Share

Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin
Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin
Author: Erna Azura

Kabur

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-09-25 13:14:46

“Baju lo kurang seksi, lo tuh gimana sih … udah lama kerja di nightclub tapi belum ngerti cara berpakaian ala Ani-Ani.” Madame Rossy berujar ketus.

Dia adalah mucikari terkenal yang biasa memasok para wanita untuk kaum jetset dan pejabat.

“Kan memang Anya masih baru dalam dunia perAni-Anian ini.” Zevanya mendengkus di dalam hati.

“Baju seksi Anya tuh cuma seragam kerja di night club … ya kali ayah Anya pemuka Agama terus Anya pakai baju-baju seksi, gitu?” Zevanya Camila berujar tidak jelas seperti kumur-kumur, dia takut juga membantah Madame Rossy.

Wanita bertubuh gempal itu sudah dikenal Zevanya semenjak bekerja di nightclub tapi baru kali ini Zevanya bekerja untuk beliau, itu pun terpaksa karena Zevanya harus mendapat uang untuk membayar hutang ke tetangga dan rumah sakit agar bisa membawa pulang ibunya yang sempat dioperasi.

“Halaaah, lo tuh ngebantah aja terus … ini, ganti baju lo!”

Madame Rossy melempar mini dress kurang bahan ke wajah Zevanya.

Kedua bodyguard Madame Rossy sampai terkekeh melihatnya.

Zevanya mengembuskan napas, menyeret kakinya malas keluar dari ruangan khusus Madame Rossy di dalam nightclub tempat dia bekerja untuk kemudian menuju toilet dan mengganti pakaian dengan yang diberikan Madame Rossy tadi.

Di dalam toilet, Zevanya menatap nanar pada cermin yang memperlihatkan tubuhnya yang telah dibalut baju seksi itu.

“Ayaaaah, kenapa harus meninggoy cepet-cepet sih … ini Anya sampai harus jual keperawanan Anya buat nebus ibu dari rumah sakit … hiks … hiks ….” Zevanya terisak.

Seorang wanita di sebelahnya yang menatap cermin yang sama dengan Zevanya seketika menoleh.

Zevanya menyadari itu lalu menghapus sudut mata yang terdapat jejak buliran kristal kemudian merapihkan mini dress laknat itu..

Gadis yang memiliki senyum menawan itu tidak pernah mau larut dalam kesedihan, dia tidak boleh lemah karena hanya dia yang ibu miliki di dunia ini.

“Wah … body Anya keren juga ya, sayang banget kalau jadi Ani-Ani … padahal body kaya gini, bisa jadi istrinya eksekutif muda gitu kaya koko Harvey-suaminya Sandra Dewi … atulah, takdir Anya masa mengenaskan gini.”

Zevanya bicara sendiri sambil mengagumi tubuhnya, dia sedang mencoba menenangkan diri karena gugup melanda begitu hebat.

Bagaimana Zevanya tidak gugup, dia harus menjual keperawanannya—sesuatu yang mati-matian dia jaga—demi membawa pulang ibu dari rumah sakit.

Wanita tadi kembali menoleh kepada Zevanya dengan tatapan aneh.

Mungkin disangkanya Zevanya pasien rawat jalan sebuah RSJ.

Tanpa mau berlama-lama satu ruangan dengan gadis yang dianggap stress, wanita itu pun pergi sedangkan Zevanya masih mematuti cermin, terpukau dengan tubuhnya sendiri.

Tok …

Tok …

Terdengar suara pintu toilet yang digedor dari luar, Zevanya tahu salah satu bodyguard Madame Rossy pelakunya.

“Anya! Keluar lo!”

“Iyaaa … sabar napa? Anya ‘kan harus siap-siap dulu.” Zevanya berujar ketus saat keluar dari toilet.

“Lama banget, klien lo udah nunggu di hotel.” Pria bodyguard bernama Feri tidak kalah ketus.

“Iyaaa, elaaah … suruh tunggu, jangan mulai dulu sebelum Anya datang.”

Zevanya misuh-misuh sambil berjalan menuju ruangan Madame Rossy lagi.

“Nah … gini donk, ini baru keren! Sana pergi, Pak Broto udah nunggu lo di hotel.” Madame Rossy mengendikan dagu.

“Hotel mana, Madame?” Zevanya bertanya, dia pikir akan melakukannya di salah satu ruangan di nightclub ini.

“Hotel samping nightclub, dan lo harus melakukan yang terbaik biar dapet tip ….” Madame Rossy berpesan.

“Ini ‘kan perdana Anya jual diri ya Madam, ada tips dan trik enggak gimana caranya membuat klien puas.”

Pertanyaan Zevanya itu sebetulnya sarkasme tapi tidak begitu diartikan oleh Madam Rossy.

