Share

Karena Bau Terasi
Karena Bau Terasi
Author: Maey Angel

Terjadi lagi

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2022-10-13 22:38:25

"Mas, mau kemana lagi? Kemarin kamu sudah pulang malam, sekarang pergi tengah malam lagi. Sebenarnya kamu kenapa, Mas?" tanya Almira pada Zidan yang malam itu ingin pergi begitu saja setelah berhubungan in tim.

"Sudah aku bilang, jaga tubuhmu. Aku benci aroma pada alatmu itu, rasanya aku mau muntah saja. Sudah berulang kali aku minta, jaga! Jaga! Jaga! Bukanya semakin harum, tapi malah bau terasi!"

Zidan beranjak pergi meninggalkan Almira yang menangisi kepergian suaminya itu. Bahkan, suara tangis Faris–anak lelakinya, tak didengarkan oleh Zidan.

**

"Kenapa, Bro? Mukanya kusut amat?" tanya Ardi–sahabat Zidan satu kantor.

"Gue bosen."

Zidan memesan satu gelas wine dan meminumnya sampai tandas. Ia menelpon Ardi malam itu untuk menemaninya ke club. Menghabiskan malam menyebalkan yang telah ia lalui bersama Almira.

"Sama bini?"

"Siapa lagi. Akhir-akhir ini dia begitu menyebalkan," adu Zidan.

Ardi yang paham akan karakter Zidan memilih mendengarkan, alih-alih memberi saran. Karena Zidan bukan type yang gampang menerima saran.

"Bro, itu bukannya Kia?" tanya Ardi menunjuk Zazkia yang juga ada di dalam klub.

Zidan menengok ke arah Kia, gadis yang dulu pernah menjadi mantan semasa kuliahnya.

Ardi mendekat pada Kia dan memintanya bergabung.

"Hai, Dan. Tumben di sini?" tanya Zazkia.

"Kia? Apa kabar?" tanya Zidan kaget.

"Baik, kamu kenapa ada si sini?"

"Aku biasa di sini. Seharusnya aku yang tanya, kenapa seorang wanita baik berada di sini?"

Zazkia tertawa kecil sembari menepuk paha Zidan.

"Kenapa yakin benar jika aku wanita baik? Inilah aku sekarang. Bukankah kamu sudah menikah?" tanya Kia.

"Zidan sedang bete dengan istrinya, Ki. Butuh hiburan dia," sela Ardi.

"What? Seorang Zidan bisa bete?" Kia menertawakan wajah menyedihkan Zidan dan semakin membuatnya tertantang.

"Ki, ajak Zidan pergi sana. Engap gue lihat muka dia," ejek Ardi.

"Nji rr, emang luh … bilang aja kamu mau du gem kan?" balas Zidan.

"Yuk, Dan. Kita ke atas! Di sana kita bisa ngobrol tanpa diganggu curut sawah ini," balas Kia mencibir Ardi membuat Zidan tersenyum.

***

Malam itu, Zidan tak pulang. Almira yang gelisah menunggu, akhirnya tertidur di atas sofa.

Suara tangisan Nadine membuat Almira terbangun. Semalam ia ingat betul apa yang Zidan ucapkan. Alih-alih beranjak, justru Almira merasa kepalanya begitu pusing.

"Ma!!" teriakan Nadine membuat Almira tersenyum kala matanya terpejam kembali dan ia jatuh pingsan.

Almira terbangun dan mendapati dirinya sudah ada di kamar. Terlihat Zidan tertidur di sampingnya. Almira melirik jam di dinding dan menunjukan pukul 7 pagi. Almira menggoyangkan tubuh Zidan dan suaminya itu hanya menggeliat tanpa membuka mata.

"Mas.... “

" Mas.... "

Tak ada tanggapan dari Zidan membuat Almira segera beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi dengan pelan. Ia merasa kema luannya begitu sakit. Bahkan untuk buang air kencing, ia harus meringis kesakitan.

"Aku kenapa?" batin Almira.

Akhir-akhir ini ia memang kerap merasakan nyeri di sekitar ke maluan. Hendak chek up ke dokter tapi ia belum sempat karena jadwal mengajarnya. Almira adalah guru sekolah TK tempat Nadine sekolah. Meski ada waktu ke dokter, belum tentu Zidan berkenan menemani.

