Beranda / Romansa / Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku / Bab 11 Jangan Mengincar Hal Lain

Share

Bab 11 Jangan Mengincar Hal Lain

Penulis: Shanaya
Briar berjalan sampai ke pintu ruang tamu. Saat ini, Nelly langsung berkata, "Briar, biar aku antar kamu keluar."

"Nggak usah," tolak Briar. "Kalau kamu memang datang untuk menjenguk Nenek, lebih baik temani Nenek ngobrol."

Dia pun berbalik, melangkah keluar. "Sasha, ikut aku sebentar."

Tiba-tiba dipanggil, Sasha agak kaget. Dia refleks menoleh ke arah Nelly.

Nelly juga terkejut, tetapi ekspresinya tetap tenang. Senyuman lembutnya pun tidak berubah saat memandang Sasha. "Mungkin dia ada hal yang ingin dibicarakan."

Sasha pun mengikuti Briar.

Mereka berjalan sampai ke area parkir. Briar berdiri di samping pintu mobil, lalu menoleh untuk bertanya, "Kamu mau ke kantor? Perlu aku minta orang antar?"

Sasha menjawab, "Nggak perlu, aku ... sudah ajuin cuti."

Sebenarnya bukan cuti. Manajernya menelepon semalam, mengatakan bahwa dia tidak perlu masuk dulu untuk sementara waktu. Ada perubahan di perusahaan dan dia diminta menunggu kabar lebih lanjut.

Sasha bisa menebak, kemungkinan besar dia sudah didepak dari perusahaan. Dia sudah terbiasa. Sejak tiga tahun lalu bertengkar hebat dengan Keluarga Aldiano, pekerjaan yang dia dapat selalu tidak bertahan lama. Dia tahu itu ulah mereka.

Angga bahkan pernah bilang dengan nada mengancam, bahwa akan tiba saatnya dia kembali dan memohon kepada mereka. Sejak itu, setiap pekerjaan yang dia dapatkan selalu berakhir cepat.

Briar mengangguk pelan, lalu bertanya lagi, "Luka di wajahmu itu karena keluargamu?"

Sasha menyentuh pipinya, tidak menjawab. Namun, sikapnya sudah cukup sebagai jawaban.

Briar menatapnya selama dua detik. "Apa karena harga yang kalian inginkan berbeda?"

Sampai di situ, dia tertawa. "Tiga tahun lalu juga seperti ini. Sekarang cuma beda drama, isi tetap sama. Drama keluarga kalian yang satu ini nggak ada habis-habisnya ya?"

Sasha menjadi bingung. "Hah?"

Briar malas menjelaskan. "Aku sudah bilang, kalian bebas minta berapa pun, tapi cuma ada satu kali kesempatan. Jadi, pikir matang-matang sebelum buka harga."

Sasha bahkan belum memahami sepenuhnya maksud Briar, tetapi Briar sudah masuk ke mobil dan menyalakan mesin, lalu pergi begitu saja.

"Eh ... kamu ini ...." Sasha merasa agak kesal. "Kenapa kamu ...."

Belum selesai dia mengomel, dari belakang ada suara yang memanggil, "Sasha, bisa kita bicara?"

....

Kebun bunga Keluarga Khamauri sangat luas. Ada tukang kebun khusus yang merawatnya. Bunga-bunga tumbuh subur dan indah.

Nelly berdiri di antara bunga, lalu membungkuk dan memetik satu. "Nenek suka menanam bunga. Semuanya bunga mahal, banyak yang diimpor. Setiap bulan, tukang bunga profesional akan datang untuk merawat."

Dia menoleh ke arah Sasha, memutar batang bunga di tangannya. "Kamu tahu berapa biaya perawatan taman bunga ini setiap tahun?"

Sasha tidak menjawab dan Nelly tertawa ringan. "Hampir setara penghasilan keluarga menengah selama tiga sampai lima tahun."

Raut wajahnya tetap lembut, lalu dia membungkuk sedikit untuk mencium bunga di tangannya. Ucapannya berlanjut. "Dulu waktu Cody dikirim ke sini, keluarga kalian pasang harga tinggi sekali. Kami nggak menawar, berapa pun diminta, kami bayar."

Dia menjilat bibirnya. "Sekarang ini bukan cuma satu nyawa, tapi dua. Jadi, tentu saja harganya nggak mungkin sama seperti dulu. Tapi, kamu nggak perlu merasa terbebani, Sasha. Kamu bisa ajukan berapa pun. Toh cuma uang. Kalau untuk membeli nyawa, harga berapa pun tetap murah bagi kami."

Kata-katanya masuk akal dan tidak kasar secara teknis, tetapi tetap saja terasa menusuk.

Tadinya Sasha ingin menyampaikan permintaan maaf. Empat tahun lalu dia dijebak, sekarang juga dia tak punya pilihan karena keadaan. Namun, dia akan menuntaskan semuanya dan pergi. Dia pun berharap Nelly tidak akan keberatan dengan kehadirannya untuk sekarang.

