Share

6. Berburu

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-10-16 15:43:01

Li Zi tiba di hutan pinggiran Kota Tianhu. Tempat itu terasa suram, cahaya matahari sulit menembus lebatnya dedaunan, dan bau tanah basah yang menyengat masih menguar.

Daerah ini, meskipun berada di pinggiran, masih masuk dalam ruang lingkup benteng kota yang sengaja dijaga dan dikelola sebagai tempat perburuan.

Hutan ini terbagi menjadi dua: Wilayah Luar dan Wilayah Dalam.

Wilayah Luar, tempat Li Zi berada, dihuni oleh binatang buas Tingkat Fana. Wilayah Dalam, di sisi lain, menjadi sarang binatang buas tingkat Bumi ke atas, tempat yang sama sekali tabu untuk Li Zi saat ini.

Bagi Li Zi, dengan kultivasi di ranah Penguatan Tubuh lapisan Pertama, berburu di hutan bagian luar ini sudah cukup berbahaya, apalagi sendirian. Namun, dia harus melakukannya untuk mendapatkan Poin Sistem.

Selama beberapa menit menelusuri semak-semak, Li Zi bergerak dengan hati-hati. Meskipun ia kini seorang kultivator, ia tetap waspada. Dia menggunakan indra barunya yang ditingkatkan setelah latihan untuk mendengarkan jejak dan mencium aroma liar.

Akhirnya, indranya menangkap tanda-tanda yang ia cari. Sedikit di kejauhan, di balik rumpun pakis yang tinggi, seekor binatang buas sedang merumput dengan tenang.

Itu adalah Domba Bertanduk—binatang buas Tingkat Fana Rendah. Tubuhnya diselimuti bulu putih tebal, namun di atas kepalanya tegak sepasang tanduk melengkung berwarna merah darah.

Binatang buas itu merasakan kedatangan pengganggu. Gerakan merumputnya seketika terhenti. Domba Bertanduk itu menoleh tajam, matanya yang merah menyala mendapati Li Zi berdiri sejauh sepuluh meter lebih darinya.

Domba Bertanduk itu mendengus marah. Ia merasa terusik dan tidak tenang. Binatang buas ini dikenal memiliki temperamen yang sangat buruk, tipe yang mudah marah dan langsung menyerang tanpa berpikir panjang.

"Uh? Domba Bertanduk," gumam Li Zi, menguatkan genggamannya pada Belati Baja Hitam.

"Ini adalah jenis binatang buas terlemah. Tapi bagi manusia biasa, ia tak ubahnya seperti harimau yang mematikan."

[Domba Bertanduk memiliki kelemahan fatal di tengkuknya, tepat di pangkal tanduk. Namun, Tuan harus tetap waspada karena binatang buas ini memiliki ketahanan fisik dan kecepatan luar biasa. Selain itu, tanduknya dapat menghancurkan batu dengan mudah! Mengandalkan kekuatan fisik murni tidak disarankan.]

Sistem mengingatkannya.

Li Zi mengangguk kecil, ia paham. Kecepatan dan serangan yang terfokus adalah kuncinya.

Di kejauhan, Domba Bertanduk itu sudah melesat maju. Gerakannya sungguh tak terduga untuk seekor domba. Debu dan ranting kering terangkat saat kakinya mengantam tanah, membentuk bayangan putih yang melesat. Tanduk di atas kepalanya menyala dengan aura merah yang semakin intens.

Woss!

Li Zi bersiap dalam kuda-kuda dasar. Meskipun sejatinya ia belum pernah menghadapi situasi hidup-mati seperti ini, ia telah membaca dan memahami banyak buku strategi pertempuran klan. Ditambah dengan refleks yang ditingkatkan oleh imbalan sistem, ia yakin dirinya bisa bertahan.

Saat Domba Bertanduk itu tiba di hadapannya, Li Zi bergerak ke samping. Itu adalah gerakan yang berani, memanfaatkan kecepatan yang bisa dikerahkan.

Boom!

Tanduk binatang buas itu tidak hanya menyeruduk udara, melainkan menghantam pohon besar di belakang Li Zi dengan kekuatan mengerikan. Seketika, pohon itu mengeluarkan suara retakan keras, batangnya hancur, dan pohon itu tumbang dalam sekejap.

"Kekuatan yang luar biasa," gumam Li Zi. "Jika terkena, mungkin aku akan mati di tempat!"

Domba Bertanduk itu tidak sabaran. Ia berusaha berbalik untuk menyerang Li Zi lagi. Itu adalah celah!

