Share

10. dadaku sakit

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-24 11:47:19

Sepanjang perjalanan pulang diri ini terngiang-ngiang kepada peringatan Papa sebelum pernikahanku terjadi, bahwa diri ini harus menerima konsekuensi pilihan sudah memutuskan untuk menikahi Bendi, bahwa aku harus menerima pahit manisnya membersamai ketua mafia itu.

Kini aku tahu, pemimpin gangster tersebut bukanlah dia, tapi Nyonya Erika Ibunya.

Mobilku meluncur pelan membelah jalanan aspal yang cukup ramai, kubuka jendela dan membiarkan angin menerbangkan rambut dan meniupkan wajahku. Desauan angin yang cukup ribut tidak kupedulikan lagi, seolah raga ini sudah hancur dilubangi oleh ibu mertua, keadaan hatiku runyam dan sudah tidak berbentuk lagi.

Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar melempar tasku sembarang, melepas sepatu begitu saja di lantai dan langsung menjatuhkan diri ke kursi, kupijit kening dan kepalaku yang berdenyut dan hampir pecah.

Aku tahu persis bahwa beban yang sedang diletakkan paksa di bahuku amat memberatkan. Berbagi suami, berbagi cinta, dapur, ran
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   11. diam menghanyutkan

    Keesokan hari aku bertemu dengan Bendi di meja makan. Dia yang melihatku masih dengan wajah pucat dan nampak sedikit sakit kepala, hanya diam saja dan melanjutkan pekerjaan di laptopnya. Kuambil tempat duduk berhadapan dan langsung menuangkan segelas susu, lantas mengesapnya."Kamu masih sakit kepala?""Eng, tidak," jawabku sambil tersenyum seolah tidak terjadi apa apa."Kamu masih marah?""Memangnya kalau marah apa untungnya?""Lihat kepikir karena melihat ekspresi kesedihan dan terkejut mu kemarin Kau pasti akan sangat meledak-ledak padaku.""Tidak menangis atau marah bukan berarti aku tidak mencintaimu, Mas, tapi melawan kehendak Ibumu itu adalah hal mustahil," balasku."Aku akan berusaha bicara pada Mama agar dia merevisi keputusannya, aku yakin mau makan dulu karena masih banyak cara lain untuk memutuskan bisnis Tidak harus menjadi sebuah keluarga.""Menurutnya meluaskan bisnis dengan membuat ikatan justru akan lebih terjamin Mas.""Ah, bocah kecil ini, ternyata biarpun masih m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   12 harus ikut

    "Harus ikut?" Tanyaku kepada mertua yang bersikeras mendesak agar aku ikut dengannya ke rumah wanita itu. "Iya." "Untuk apa lagi, Mi?" "Mempererat hubungan dan meyakinkan." "Tapi kenapa?" "Cepat! 15 menit lagi mobil akan datang menjemputmu dan kita akan pergi bersama-sama." Ya ampun aku hanya bisa menarik nafas dan berusaha menetralisir kekesalan yang terus menggumpal di hati. Rasanya ibu mertua baru saja meletakkan bara panas di atas kepala ku dengan memaksa untuk pergi ke rumah Irina dan berpura-pura baik pada calon istri suamiku. Sekali lagi, istri suamiku, horor bukan ...? "Baik, Mi." "Bagus!" Seperti biasa tanpa mengucapkan salam atau terimakasih mertuaku yang arogan langsung menutup teleponnya. Ah, kesalnya. "Mas, aku minta uangnya dong, aku mau beli baju untuk ke rumah Irina,", ucapku menemui suami di ruang kerjanya. "Hmm, istri kecilku baru pertama kali minta uang, aku pasti akan memberikanmu, kau butuh berapa?" "Dua lima juta," balasku. "Baju apa semahal itu?" "

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   13

    Kumasuki rumah mewah itu dengan terpaksa, gontai rasanya lutut ini untuk meneruskan ayunan langkah kaki.Tiba di dalam sana, kedatangan kami disambut oleh keluarga Irina, mami menyalami orang tuanya, dan memperkenalkan aku sebagai keponakan Mami."Kenalin ini Imel keponakanku, dia bergabung tinggal denganku setelah orang tuanya berpindah ke Singapura," ucap Mami.Agak nyeri hati ini karena tidak diakui sebagai menantu tapi, demi profesionalisme sebagai menantu yang diajak berbisnis, aku akhirnya mengalah dan hanya menyunggingkan senyum miris, sambil menyalami kedua orang tua calon maduku."Kurasa tak ada wanita yang sungguh bisa sesabar ini kecuali marah atau menangis histeris." Begitu batinku."Selamat datang, senang mengenal kamu, sekarang Irina akan jadi bagian dari keluargamu. Aku mohon kau bisa bekerja sama dengannya," ucap nyonya bergaun putih selutut dengan anting-anting dan kalung mutiara menghiasi penampilannya.Wanita itu terlihat sangat keren dan elegan, bahkan kecantikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   14