Madame Rossy mengotak-ngatik ponselnya. “Madam udah kirim video bokep tutorial memuaskan klien, lo tonton dulu bentar … terus learning by doing aja nanti.”

Ponsel yang dipegang Zevanya berbunyi, dia membuka notif pesan yang baru saja muncul.

Tiga buah video menjijikan masuk ke dalam ponselnya.

Demi Tuhan, Zevanya ingin muntah melihatnya.

Dia mematikan layar ponsel, mendekati Madam Rossy lalu meraih tangan beliau untuk sungkem, mengecup bagian punggung tangan beliau.

“Doain Anya ya Madam …,” kata Anya lantas pergi diikuti dua bodyguard Madame Rossy.

Madam Rossy mendengkus geli. “Dasar pemula.” Wanita itu bergumam.

Hati Zevanya mencelos seiring langkahnya menyusuri lorong untuk keluar nightclub dari pintu belakang.

Hari ini dia mengambil cuti, semua teman-temannya tahu dan menyayangkan keputusan Zevanya karena dari banyaknya pelayan di nightclub hanya Zevanya yang masih perawan.

Tapi mereka juga tidak bisa membantu Zevanya mengingat alasan bekerja di nightclub adalah karena himpitan ekonomi.

Zevanya tidak pernah mengira hidupnya harus melewati momen ini.

Padahal dulu mendiang ayahnya yang seorang pemuka Agama selalu mewanti-wanti untuk menjauhkan diri dari zinah.

Tapi sekarang harus Zevanya lakukan demi ibu.

“Gugup lo?” celetuk salah satu bodyguard Madame Rossy menebak.

Pria bernama Agung itu lantas menyeringai.

“Enggak juga,” jawab Zevanya sok kuat, dia memang tidak pernah mau memperlihatkan kelemahannya.

“Ini kamarnya, masuk lo.” Bodyguard Feri yang mendorong pelan punggung Zevanya.

“Iisssh ….” Zevanya mencebik sambil mendelik kesal.

“Gue baca doa selamat dulu,” kata Zevanya beralasan padahal dia sedang menguatkan mentalnya.

Dua bodyguard Madam Rossy malah tertawa mendengar alasan Zevanya.

Demi apa sesungguhnya Zevanya gugup sekali.

Zevanya menjaga keperawanannya bukan hanya karena perintah sang ayah dan Agama saja tapi juga menurutnya bercinta itu hanya bisa dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai.

Namanya juga berCINTA, ya kan?

Kenikmatan itu tidak bisa diraih bila tidak ada cinta apalagi sekarang Zevanya akan bercinta dengan pria tua yang sama sekali bukan tipenya.

Jangankan nikmat, jijik yang ada.

Tapi Zevanya harus melakukannya karena dia telah menerima uang dari Madam Rossy dan uang tersebut telah dibayarkan ke rumah sakit sehingga besok sang ibu sudah diperbolehkan pulang.

“Kita tunggu di loby, kalau ada apa-apa lo telepon kita,” ujar salah satu bodyguard.

Mereka lantas pergi setelah melihat Zevanya mengetuk pintu dan benda tersebut dibuka dari dalam.

“Hai cantik,” sapa pria paruh baya seusia mendiang ayahnya.

Mata pria itu melotot sambil menatap penuh minat pada Zevanya.

“Hallo Om,” sahut Zevanya tersenyum ironi.

“Ayo masuk, Om udah siap nih … Om sudah enggak sabar ingin rasain perawan, sudah lama Om enggak merasakan perawan … sekarang stok perawan langka,” celoteh pria bertubuh gempal itu seraya mendorong pundak Zevanya masuk lebih jauh ke dalam kamar.

“Ya Tuhan, apa enggak bisa si Om dibuat kena serangan jantung aja sekarang ya Tuhaaan.” Zevanya membatin.

Sesungguhnya dia tidak rela melakukan semua ini, bekerja di nightclub saja dia merasa salah.

Tiba-tiba tubuh Zevanya di dorong hingga dia tersungkur ke atas ranjang.

Tas dan ponselnya jatuh ke lantai.

Dan ketika dia hendak bangkit, punggungnya ditahan lalu terdengar suara sleting celana dibuka.

“Om … sebentar Om, masa gini … Anya buka baju dulu, bentar.”

Zevanya beralasan namun sepertinya pak Broto sudah tidak mampu menahan hasratnya, jadi dia singkap rok mini Zevanya hingga bokong gadis itu terekspose.

Milik pak Broto kian berdenyut, tidak sabar ingin memasuki Zevanya.

Dan ketika pak Broto hendak menempelkan miliknya ke bokong Zevanya yang masih mengenakan celana dalam, gadis itu merangkak naik ke bagian kepala ranjang berhasil lepas dari kungkungan pak Broto.

