Share

Chapter 2: Arvin Mencoba Mendekati Clarita

Clarita sudah selesai dengan tugasnya di sekolah begitupun dengan rapat. Clarita mengemasi barang-barangnya di meja untuk segera pulang, tiba-tiba saja seseorang menghampirinya.

"Bu Clarita mau pulang?"

Clarita yang mendengarkan namanya disebut langsung melihat siapa yang mengajaknya mengobrol.

"Iyah nih, Pak Arvin. Pak Arvin mau pulang juga?" tanya Clarita kepada Arvin. Arvin Deon adalah guru olahraga dan memendam rasa sejak lama kepada Clarita. Masih muda dan terlihat tampan, banyak guru muda di sekolah menyukainya, tetapi hatinya hanya mengingkan Clarita seorang.

"Iyah saya juga mau pulang. Mau bareng sama saya Bu pulangnya?" tawar Arvin.

Clarita sebenarnya tak enak ingin menolak terus tawaran dari Arvin. Clarita juga tau sebenarnya Arvin menyukainya, teman-teman Clarita yang memberitahukannya. Clarita cuma tak ingin memberikan harapan kepada Arvin, karena memang sekarang dia tak ingin berdekatan dengan siapapun itu.

Hari ini Clarita tidak membawa motornya dan tak mempunyai alasan untuk menolak tawaran dari Arvin.

"Apa tidak merepotkan Pak Arvin?" tanya Clarita.

"Tidak sama sekali, Bu Clarita," jawab Arvin dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya.

"Malahan saya suka berdekatan dengan kamu, Clarita," ucap Arvin dalam hatinya.

"Ya sudah, ayo Pak kita pulang," lanjut Clarita dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Arvin yang sedang bahagia, karena Clarita menerima tawarannya itu.

Arvin dan Clarita pun pulang bersama. Sebenarnya Clarita sangat risih harus berdekatan dengan lawan jenis, apalagi nanti pandangan tetangganya di tempat kostnya pasti tidak mengenakkan. Clarita berjanji ini kali terakhir dia menerima tawaran dari Arvin. Dia tidak ingin menimbulkan fitnah dan pandangan buruk orang-orang terhadap dirinya.

"Terima kasih, Pak Arvin sudah mengantarkan saya pulang," ucap Clarita sambil menyerahkan helm kepada Arvin.

"Sama-sama, Bu Clarita." Clarita masih menunggu kepergian Arvin, tetapi Arvin tidak juga beranjak dari sana.

"Apa ada yang ketinggalan, Pak Arvin?" tanya Clarita bingung.

Arvin langsung tersadar dan menggarukkan tengkuknya yang tidak gatal. Arvin menunggu Clarita menawarinya untuk mampir, tetapi Clarita tak peka dan hanya diam saja.

"E-eh tidak ada kok, Bu. Saya pamit dulu, selamat sore." Arvin pun meninggalkan tempat kost Clarita dengan perasaan yang sedikit kecewa.

***

Clarita telah sampai di depan rumah Audrey. Terlihat rumah dua tingkat yang terlihat megah dan mewah sekali dari luar. Clarita berpikir di luar saja sudah mewah apalagi di dalamnya, beruntung sekali Audrey mendapatkan suami yang mapan.

"Permisi, Pak," ucap Clarita kepada satpam penjaga gerbang.

"Iyah, Non. Mau bertemu dengan Bu Audrey yah?" tanya satpam itu.

"Iyah, Pak. Kak Audrey nya ada kan di dalam?"

"Ada, Non. Kata Bu Audrey nanti langsung masuk aja ke dalam," ujar satpam itu.

Clarita pun masuk ke dalam dan berjalan menuju pintu utama. Kaki Clarita rasanya capek sekali berjalan menuju pintu utama. Coba saja tadi dia membawa motor, mungkin dia bisa langsung parkir di sana.

     

  Ting tong!!!

Clarita memencet bel rumah Audrey dan tak berapa lama seorang pelayan membukanya.

"Mbak Clarita, 'kan? Nyonya sudah menunggu di dapur, Mbak. Ayo saya antar," ujar pelayan tersebut.

Clarita pun masuk ke dalam rumah Audrey, seketika Clarita tercengang dengan kemewahan yang ada. Rumah itu di desain dengan gaya yang sangat mewah dan membuat siapa saja akan terpukau jika melihatnya. Clarita kadang merasa kurang percaya diri berdekatan dengan Audrey yang mempunyai segalanya, sedangkan dia hanya orang dari kalangan biasa yang hidup sederhana.