    Aku kembali ke rumah setelah acara jahanam itu berakhir. Mobilku tiba diiringi mobil suamiku."Tunggu! Tunggul Imelda!"Dia memburu langkah kakiku ketika masuk ke dalam mansion megah itu dan merangsek langsung ke dalam kamar ketika diri ini hendak menutup pintu.Melihatnya nampak khawatir padaku, aku hanya bisa menghela napas pelan, kududukkan diri di depan kaca rias dan mencopot semua perhiasan tanpa mengatakan apa apa."Aku minta maaf, Imel," ucapnya lirih sambil menyentuh bahuku."Aku menyesal bahwa nasib buruk mama juga terjadi padaku. Tapi, di sisi lain, aku juga yakin bahwa Allah tak akan membebani hambanya tanpa tahu batas kemampuan manusia itu sendiri.""Apa yang akan kamu lakukan?"tanyanya sambil membuang napas kasar."Kenapa tanya padaku, tanyakan pada dirimu sendiri Mas. Kau sendiri tak bisa melawan kehendak Ibumu, apalagi aku," balasku pelan, lantas aku bangkit untuk mengganti pakaian dengan gaun tidur lalu merebahkan diri ke ranjang."Jadi kamu akan menerima semua ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   15

    Mas Bendi pulang dari misi bisnisnya pukul tujuh malam dan dia terlihat kesal sekali, aku yang sedang menunggu di kamar kami berpura-pura tersenyum untuk menyambutnya tapi pria itu kesal dan hanya menghela nafas sambil meletakkan jaketnya secara acak."Sudah, Mas?""Kenapa kau bertanya? Apa kau sungguh tidak tahu apa-apa?"Tiba-tiba cecaran pertanyaan Mas Bendi membuat dadaku mendadak berdegup kencang."A-apa maksudnya?""Dengar Imelda, aku menjadikanmu istri untuk partner berbagi hubungan romantis bukan sebagai wanita yang akan mencampuri semua urusan dan bisnisku. Aku tidak akan percaya bahwa kau akan merusak segalanya, aku juga tidak bisa menebak motifmu kenapa kau harus melakukan itu? Tapi seorang yang merupakan orang dalamku memberitahu bahwa sebuah laporan masuk ke kantor polisi dan itu berasal dari rumah ini!"Dia memberingas dan langsung melempar gelas ke dinding, aku terkejut, kaget dan merinding, sementara dia lantas pergi meninggalkan kamarku."Aku tak melakukan apa apa?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   16

    Aku tahu Mama akan datang dan benar saja satu jam kemudian beliau datang tanpa memperdulikan waktu dan menimbang bahwa hari sudah malamDia mencariku dan memaksa ingin bertemu mau tidak mau harus bertemu meski aku sendiri sudah tidur. seorang asisten mengetuk pintu dan memberi tahu bahwa mami datang.Dengan hati berdebar aku turun ke ruang tamu untuk menemuinya. Benar saja ketika kami berhadapan mami langsung melayangkan sebuah tamparan ke wajahku. Aku tidak perlu bertanya kenapa, pasti dia geram karena perbuatanku yang melaporkan polisi kegiatan pengiriman mereka."Kurang ajar, ya," ucapnya sambil berkacak pinggang.Aku hanya memegangi pipi sambil menahan air mata."Mengelak aja kalo kamu mau!""Tidak," jawabku memberanikan diri, kukumpulkan kekuatan untuk membalas tatapannya."Aku tahu kau adalah anak sakinah, tapi, ibumu sangat cerdik. Dia tidak ceroboh dalam menentukan sikapnya. Kenapa kau bodoh sekali?" tanyanya dengan senyum sinis."Aku tidak mengakui perbuatan itu Mami, lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   17