“Om … Anya buka baju dulu ya, enggak enak kaya gini.” Zevanya berpura-pura tenang padahal jantungnya berdetak kencang bahkan belum melakukan apa-apa buliran keringat telah melapisi pelipis Zevanya.

Perlahan Zevanya menuruni ranjang.

“Ya sudah, buka cepetan!” Pak Broto berseru kesal.

“Iya … Anya buka dulu di kamar mandi terus nanti Anya joget-joget sensual keluar dari kamar mandi sambil telanjang bulat, gimana?” Zevanya bernegosiasi.

Dia mengatakan skenario dari video dewasa yang dikirim Madame Rossy.

Pak Broto tersenyum lebar sambil menganggukan kepala, tampak antusias.

“Ya udah, sok Om buka baju terus duduk di tengah-tengah ranjang ya.” Zevanya memberikan instruksi.

“Iya … iya … cepetan, saya sudah enggak tahan ini.”

“Iyaaaa.” Zevanya menuju kamar mandi yang tentu saja sangat berdekatan dengan pintu keluar.

Zevanya tidak berhenti di depan pintu kamar mandi, dia terus melangkah melewati pintu kamar mandi lalu membuka kunci sebelum akhirnya menarik handle pintu kamar kemudian kabur.

Zevanya masih bisa mendengar teriakan pak Broto, namun sayang pria tua itu sudah dalam keadaan telanjang bulat jadi tidak mungkin mengejarnya.

Gadis malang itu berlari sekuat tenaga menuju lift, menekan tombol lift dengan panik khawatir pak Broto nekat mengejar.

Entah apa yang ada dipikiran Zevanya sampai berani kabur dari kewajibannya, yang pasti dia tidak mampu melakukan pekerjaan kotor ini.

Tapi dia juga sudah mendapat bayaran.

Ah, biarlah nanti Zevanya akan pikirkan lagi masalah itu yang penting malam ini dia bisa menyelamatkan dirinya dari dosa.

Zevanya berhasil masuk ke dalam lift yang mengantarnya ke loby.

Dia keluar kemudian berlari melintasi loby sambil mengendap-ngendap karena bodyguard Feri dan Agung menunggu di sana.

“Hey! Anya!” seru salah satu bodyguard.

“Wah … ketahuan.” Anya bergumam, dia terus memacu langkahnya untuk bisa terbebas dari dua bodyguard Madam Rossy.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Strawberry
iyalah..make love dan having sex beda.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 10

    Matahari terbenam di atas horizon, memancarkan warna keemasan yang indah di langit Hawai. Di tepi pantai yang tenang, Davanka dan Zevanya berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam erat. Di depan mereka, Aksara dan Ashera sedang bermain dengan gembira di pasir, membangun istana pasir dan tertawa riang. Davanka tersenyum menatap ke arah Aksara dan Ashera, sambil mengeratkan genggaman tangannya. “By, lihat betapa bahagianya mereka. Abang rasa mereka enggak akan pernah melupakan liburan ini.” Zevanya mengangguk, matanya menatap putra dan putrinya penuh cinta. “Liburan ini memang sempurna. Terima kasih karena telah memilih tempat yang indah ini, Abang.” Davanka tersenyum, menatap laut dengan mata penuh kebahagiaan. “Kakek selalu mengatakan kalau tempat ini adalah tempat terbaik untuk menciptakan kenangan keluarga. Abang ingin anak-anak kita tumbuh dengan kenangan indah seperti ini.” Aksara berlari mendekat, ekspresi di wajahnya penuh semangat. “Ayah, B

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 9

    Di sebuah rumah sakit bersalin yang mewah nyaman, Davanka berjalan mondar-mandir di koridor seperti ayam jago yang kebingungan. Wajahnya pucat, tangan kanan memegang ponsel, tangan kiri mengacung gelas kopi yang isinya sudah habis sejak sejam lalu.Dari dalam kamar bersalin, suara Zevanya terdengar berteriak-teriak, membuat Davanka berkeringat lebih banyak daripada saat jogging pagi.“Abang! Kalau kamu cuma mau mondar-mandir, sini gantikan Anya dulu!” teriak Zevanya dengan nada bercampur emosi dan kesakitan.“Gantikan? Gantikan apa, Anya? Abang enggak mungkin melahirkan untuk kamu, sayang …,” jawab Davanka gugup sambil setengah membuka pintu.Zevanya menatapnya dengan mata menyala. “Ya kalau enggak bisa bantu melahirkan, minimal kasih Anya semangat! Abang itu suami atau figuran sih di sini?”“Semangat, sayang! Kamu pasti bisa!” seru Davanka, setengah meloncat sambil mengepalkan tangan seperti cheerleader yang salah tempat.“Abang, serius! Duduk di sini, pegang tangan Anya! Kalau Anya

