Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 02. Kesombongan James Chung

Share

02. Kesombongan James Chung

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-08-22 16:39:36

Kota Kartanesia, Khatulistiwa.

Seorang wanita cantik berumur awal 30-an yang menguasai roda perekonomian negara Khatulistiwa buru-buru membuka telepon genggamnya.

Setelah sekian lama, nomor rahasia yang hanya dimiliki “Empat Elemental Naga”--pengikut setia sang Naga Perang mengirimkan sebuah pesan.

Katrin Chow langsung tersenyum membaca pesan yang tertera di layar ponselnya.

Hanya 3 kalimat, tapi sudah cukup bagi Katrin memahami keinginan Naga Perang yang merupakan bos-nya selama ini.

[Siap, Ketua! Tambang Emas di Jayanesia dan Tambang Minyak di Timornesia akan segera beralih nama menjadi milikmu.]

[Jabatan CEO Perusahaan Wang Industries juga akan langsung diserahkan kepada Ketua.]

[Proses balik nama untuk saham Perusahaan Wang Industries dan Sun City sebesar 75%, segera dilaksanakan]

[Selamat datang kembali, Ketua]

Tak lama, wanita yang terkenal akan kemampuan ilmu bela diri dan bisnisnya itu, langsung menelepon bawahannya.

Ia juga meneruskan pesan sang ketua pada anggota “Empat Elemental Naga” yang berada di Underground City, Kepulauan Tropis, dan Pegunungan Andesia.

Sama seperti Katrin, ketiganya begitu gembira.

Akhirnya, sang Tuan Muda Wang yang merupakan penyelamat hidup mereka kembali!

Mereka siap membantunya dan mulai menyiapkan kepulangannya.

Begitu cepat, hingga hari itu juga kepulangannya membuat semua pengusaha ternama dunia terkejut!

Di sisi lain, James Chung tiba di kediaman Huang yang terletak di Perumahan Paradise Hill, dengan penuh percaya diri.

Pria dengan pakaian yang mencolok itu melangkah pasti di perumahan elite , Kota Buitenzorg yang hanya dihuni oleh keluarga pebisnis dengan perusahaan yang minimal berada di Grade C.

Cindy Huang, wanita tercantik di kota ini yang diam-diam ia cintai, pasti akan didapatkan!

Wajahnya semakin cerah kala Vera yang sudah kembali dari salon menyambut kedatangannya.

“James!”

“Halo, Tante Vera,” ucapnya dan diam-diam menatap nakal ke arah Cindy yang kini di samping ibunya.

Hanya saja, tak jauh dari sana, mata James tak sengaja bersitatap dengan pria yang dianggapnya lalat pengganggu!

"Hahaha... jadi ini suami sampahmu, Cin?" tanya James sambil menunjuk ke arah Rendy dengan tatapan meremehkan.

Cindy merasa marah mendengar hinaan James terhadap suaminya.

Namun, ia tak menyangka Rendy tiba-tiba menyahut, "Sampah masih bisa berguna kalau diolah dengan benar! Tapi pemalas sepertimu tidak berguna sama sekali bagi keluarga Chung!"

Hal ini membuat semua orang tersentak kaget, terutama James.

Bagaimana bisa Rendy mengetahui banyak tentang keluarganya?

"Kurang ajar! Beraninya kamu menghinaku? Aku akan menyuruh orang untuk menghajarmu dan mematahkan kakimu agar tidak lancang padaku!"

Wajah James memerah menahan amarah dan penghinaan.

Ia hendak menampar Rendy, tetapi Vera sudah membentaknya, "Rendy, cepat minta maaf sama James! Tidak pantas kamu berbicara padanya!"

"Aku hanya membela diri," tegas Rendy.

Kemarahan Vera Huang memuncak mendengar calon menantu emasnya dipermalukan oleh menantu yang sangat dibencinya.

"Kamu tetap salah! Menantu sampah sepertimu, sudah tidak pantas lagi berada di keluarga ini! Kenapa kamu tidak menceraikan Cindy saja?" bentaknya.