Selesai mandi, Almira melangkah mendekati Zidan lagi. Membangunkan lagi, berharap ia mau terbangun.

"Mas! Ini sudah siang. Nggak kerja?" tanya Almira lirih.

"Brisik kamu! Aku mau tidur, jangan ganggu!" bentak Zidan.

"Tapi, Mas...."

Bukannya bangun, justru Almira dilempar dengan bantal yang digunakan Zidan.

"Pergi sana! Ganggu orang tidur saja. Gara-gara kamu, aku jadi begini! Makanya jadi wanita itu mikir, nggak selalu merepotkan suami. Paham?!"

Almira tidak begitu kaget dengan umpatan Zidan kali ini. Karena Zidan sudah sering melakukan hal ini padanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
apa g malu dan sedih diperlakukan suami kayak gitu. dimana harga diri mu ketika dibilang bau terasi. istri tolol g punya otak dan akal sehat. bukannya garcep malahan banyak alasan buat ke dokter. matilah kau amira sampah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Karena Bau Terasi    pelajaran

    ...Kehidupan Almira dan Lyan memang baru saja dimulai. Almira juga merasa bahagia sudah bisa dipertemukan dengan jodoh pengganti seperti Lyan. Namun, bukan berarti Almira juga akan mengikuti jejak Lyan sebagai selebritas. Almira memilih menggeluti dunia fashion dan kuliner daripada ikut dalam glamornya dunia entertain."Bang, beliin cilok yang ada sambal mayonaisenya," celetuk Almira saat Lyan baru saja pulang dari syuting jam 2 pagi."Jam berapa ini, Ai?""Tapi dede mau makan itu. Ya?""Nggak ada yang buka jam segini. Besok aja ya?"Lyan mencoba membujuk istrinya yang sedang dalam fase ngidam akut, agar mau mendengarkan kata-katanya. Nyidam Almira kali ini cukup membuat Lyan kerepotan. Pasalnya, Lyan tidak boleh pulang bekerja dengan baju yang berbeda seperti saat pergi dari rumah.Lyan tak marah dan justru ia senang. Di pernikahannaya yang menginjak 5 bulan, Tuhan memberikan kepercayaan seorang anak di rahim Almira. Meski banyak permintaan Almira yang kadang membuat pening kepala,

  • Karena Bau Terasi    masa lalu

    ...Suaka dan Lyan, masuk ke dalam ruang persidangan. Sepanjang turun dari mobil, para wartawan memberondong dengan banyak pertanyaan yang sama sekali tidak mereka tanggapi. Abbas dan Farhan sudah bersiap untuk mengikuti sidang putusan perkara kasus Raisa dan Lyan yang berujung pada semua kasus yang sudah terjadi pada Almira dan Desy. Sebagai para suami, Almira dan Desy adalah kewajiban mereka untuk melindungi.Pembacaan surat pernyataan damai dari pihak Raisa dibacakan. Namun, pengacara Lyan tetap menolak dan meminta agar Raisa dimasukkan bui atas perbuatannya. Bahkan, kini semua saksi kasus Raisa datang. Ada Zaskia, Zidan dan juga beberapa orang yang sudah dibayar mahal untuk melancarkan aksi Raisa untuk mendapatkan hukuman yang setimpal.Ketukan palu menandakan sidang putusan selesai. Dan Raisa, dijatuhi hukuman penjara 5 bulan masa percobaan dan denda 1 miliar atas kasus yang ia sandang ini. Raisa memandang Lyan sinis. Bahkan dia sangat menyesal karena sudah membuang banyak uang

  • Karena Bau Terasi    kebersamaan keluarga

    ..."Kamu bersiap, Ai. Hari ini kita akan hadir di persidangan terakhir kasus kamu yang diajukan kembali. Kali ini kamu harus kasih hadiah spesial kalau Abang bisa menangin kasus Desi dan kamu sekaligus," ucap Lyan saat sedang dipakaikan kemeja oleh Almira."Hm … harus ikut ya?" "Kenapa? Kamu takut sama Zidan? Tenang saja. Dia sudah jinak sama Abang."Almira tersenyum dan membuat Lyan semakin gemas. Keduanya keluar kamar dalam keadaan yang tentunya sangat bahagia setelah 3 hari bulan madunya ke SIngapura. Baru malam ini, mereka kembali karena ada panggilan sidang akhir dari banding yang Raisa ajukan."Sudah seger aja, Bang. Berangkat ke pengadilannya sekarang?" tanya Suaka."Iya, Ka. Katanya Bang Lyan, jam 9. Tapi dia sudah berkemas dari jam 7 tadi," ujar Almira."Oh. Pasti nggak sabar ya lihat Raisa dihukum berat. Selama ini ternyata dia bersembunyi dibalik topeng dan perisai hukum juga. Payah banget, untung gak jadi sama kamu, Kak," ucap Prisil ikut menimpali."Ibu mana?" tanya Lya

