Home / Fantasi / Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri / 7. Inti Roh Domba Bertanduk

Share

7. Inti Roh Domba Bertanduk

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-10-16 15:45:07

"Sial! Hanya binatang buas tapi sangat cerdik," gumamnya, menahan rasa sakit yang menusuk di perutnya.

[Jangan meremehkan pertarungan melawan binatang buas. Domba Bertanduk memiliki emosi yang meluap-luap dan tak sabaran. Terburu-buru menyerang hanya akan membuat binatang buas itu sulit dilawan. Gunakan strategi pengalihan dan incar kelemahannya secara strategis.]

Li Zi diam, bersandar pada pohon, mencoba mengatur napas dan rasa sakit. Dia mencoba memikirkan cara. Ternyata berhadapan dengan binatang buas terlemah sekalipun cukup sulit dengan kekuatannya saat ini.

Namun, ia tidak bisa menyerah. Rasa sakit ini mengingatkannya pada penghinaan yang ia rasakan di Klan Li. Menyerah di hadapan Domba Bertanduk berarti menyerah pada takdir sebagai pecundang.

Domba Bertanduk itu mendengus lagi, melihat musuhnya yang terkapar. Ia bersiap untuk serangan terkuatnya. Li Zi tahu, jika serangan berikutnya datang, dia mungkin akan mati.

Saat Domba Bertanduk itu datang lagi, melesat bagaikan peluru putih. Li Zi menguatkan pijakannya, mengabaikan nyeri di perut. Dia tidak mencoba menghindar ke samping kali ini, melainkan melompat tinggi, menggunakan semua kekuatan kakinya.

Whoosh!

Domba Bertanduk itu, mengikuti naluri brutalnya, kembali menyeruduk ke arah pohon tempat Li Zi berada sebelumnya. Serangan itu menghancurkan pohon, sekali lagi membuktikan kekuatan tanduknya.

Tapi kali ini berbeda. Li Zi, yang masih melambung tinggi di udara, melihat celah yang sempurna. Domba Bertanduk itu, dalam kebodohan dan amarahnya, terlalu fokus pada serangan serudukannya. Saat menyeruduk, tengkuknya terekspos, dan yang terpenting, ia butuh sepersekian detik untuk memulihkan diri dari benturan.

Itu adalah momen yang ditunggu Li Zi.

Dengan kekuatan penuh dari momentum, ia langsung memutar tubuhnya dan melemparkan belati baja hitam di tangannya, bukan untuk menebas, tetapi untuk menusuk dengan kecepatan penuh.

Swoosh!

Crash!

Belati Baja Hitam menembus bulu tebal dan otot kuat, menancap dalam-dalam tepat di pangkal tengkuk Domba Bertanduk itu. Darah mengucur deras, langsung menodai bulu-bulu putih domba itu menjadi merah pekat.

Binatang buas itu menjerit keras, suara yang menyakitkan, dan ambruk ke tanah. Kecepatannya yang luar biasa kini menjadi nol. Tubuhnya kejang sesaat, lalu terdiam.

Li Zi memijakkan kakinya di atas tanah, wajahnya dipenuhi keringat dan napasnya memburu. Perutnya masih terasa sakit, tapi jiwanya dipenuhi adrenalin.

"Berhasil?" Ia hampir tidak percaya. Pertarungan pertamanya, dan dia menang, meskipun hampir kalah.

[Selamat, Tuan! Anda telah membunuh seekor Domba Bertanduk (Tingkat Fana Rendah)!]

Li Zi berjalan mendekati bangkai Domba Bertanduk itu. Dia berjongkok dan mengambil belati yang menancap. Ia harus mengambil Inti Rohnya. Dengan pisau itu, dia membelah tengkuk binatang itu dengan hati-hati hingga menemukan sebuah kristal kecil, seukuran ibu jari, yang berkilauan dengan cahaya biru samar.

Inti Roh—pusat energi spiritual binatang buas.

Dia membersihkan Inti Roh itu dan menyimpannya di penyimpanan sistem.

[Tugas Biasa: Berburu Inti Binatang Buas—1 Korban.]

[Imbalan: 100 Poin Sistem telah ditambahkan untuk satu Inti Roh binatang buas. Total Poin Sistem: 9.600]

"Sistem, aku terluka. Bisakah aku menggunakan Ramuan Pemulihan?" tanyanya.

