak Rio atau Keynan tau bisa diceramahin lo. Mana pedes banget kayaknya, itu yang level lima kan?"

"Emangnya kenapa?" Sila menyuapkan mie nya, "Lagian ga tiap hari juga."

"Ga tiap hari, tapi seminggu tiga kali. Sama aja, cintah." Jawabnya, "Kayaknya kalau kita vc an bareng sama mereka asik tuh."

"Jangan ngaco," Sila menatap Mia malas.

"Serius," Mia antusias, "Coba ah gue undang mereka, "Brandon... Keynan... Daman... Terusss.... Rio... Done!"

"Mia!" Netra Sila membulat penuh.

"Apasih, beb. Katanya udah move on. Jadi gapapa kan ngobrol bareng lagi," Mia santai, "lagian dari dulu kita temen loh. Sahabat. Yakali jadi musuhan cuma gara-gara hubungan lo sama Rio. Come on guys, kita bukan anak kecil lagi, oke?"

"Ya tapi..."

"Halo ciwi-ciwiku." Suara Daman memotong ucapan Sila, lelaki itu terkejut melihat Sila di layar ponselnya, "Waduh, ada mbak jago toh! Apa kabar? Kangen banget asli!"

"Baik. Lo apa kabar? Tambah panjang aja tuh rambut." Jawab Sila.

"Oi, guys! Daman lagi ngejar cewek, incerannya beuhhhhh. Mirip Gal Gadot!" Sela Mia.

"Daman ga belok ternyata. Salut gue," Sahut Sila.

"Gue ga belok, tapi selera gue tinggi, mohon maap hahaha." Daman dengan wajah songongnya.

"Heh Rojali! Selera lo tinggi tapi dia risih lo deketin. Harusnya situ ngaca dulu sebelum ngomong selera," Ucap Mia.

"Gue masih berjuang, Mi," lesu Daman, "Pedes banget mulut lo."

"Ini pasti ulah Mia," ujar Keynan yang baru saja masuk kedalam obrolan.

"Halo Abang ganteng," Sapa Mia fanatik.

"Hai, Sil," Keynan menyapa Sila dan mengabaikan Mia.

Gadis itu terkekeh sesaat melihat raut Mia yang di tekuk, "Hai Nan, apa kabar?"

"Baik," Keynan menaikkan sebelah alisnya, "Tambah cantik aja lo."

"Keynan mulaaai nih, mulaaii!" Sahut Daman.

"Sejak kapan pinter gombalin cewek," timpal Mia, "Mulut lo udah ga sariawan lagi?"

Keynan menekan tombol kamera belakang lalu menyorot Rio dan Brandon yang sedang bersamanya, "Lo ganggu acara kita, Mi."

"Ngeri banget sirkel lo, Nan. CEO semua," komentar Daman.

"Perusahaan gue bukan warisan, btw." Jawab Keynan.

"Sombong nih, sombong," kata Mia, "Kantor lu kebakaran baru tau rasa lo."

Penuturan Mia menarik atensi Rio dan Brandon yang sedang asik menyeruput kopinya.

"Mia kebiasaan, mulutnya," Rio menimpali tanpa melihat layar.

"Salah sendiri songong."

"Iri bilang, bos," kata Daman.

Mia mengibaskan rambutnya kebelakang, "kembaran Emma Watson kayak gue ga mungkin iri sama remahan rengginang kayak kalian."

"Iya deh, iya. Si paling Emma Watson," timpal Rio dengan senyum tipisnya.

Melihat senyum itu membuat kedua bibir Sila tertarik, sedetik kemudian Ia tersadar, "Sil, ini laki orang. Astagaaaa!"

"Yo, ada Sila tuh, sapa kek." Mia emang titisan reog!

Sila memasang wajah datar seakan tidak terusik dengan ucapan Mia.

"Oh, ada Sila?" Rio menaikkan kedua alisnya tenang, "Bagi sini ponsel lo, Nan." Tangannya menengadah meminta ponsel Keynan.

"Lo ama Brandon juga gue ajak gabung," kata Mia, "Tapi ga kalian angkat."

"Hp gue habis batre," kata Brandon.

"Ponsel gue di mobil," kata Rio yang sudah memegang gawai Keynan. Lelaki itu mengubah ke kamera depan sebelum menyapa Sila, "Hai, Sil."

"Duh manis banget duh!"

"Inget, Railey nunggu dirumah."

"Papa Rioooo."

Brandon hanya diam, mengamati reaksi Sila dari ponsel Keynan.

"Kenapa pada julid?" Heran Rio, "Nyapa temen lama emang gaboleh?"

Sila tertawa miris dalam hati, temen lama.

