Share

Ganti Rugi Atau Menurut?

Nayara dan para calon pekerja lainnya tengah berhamburan keluar dari ruangan yang menampung mereka untuk proses kualifikasi dan mengisi beberapa kuisioner dengan jumlah ratusan soal yang sengaja dibuat oleh Kendrick dan Jennie atas persetujuan Tuan Gibran.

"Pertanyaannya tadi kok agak aneh-aneh yah? Masa ada pertanyaan suka warna merah muda atau gak? Itu kan gak ada hubungannya sama kerja kantoran.." ujar salah satu calon pekerja yang berbisik pada teman disebelahnya dan terdengar hingga ke telinga Nayara.

Nayara yang mendengarnya hanya menoleh sekilas kemudian pandangannya beralih ke lantai yang sedang dia injak. Jantungnya berdegup kencang dan sangat cepat. Dia terlalu banyak menaruh harapan pada seleksi saat ini. Dia berharap jika tawaran pekerjaan ini memang untuknya dan Jennie akan meloloskannya dengan mudah.

Takk... Takk... Takk...

Terdengar suara pantulan sepatu fantopel ke lantai yang berasal dari langkah kaki mulusnya Jennie yang berjalan keluar dari ruangan mendatangi seluruh para peserta calon pekerja yang sudah menunggu lama hampir satu jam.

Jennie datang dengan membawa selembar kertas yang berisikan nama-nama peserta yang akan lolos pada seleksi berikutnya.

"Untuk nama-nama yang saya sebutkan silakan untuk masuk kembali ke dalam ruangan, dan untuk nama yang tidak disebut mohon maaf mungkin kita akan bertemu dikesempatan berikutnya!" 

Mendengar aba-aba dari Jennie hampir semua peserta dibuat harap-harap cemas. Ketegangan pun semakin menjadi ketika Jennie yang sedang menarik napas akan menyebutkan nama-nama siapa saja yang akan lolos diseleksi berikutnya.

Seluruh pasang mata memperhatikan Jennie.

"Rania Putri, Deri Pujangga, Dwi, Nayara, dan Restu Putra dipersilakan masuk kembali ke dalam ruangan!" perintah Jennie dengan suara yang lantang agar tak terjadi kesalahan yang mengharuskannya mengulangi penyebutan nama.

Setelah Jennie menyebutkan nama-nama siapa saja yang lolos diseleksi berikutnya, terdengar riuh suara penuh kekecewaan dari para peserta yang gagal dalam masuk seleksi berikutnya.

Nayara yang mendengar namanya disebut dia menatap ke arah Jennie yang juga sedang menatap kearahnya. Nayara menyunggingkan ujung bibirnya diam-diam kemudian Jennie mengedipkan sebelah matanya.

Nayara dan kelima peserta lainnya memasuki ruangan itu. Di dalam sudah ada Teguh supir pribadi Kendrick Gibran dan juga Rasya sebagai psikolog yang tugaskan untuk membaca karakteristik para calon pekerjanya Kendrick.

Melihat ada dua yang menilai, suasana di dalam ruangan menjadi semakin menegangkan. Rasya dan Teguh ditugaskan oleh Kendrick untuk membantunya menilai karakter calon sekretarisnya yang dikira akan cocok bekerja dengan dirinya dan juga tim terlebih lagi akan siap mental jika bekerja di perusahaan miliknya yang mungkin akan sangat banyak tekanan yang sering menghampiri.

Proses seleksi itu memerlukan waktu yang cukup lama dari waktu seleksi sebelumnya. Seleksi kali ini memakan waktu hingga lima jam. Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh kedua penilai tersebut. Selain itu mereka juga kembali disuruh mengisi ribuan soal kuisioner yang disengaja dibuat Kendrick demi mendapatkan sekertaris idaman bagi Pekerjaannya

Memang tak logis, namun itulah yang selalu dilakukan Kendrick dengan syarat permintaannya yang aneh-aneh. Dengan alasan dia ingin mendapatkan pekerja yang benar-benar berkualitas tanpa adanya kecacatan sedikitpun. Maka dia menyuruh bawahannya untuk membuat seleksi yang super ketat dan tak jarang memang menyulitkan para calon peserta pekerja. Lebih tepatnya agak kurang logis.

"Ah... Pegelnya.." Nayara meregangkan tubuhnya dengan cara menyandarkan punggungnya di kursi ketika dirinya telah selesai menyelesaikan soal kuisioner yang berjumlah ribuan soal.

Setelah seleksi selesai, Nayara dan peserta lainnya kembali keluar ruangan. Di sana Jennie kembali akan mengumumkan siapa yang akan lolos diseleksi berikutnya.

"Seleksi yang terakhir ini kita cuman punya dua nama. Yaitu.. Rania Putri dan Nayara Aninditha."