[Ya, Tuan. Konsumsi Ramuan Pemulihan Tingkat Rendah untuk menyembuhkan luka dan memulihkan stamina.]

Li Zi segera mengambil salah satu dari lima ramuan yang ia terima dari Paket Hadiah Awal. Cairan hijau pekat itu terasa hangat dan sedikit manis. Begitu ia menelannya, kehangatan itu menyebar ke seluruh tubuhnya. Rasa sakit di perutnya mereda dengan cepat, dan ia bisa merasakan kulit serta otot di perutnya beregenerasi. Dalam waktu singkat, rasa sakit itu hilang total.

"Luar biasa!" Li Zi kagum pada efektivitas ramuan kultivasi.

Dengan tubuh yang pulih dan kepercayaan diri yang sedikit meningkat, Li Zi melihat sekeliling. Dia masih membutuhkan lebih banyak Inti Roh lagi. Dia tidak bisa membuang waktu.

Li Zi mengambil langkah melanjutkan perburuan, meninggalkan jejak darah Domba Bertanduk di belakangnya.

Pertarungan pertamanya adalah pelajaran berharga.

'Lain kali, aku tak akan meremehkan binatang buas, atau siapa pun,' pikirnya. 'Aku harus kuat, jauh lebih kuat.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   13. Akademi Shutian

    Li Zi berlari secepat yang ia bisa, kakinya terasa ringan berkat peningkatan fisik yang ia terima. Dia memilih satu-satunya tempat di Kota Tianhu yang paling aman menurutnya saat ini—Akademi Shutian.Akademi Shutian adalah lembaga pendidikan kultivasi bergengsi yang dikelola langsung oleh Penguasa Kota Tianhu. Tempat ini menjadi pusat perkumpulan para generasi muda, baik dari klan maupun rakyat biasa, untuk menimba ilmu dan berlatih menjadi kultivator sejati. Akademi juga menawarkan perlindungan—tidak ada klan yang berani melakukan tindakan kekerasan secara terbuka di dalam area Akademi tanpa memprovokasi Penguasa Kota.Li Zi tiba di gerbang Akademi Shutian, yang tampak seperti benteng kecil yang tenang. Ia menyelinap masuk dan langsung menuju kantor Kepala Akademi.Ia menemukan Kepala Akademi, Yuan Hu, seorang pria paruh baya dengan janggut rapi dan mata yang tajam dibalik kacamata bundarnya, duduk di belakang meja eboni yang besar.Li Zi sudah terdaftar sebagai murid di akademi ini

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   12. Kekalahan

    Beberapa penduduk sipil di dekat mereka langsung menyingkir, seolah memberikan ruang untuk tontonan menarik. Tak ada yang mau bergerak mencegah mereka; ini adalah pertarungan pribadi antar tuan muda klan, dan ikut campur hanya akan mengundang masalah. Bahkan Tetua Duan Mu dari Balai Kota hanya diam di altar. Sebagai ahli, dia tak akan ikut campur dengan mudah, kecuali situasinya memburuk lebih jauh. Ini hanya persaingan antar anak muda."Tunjukkan Roh Bela Dirimu, sampah!" geram Huang Ji.Wuuush!Huang Ji mengaktifkan Roh Bela Dirinya. Di belakangnya, muncul siluet energi berwarna kuning kecokelatan. Sosok Harimau Bayangan, Roh Bela Diri tipe kecepatan, berdiri di sana, memancarkan aura binatang buas."Aku akan menghancurkan fondasi kultivasimu di depan umum, Li Zi!"Huang Ji menyerang. Dia melesat dengan kecepatan yang tak biasa. Itu adalah kekuatan Harimau Bayangan—gerakannya hampir tidak terlihat oleh mata biasa. Tinju Huang Ji yang diselimuti Qi melesat menuju wajah Li Zi.Li Zi