Tetapi dengan kemurahan hati Audrey, dia selalu mengatakan bahwa kita semua sama di mata Tuhan. Di dunia ini hanya titipan semata dan untuk menguji kita dalam bersikap menghadapi kemewahan ini.

"Eh Dek, baru sampai yah?" tanya Audrey dan langsung memeluk Clarita.

"Iyah Kak, rumah Kakak bagus kayak istana deh," ucap Clarita dengan kagum.

"Hehehe kamu bisa aja deh. Ini aku udah nyiapin semua bahannya dek, tinggal kamu ngajarin aku cara masaknya," ucap Audrey sambil menunjukkan bahan-bahan yang sudah lengkap.

"Wah makan besar nih kayaknya, kelihatan fresh semua seafoodnya," seru Clarita dengan mata berbinar. Clarita juga pencinta seafood, karena dia tinggal di pesisir maka setiap hari makan seafood yang dimasak oleh Ibunya. Clarita jadi merindukan ibu dan ayahnya itu.

"Iyah tadi aku nyuruh pelayan beli di p***r sambil nyari yang seger," ujar Audrey.

"Ya udah, ayo kita masak sambil aku ajarin Kakak." Clarita dan Audrey pun memasak bersama. Kadang Clarita menyarankan kepada Audrey untuk rajin melihat video tutorial supaya nanti kalau dirinya sibuk, Audrey bisa belajar dari video. Tetapi Audrey mengatakan dia lebih suka diajarkan oleh Clarita, karena masakan Clarita sudah seperti masakan restoran bintang lima.

"Suami Kakak belum pulang?" tanya Clarita yang tidak melihat keberadaan suaminya Audrey.

"Masih kerja, Dek. Sekarang kan udah jam 4 mungkin bentar lagi dia pulang. Aku nyuruh dia supaya nggak lembur dan bisa aku kenalin ke kamu," jelas Audrey.

"Suaminya Kakak kerja apa?" tanya Clarita sedikit penasaran.

"Dia direktur di perusahaannya sendiri, Dek. Bergerak di berbagai bidang baik itu hotel, restoran, perkapalan, dan masih banyak lagi. Aku aja kadang bingung dengan usaha yang dia jalani, banyak banget," cerita Audrey sambil mengaduk kepiting masak saos yang dia masak dengan Clarita.

Clarita yang mendengar itu merasa takjub dan bangga. Makin bertambah saja tidak percaya dirinya berdekatan dengan Audrey, istri pengusaha yang sukses. Clarita berharap semoga jodohnya kelak orang yang bisa menuntun dirinya dengan baik dan juga mapan yang mempunyai pekerjaan yang tetap.

Clarita juga tak berharap suaminya kelak kaya raya seperti suaminya Audrey, tetapi Clarita berharap suaminya itu setia kepada dirinya dan mau hidup menua bersama-sama di kala susah maupun senang.

"Wah pengusaha sukses yah, Kak?" balas Clarita.

"Iyah, Dek. Aku aja bangga ke Mas Devian, di usianya yang menginjak 30 tahun udah sukses dan menjadi eksekutif muda. Mas Devian juga bilang ke aku kalau dia tuh merintis dari bawah tanpa bantuan papanya," cerita Audrey lagi dengan ekspresi bahagianya.

"Mantep banget deh, semoga Mas Devian dan Kakak langgeng selalu yah," do'a Clarita yang terbaik.

"Aamiin makasih, Dek. Kamu juga cepet nikahnya kalau belom ada crush biar aku yang nyari. Banyak banget temannya Mas Devian yang lagi nyari istri, soalnya mereka sibuk semua sekedar deket sama perempuan," goda Audrey.

"Hahaha Kakakku ini bisa aja deh. Aku masih pengen nikmatin kesendirian aku, Kak," seru Clarita.

"Jangan lama-lama sendirinya, aku pengen lihat kamu bahagia dengan pasangan kamu. Jadi nanti kita bisa double date," kata Audrey sambil terkekeh.

"Hahaha do'akan saja yang terbaik, Kak," balas Clarita.

Keduanya pun melanjutkan memasak seafood. Setelah selesai memasak dan menyiapkan semuanya, Audrey mengajak Clarita duduk di ruang tamu sambil menunggu Devian pulang ke rumah.

To be countinue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status