Share

Pertempuran

Revisi (30-09-2021)

Yuna dan Alex melihat pantulan cermin bersama. Terlihat wajah Yuna hang menjadi merah merona. "Jadi apakah kamu percaya, aku bisa sulap?" Alex tersenyum.

Yuna menjadi malu dan menutupi wajahnya. "A-aku tidak tahu..." Yuna gugup.

"Haha kamu ini mudah sekali dikerjai. Inilah akibatnya jika kamu menantangku," ujar Alex.

Benar juga. Aku lupa, jika Alex sangat suka dengan tantangan. Setiap kali aku menantangnya, pastinya dia tidak akan ingin mengalah sebelum dia menang. Walau pun itu diriku, dia masih tetap tidak mau mengalah. Dia adalah orang yang akan berusaha bagaimana pun caranya agar mendapatkan kemenangan. Apakah dia adalah orang yang terobsesi kepada kemenangan? Pikir Yuna.

"Baiklah sekarang mari kita pergi. Nanti kita pulang terlalu larut malam," ujar Alex.

"Ayo... Tapi ini kita jalan kaki, atau ingin naik kereta kuda?" tanya Yuna.

"Lebih baik kita berjalan kaki saja. Agar dapat menikmati pemandangan lebih baik lagi," jawab Alex.

Di saat mereka berdua berbicara di lorong. Pelayan melihat mereka dan menghampiri mereka. "Pangeran, putri. Kalian berdua ingin ke mana?" tanya pelayan.

"Kami ingin pergi berkeliling ibu kota, bi," jawab Yuna.

"Begitu ya. Tapi lebih baik, putri dan pangeran dikawal oleh pengawal. Karena ini sudah malam hari, takutnya terjadi sesuatu kepada kalian berdua," saran pelayan.

"Tidak perlu bi. Alex pasti bisa menjagaku," ujar Yuna.

Pelayan menjadi heran. "Maksud putri... Pangeran Alex yang akan menjadi pengawal putri, sekaligus melindungi diri pangeran sendiri?" tanya pelayan.

"Benar," jawab Yuna.

"Kalau begitu, saya tidak bisa mengizinkan tuan putri dan pangeran. Prioritas saya di sini, adalah keselamatan putri dan pangeran," pelayan menentangnya.

"Tunggu sebentar bi. Apa bibi lupa jika Alex dulu pernah mengikuti pelatihan militer?. Dan juga kemampuan bela dirinya, pasti tidak jauh berbeda dengan prajurit pada umumnya," ujar Yuna.

"Memang benar, pangeran Alex pernah mengikuti pelatihan militer. Tapi itu semua tidak bisa menjamin keselamatan kalian berdua," ujar pelayan.

"Hah... Karena aku tidak ingin urusan ini bertambah panjang, tolong bibi panggilkan kepala prajurit ke mari," ujar Yuna.

Pelayan bingung dengan permintaan Yuna. Pelayan langsung memanggil kepala prajurit dan membawanya mengahadap Yuna.

"Yuna apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Alex.

"Diam dan lihat saja," ujar Yuna.

"Ada keperluan apa tuan putri memanggil saya?" ujar kepala prajurit.

"Anda sudah cukup lihai dan berpengalaman dalam urusan bela diri kan?" tanya Yuna.

"Benar putri," jawabnya.

"Kalau begitu, bisakah kamu bertanding melawan Alex, sekarang?" ujar Yuna.

"Eh!? Apa!?" mereka semua terkejut.

"Hoi-hoi Yuna, apa yang kamu katakan?" Alex panik.

"Aku hanya ingin menunjukkan kepada mereka, kemampuan bela dirimu itu. Jadi kamu tolong sekarang bertanding ya," Yuna tersenyum.

"Hah..." Alex menghela nafas. "Kamu ini memang merepotkan Yuna. Pak apakah aku bisa bertanding melawanmu?"

"Tentu saja, saya bersedia," kepala prajurit menerima.

Lalu kepala prajurit pergi mengambil dua pedang kayu. Dan kembali lagi ke tempat mereka. Kepala pengawal memberikan pedang kayu kepada Alex. Mereka berdua pun bersiap di posisi masing masing.

Yuna memberi aba-aba. "Satu.... Dua... Tiga, mulai!" Tepat setelah aba-aba selesai, Alex langsung berlari menerjang menunju kepala prajurit. Alex menggenggam pedang dengan kuat. Namun kepala pengawal tetap diam di tempat, bersiap menangkis serangan Alex.