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   11. Huang Ji Yang Angkuh

    Namun, sebelum Li Zi sempat melangkah pergi dari Balai Kota, masalah yang tak diinginkan datang menghampirinya.Kabar tentang seorang yang dulunya anggota Klan Li mengikuti upacara kebangkitan di balai kota publik menyebar cepat seperti api. Siapa pun tahu bahwa ini adalah sebuah anomali. Klan bangsawan seperti klan Li hampir tidak pernah mengizinkan anggotanya untuk berpartisipasi di tempat umum seperti ini, kecuali... jika orang itu sudah dibuang.Tepat saat Li Zi hendak menyelinap pergi, kerumunan di pintu masuk terbelah.Sosok muda melangkah masuk dengan angkuh. Dia adalah Huang Ji, tuan muda dari Klan Huang, salah satu klan aristokrat rival Klan Li sejak lama. Huang Ji mengenakan jubah sutra mahal berwarna kuning keemasan, kontras dengan pakaian sederhana Li Zi, dan memancarkan aura arogansi khas anak bangsawan.Huang Ji, yang sudah lama mendengar kabar Li Zi diusir dari Klan Li, langsung tahu siapa sosok yang dibicarakan. Ia menyeringai sinis saat melihat Li Zi."Siapa sangka sa

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   10. Balai Kota

    Beberapa saat di Balai Kota Tianhu. Di tengah hiruk pikuk Kota Tianhu, Balai Kota menjadi pusat perhatian. Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri yang digelar untuk publik masih berlangsung. Berbeda dengan upacara klan yang eksklusif dan mewah, di sini suasananya lebih sederhana, tetapi tetap penuh harap. Kebanyakan yang hadir adalah penduduk kota dari kalangan biasa, pedagang, dan keluarga kecil yang tidak terafiliasi dengan klan besar, mencari kesempatan untuk mengubah nasib anak-anak mereka. Saat itu, Li Zi, berpakaian lebih rapi dan membawa aura yang berbeda, berdiri di antara kerumunan. Selama beberapa hari terakhir, dia telah berburu dengan intens, mengumpulkan Inti Roh dan menggunakan Poin Sistemnya untuk meningkatkan kultivasi dan membeli beberapa Pil Peningkatan Qi. [Tugas baru: Mengikuti Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri di Balai Kota!] [Imbalan: Peningkatan Kekuatan Fisik!] Notifikasi inilah yang membawanya langsung ke pusat kota Tianhu. Li Zi menyadari bahwa ia belum m

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   9. Kabar Mengejutkan

    Banyak anak muda Klan Li yang berhasil membangkitkan Roh Bela Diri tipe Simian, dari Kera Gunung Biasa hingga Kera Ekor Besi. Namun, ada juga beberapa yang membangkitkan Roh Bela Diri tipe senjata, seperti Pedang atau Tombak, yang mungkin berasal dari garis keturunan campuran yang masuk ke Klan Li melalui pernikahan.Upacara berlangsung meriah dan sukses, dipenuhi sorak-sorai dan pujian. Li Dalao tersenyum lebar. Baginya, inilah yang penting—kemakmuran dan kehormatan klan di bawah kepemimpinannya. Tanpa kehadiran Li Zi, sampah yang memalukan itu, Klan Li terasa lebih murni dan kuat.Setelah proses Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri berakhir dan semua pemuda baru telah ditentukan nasibnya, Li Dalao bersiap untuk memberikan pidato penutup. Tiba-tiba, seorang penjaga klan bergegas menghampirinya.Penjaga itu membungkuk dan berbisik dengan cepat di telinga Li Dalao. Ekspresi Li Dalao yang semula bahagia seketika membeku. Matanya melebar, menunjukkan keterkejutan yang nyata, yang kemudian d

  • Kebangkitan Sistem Leluhur Bela Diri   8. Upacara Kebangkitan

    Tiga hari kemudian.Suasana di Kota Tianhu terasa cerah dan meriah. Hari ini adalah hari paling sakral bagi setiap klan di kota ini: Hari Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri. Anggota klan muda yang telah mencapai usia lima belas tahun akan menjalani proses mistis yang akan menentukan takdir mereka, mengubah mereka dari manusia biasa menjadi kultivator sejati.Di pelataran utama Klan Li, sebuah kemegahan yang sengaja dipamerkan. Karpet merah terbentang dari gerbang hingga altar utama. Ratusan anggota klan berkumpul, sementara puluhan pemuda dan pemudi yang akan menjalani upacara berdiri di barisan depan dengan jantung berdebar.Di atas panggung utama yang dihiasi bendera klan dan ukiran naga, berdiri beberapa tetua klan, termasuk Kepala Klan—Li Dalao. Pria paruh baya itu tampak agung dalam jubah emasnya, senyum puas terpancar di wajahnya."Kalian adalah generasi emas Klan Li!" Suara Li Dalao menggelegar, penuh otoritas. "Hari ini kalian akan menjalani Upacara Kebangkitan Roh Bela Diri,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status