    Kembali dari rumah mertua dan mengantarkan seserahan pernikahan membuat sudut pandangku tentang jalinan ini menjadi berbeda. Apa gunanya aku berdiri sebagai istri namun hanya dijadikan boneka.Aku kembali ke rumah pukul satu siang dan ternyata suamiku tidak terlihat sama sekali, baik di di ruang tengah atau di tempat biasa dia bersantai menikmati acara Tv.Tak lama kemudian aku lihat dia keluar dari kamar dan menuju mini bar untuk menuangkan segelas air."Mengapa menikahimu membuat hidupku lebih sulit, bahkan jauh lebih sulit ketika aku masih bersama ibuku?" tanyaku kepada pria itu. Kami sempat saling berpandangan, sementara dia tidak jadi meminum airnya."Kau ke mana saja semalam? aku tidak menemukanmu di kamar," gumamnya mengalihkan pembicaraan."Apa tidak ada yang memberitahumu bahwa aku dibawa ibumu ke rumahnya untuk menghukumku. Dia memaksaku untuk melakukan keinginannya dan aku baru saja kembali dari rumah irina untuk mengantarkan seserahan, dan pakaian pengantinnya."Kau men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   18

    "Saya kemari mau jemput kamu!" ujarnya yang masuk tanpa salam dan merangsek ke dalam rumah dengan santainya.Sepertinya wanita itu tidak pernah belajar adab dan sopan santun, sehingga bisa melakukan sesuatu sesuka hatinya. Bebas melenggang masuk rumah orang tanpa izin dan salam."Mana ibumu, aku mau bicara?""Ada," balasku dingin."Ada apa Imel!"Ucapan mama tertahan ketika tahu siapa yang datang."Anda?" tanyanya pelan."Ya, aku. Aku datang membawa menantuku pulang," balasnya tanpa senyuman."Silakan duduk dulu," ucap Mama dengan ramah."Tidak usah, aku mau segera pulang.""Anda sudah datang ke rumah saya, berarti aturan dan keputusan tergantung mengikuti keputusan saya, iya kan?" Mama menatap wanita itu dengan senyum namun juga tegas.Wanita itu langsung duduk dan melempar tasnya kursi dengan raut setengah sebal. Entah apa yang dia pikirkan namun, wanita itu hanya mendecak."Saya tahu, anda kaya, kami pun juga punya uang meski tak sebanyak Anda, saya juga punya aturan dan harga diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   102

    Melihatku yang sudah pulang ibu mertua nampak kaget sambil menghampiriku yang baru saja meletakkan baju kotor ditempat laundry. Dia menelisik gerak gerikku sambil melipat kedua tangan di dada."Kamu sudah pulang, sejak kapan? mengapa aku tidak menyadarinya? kamu ini seperti hantu ya, tidak pernah disadari kapan datang dan perginya," ujar ibu merua sambil menyindirku."Tante maaf karena akhir-akhir ini saya lebih banyak di luar rumah, saya punya banyak urusan dan sedikit pemeriksaan kesehatan," jawabku."Oh ya?""Ya.""Aku kurang yakin, tapi, terserah kau saja, yang aku tahu, kau harusnya selalu di rumah untuk menyambut dan melayani suamimu, terlebih kau sedang hamil," ujarnya lagi."Maafkan saya, saya tidak akan mengulanginya," jawabku.Jelas ada perbedaan hari ini, entah mereka sudah tahu atau belum, tapi yang pasti semua orang hanya diam dengan tatapan datar ketika melihatku. Biasanya kami akan saling menyapa dan bercanda hangat, namun kali ini semua orang membungkam. Sepupu, para T

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   101

    Apa? yang benar saja, kakek ingin mengembalikan semua yang sudah kami rampas dengan darah dan keringat untuk alasan nego? tidak! tidak, tidak boleh semudah itu."Maaf aku tidak setuju Kek, maafkan aku.""Kamu tidak takut ya, kalau ternyata semua yang kau lakukan, dukunganku dan entah kenapa anak buah bendi tidak mengamankan kapal kargo itu, hanya sebuah jebakan saja. Termasuk percakapan kita sekarang?""Apa kakek akan melakukan itu padaku?" tanyaku balik menunjukkan wajah curiga."Di dunia ini tidak ada manusia yang benar benar hidup dengan hati murni dan tidak punya kemungkinan berkhianat," jawabnya terkekeh penuh misteri."Jadi termasuk kakek juga?" tanyaku penuh selidik."Sudah begini saja, katakan padaku di mana kau letakkan emasnya, aku akan meminta anak buah Erika untuk menjemputnya dan masalahmu akan selesai dengan cepat.""Maaf sebenarnya, emas itu tidak bersamaku. kami membuangnya karena situasi sangat kacau, kami diburu tembakan dan nyaris meregang nyawa. Karenanya, aku memi