"Ma, sudahlah!" kata Cindy mencoba meredakan kemarahan ibunya. Pandangannya lalu beralih ke Rendy. "Kamu juga, apa sih susahnya minta maaf? Aku tidak bisa melindungimu terus menerus!"

Ya, Cindy kini begitu khawatir. Bagaimanapun juga, dia bukan siapa-siapa.

Menghadapi ibunya saja sulit, apalagi jika harus menghadapi James Chung?

Cindy khawatir suaminya itu dijebloskan ke penjara atau bahkan dihabisi!

Rendy dapat merasakan itu.

Ia ingin mengatakan bahwa penantian Cindy sudah berakhir, tapi dia belum bisa membongkar identitasnya sekarang.

Setidaknya, ia harus membuat pembalasan setimpal pada penjilat dan sampah tak berguna.

"Kalau kamu tidak minta maaf sama James, aku tidak mau bicara denganmu lagi!" seru Cindy memberikan ultimatum kepada Rendy.

Kali ini, wajah James terlihat senang melihat Cindy membelanya. "Begini saja!" ucapnya sambil maju dengan sombong. "Aku minta Cindy menemaniku saat acara jamuan makan malam menyambut Naga Perang! Anggap saja dia lebih berkelas ikut denganku daripada terus bersama suami sampah macam dirimu!"

“Naga Perang? Kau bisa bertemu dengannya? Luar biasa sekali dirimu, James! Konon, dia masih muda tapi menguasai seluruh dunia dan kekayaannya tidak terbatas!" seru Vera senang, “jika kau bisa di dekatnya, Kau pasti bisa naik ke peringkat teratas!”

Berbeda dengan Vera, sang putri justru tampak menghela napas.

"Apa hebatnya Naga Perang? Katanya, dia hidup di suatu tempat dengan berpura-pura bodoh. Aku tidak suka pria seperti itu! Lebih baik, Rendy yang apa adanya tapi jujur padaku! Aku tidak suka pria pembohong seperti Naga Perang!" ucap Cindy dengan wajah kesal.

"Cindy! Naga Perang tidak bisa dibandingkan dengan suamimu yang sampah ini! Mana janjinya akan memberikanku berlian, emas, dan semua omongannya saat melamarmu? Dasar pembohong!" hina Vera Huang.

Mendengar perdebatan itu, Rendy diam-diam mengepalkan tangan.

Tadinya, dia ingin memberitahukan mereka tentang identitas aslinya serta memenuhi janjinya kepada Vera Huang tiga tahun yang lalu.

Tapi, penghinaan dari Vera–tak dapat dilupakannya.

Ditambah, Cindy ternyata tidak menyukai Naga Perang.

"Aku harus menunda munculnya diriku secara terbuka kepada publik! Aku tidak ingin Cindy membenciku!" pikir Rendy.

Ia harus mengatur ulang strategi untuk mengaku pada istrinya itu.

"Rendy, cepat minta maaf!" Teriakan sang mertua membuatnya tersadar dari lamunan.

"Hahaha… Tidak perlu marah begitu, Tante Vera. Aku tidak sekejam itu,” timpal James yang kembali memasang wajah sombongnya saat menatap Rendy.

“Hei, aku akan mengampunimu kalau kamu mencium ujung sepatuku dan menyembahku! Kalau tidak, kupastikan Naga Perang yang akan menjadi kolegaku di masa depan, ikut turun tangan nanti.”

Kali ini, Rendy ingin tertawa. Menjadi kolega Naga Perang di masa depan?

Sungguh, pewaris Chung ini terlalu sombong dan gegabah untuk menjual title Rendy tanpa tahu kebenarannya.

Rendy saja tak yakin “Empat Elemental Naga” membiarkan James hidup lama.

Pengikutnya itu bisa lebih kejam dari yang dibayangkan semua orang.

“Cepat!” teriak James.

