Setelah menikmati waktu libur yang kurang dari sehari itu. Juno dan Alea kembali bekerja seperti biasanya. Tentu saja dalam hal pekerjaan, mereka sangat profesional. Tidak mencampurkan antara urusan pribadi dan pekerjaan.Sebagai ketua tim yang kompeten, Alea juga menunjukkan kemampuannya. Bukan hanya sekedar nama 'calon istri Juno'. Tapi Alea benar-benar memiliki kemampuan itu.Hari ini Alea ada rapat bersama dengan anggota timnya. Mereka rapat diluar kantor, karena salah satu anggota yang mengusulkannya. Alea setuju-setuju saja, sekalian mencari suasana baru."Sayang. Kamu makan siang di mana? Aku ke ruanganmu, kamu nggak ada?" Itulah isi pesan dari Juno yang baru saja dibaca oleh Alea.Baru saja Alea akan mengetikkan pesan balasan, tapi seseorang sudah membekapnya dari belakang. Alea pun kehilangan kesadarannya. Orang misterius itu memasukkan Alea ke dalam koper."Bu Alea kemana ya? Kenapa dia lama sekali di toilet?" tanya Shana bingung. Dia belum melihat Alea dari tadi."Iya juga
Martin menghampiri istrinya yang sedang duduk di atas ranjang dan memeluknya, seolah lelaki itu memang peduli dan menyayanginya. Begitu membaca pesan dari Ghea, ia langsung pergi ke kapal pesiar ini."Maaf aku baru datang, Sayang."Nada bicara Martin begitu lembut pada istrinya, tidak seperti biasanya yang selalu ketus dan sinis. Bahkan Ghea bisa merasakan kebencian lelaki itu karena pernikahan mereka yang terpaksa ini."Dari mana saja kamu, Martin? Kenapa kamu baru datang?" Rosaline menatap cucu laki-lakinya dengan tajam dan nada bicaranya juga terdengar tegas. Cucu laki-lakinya ini memang selalu membuat ulah, bahkan sampai membuat murka Juno."Aku ada urusan pekerjaan, Oma.""Jangan bohong. Urusan pekerjaan apa yang membuatmu sampai menghilang semalaman? Perasaan ... Wakil manager keuangan tidak sesibuk itu?" sindir Rosaline pada cucunya itu. Kedua tangannya menyilang di dada."Aku benar-benar sibuk, Oma." "Kalaupun benar kamu sibuk. Kamu jangan sampai mengabaikan istrimu, dong. Di
Memang pada dasarnya orang kaya. Mudah sekali Juno membeli kapal pesiar seperti membeli permen saja. Alea sampai geleng-geleng kepala dan memarahi kekasihnya itu."Kenapa sih uncle harus buang-buang uang begitu? Sayang uangnya dipake beli kapal pesiar! Ya ampun. Apa uncle kira kapal pesiar harganya cuma seribuan?"Mendengar Alea mengomel, bukannya merasa terganggu. Tapi Juno malah senyum-senyum dan setia mendengarkannya."Uncle. Kenapa uncle malah senyum-senyum kayak gitu? Om dengerin aku gak sih? Aku tuh lagi—"CupSeketika Alea bungkam, kala bibir Juno mengecup bibirnya. "Uncle!""Kamu menggemaskan kalau lagi marah dan ngomel-ngomel. Suara kamu merdu banget, sampe aku pengen cium kamu," ucap Juno gemas sambil mengusap bibir merah Alea yang alami.Hati Alea tersentuh mendengar gombalan lelaki itu. Pipinya memerah dan ia memalingkan wajah dari Juno. "Aku ngantuk. Mau tidur.""Oke, calon istriku.""Hem.""Jawab dulu sayang." Pinta Juno."Jangan macam-macam deh, Uncle."Juno tersenyum m
"Aku ingin kamu memakai cincin ini."Suasana yang tadinya sedang romantis, malah menjadi aneh karena kata-kata Juno yang ambigu. Rosaline sampai menepuk jidatnya sendiri, karena malu dengan kelakuan Juno. Sedangkan Alea, keningnya langsung berkerut bingung."Bibi, putramu benar-benar ..." James menahan tawa dan geleng-geleng kepala melihat Juno seperti itu."Dia memang mirip ayahnya. Sama sekali tidak romantis. Astaga. Seharusnya dulu saat aku mengandungnya, aku minta dia mirip aku saja, bukan mirip mendiang suamiku," gerutu Rosaline sambil berkacak pinggang. Teringat mantan suaminya juga yang dingin dan kaku seperti Juno.Adrian juga merasa malu, ia sudah mengajarkan trik dan teori romantis pada Juno. Tapi rupanya Juno tidak mengaplikasikan semua itu. Tidak ada gunanya menonton drama romantis."Juno! Lakukan yang benar, Nak! Ingat yang sudah Mama ajarkan! Anak bodoh!" teriak Rosaline yang seketika membuat Juno tersadar dari lamunannya sendiri.Lelaki dewasa itu mendadak ngeblank saat
Gadis cantik yang memakai piyama tidur dan cantiknya natural itu, terlihat terpana melihat apa yang ada dihadapannya saat ini. Lampu dikapal pesiar itu menyala dengan indah, berkelap-kelip. Lampu itu bertuliskan. "Happy Birthday My Golden Night."Belum sempat ia sadar dari keterkejutannya, ia dibuat semakin terkejut, kala orang-orang yang dikenal dengannya, muncul sambil tersenyum ke arahnya. Mereka ada di lantai dua kapal pesiar itu."3 ... 2 ... 1 ... Happy Birthday Alea!" Ghea, Giska, Adrian, Juno, Maya, James, bahkan Rosaline ada di sana untuk hadir di acara ulang tahun Alea ini.Tepat saat jam 12 malam, mereka mengucapkan selamat ulang tahun pada Alea. Ditambah, Juno membawa kue ulang tahun dan berjalan ke arah kekasihnya itu. Mereka semua, kompak memakai piyama tidur sama seperti Alea."Kalian ..." Mata Alea berbinar-binar, ia terharu melihat kejutan yang disiapkan untuknya. Ternyata, Giska juga terlibat dalam semua ini dan gadis itu yang menghubunginya, hingga ia datang kemari.
"Kalau ngomong tuh yang serius, miss cerewet!"Miss cerewet adalah nama panggilan alias julukan khusus dari Adrian untuk Giska. Nama itu yang menurutnya lebih sopan dari kata 'sinting'"Aku gak pernah gak serius pak kulkas."Gadis itu malah mengedipkan sebelah matanya dengan genit pada Adrian.Jelas saja hal itu membuat Adrian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Siapa yang mau jadian sama kamu? Kenapa kamu bicara seperti itu sama bu Alea?" tanya Adrian sambil memojokkan Giska di tembok.Giska malah senyum-senyum dipojokkan dan ditatap tajam seperti itu oleh Adrian. Tidak ada takut-takutnya sama sekali."Gadis ini. Kenapa dia gak ada takut-takutnya lagi sama aku? Malah kayak nantangin," kata Adrian dalam hatinya."Hey, kenapa malah diem aja? Jawab saya," titah Adrian tegas."Hehe, maaf. Aku salfok lihat pak Kulkas yamg ganteng. Jadi nggak denger deh tadi ngomong apa," celetuk Giska sambil nyengir."Kamu ... ngapain ngomong jadian segala sama bu Alea? Memang siapa yang mau jadian sama kamu?