Mendengar namanya disebut kembali diseleksi terakhir, Nayara menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Dia merasa bersyukur. Dia bertekad untuk melakukan yang terbaik diseleksi terakhir ini.

"Baik, kalian dipersilakan masuk!" ucap Jennie.

Nayara dan teman seperjuangannya tengah menanti seleksi macam apalagi yang akan diberikan pada mereka berdua.

Ternyata di dalam ruangan itu sudah ada Kendrick CEO dari Gibran Grup tersebut. Betapa terkejutnya Nayara ketika dirimu baru mengingat pria yang tadi pagi dia ciprati oleh genangan air di pinggir jalan dan juga seseorang yang dia tabrak di depan lift.

Nayara menundukkan kepalanya. Sebisa mungkin dia tak ingin dikenali oleh pria itu. Perasaan yang sedari tadi menggebu ingin sekali diterima dan bekerja di perusahaan Gibran Grup kini seketika menghilang dan rasanya dia ingin langsung tereliminasi saja tanpa harus berhadapan dengan Kendrick. Mata Nayara mencari alasan untuk tak menatap langsung ke arah Kendrick.

"Nayara Aninditha?" ucap Kendrick sembari memegangi CV milik Nayara dengan terdapat foto setengah badan Nayara sendiri yang berukuran lima kali enam yang full color.

Nayara melipat bibirnya ke dalam, matanya penuh keraguan untuk melihat langsung ke arah Kendrick. Dia terlalu di penuh oleh rasa bersalahnya tadi pagi. Dia tak pernah berpikir jika orang yang dia ciprati dan dia tabrak adalah orang yang sangat penting dan orang yang sangat berpengaruh pada perusahaan dimana tempatnya akan bekerja.

"Kamu Nayara?"

"Orang yang berada di dalam CV ini?" tanya Kendrick sekali lagi sambil memperlihatkan foto Nayara yang dia balikkan ke arah Nayara supaya Nayara melihatnya.

Dengan ragu namun pasti, Nayara pun menganggukkan kepalanya dan mengakui jika foto itu adalah dirinya. Kendrick tersenyum sangat tipis. Bahkan hampir tak terlihat sama sekali. Senyuman itu sangat menyeramkan bagi Nayara. Bah ancaman pada dirinya dan kehidupannya saat ini.

"Kamu diterima kerja!" ucapnya dengan nada tegas.

Ucapan Kendrick membuat semua orang yang ada di dalam di ruangan itu terperangah. Semuanya menjadi terkejut. Seleksi bahkan belum dilakukan namun Kendrick sudah menunjuk Nayara.

"Maaf Pak, tapi kita belum..."

Tangan Kendrick menyetop kelanjutan kalimat yang akan dilontarkan oleh Jennie. Itu adalah keputusannya. Siapapun tak bisa diganggu gugat.

Entah harus senang atau malah menyesal telah mengikuti serangkaian seleksi, Nayara yang bisa ikut terperangah. Dia telah berpikir jika Kendrick memilihnya bukan karena memang benar-benar memenuhi kriteria namun sepertinya ada sebuah motif di balik itu. Dia yakin karena peristiwa tadi pagi.

"Nayara Aninditha.. Kamu diterima sebagai sekertaris pribadi saya sekaligus asisten pribadi saya!!!" ucap Kendrick dengan tangan yang melemparkan lembaran kertas CV Nayara ke atas meja dengan sembarang.

Sekali lagi, Kendrick membuat orang disekitarnya menjadi terkejut dan terperangah untuk yang kedua kalinya. Dengan kata asisten pribadi. Padahal awal dari pencarian pekerja itu hanya untuk mencari sekertaris perusahaan saja. Tak ada kata sekertaris pribadi apalagi menjadi asisten pribadi.

"Tapi Pak, eu... Bukannya Bapak hanya mencari sekertaris saja?" tanya Nayara yang memberanikan diri untuk berbicara pada Kendrick langsung. Walau dengan tangan yang ragu. Dia mengusap leher belakangnya untuk menghilangkan kegugupannya.

"Saya tambah gaji kamu dua ratus persen, mulai besok pagi kamu harus datang ke rumah saya tepat jam enam pagi!"

Kendrick turun dari kursinya dan berjalan ke arah Nayara kemudian dia berbisik, "jika tidak kamu harus ganti rugi atas kejadian tadi pagi sebanyak sepuluh kali lipat dari gaji kamu sekarang ini!"

Mata Nayara seketika langsung terbelalak dan menahan napasnya untuk sementara hingga Kendrick keluar dari ruangan tersebut.

"Huffftttt!!"

Nayara menghembuskan napasnya setelah menoleh ke arah pintu dan memastikan jika Kendrick benar-benar sudah menghilang dari balik pintu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status