"Tidak akan," tegas Rendy dengan tatapan tajam, "aku hanya mau berlutut pada Dewa saja."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rutewi
heran cerita2 kek bgni alurnya bgtu2 saja membosankan..admin coba selektif dikitlah klo ada cerita yg alurnya mirip2 tolak saja biar good novel tambah disukai
goodnovel comment avatar
Nathan Ryuu
nah lo nah lo, bentar lagi jreng jreng dah tuh!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   Epilog

    Langit senja Khatulistiwa berwarna merah darah, seolah ikut menangis bersama dua sosok yang berdiri di tengah laboratorium bawah tanah yang disulap seperti kamar rumah sakit itu—tempat di mana realitas dan waktu telah kehilangan maknanya. Suara mesin tua berdengung pelan, menandai detik-detik di mana dunia mungkin akan berubah untuk terakhir kalinya.“Jadi... selama ini Vermilion Vein yang diramalkan akan memulihkan Negeri Khatulistiwa... tersimpan di dalam tubuhmu, Kak Rendy?” suara Renata bergetar, matanya menatap layar holografik yang memantulkan wajah Rendy—lemah, namun perlahan penuh kehidupan.Rendy menatapnya dengan mata yang memantulkan serpihan masa lalu yang kacau. “Renata... kau tahu kenapa aku tidak sadarkan diri selama lima tahun setelah pertempuran di Kartanesia?”Renata terdiam. Nafasnya tersengal, seolah menahan sesuatu yang lebih berat dari kenyataan itu sendiri. “Kau salah, Kak... bukan lima tahun. Kau telah tidak sadar selama dua puluh lima tahun.”Waktu seakan berhe

  • Kebangkitan Naga Perang   547. Vermillion Vein

    Petir pertama menyambar begitu Rendy Wang mencabut Elixir Sword dari sarungnya. Cahaya emas membelah langit, bergemuruh hingga ke dasar bumi. Angin meledak di sekelilingnya, menyingkirkan debu dan kabut pertempuran. Di belakangnya, empat naga elemental berputar cepat, membentuk pusaran energi berbentuk naga bersayap empat yang tampak hidup—matanya menyala, sisiknya berkilau bagai kristal dewa.“Menara ini bukan kuburan,” suara Rendy bergema di seluruh lembah, berat dan mengguncang seperti lonceng perang para dewa. “Ini tempat kebangkitan!”Suara itu menjadi tanda dimulainya kehancuran.Lembah Roh Kultivator masih tersegel sehingga Rendy tidak bisa menggunakan segala keuntungan yang didapatnya dari kuburan pedang spiritual ini. Ia mengandalkan ramalan kuno kalau Elemental Naga Baru ini akan memberikan kemenagan dalam pertempuran hebat di Kartanesia ini.Sheila melompat ke depan, aura apinya membara liar hingga rambutnya sendiri tampak terbakar cahaya biru. “Flame Nova—Dragon Rebirth!” s

  • Kebangkitan Naga Perang   546. Serangan Kekuatan Tertinggi dan The Abyss

    Sisi timur Kartanesia mendadak menyala bagai fajar yang meledak terlalu dini. Sembilan titik cahaya muncul di langit—berkilau tajam, kemudian membesar, membentuk siluet para penjaga langit... Kaelion Ardent, Fayra Alumea, Rorick Vale, Velan Teyros, Lyra Windveil, Thanos Grimwood, Maelis Dawnrose, Tyrion Voxen, dan Seris Veloria. Di belakang masing-masing, naga mereka muncul dari balik kabut spiritual, tubuhnya membentang sepanjang lembah, sisik mereka memantulkan warna-warna elemen yang berbeda—merah, biru, perak, hijau, hingga hitam obsidian yang memantulkan kilatan petir.Kaelion melangkah paling depan, mantel perangnya berkibar diterpa angin spiritual. Suaranya menggelegar di antara guntur dan nyala plasma.“Ignirion! Bangkit!”Langit pun menyala. Dari balik pusaran energi merah, Ignirion, naga api plasma, muncul dengan auman yang membelah udara. Sayapnya membentur angkasa, setiap kibasan meninggalkan jejak bara menyala yang jatuh seperti hujan meteor ke tanah.Rorick Vale menurunk