  • Karena Bau Terasi    sah

    .."Brengsek!"Raisa geram tidak kepalang. Pengacara Lyan berhsail membuktikan dirinya bersalh di depan hakim dengan membawa bukti yang kuat. Bahkan ia tidak menyangka jika kii dirinya harus terjebak dalam masalah yang ia buat sendiri.Besok adalah sidang putusan terakhir. Jika kali ini ia gagal juga, pupus sudah harapannya bisa kembali bersama Lyan. Yang ada dirinya harus merasakan dinginnya hotel prodeo."Pokoknya kita nggak boleh nyerah. Saya sudah bayar mahal kamu, buat bisa perjuangkan hak saya agar bisa hidup tenang bersama Lyan! Bukan bikin dia bahagia dengan wanita udik itu," ucap Raisa pada Holid Sikampul."Tapi di sana mempunyai bukti yang kuat. Kita hanya bisa meminta mediasi ulang dan mengajukan secara pribadi untuk berdamai. Semoga dia bisa memaafkan. karena itu adalah satu-satunya jalan agar Anda bisa bebas dari tuntutan yang Lyan ajukan," tutur Holid."Jangan ngasal, ya? Saya bayar kamu mahal buat ngebantu saya! Bukan malah membuat saya kalah di persidangan."Holid han

  • Karena Bau Terasi    datang

    ..."Sebetulnya waktu itu ibumu datang dan meminta balikan sama ayah. Tapi kamu tahu sendiri, pantang bagi Ayah kembali pada wanita yang sudah menyakiti Ayah. Kita akan cari Ibumu dan Ayah akan bantu menyelesaikan semuanya."Kali ini Zidan tersenyum dan memeluk Zinaid. Selama ini dia sudah salah menilai sang Ayah. Jika saja dulu ia datang pada Ayahnya, pasti saran sang ibu tidak akan bisa menjerumuskannya. Zinaid mengajak Zidan ke kantor polisi. Mencari dengan bantuan pihak berwajib lebih mudah dan ia juga akan mencarinya di sekeliling kota Bogor. "Kamu dengan Almira pisah karena apa?" tanya Zinaid saat sedang perjalanan pulang."Itu luka lama yang Zidan malas untuk mengungkitnya.""Intinya saja. Kenapa?" Terdengar helaan napas panjang yang Zidan lakukan. Mencoba menceritakan kembali masalahnya dengan Almira membuat hatinya seakan dirundung dengan penyesalan mendalam."Dia mengidap Gonore karena Zidan dan …."Zinaid menengok ke arah Zidan yang nampak menyesali perbuatannya pada Al

  • Karena Bau Terasi    menemui

    .."Saya akan membebaskanmu, asal kamu mau membantu klien saya. Dan ini semua tidak gratis dan juga instan. Saya akan melihat kamu benar-benar berpihak pada kami, sebelum kamu menginginkan bebas itu," ucap Abbas pada Zidan yang sudah mendekam di penjara.Akhirnya Lyan memutuskan menyetujui saran Abbas untuk meminta bantuan pada Zidan. Namun untuk hal itu, Lyan sudah memasrahkannya pada Abbas untuk bisa menyelesaikan semuanya tanpa harus membuat Lyan turun tangan karena pernikahannya hanyalah menunggu hari dan itu akan membuatnya sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk mengurus hal yang rumit itu."Apa yang harus saya lakukan?" tanya Zidan bersemangat. "Apapun itu, akan saya lakukan. Saya ingin kebebasan, Ibu saya sendirian di rumah dan saya khawatir kejadian buruk menimpanya," imbuh Zidan."Baiklah. Kamu selama ini di pihak Raisa, bukan?" Zidan begitu kaget dengan pernyataan Abbas dan ia begitu gugup sekarang."Tidak usah berdusta di depan kami. Kami sudah tahu semuanya. Sebenarnya si

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status