Share

rencananya

....

"Bang."

Lyan mematikan sambungan teleponnya saat Suaka masuk ke dalam kamarnya. Suaka menghampiri Lyan yang sudah di atas kasurnya dan ikut rebahan di samping Lyan. Lyan memilih memainkan ponselnya tanpa mau melirik adiknya. Suaka yang ingin sekali mendengarkan isi hati Lyan, memilih memeluk kakaknya dari samping.

"Bang, Aka mau minta maaf. Aka tahu semua ini berat untuk Abang. Tapi kalau Abang marah, gimana Aka mau curhat?"

"Katakan saja apa yang akan kamu inginkan sehingga ingin datang ke sini. Kamu tahu bukan, saya tidak suka basa-basi," ucap Lyan.

"Abang marah sama kita, ya?"

"Kalau kamu merasa tidak melakukan kesalahan, seharusnya pertanyaan itu nggak akan ada," ucap Lyan

Suaka terdiam sejenak. Ia hanya merasa Lyan lebih pendiam dan tidak hangat seperti biasanya.

"Nggak usah terlalu dipikirkan. Lebih baik kamu tidur saja," ucap Lyan.

"Tidur sini boleh?" Suaka tersenyum setelah mengatakan hal itu.

"Kembalilah, Aka. Jangan membuat Desy berpikiran jika kamu masih marah padanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status