  • Kebangkitan Naga Perang   545. Kebangkitan Elemental Naga Baru

    Langit Kartanesia malam itu tidak sekadar berubah warna—ia berdenyut, seperti jantung dunia yang berdetak terlalu cepat. Biru tua yang tenang mendadak bergolak, menjadi merah darah, lalu bergradasi ke ungu pekat. Udara menegang. Bumi bergetar halus. Alam spiritual terbelah oleh sesuatu yang melampaui batas kekuatan manusia.Menara Naga Perang berdiri gagah di jantung kota, menjulang seribu meter menembus awan. Namun bahkan batu-batu hitamnya pun bergetar pelan, seakan takut pada arus energi yang kini membanjiri langit. Dari setiap penjuru negeri, pilar-pilar cahaya menembus atmosfer, menari liar sebelum bersatu membentuk empat simbol naga raksasa... api, air, angin, dan tanah—mengelilingi menara bagaikan penjaga masa lalu yang baru dibangkitkan dari tidur panjangnya.Keajaiban baru Elemental Naga dengan perubahan elemental yang mereka miliki.Di puncak menara, Rendy Wang berdiri tegap. Jaket panjangnya berkibar deras di tengah badai energi, rambut hitamnya memantulkan cahaya petir kee

  • Kebangkitan Naga Perang   544. Elemental Naga Terakhir

    Langit Kota Metropolitan memantulkan cahaya jingga dari ribuan lampu hologram. Gedung-gedung tinggi menjulang seperti tombak raksasa yang menembus awan, sementara di bawahnya, dunia berdenyut dengan kehidupan—mobil-mobil terbang melintas, papan iklan bercahaya menampilkan wajah para elit spiritual, dan suara mesin spiritual bergema di setiap lorong.Di antara hiruk pikuk itu, satu sosok berjalan dengan langkah tenang namun tegas—Rendy Wang, Sang Naga Perang. Jaket panjangnya basah oleh sisa hujan malam sebelumnya. Di punggungnya tergantung Elixir Sword yang kini tampak seolah berdenyut pelan, menyimpan sisa energi dari pertempuran maut melawan Akira Tanata.Namun malam ini bukan malam untuk perang.Malam ini adalah malam untuk mengikat kekuatan baru.Rendy menatap menara kaca berlogo “Helion Tech Consortium”, perusahaan riset spiritual terbesar di Negeri Cakrawala—dan tempat Selina Khan, wanita yang dulu dikenal sebagai Pewaris Naga Angin, bersembunyi setelah perang dunia spiritual li

  • Kebangkitan Naga Perang   543. Wujud Sejati Naga Perang

    Petir menyambar tiang-tiang logam, membuat udara bergetar seperti genderang perang. Hujan kini berubah menjadi badai, derasnya seakan menandai akhir dari satu era, dan kelahiran era baru yang ditulis dalam darah.Rendy Wang menatap Akira Tanata yang kini melayang di udara, di punggung naga hitam spiritual yang mengaum bagai monster dari dunia bawah. Aura gelap itu menelan cahaya di sekitarnya, dan setiap napas naga itu membuat kaca gedung-gedung pecah, alarm mobil meraung tak karuan.“Kau tidak akan bisa melawan teknik ini, Rendy Wang!” teriak Akira, suaranya bergema mengguncang seluruh distrik. “Inilah kekuatan naga pemangsa, Penghancur Surgawi!”Rendy mengangkat wajahnya. Hujan menetes di kulit, namun dari tubuhnya muncul semburan listrik keemasan yang membuat air mendesis di udara.Ia perlahan menghunus Elixir Sword—bilahnya memantulkan cahaya petir, menggetarkan udara. “Kau benar,” katanya datar, “aku tidak akan melawannya...”Langkahnya maju, petir menyambar di sekelilingnya...“

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status