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   100

    "Kau pasti sudah gila," ucapku terbelalak."Aku bersikap sangat baik padamu imelda, jangan sampai aku kehilangan kesabaranku, jangan sampai kedua orang tua, mertua dan keluargamu harus membayar apa yang kau lakukan."Tidak. aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku harusnya lebih tegas pada pria itu, aku tidak mau diintimidasi dan diancam-ancam lagi seperti dulu, jadi akan kutebalkan perlawananku."Kau ingin bunuh semua orang? lakukan saja, aku tidak takut. asal tahu saja, aku sudah merekam percakapan ini. Jadi kalau aku masuk penjara lagi kau pasti akan ikut denganku. Kuyakin ini insiden terakhir yang akan menggerus kekebalanmu pada hukum.""Sudah kubilang kalau aku bayar jaminan?""Apa kau tidak ingat kasus seorang gembong narkoba terbesar di Indonesia, dia punya akses pada kartel luar negeri, bisnisnya sangat besar dan nyaris seluruh provinsi tersebar anak buah yang siap mengedarkan barang haram. Kau tahu, pada akhirnya pria itu tertangkap, bukti-bukti terungkap dan pada akhirnya

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   99

    "Baiklah, baiklah aku minta maaf," ucapku sambil menahan langkah Roni ketika ingin meninggalkan rumah.Pria yang kutahan langkahnya itu hanya berhenti sambil tertawa sinis dan memicingkan mata seakan-akan dia sudah tidak punya kepercayaan padaku."Sudah empat kali kau minta maaf padaku dan tidak ada pengakuan sedikit pun, tolong jangan mengulur-ngulur waktu aku sibuk dan harus kembali ke kantor!" tegasnya sambil menampik tanganku yang ada di bahunya."A-aku memang bersalah," ucapku lirih."Lalu?" Roni mengangkat alisnya sebelah menunggu jawabanku."Aku keliru dan khilaf," lanjutkan."Lantas?" Suamiku semakin memicingkan mata dengan curiga."A-aku ... uhm, entah apa yang harus kukatakan tapi aku memang tidak sengaja .....""Tidak sengaja bagaimana jika kau sudah membuat rencana dan melakukannya! ayo jujur saja apa yang kau lakukan!""Aku tergiur, maafkan aku," jawabku sambil menunduk lirih."Hah, terserah kau saja," balasnya sambil melepas dirinya meninggalkan diriku yang tidak tahu ha

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   98

    "Itu bohong kan, kamu hanya mencoba untuk menghentikanku," desis Bendi."Itu yang dikatakan Mama, itu hasil kliniknya! Tolong lepaskan aku," pintaku dengan kalimat yang tegas."Tidak takutkah kamu bawa aku akan membunuh kalian, minimal salah satu dari kalian.""Cukup dengan omong kosongmu, Bendi, aku harus pergi. Aku harus melihat Kakek mertuaku," jawabku sambil menggandeng Roni."Roni ... pengkhianatan yang kau lakukan takkan pernah kumaafkan. Kau menusukku dari belakang dan merebut istriku!""Terserah aku tak peduli," jawab Roni."Dengar Imel, dalam kisah pernikahan kita yang jadi perebut bukan Irina, tapi Roni!" teriak Bendi memecah keheningan dan desau angin di sekitar tempat pembuangan itu. Kali ini sakit hatinya amat terlihat dari sorot matanya yang berkaca-kaca."Dia tak merebut, kami jalin hubungan sesaat setelah kau mencampakkanku, salahmu membiarkanku terombang-ambing dengan perasaan dan harapan palsu, sementara kau tidak kunjung datang menjemputku."Pria itu terduduk lesu d