Namun, setelah mendengar ucapan tadi, hatinya terasa tidak nyaman. Permintaan maaf itu akhirnya diurungkan. Toh setelah dipikir-pikir, dia memang tidak berutang apa pun pada Nelly.

Nelly melanjutkan, "Nanti aku juga akan memberimu sejumlah uang kompensasi. Sama-sama perempuan, aku paham betapa beratnya melahirkan dan juga rasa sakit harus berpisah dengan anak. Meskipun aku nggak bisa merasakannya secara langsung, aku bisa paham. Anggap saja ini bentuk empati kecil dariku."

Saat ini, sosoknya hampir tidak berbeda dengan yang ada di foto majalah ekonomi itu. Mana mungkin dia wanita lemah? Orang yang bisa sukses di dunia bisnis, mana ada yang lembek?

Sasha akhirnya berujar, "Urusan kali ini akan kuselesaikan langsung dengan Pak Briar. Bu Nelly nggak perlu repot-repot."

Ucapan itu sepertinya menyinggung Nelly karena terlihat dari perubahan kecil di raut wajahnya.

Namun hanya dua detik, dia tersenyum lagi. "Sasha, kamu harus tahu, begitu anak ini lahir dan Cody bisa diselamatkan, aku akan menikah dengan Briar. Jadi, nanti segala urusan Keluarga Khamauri, termasuk dua anakmu, juga akan menjadi tanggung jawabku."

Selesai berkata demikian, Nelly menoleh dan melihat Indah yang sedang dituntun keluar dari gedung utama.

Dia tidak berkata apa-apa lagi, segera melangkah cepat menghampiri dan membantu menopang dari sisi lain.

Entah apa yang dibisikkan ke Indah, mereka berdua sama-sama menoleh ke arah Sasha. Ekspresi Indah hanya datar. Setelah beberapa saat, Indah pun mengangguk pelan dua kali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
terlalu lemot dan lemah. pantas saja kau sering ditindas bàhkan oleh keluargamu sendiri. kau cuma punya kemampuan mengangkang, sasha.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku   Bab 254 Keegoisan

    Indah sadar saat sore hari. Setelah diberi oksigen, kondisinya sudah membaik. Hanya saja, napasnya masih berat.Vanessa memanggil perawat. Dia dan perawat membantu Indah duduk bersandar di kepala ranjang.Indah bertanya, "Mana Damian?"Vanessa juga tidak tahu ke mana Damian pergi, jadi dia hanya berkata, "Ada urusan di perusahaan. Dia akan datang setelah urusannya selesai."Indah menunduk dan berpikir sejenak sebelum bertanya, "Dia pasti ketakutan, 'kan?"Vanessa tidak tahu harus berkata apa karena menurutnya tidak begitu. Damian memang khawatir, tetapi sama sekali tidak ketakutan. Namun, Vanessa tetap mengiakan. Dia lalu berbalik menuangkan air untuk Indah dan berucap, "Minum dulu."Indah menggenggam tangan Vanessa sambil menyesap sedikit. Ketika menoleh dan melihat buah tangan yang diletakkan di lemari, dia bertanya, "Siapa yang datang?"Vanessa menjawab, "Helena. Begitu dengar Ibu sakit, dia segera datang ke sini. ""Keluarga Kusman ya? Mereka berdua datang bersama?" tanya Indah ber

  • Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku   Bab 253 Gadis Kesayangan

    Setelah naik ke lantai atas, Briar tidak melihat Sasha di kamar Cody. Dia menemani bocah kecil itu bermain sebentar, lalu turun lagi ke kamar Sasha.Briar mencoba mendengar dari pintu, tetapi tidak terdengar suara di dalam. Dia membuka pintu dan masuk, lalu tertegun.Sasha tertidur di ranjang tanpa mengganti piama dan tidak memakai selimut. Ponsel masih berada di telapak tangannya. Sepertinya Sasha bermain ponsel sampai mengantuk dan tertidur.Dengan sedikit rasa ingin tertawa, Briar berjalan mendekat untuk menggendong Sasha dan meletakkannya dengan hati-hati.Sasha terbangun sebentar. Begitu membuka mata dan melihat Briar, dia memejamkan mata lagi, membiarkan Briar bertindak sesuka hati.Briar melepaskan pakaian Sasha, lalu membantunya mengganti piama. Ketika mengenakan piama, pandangannya tertuju pada perut Sasha. Perutnya masih rata saat tidur telentang, tidak terlihat tanda-tanda kehamilan.Namun, Briar tetap menunduk, menempelkan telinganya ke perut Sasha untuk mendengar suara di

  • Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku   Bab 252 Banyak Pasangan yang Hanya Terlihat Mesra

