Share

Bab 7 - Rina Lee

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-07-18 05:44:41

Rina Lee, putri bungsu keluarga Lee, adalah sosok yang dikenal luas sebagai wanita tercantik di Riverdale. Bukan hanya memiliki paras yang menawan, Rina juga dikenal sebagai wanita cerdas dan berbakat. Di usia mudanya, ia telah menjadi Manajer R&D perusahaan fashion terkemuka milik Heaven Group dan sering muncul di sampul majalah bisnis ternama.

Kecantikan, kecerdasan, dan kesuksesannya membuat Rina menjadi idaman banyak pria, sekaligus inspirasi bagi banyak wanita.

Kini, wanita sehebat itu, hadir di depan keduanya. Dan yang lebih mengejutkan, Rina mengenal Klein!

Mata Chester bergantian menatap Klein dan Rina dengan ekspresi bingung. Bagaimana mungkin Rina Lee mengenal Klein?

Klein mengangguk pelan, lalu berpaling pada Chester. "Chester, kau bisa kembali ke kantor duluan. Ada yang perlu kubicarakan dengan Nona Lee."

"Apa? Kau serius?" bisik Chester dengan nada khawatir. "Ingat, dia saudara Rudy, Klein! Bagaimana kalau ini jebakan?"

Klein tersenyum menenangkan pada sahabatnya itu. "Tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa. Percayalah padaku."

Meskipun masih ragu, Chester akhirnya mengangguk dan berjalan pergi, seraya sesekali menoleh ke belakang dengan wajah cemas.

Setelah Chester pergi, Rina tersenyum lembut pada Klein. "Maukah kau ikut denganku sebentar? Ada yang ingin kubicarakan denganmu," ujarnya sambil menunjuk ke arah mobilnya.

Klein mengangguk dan mengikuti Rina masuk ke dalam mobil mewah bernilai tujuh miliar itu. Begitu pintu tertutup, aroma wangi mawar yang lembut memenuhi ruang, menciptakan suasana yang menenangkan.

Tanpa perlu aba-aba, sopir sekaligus bodyguard Rina itu langsung memacu pelan mobil tersebut, mengarungi jalanan kota Zephir.

Rina duduk dengan anggun di samping Klein, gaun putihnya tersebar indah menutupi jok mobil. Wajahnya yang cantik dihiasi senyum manis saat ia menatap Klein. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu seperti ini, Klein," ujarnya dengan nada rindu.

Klein menatap Rina dengan ekspresi tenang, meski ada sedikit kilatan di matanya yang menunjukkan ketertarikan. "Benar, sudah lama sekali," jawabnya singkat. Ia terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Kalau boleh tahu, ada keperluan apa Nona Muda Lee repot-repot datang ke kota kecil ini mencariku?"

Mendengar pertanyaan itu, senyum di wajah Rina semakin melembut. Matanya yang indah menatap Klein dengan pancaran kasih sayang yang dalam. "Kenapa?" tanyanya dengan suara lembut. "Apa aku masih memerlukan sebuah alasan untuk bertemu dengan calon tunanganku?"

Klein terdiam sejenak, matanya menatap Rina dengan seksama selagi benaknya menguak ingatan dari kehidupan lalu.

Ucapan wanita itu tidak salah, Klein … memang calon tunangan Rina. Semua itu karena perjodohan yang direncanakan tetua keluarga Lee dan keluarga Lionheart.

Perjodohan ini bukan hanya tentang cinta atau pernikahan biasa, melainkan sebuah aliansi bisnis dan politik yang telah direncanakan sejak mereka masih kecil.

Keluarga Lionheart, dengan kekayaan dan pengaruh mereka yang luas di berbagai sektor bisnis, akan bersatu dengan Keluarga Lee, yang memiliki Heaven Group, salah satu konglomerat terbesar di negara ini.

Pernikahan Klein dan Rina akan menjadi simbol persatuan dua keluarga berpengaruh ini, menciptakan kekuatan ekonomi dan politik yang belum pernah ada sebelumnya. Bahkan ada rumor bahwa dengan pernikahan ini, gabungan kekayaan kedua keluarga akan melebihi kekayaan beberapa negara kecil!

Namun, di kehidupan sebelumnya, perjodohan itu berakhir usai Klein memilih untuk menikahi Windy, mengakibatkan hubungan dua keluarga memburuk lantaran Klein menolak Rina untuk wanita biasa.

