Share

Tamu-tamu Tak Diundang

"Apa kamu akan pergi keluar?" tanya wanita yang terlihat berkelas itu sambil berdiri menatapku dari tempatnya.

Untuk beberapa saat, aku sempat terpaku berdiri tidak jauh dari ruang tamu. Mendengar sapaan darinya, bergegas aku berjalan menghampiri mama dari mas Abi tersebut.

"Tidak, Bu. Kebetulan saya sedang rapi saja hari ini," jawabku sambil berusaha tersenyum.

"Silahkan duduk," ucapku lagi, mempersilahkan wanita tersebut duduk kembali.

Aku terdiam menunggu apa yang hendak dikatakan oleh tamuku itu padaku, rasanya tidak elok jika aku menanyakan tujuannya datang ke rumahku saat ini.

"Apa Qia sering datang ke sini?" tanyanya membuka percakapan.

"Iya kadang-kadang, mungkin sekitar tiga sampai empat kali dalam seminggu. Biasanya Qia akan di antar jemput oleh supir dan pengasuhnya."

Aku sengaja memberitahu siapa yang mengantar dan menjemput bocah itu agar nenek dari Qia ini tidak berpikir jika putranya selalu datang ke rumahku.

"Apa kamu menyayangi Qia?" tanyanya lagi.

"Siapa yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status