"Sah sah aja, sih," timpal Brandon, "Ya kan, Sil?"

Sila mengangguk sembari mengaduk mie nya.

"Itu kamu makan apa? Mie instan pedes yang level itu?" Netra Rio terbelalak.

Lagi-lagi Sila hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jangan makan itu. Buang gih!" Kata Rio lagi. Semua tak luput dari Brandon yang diam-diam memperhatikan mereka.

"Nah kan gue bilang juga apa," kini suara Mia menginterupsi, "Terakhir kali Rio makan itu besoknya mencret, Sil."

"Itu karena lo yang maksa!" Daman bersuara, "Lo tau gak, Sil. Minggu lalu kita main Truth Or Eat. Yang ga mau jujur makan mie pedes itu setengah mangkok. Besoknya kita semua ga masuk kerja gara-gara Mia."

"Lo masuk kerja perasaan," kata Mia.

"Iya," jawab Daman, "Tapi jam makan siang gue pulang."

"Kenapa?" Tanya Keynan.

"Kelepasan ee' di celana, anjir!" Wajah Daman terlihat kesal, "malu banget gue diliat yang lain."

Sila terpingkal-pingkal hingga sudut matanya berair. Wajahnya yang memerah karena tertawa membuat Brandon gemas setengah mati dan menarik kedua sudut bibirnya.

Rio yang melihat ekspresi Brandon rupanya mulai menyadari perasaan lelaki itu pada mantan kekasihnya.

"Untung gue sama Rio tau diri, ya. Jadi ga masuk kerja aja sekalian," ujar Keynan.

Daman menipiskan bibir, "Ya elu sama Rio yang punya kantor. Masuk atau bolos juga bodo amat. Apa daya gue yang cuma karyawan."

Mia berusaha menghentikan tawa, "Guys, serius. Kangen banget ga sih kita ngumpul bareng?"

"Kangen," kata Rio.

"Parah sih kangennya," timpal Keynan.

"Kangen di lipstikin Sila sama Mia pas di cafe," Daman curhat, "Tapi percuma. Sila sekarang udah ga betah di Jakarta. Tiga kali puasa tiga kali lebaran ga pulang-pulang. Terinspirasi dari bang Toyib ya, Sil?"

"Tau nih," sahut Mia, "Jangan-jangan udah punya doi di Surabaya, jadi betah."

"Ngaco lo," jawab Sila dengan hidung dan pipi mulai merah karena pedas.

"Terus kenapa, coba?" Cibir Mia. Para cowok diam menjadi penonton setia.

Sila menyisir rambutnya kebelakang dengan jari. Mie nya makin lama pedesnya makin ngotak, "Makanan disini enak-enak." Jawab Sila seadanya.

"Yaelah, Sil," Mia menegakkan duduknya, "kalau masalah makanan mah gampang. Lo nikah aja sama Keynan. Tiap hari lo minta jajanan dari pelosok negri juga di jabanin sama tuh anak. Ya ga, Nan?"

"Lebay lo," sahut Daman, "Mending Sila sama gue. Lebih terjamin ga sakit hati."

"Emang," jawab Mia, "Karena ga ada cewek yang tertarik sama lo."

Daman mengusap dada dramatis.

"Sil," panggil Keynan, "Yuk bisa, yuk, balik Jakarta."

Mendengar itu Brandon menarik sudut bibirnya lagi, "Banyak yang pengin lo balik, lho."

"Tau nih, Sila. Kita harus kayak gimana lagi sih buat ngerayu lo?" Bibir Mia mengerucut.

Hati Sila berdesir hangat melihat reaksi para sahabatnya. Dari merekalah Sila mengenal arti pertemanan. Walaupun sempat terputus karena hubungannya dengan Rio yang berakhir.

Bagaimanapun, memang ada istilah 'mantan pacar' tapi tidak ada istilah 'mantan sahabat'.

Sila merasa hanya bersama merekalah dirinya menemukan rumah.

Gadis itu tersenyum tipis sembari mengangguk, "iya. Gue bakal balik Jakarta."

Brandon paling antusias, "Serius???"

"Demi apa, Sil?"

"Sumpah bestie gue balik????"

Respon mereka membuat Sila terkekeh singkat, "Iya janji gue bakal balik. Tapi nanti."

"Sudah ku duga!" Sahut Mia, "Tapi nanti kalau Rio udah punya cucu, ya kan?"

Sila tertawa sumbang netranya menatap wajah datar Rio dilayar, "Nanti kalau gue selesai wisuda."

Brandon tersenyum penuh, Mia jingkrak-jingkrak, Keynan mengulas senyum tipis, Daman gebrak-gebrak meja, sedangkan Rio... Datar seakan tidak terjadi apa-apa.