Kalau dipikir-pikir lagi sekarang, Klein sendiri bingung kenapa dirinya bisa menolak wanita seperti Rina. Memang, cinta itu bisa membuat buta dan bodoh, sampai-sampai logika tidak bisa digunakan.

Melihat Klein terdiam lama, Rina akhirnya berkata dengan wajah agak tertunduk, ekspresinya malu-malu, "Bibi Helda mengatakan padaku bahwa kau telah kembali. Aku ... tidak bisa menahan diri untuk tidak menemuimu secepat mungkin."

Klein menghela napas panjang. Ia seharusnya tahu bahwa Bibi Helda pasti akan memberitahu Rina. Bagaimanapun, perjodohan mereka adalah hal yang telah direncanakan sejak lama oleh kedua keluarga mereka.

Dan … mengingat dirinya mengakui tidak lagi menyukai Windy, pastilah Bibi Helda langsung mengusahakan perjodohan ini untuk kembali dilanjutkan. Hanya saja …

"Rina," ucap Klein dengan nada serius. "Perjodohan kita hanyalah rencana politik antara keluarga Lionheart dan keluarga Lee. Kalau kau memang tidak menginginkannya, kau tahu kau bisa menolak perjodohan ini, bukan?”

Rina menautkan alisnya, tampak bingung. “Apa maksud pertanyaanmu ini?”

Klein menatap Rina dalam. “Terlepas dari latar belakang keluargaku, tapi wajahku cacat dan aku tidak memiliki pencapaian apa pun, sangat berbanding terbalik dengan dirimu yang cantik dan sukses. Mengetahui hal ini, kau masih bersedia menikah denganku? Tidakkah kamu merasa malu kalau memiliki suami sepertiku?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 167 - Epilog

    Di ruang pengantin wanita, Rina tampak cantik luar biasa dalam gaun putih yang dihiasi ribuan kristal kecil. Wajahnya berseri-seri, pancaran kebahagiaan terpancar jelas dari matanya. Musik orchestra mulai mengalun lembut saat Klein melangkah ke altar. Para tamu berdiri, menanti kedatangan pengantin wanita. Saat Rina muncul, dipimpin oleh ayahnya, seluruh hadirin terpesona oleh kecantikannya. Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat di bawah kanopi bunga mawar putih yang menaungi altar. Ratusan tamu undangan menahan napas saat Klein dan Rina berdiri berhadapan, tangan mereka saling menggenggam. Klein, meski wajahnya tetap tenang, menatap Rina dengan intensitas yang belum pernah dilihat siapapun sebelumnya. Matanya yang biasanya dingin kini menyiratkan kehangatan dan kasih sayang yang dalam. Rina, dengan mata berkaca-kaca, membalas tatapan Klein dengan senyum lembut. Pendeta memulai prosesi dengan suara yang jernih, "Klein Lionheart, bersediakah engkau menerima Rina Lee seb

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 166 - Menikah

    Satu hari telah berlalu sejak penyerangan keluarga Xie ke Paviliun Lionheart. Pagi itu, Klein berdiri di balkon kamarnya, matanya yang tajam memandang ke arah kota Riverdale yang mulai sibuk. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, namun ada kilatan tekad yang kuat di matanya.Paviliun Lionheart masih dalam proses perbaikan. Bekas-bekas pertempuran masih terlihat jelas di beberapa bagian bangunan dan halaman. Para pekerja sibuk mondar-mandir, memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan keluarga Xie.Klein mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia tidak perlu berbalik untuk tahu siapa yang datang."Bagaimana keadaanmu, Klein?" tanya Cornelius, berdiri di samping cucunya."Baik-baik saja, Kek," jawab Klein singkat, matanya tetap memandang ke kejauhan.Cornelius mengangguk. "Baguslah. Kau tahu, kita beruntung Kakek Buyutmu, Ryan datang tepat waktu. Jika tidak..."Klein hanya mengangguk pelan. Ia tahu betul bahwa tanpa campur tangan Ryan, mungkin mereka tidak akan selamat dari serangan

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 165 - Musnahnya Keluarga Xie