    Setelah berpikir sejenak, Briar menambahkan, "Kapan kamu pernah bilang hal yang bisa buat aku senang?"Briar menatap Sasha seraya berucap, "Kalau nggak mau bilang, ya sudah."Tangan yang tadinya bertumpu di samping kaki Sasha tiba-tiba diangkat. Briar meraih dagu Sasha untuk membuatnya menengadah, lalu langsung menciumnya.Mulut ini memang sering melontarkan kata-kata yang kurang enak didengar, tetapi rasanya sangat nyaman saat dicium. Lembut, kenyal, dan sangat memikat.Sasha mendorong Briar dan menegur, "Minggir. Nanti ada orang yang masuk."Briar tidak peduli. Biarkan saja jika ada orang yang masuk dan melihatnya. Dia menindih Sasha dan membuatnya tidak bisa menghindar.Sasha tidak tahan untuk mengangkat kakinya. Lututnya tepat mengenai bagian bawah tubuh Briar. Briar tidak menghindar, seolah-olah yakin Sasha tidak akan menyerangnya.Sasha memang mengurungkan niatnya. Dia menurunkan kakinya, mengangkat tangan untuk mendorong Briar, dan memalingkan wajahnya.Briar menggigit bibir Sas

  • Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku   Bab 251 Dia Suka padaku, Itu Sudah Cukup

    Lantaran sudah membahas sampai sini, Rizky menambahkan, "Mungkin kamu juga nggak tertarik pada Nelly seperti aku. Tapi, aku dengar setelah kejadian empat tahun lalu, sikap Ayah sudah mulai melunak, nggak seperti Ibu yang masih bersikeras."Rizky menatap Briar sembari berujar, "Dulu, Ayah memilih beberapa gadis dengan latar belakang dan kepribadian yang baik. Ketika tanya pendapatmu, kamu nggak tertarik pada satu pun." Dia lalu bertanya dengan bingung, "Kenapa?"Briar berbalik membuka pintu mobil sambil membalas, "Kamu juga tahu soal itu? Itu cuma obrolan singkat kami berdua. Nggak ada yang anggap serius. Nggak kusangka kabar itu bisa sampai ke telingamu."Rizky tertawa, lalu ikut naik ke kursi penumpang depan dan menjelaskan, "Aku dengar dari Ibu. Dia bilang Ayah ikut campur, jadi mereka berdua mungkin sudah membahas hal ini diam-diam. Sepertinya Ayah bukan cuma asal bicara, tapi serius.""Begitu ya? Sudah berlalu terlalu lama. Aku sudah lupa," sahut Briar.Setelah mengencangkan sabuk

  • Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku   Bab 250 Mengapa Kamu Tidak Mau?

    Cody belum bangun dan masih tidur nyenyak. Sasha duduk di tepi ranjang, sementara Briar berdiri di depan jendela.Sekitar sepuluh menit kemudian, Wati tiba-tiba datang tergopoh-gopoh dan memanggil Briar. Dia berkata dengan sedikit panik bahwa telah terjadi sesuatu pada Indah.Briar berbalik dan bertanya dengan alis berkerut, "Ada apa?"Wati tidak bisa menjelaskan dengan terlalu baik. Dia hanya berkata bahwa kondisi Indah sedang tidak baik dan meminta Briar segera turun melihatnya.Mendengar itu, Sasha juga berdiri dan berjalan perlahan mengikuti Briar turun. Bukan karena mengkhawatirkan Indah, tetapi lebih karena penasaran.Saat mereka tiba, Damian sudah berada di kamar Indah dan sedang berjongkok di samping ranjang. Untuk pertama kalinya, Sasha melihat gejolak emosi di wajahnya. Pria itu terlihat sangat khawatir.Indah tergolek tak bergerak di ranjang dengan bibir membiru. Dia sadar dan matanya terbuka lebar. Mulutnya membuka dan menutup, tetapi tidak mampu bersuara terlalu keras.Riz

  • Karena Anak, CEO Memohon Jadi Suamiku   Bab 249 Sudah Ingat?

    Setelah keluar dari kelab, semua orang berbasi-basi sebentar di ruang terbuka di depan.Victor memutar lehernya ke kiri dan kanan, lalu menggerak-gerakkan kakinya. Dia berucap dengan raut malas, "Kalau begitu hari Senin saja. Aku akan menemui Pak Briar hari Senin dan membahas proyek yang kita bicarakan tadi lebih detail."Setelah Briar mengiakan, Victor mengibaskan tangannya dan berucap lagi, "Sudah, sudah. Pergilah."Pria itu sama sekali tidak memiliki aura seorang pebisnis, tetapi lebih mirip seperti kepala preman.Orang-orang tidak minum banyak, jadi tidak ada yang mabuk. Mereka mengangguk, berpamitan pada satu sama lain sebelum masuk ke mobil masing-masing.Briar merangkul Sasha ke mobil, lalu duduk di kursi penumpang di depan. Setelah duduk dengan nyaman, dia berkata, "Ayo jalan."Sasha memandang ke luar. Damian, Adeline, dan seorang asisten yang dibawa Damian masih berdiri di sana, menatap ke arah mereka tanpa bergerak.Keberadaan asisten Damian itu hampir tidak terasa di kelab t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status