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 8

    Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi ketika suara aneh terdengar dari kamar tidur. Suara itu datang dari sisi tempat tidur, tempat di mana Zevanya biasa tertidur dengan tenang. Namun malam ini, situasinya berbeda.Zevanya tiba-tiba terbangun, matanya yang bulat terbelalak seperti baru tersadar dari mimpi buruk. Dengan suara terengah-engah, dia menoleh ke arah suaminya, Davanka, yang sedang terbaring di sampingnya."Abang ...." Zevanya bergumam dengan wajah setengah bingung. "Anya ngidam."Davanka mengerutkan kening, mengira istrinya hanya terjaga karena mimpi. "Ngidam? Anya, ini ‘kan sudah hampir jam tiga pagi, kamu yakin?"Zevanya duduk, memegangi perutnya yang mulai membesar, matanya tetap terjaga. "Iya, Anya ngidam banget, Abang … Anya pengen makan ... nasi goreng dengan buah durian!" Suaranya penuh dengan keyakinan, seolah itu adalah hal yang paling masuk akal di dunia ini.Davanka terdiam sejenak, mencoba mencerna permintaan itu. "Nasi goreng ... durian

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 7

    “Aksaraaaa ….” Bunda Arshavina memanggil dengan suara mendayu dari arah pintu utama. Aksara langsung berlarian menuju ke sana tanpa menggunakan celana. “Eh … ke mana celananya?” Ayah Kama bertanya. “Abis pipis.” Aksara memberitahu sembari menepuk bokong. “Iiiih belum sunat.” Bunda menunjuk bagian bawah Aksara yang langsung ditutupi bocah laki-laki itu sembari cekikikan. “Aksaraaaa, pakai celana dulu!” Zevanya berseru dari dalam rumah. “Eh … Ayah … Bunda.” Zevanya baru menyadari kedatangan kedua mertuanya dan langsung menyalami mereka. “Abang pakai celana dulu ya,” kata Zevanya tapi Aksara malah lari ke dalam gendongan sang kakek. “Aduuuuh, cucu kakek sudah berat.” “Kakek! Abang enggak mau pakai celana.” Aksara meronta-ronta dalam gendongan sang kakek saat bundanya berusaha memakaikan celana. “Ayo pakai dulu celananya atau nanti Nenek sunat? Mana gunting? Mana gunting?” Bunda Arshavina pura-pura mencari gunting. “Enggak mau!” Aksara menjerit sambil terta

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 6

    Davanka benar-benar menjadi bapak-bapak sekarang, tapi bukan bapak-bapak biasa.Pria itu pantas diberi julukan hot daddy dengan perawakan tinggi dan tubuhnya yang atletis serta ketampanan bak Dewa Yunani yang dia miliki membuat para gadis, janda dan istri orang tidak bisa melepaskan tatapan setiap kali melihat Davanka.Seperti saat ini, para papa yang lain seolah tidak memiliki harga diri karena para mama yang menemani putra dan putri mereka di play ground mall ternama di Jakarta terus menatap Davanka yang tengah menemani Aksara bermain sementara Zevanya sedang melakukan perawatan rambut di salon yang masih ada di mall tersebut.Kegiatan rutin di saat weekend yang dilakukan Davanka sekeluarga adalah ngemall karena Aksara masih berusia tiga tahun yang kalau diajak jalan-jalan keluar kota atau keluar Negri masih sering tantrum.Jadi ketika Davanka ada perjalanan bisnis saja baru Zevanya dan Aksara ikut.“Ma … itu liatin anaknya, jangan liatin suami orang terus!” tegur salah seorang

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 5

    “Pak, malam ini ada acara charity sama komunitas Pengusaha Muda … Mentri Perdagangan dan Mentri Investasi juga jadi tamunya, kesempatan yang bagus mendekati mereka untuk proyek baru yang akan mulai dikembangkan oleh AG Group.” Arman mencetuskan sebuah ide brilliant. “Kamu yang datang temani ayah, ya!” Davanka bukan sedang bertanya tapi memerintah. Pria itu bangkit dari kursi kebesarannya bergerak ke sudut ruangan meraih jas yang tergantung di sana lalu memakainya. “Laporkan hasil yang kamu dapat dari acara itu.” Davanka memberi instruksi pada sekertarisnya. “Ta-tapi, Pak …,” sergah Arman saat Davanka melewatinya. Davanka menghentikan langkah membalikan badannya menatap Arman tanpa ekspresi. “Kamu enggak mampu?” Pertanyaan Davanka adalah sebuah tekanan agar Arman menjawab sebaliknya. “Mampu, Pak!” Arman menjawab lugas. Davanka membalikan badannya lagi. “Saya pulang duluan ya, Man.” Pria itu mengangkat tangan sembari melangkah keluar dari ruangannya meninggalkan A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status