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   97

    "Apa yang terjadi di sini?" tanya suamiku dengan tatapan terkejut."Roni, tolong aku," ucapku yang terlepas dari belenggu bendi dalam keadaan pakaian yang sudah berantakan."Apa-apaan ini Imelda? kamu dua hari gak pulang hanya untuk bersama Bendi?" tanya suamiku dengan mata membelalak."Astaga, tidak mungkin itu terjadi, aku ada urusan Ron!""Dia bohong, kami sedang melepas rindu dan saling berbagi cinta. Saking mesranya aku lupa kalau ini ruang tamu," jawab Bendi sambil merapikan pakaiannya."Dia sedang berusaha memperkosa diriku!""Percayalah apa yang ingin kamu percayai, aku akan pergi," jawab Bendi dengan senyum miring. Suamiku terlihat langsung geram dan memandang kami bergantian.Bugh!Ketika Bendi melewatinya priaku langsung melayangkan tinju ke arah rahang mantan suami."Lancang sekali," desis Roni, tapi Bendi malah tertawa saja sambil memegang wajahnya."Apa hanya ini yang bisa kamu lakukan sebagai pria, hahahah, kamu lemah!""Apa kamu mencoba merayu istriku?""Justru sebalik

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   96

    Teet ...teet ...Suara bel gerbang dipencet, aku tersentak dan bingung harus berbuat apa. Di saat seperti ini, andai bisa aku ingin punya ilmu menghilang dan kabur dari tempat ini sesegera mungkin, atau kuputuskan untuk lenyap dari dunia untuk dua menit saja. Tapi, aku sadar bahwa mental semacam ini adalah mental pengecut, aku harus bertanggung jawab atas apa yang kulakukan.Teet ... Sekali lagi bunyi pintu gerbang seakan menusuk nusuk pendengaran, memaksaku untuk segera menemui orang yang ada di pintu depan. Kuganti segera pakaian dengan dress rumahan model payung dengan lengan yang agak panjang, kugerai rambut dan memulas riasan tipis agar aku terlihat sedikit pucat dan polos. Dan ya, sebelum turun ke sana, aku akan selipkan pistol kecil ke bawa bagian short yang kukenakan, tepatnya di bagian paha. Jadi, jika bendi macam-macam, akan kutembus dadanya dengan peluru panas."Ma, ada yang pencet Bel tuh ...."Tidak ada sahutan dari mama atau papa karena ternyata setelah kuperiksa kam

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   95

    "Kalau enggak Mau, kenapa berbuat sejauh ini Mel? kamu tahu kamu pertaruhkan nyawa semua orang! kita akan berurusan dengan gangster terkejam dan sampai hari ini Mama masih menyimpan trauma mendalam. Kau pikir mudah berurusan dengan para pembunuh yag kejam itu, kau pikir kalian tidak akan diburu dan dibunuh?" "Kami tahu.""Kalau tahu kenapa nekat begitu?! Apa karena kau tahu persis bahwa Bendi mencintaimu, ingat tabir Antara cinta Dan benci itu sangat tipis, cinta yang besar tiba-tiba akan menjadi kebencian dan dendam yang akan membuat tamat riwayatmu.""Tidak juga karena aku merasa nyaman Bendi tidak membunuhku karena cinta.""... atau ... kau merasa nyaman karena aku dan Roni akan selalu berada di belakangmu untuk mendukungmu! bayangkan saja Apa reaksi Roni ketika tahu bahwa kau pergi menjarah mantan suami sendiri!" Ucapan dan tatapan mama semakin tajam."Maaf ...""Apa semua perbuatanmu akan bisa terbayarkan dengan kata maaf? kerugian kapal, para mafia akan dendam dan terus mencari

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   94

    Setelah mengakhiri percakapan dengan suamiku, kuletakkan kembali ponsel ke dalam tas lalu kupandangi adikku yang sedang sibuk dengan roda kemudi dan senandung kecil di bibirnya."Gawat Sis.""Hah, gawat kenapa?""Bendi menelpon Roni dan bercerita tentang apa yang terjadi, lalu dia menanyakan keberadaanku.""Lalu apa jawaban suamimu?""Dia bilang kalau aku tidak di rumah. itu anggapan Bendy akan mengerucut pada diri ini bahwa ...""Tunggu-tunggu ... jangan berpikiran liar dulu. Mantan suamimu belum punya bukti. Malam ini kau bermalam denganku di rumah Mama dan hanya itu yang terjadi. selain dari itu anggap tidak terjadi.""Iya, benar, tapi, bagaimana dengan emasnya?""Jika tak bisa menjemputnya dengan kapal kita bisa menggunakan penyelam robotik dengan pengendali jarak jauh atau mengambilnya secara manual dengan Seabob. Tim kita adalah tim yang handal, kamu tak perlu khawatir, Mel.""Iya, juga.""Jangan beri Bendi alasan untuk semakin mencurigaimu.""Tidak."Sebelum kembali ke rumah, S

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status