Li Zi melompat ke atas. Ia menggunakan kekuatan kakinya untuk mendorong dirinya ke udara, mengincar saat Domba Bertanduk itu masih setengah berbalik. Belati di tangannya terayun cepat, membelah udara dengan suara mendesis, langsung membidik tengkuk yang merupakan titik fatal binatang itu.

Akan tetapi, hasilnya tidak sesuai harapan.

Meskipun Domba Bertanduk itu terlihat bodoh dan agresif, insting bertahannya luar biasa. Selain memiliki ketahanan fisik, binatang buas itu ternyata cukup lihai dalam menghindari serangan kritis. Ia membungkukkan tubuhnya dengan gerakan refleks yang cepat, membiarkan tebasan belati Li Zi hanya menebas angin.

"Apa!?" Li Zi terkejut. Dia meremehkan kecerdikan binatang buas, bahkan yang terlemah sekalipun.

Sebelum ia sempat bereaksi, Domba Bertanduk itu memanfaatkan posisinya. Mendadak sepasang kaki belakangnya melesat, tendangan kuat yang didukung oleh otot-otot kekar, menghujam tepat di perut Li Zi.

Bang!

Tubuh Li Zi terpental ke belakang, ia menjerit tertahan saat menghantam batang pohon besar. Rasa sakit yang tajam menyerang perutnya. Ia ambruk ke tanah, meringis kesakitan, darah segar menetes di sudut bibirnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   13. Akademi Shutian

    Li Zi berlari secepat yang ia bisa, kakinya terasa ringan berkat peningkatan fisik yang ia terima. Dia memilih satu-satunya tempat di Kota Tianhu yang paling aman menurutnya saat ini—Akademi Shutian.Akademi Shutian adalah lembaga pendidikan kultivasi bergengsi yang dikelola langsung oleh Penguasa Kota Tianhu. Tempat ini menjadi pusat perkumpulan para generasi muda, baik dari klan maupun rakyat biasa, untuk menimba ilmu dan berlatih menjadi kultivator sejati. Akademi juga menawarkan perlindungan—tidak ada klan yang berani melakukan tindakan kekerasan secara terbuka di dalam area Akademi tanpa memprovokasi Penguasa Kota.Li Zi tiba di gerbang Akademi Shutian, yang tampak seperti benteng kecil yang tenang. Ia menyelinap masuk dan langsung menuju kantor Kepala Akademi.Ia menemukan Kepala Akademi, Yuan Hu, seorang pria paruh baya dengan janggut rapi dan mata yang tajam dibalik kacamata bundarnya, duduk di belakang meja eboni yang besar.Li Zi sudah terdaftar sebagai murid di akademi ini

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   12. Kekalahan

    Beberapa penduduk sipil di dekat mereka langsung menyingkir, seolah memberikan ruang untuk tontonan menarik. Tak ada yang mau bergerak mencegah mereka; ini adalah pertarungan pribadi antar tuan muda klan, dan ikut campur hanya akan mengundang masalah. Bahkan Tetua Duan Mu dari Balai Kota hanya diam di altar. Sebagai ahli, dia tak akan ikut campur dengan mudah, kecuali situasinya memburuk lebih jauh. Ini hanya persaingan antar anak muda."Tunjukkan Roh Bela Dirimu, sampah!" geram Huang Ji.Wuuush!Huang Ji mengaktifkan Roh Bela Dirinya. Di belakangnya, muncul siluet energi berwarna kuning kecokelatan. Sosok Harimau Bayangan, Roh Bela Diri tipe kecepatan, berdiri di sana, memancarkan aura binatang buas."Aku akan menghancurkan fondasi kultivasimu di depan umum, Li Zi!"Huang Ji menyerang. Dia melesat dengan kecepatan yang tak biasa. Itu adalah kekuatan Harimau Bayangan—gerakannya hampir tidak terlihat oleh mata biasa. Tinju Huang Ji yang diselimuti Qi melesat menuju wajah Li Zi.Li Zi