Bibir Sila melebar kala melihat reaksi sahabatnya, namun senyum itu mengendur saat melihat ekspresi Rio yang tampak tidak tertarik.

"Sila wisuda kita harus dateng dong," kata Daman.

"Emang udah selesai sidang, Sil?" Tanya Keynan.

Sila mengangguk, "Udah, Minggu lalu."

"Terus wisudanya kapan?" Brandon antusias.

"Dua bulan lagi."

"Fix kita harus dateng. Cuti woy, cuti! Kerja mulu lo pada kek kuda," ujar Mia, "Sekalian kita liburan di Surabaya dong, gimana??"

"GAASS!!" ujar Daman.

Keynan mengangguk setuju.

"Paling sulit emang ngajakin Rio sama Brandon liburan," Mia menipiskan bibir, "kalian pada ga ikut kan?"

"Ikut lah," jawab Brandon, "Kan sekalian wisuda Sila."

"Bagus!" Mia menampilkan deret giginya, "kalau Rio? Hm?"

Cowok itu hanya diam.

"Maklum guys, pawangnya garang. Pasti ga dibolehin tuh liburan sama kita-kita," celetuk Daman.

"Gue lihat nanti," Rio menggaruk pelipisnya.

Sila tertawa miris dalam hati, jangan berharap di istimewakan lagi, Sil. Lo cuma temen lama buat dia.

* * *

Kira² Rio ikut ke wisuda Sila ga ya?

💌Sekilas info☺️

Jadi; Rio, Keynan, Daman dan Mia itu sepupu an guys. Sedangkan Brandon itu sahabat Keynan dan Rio sejak SMA.

Nah, semenjak Sila deket sama Rio, Sila jadi kebawa ke sirkel Rio yang lebih suka nongkrong bareng sepupu2nya.

Ternyata mereka sendiri nyaman sama Sila dan nganggep Sila sahabat.

Gitu💕

Untuk lebih detailnya kalian bisa baca terus.

Aku kasih sedikit info di atas supaya kalian ga bingung bacanya.

Terima kasih 

Jangan lupa tekan hadiah💜

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Kamu Akhirku, Berbalut Komedi Romantis-Tragis   49. Pernikahan

    Waktu terasa berjalan begitu cepat. Tiga bulan yang direncanakan akhirnya terlaksana.Malam ini acara resepsi di gelar dengan tema Garden night wedding seperti keinginan Sila. Sejak dulu Ia menginginkan resepsi pernikahan yang di gelar malam hari di taman dengan kolam dan di lengkapi dengan lampu kuning yang romantis, dan Rio mengabulkannya.Mia dengan lipstick di tangannya celingukan mencari Railey, "Mana tuh bocah?""Siapa?" Sahut Brandon di depannya."Railey," ujar Mia, "Tadi katanya minta di pakein lipstick.""Udah pake lipsctik perasaan," celetuk Daman.Mia berdecak, "Tadi gara-gara dia makan es krim jadi abis lipstick nya.""Namanya juga anak-anak," sahut Keynan tenang.Para Bridesmaids dan Groomsmen duduk di satu meja khusus yang telah di sediakan."Tuh anak dititipin ke lo tadi, awas ilang. Bapaknya marah ntar," kata Abraham dengan gelas di tangannya."Ngerepotin banget bocah," Mia panik lalu melihat ke arah altar, "Mana bapaknya senyum-senyum lagi. Bahagia banget kayaknya.""

  • Kamu Akhirku, Berbalut Komedi Romantis-Tragis   48. Will you marry me?

    Bicara soal love language. Rio adalah si paling receiving gift. Cowok itu tidak pernah pelit memberikan apa yang pasangannya mau. Berapapun harganya jika membuat pacarnya bahagia, pasti di tebus.Contohnya seperti malam ini.Rio merogoh uang yang tidak sedikit untuk ukuran pesta ulang tahun yang hanya di hadiri keluarga dan teman dekat saja. Bahkan, cowok itu tidak mengundang kolega bisnisnya sama sekali.Malam ini, Rio ingin privasi. Hanya diririnya, keluarganya dan Sila."Sil." Rio menepuk pelan lengan Sila, "Bangun yuk, udah nyampe."Sila mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke netranya, "Aku tidur lama banget?""Tiga jam."Gadis itu menegak, "Serius tiga jam? Jam berapa sekarang?""Jam dua belas."Sila mengamati sekeliling, "Kok disini?""Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat," Rio mengeluarkan kain hitam, "Tapi matanya aku tutup dul