"Hiaaa!" Alex mengayunkan pedangnya dari atas. Tak! kepala pengawal berhasil menangkis serangan Alex. Karena berhasil ditangkis, Alex dengan sigap mengayunkan pedangnya ke bawah. Tak! namun kepala prajurit berhasil menangkis kembali.

"Semangat Alex! Kamu pasti bisa! Badanmu itu jangan kaku! Jangan lemas!" Yuna bersorak mengkritik Alex.

Yuna ini dia berisik sekali, aku kesulitan fokus sekarang. Tak! Tak! Tak! Tidak peduli berapa kali Alex mengayunkan pedangnya, kepala prajurit tetap berhasil menangkis serangan Alex dengan santainya. Keringat mulai menetes dari kepala Alex, dan ia mulai letih. Sementara itu Yuna kesal karena Alex tidak kunjung menang. "Grr... Alex! Bisakah kamu cepat selesaikan itu!" Yuna memaksa.

Alex pun menjadi lebih kesal mendengar ucapan Yuna. Alex yang melihat tidak ada kesempatan untuk menyerang. Dia memutuskan untuk menggunakan tangan kosong. Alex melemparkan pedangnya, lalu merunduk ke bawah. Dan Alex meluncurkan kepalan tangannya yang kuat menuju perut, kepala prajurit. "Kenalah!" serunya.

Kepala prajurit yang telah menduga hal itu, dengan mudah menghindarinya. Tak! kepala prajurit, menangkis tangan Alex dengan pedang kayunya.

"Ouch!" Alex kesakitan, namun dia menghiraukannya dan langsung kembali menyerang. Namun prajurit beteriak. "Cukup!" Alex tersandung dan terjatuh. "Kita hentikan sampai di sini saja. Walau pangeran Alex, di sini tidak dapat mengalahkan saya. Namun dengan kemampuan bela diri tuan Alex, sudah lebih dari cukup untuk melindungi diri. Dan aku terkesan, karena tuan Alex cukup cerdik melancarkan serangan tangan kosong. Kalau begitu saya pamit dulu," kepala prajurit pun pergi.

"Yeay! Selamat Alex!" Yuna memeluk Alex. "Nah dengar sendirikan bi. Alex pasti bisa melindungiku dan dirinya sendiri," ujar Yuna yang yakin.

"Baik saya mengerti maksud tuan putri," pelayan mendekati wajah Yuna dan berbisik. "Tuan putri ingin berduaan dengan pangeran Alex, benar?" ujar pelayan.

"Iya! Itu yang aku maksudkan dari tadi. Bibi ini susah sekali untuk mengerti," bisik Yuna.

"Baiklah kalau begitu, saya tidak akan melarang tuan putri dan pangeran pergi," ujar pelayan.

"Ayo sekarang mari kita pergi Alex," ujar Yuna.

"Iya," jawab Alex.

"Tunggu sebentar, putri dan pangeran. Apakah kalian yakin ingin pergi seperti itu saja ke ibu kota?" tanya pelayan.

Mereka memeriksa penampilan mereka dan heran karena mereka merasa tidak ada yang salah.

"Maksud saya bukan penampilan putri dan pangeran. Tapi apakah kalian tidak takut akan menjadi pusat perhatian di sana?"

Yuna dan Alex pun baru sadar tentang status sosial mereka berdua. "Karena pastinya kalian tidak ingin diganggu, hm... Tunggu sebentar," pelayan pergi ke kamarnya dan mengambil beberapa topeng mata, dan kembali menemui mereka.

"Ini," pelayan memperlihatkan topeng mata kepada mereka. "Oh topeng mata ya! Dengan ini kita, susah dikenali nantinya," Yuna mengerti.

"Nah itu yang saya maksud. Kebetulan saya mempunyai beberapa koleksi topeng mata. Putri dan pangeran bisa memilih salah satunya.

Yuna melihat lihat bentuk topeng matanya. Yuna pun tertarik pada topeng mata yang berbentuk seperti kupu-kupu. Topeng itu berwarna putih dengan pernak-pernik warna-warni. "Aku yang ini saja bi," Yuna langsung mengenakan topeng matanya.

"Alex bagaimana penampilanku?" tanya Yuna.

"Biasa saja," Alex cuek. "Lalu untukku yang mana?" tanya Alex.

"Padahal aku ingin dipuji," gumamnya. Yuna melihat kembali dan ada topeng yang memiliki motif polos berwarna hitam. Lalu Yuna mengambilnya dan memasangkannya pada Alex.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status