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   11. Huang Ji Yang Angkuh

    Namun, sebelum Li Zi sempat melangkah pergi dari Balai Kota, masalah yang tak diinginkan datang menghampirinya.Kabar tentang seorang yang dulunya anggota Klan Li mengikuti upacara kebangkitan di balai kota publik menyebar cepat seperti api. Siapa pun tahu bahwa ini adalah sebuah anomali. Klan bangsawan seperti klan Li hampir tidak pernah mengizinkan anggotanya untuk berpartisipasi di tempat umum seperti ini, kecuali... jika orang itu sudah dibuang.Tepat saat Li Zi hendak menyelinap pergi, kerumunan di pintu masuk terbelah.Sosok muda melangkah masuk dengan angkuh. Dia adalah Huang Ji, tuan muda dari Klan Huang, salah satu klan aristokrat rival Klan Li sejak lama. Huang Ji mengenakan jubah sutra mahal berwarna kuning keemasan, kontras dengan pakaian sederhana Li Zi, dan memancarkan aura arogansi khas anak bangsawan.Huang Ji, yang sudah lama mendengar kabar Li Zi diusir dari Klan Li, langsung tahu siapa sosok yang dibicarakan. Ia menyeringai sinis saat melihat Li Zi."Siapa sangka sa

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   10. Balai Kota

    Beberapa saat di Balai Kota Tianhu. Di tengah hiruk pikuk Kota Tianhu, Balai Kota menjadi pusat perhatian. Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri yang digelar untuk publik masih berlangsung. Berbeda dengan upacara klan yang eksklusif dan mewah, di sini suasananya lebih sederhana, tetapi tetap penuh harap. Kebanyakan yang hadir adalah penduduk kota dari kalangan biasa, pedagang, dan keluarga kecil yang tidak terafiliasi dengan klan besar, mencari kesempatan untuk mengubah nasib anak-anak mereka. Saat itu, Li Zi, berpakaian lebih rapi dan membawa aura yang berbeda, berdiri di antara kerumunan. Selama beberapa hari terakhir, dia telah berburu dengan intens, mengumpulkan Inti Roh dan menggunakan Poin Sistemnya untuk meningkatkan kultivasi dan membeli beberapa Pil Peningkatan Qi. [Tugas baru: Mengikuti Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri di Balai Kota!] [Imbalan: Peningkatan Kekuatan Fisik!] Notifikasi inilah yang membawanya langsung ke pusat kota Tianhu. Li Zi menyadari bahwa ia belum m

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   9. Kabar Mengejutkan

    Banyak anak muda Klan Li yang berhasil membangkitkan Roh Bela Diri tipe Simian, dari Kera Gunung Biasa hingga Kera Ekor Besi. Namun, ada juga beberapa yang membangkitkan Roh Bela Diri tipe senjata, seperti Pedang atau Tombak, yang mungkin berasal dari garis keturunan campuran yang masuk ke Klan Li melalui pernikahan.Upacara berlangsung meriah dan sukses, dipenuhi sorak-sorai dan pujian. Li Dalao tersenyum lebar. Baginya, inilah yang penting—kemakmuran dan kehormatan klan di bawah kepemimpinannya. Tanpa kehadiran Li Zi, sampah yang memalukan itu, Klan Li terasa lebih murni dan kuat.Setelah proses Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri berakhir dan semua pemuda baru telah ditentukan nasibnya, Li Dalao bersiap untuk memberikan pidato penutup. Tiba-tiba, seorang penjaga klan bergegas menghampirinya.Penjaga itu membungkuk dan berbisik dengan cepat di telinga Li Dalao. Ekspresi Li Dalao yang semula bahagia seketika membeku. Matanya melebar, menunjukkan keterkejutan yang nyata, yang kemudian d

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   8. Upacara Kebangkitan

    Tiga hari kemudian.Suasana di Kota Tianhu terasa cerah dan meriah. Hari ini adalah hari paling sakral bagi setiap klan di kota ini: Hari Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri. Anggota klan muda yang telah mencapai usia lima belas tahun akan menjalani proses mistis yang akan menentukan takdir mereka, mengubah mereka dari manusia biasa menjadi kultivator sejati.Di pelataran utama Klan Li, sebuah kemegahan yang sengaja dipamerkan. Karpet merah terbentang dari gerbang hingga altar utama. Ratusan anggota klan berkumpul, sementara puluhan pemuda dan pemudi yang akan menjalani upacara berdiri di barisan depan dengan jantung berdebar.Di atas panggung utama yang dihiasi bendera klan dan ukiran naga, berdiri beberapa tetua klan, termasuk Kepala Klan—Li Dalao. Pria paruh baya itu tampak agung dalam jubah emasnya, senyum puas terpancar di wajahnya."Kalian adalah generasi emas Klan Li!" Suara Li Dalao menggelegar, penuh otoritas. "Hari ini kalian akan menjalani Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status