  • Kamu Akhirku, Berbalut Komedi Romantis-Tragis   47. Ulang tahun

    Serius nanya.Kalian penasaran sama kisah siapa? Keynan- Mia kah? Atau Brandon- Queena?Ataaaau, pengen tau cerita SMK nya Railey?................Tanggal yang dinanti tiba. Ulang tahun Sila kali ini dibuat sangat mewah. Tujuannya agar Sila bahagia, tapi malah buat Mia, Daman dan Keynan kesiksa.Pagi-pagi buta, mereka udah dipaksa bangun sama Rio dan langsung ke restoran tempat nanti malam acara akan di adakan."Acaranya tengah malem ngapain kesini sekarang bego?" Mia baru aja tidur tiga jam lalu, pantes kalau dia marah."Ya kalian pantau kerja EO nya Celine gimana. Gue takut ada yang kurang pas."Mia Jambak rambut."Tiduran situ kalau masih ngantuk." Keynan menunjuk sofa yang ada di ujung."Resto udah gue booking sampe besok." Lanjut Rio."Sekalian lo kasih kita sarapan kan ini?" Daman laper banget. Dari tadi perutnya b

  • Kamu Akhirku, Berbalut Komedi Romantis-Tragis   46. Rio takut kehilangan lagi

    Pagi-pagi sekali, Sila sudah berada di rumah bunda untuk memasak sarapan. Sudah lama bunda tidak makan masakannya, memang rasanya tidak se enak buatan bunda, tapi setidaknya hal ini bisa meringankan tugas wanita itu.Sila mulai berkutat dengan bumbu dapur yang Ia beli sebelum kesini, rencananya pagi ini Ia akan menyajikan ayam mentega favorit Raka, tumis kangkung kesukaan bunda dan orek tempe cabai rawit yang digemari ayah.Raka dengan wajah bantalnya masuk ke dapur, sempat terkejut melihat kakaknya di dalam sana, "Perasaan mbak Tini nggak masuk kalau hari minggu."Sila menipiskan bibirnya, enggan menjawab.Raka mendekat menyentuh kening kakaknya, "Oh anget. Pantes.""Tangan lo yang dingin," Sila memasukkan tumisan bawang ke dalam minyak panas, mengeluarkan aroma yang cukup menggoda.Raka melipat kedua tangannya di depan dada, "Aneh banget pagi-pagi udah kesini, " mata cowok itu memicing. "Berus

  • Kamu Akhirku, Berbalut Komedi Romantis-Tragis   45. Diskusikan dulu

    "Yo." "Hm." "Lo kasih Railey makan apa? Tumben sopan," cicit Mia, "Lo tau nggak, Man. Pas gue baru masuk tadi, dia cium tangan gue dong sambil bilang, malam Tante Mia," gadis itu curhat ke Daman di depan ayahnya Railey. "Gue juga kaget," komentar Daman, "Tadi aja dia ngeliat gue terus di senyumin, mana kalau senyum cantik banget lagi, biasanya dilirik sinis." Mia mengangguk, "Heran banget Railey jadi baik begini." "Emang dari dulu anaknya baik," sahut Keynan tak terima, "Kalian aja yang kurang bisa ambil hati anak kecil. Nggak telaten." "Yee, segala nyalahin gue," Mia mencomot macaroon di meja, "Anak tetangga pada demen banget maen sama gue, mereka bilang Tante Mia baik, Tante Mia cantik. Hampir tiap hari mereka main." "Kapan?" Tanya Daman yang langganan nginep rumah Mia, "Perasaan nggak pernah ada anak kecil main ke rumah lo. Malah seinget

  • Kamu Akhirku, Berbalut Komedi Romantis-Tragis   44. Ingkar janji

    Malam yang sangat melelahkan. Sila tidak dapat hasil apapun meski sudah satu jam berdebat dengan ayah.Ayah tetap bersikeras bahwa Rio seorang duda beranak satu yang sudah menyia-nyiakan Sila dan tidak pantas untuk bersanding dengannya.Sila sudah menjelaskan semuanya, kecuali Railey yang bukan anak Rio karena cowok itu melarang Sila menjelaskan status asli Railey kepada siapapun.Ayah sempat terkejut saat mendengar bahwa ibu Rio dan Nyonya besar Mahendra telah meninggal. Lelaki itu sempat terpekur beberapa saat namun kembali lagi dengan egonya yang tinggi.Sila lelah harus berhadapan dengan ayahnya. Rio juga sudah bolak-balik kesini demi restu Fajar. Namun semakin di harapkan semakin tidak memiliki rasa kasihan sama sekali.Tidak ada cara lain, Sila memohon di depan ayahnya, menumpahkan semua air matanya yang sejak tadi pagi dibendung, "Ayah boleh larang Sila dalam hal apapun, asal jangan pisahin Sila sama R

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status