    "Apa yang terjadi?" tanya salah satu tetua, wajahnya pucat pasi.Belum sempat ada yang menjawab, sebuah portal dimensi terbuka di tengah halaman utama. Dari dalamnya, muncul sosok Ryan Pendragon dengan senyum lebar di wajahnya."Halo, keluarga Xie!" serunya riang. "Maaf mengganggu pesta kecil kalian. Tapi kurasa sudah waktunya kita bermain-main sedikit!"Para anggota keluarga Xie langsung bersiaga. Puluhan praktisi bela diri tingkat tinggi mengepung Ryan, siap menyerang.Ryan tertawa. "Oh, ayolah! Kalian pikir jumlah bisa mengalahkan kualitas? Baiklah, biar kutunjukkan pada kalian apa arti kekuatan sejati!"Dengan satu gerakan tangan, Ryan melepaskan gelombang energi Qi yang luar biasa kuat. Gelombang ini menghempaskan sebagi

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 164 - Terlalu Kuat

    Wajah Xie Wei memerah, campuran antara malu dan marah. "Omong kosong! Tidak mungkin kau lebih tua dariku! Aku tidak akan tertipu oleh kebohonganmu!""Tertipu?" Ryan mengangkat alisnya, senyum mengejek masih terpasang di wajahnya. "Oh, bocah tua. Kau benar-benar masih hijau dalam hal ini."Merasa terhina, Xie Wei tidak bisa menahan amarahnya lagi. "Cukup omong kosongmu! Akan kubuat kau menyesali kata-katamu!"Xie Wei melesat maju, tangannya diselimuti energi Qi putih kebiruan yang membentuk cakar harimau. Namun, sebelum serangannya mencapai Ryan, pria itu sudah menghilang dari pandangan.Tanpa peringatan, Ryan muncul di belakang Xie Wei, bergerak dengan kecepatan yang bahkan melampaui Xie Wei. Energi Qi merah keemasan menyelimuti tubuhnya, membentuk aura matahari yang menyilaukan."Terlalu lambat, bocah," ejek Ryan. "Biar kutunjukkan padamu apa itu kekuatan sejati. Teknik Matahari Surgawi: Sembilan Matahari Membakar Surga!"Xie Wei berusaha menangkis serangan itu, tapi kekuatan di bali

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 163 - Leluhur Lionheart

    Klein memulai serangan pertamanya dengan pukulan lurus yang diselimuti energi Qi merah keemasan. "Tinju Matahari Membara!" teriaknya, suaranya dipenuhi amarah yang tak terbendung. Pukulannya menciptakan gelombang panas yang menghantam pertahanan Xie Wei, udara di sekitar tinjunya berpendar bagai bara api.Xie Wei berhasil menangkis serangan ini, tapi ia terdorong beberapa langkah ke belakang, tangannya terasa terbakar. "Hoh, rupanya bocah Lionheart punya nyali juga," ejeknya, senyum kejam tersungging di bibirnya.Tak memberi kesempatan Xie Wei untuk bernapas, Klein melanjutkan dengan tendangan berputar. Kakinya yang diselimuti energi Qi membentuk busur api, menciptakan jejak merah menyala di udara. "Tendangan Korona Matahari!" Serangan ini nyaris mengenai kepala Xie Wei, yang berhasil menghindar pada detik-detik terakhir, rambut di pelipisnya terbakar sedikit.Klein terus melancarkan kombinasi pukulan dan tendangan dalam ritme yang cepat dan tak terduga. Setiap serangannya dipenuhi a

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 162 - Kemarahan Klein

    Pertarungan sengit pun pecah. Xie Wei dan sosok tua itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, menciptakan gelombang kejut energi setiap kali serangan mereka beradu. Tanah retak, pohon-pohon tumbang, dan udara bergetar hebat akibat pertarungan dahsyat ini.Xie Wei mengerahkan seluruh kekuatannya, mengaktifkan jurus rahasia keluarga Xie. "Jurus Rahasia: Sembilan Roh Harimau Putih!" teriaknya.Seketika, udara di sekitar Xie Wei bergetar hebat. Energi Qi putih kebiruan meledak dari tubuhnya, membentuk sembilan sosok harimau putih raksasa yang mengelilinginya. Mata harimau-harimau itu berkilat ganas, taring dan cakar mereka tampak siap mencabik apa pun yang menghalangi.Sosok tua itu, meski powerful, tampak terkejut melihat jurus ini. "Jurus legendaris keluarga Xie," gumamnya. "Tak kusangka masih ada yang bisa menguasainya."Xie Wei tidak memberi kesempatan pada sosok tua itu untuk mempersiapkan diri. Dengan satu gerakan tangan, ia mengarahkan kesembilan harimau itu untuk menyerang. Har

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status