Share

Bab 13 Abu Tulang

Di lantai dua.

Naomi yang ditarik Clay pun tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tubuh mungil Naomi bergetar hebat, dirinya memancarkan aura dingin yang mengerikan.

Clay baru pertama kali melihat Naomi semarah ini. Sulit dibayangkan, ternyata wanita bertubuh mungil ini bisa membuat orang lain bergidik.

"Kita ...."

"Prang!" Naomi mengempaskan tangan Clay dan mendorongnya hingga menghantam tembok.

Suara hantaman menunjukkan betapa cepatnya pergerakan Naomi. Sebelum Clay mencerna semua yang terjadi, Naomi telah membalikkan badan dan berjalan ke arah tangga.

"Naomi!" Sorotan mata Clay tampak muram.

Naomi tidak memedulikan Clay, dia berlari menuruni tangga dan berjalan ke arah Indira.

Indira memiliki postur yang lebih tinggi dibandingkan Naomi. Setiap mereka berdiri bersebelahan, Indira selalu mengintimidasi Naomi yang memiliki postur mungil.

Namun sekarang Naomi sudah tidak takut, dia mengangkat kepalanya dan menatap Indira. Kebencian yang tersirat di mata Naomi tampak berkobar, seakan ingin melahap Indira. Auranya memberikan kesan yang mengerikan.

Indira yang tadinya bersikap galak, sekarang malah ketakutan menghadapi Naomi. Indira bertanya secara terbata-bata, "Ka-kamu ... mau apa?"

Apakah Naomi ingin menyakiti Indira? Apakah Naomi berani?

Di saat Indira ingin menantang, tiba-tiba Naomi menarik liontin yang ada di leher dan melemparnya ke arah Indira.

"Ka-kamu ... kamu ...." Indira marah sampai tidak sanggup berkata-kata.

Ketika hendak maju untuk menahan Naomi, Clay mendengar Naomi bertanya kepada Indira, "Kamu tahu itu apa?"

"Apa?" tanya Indira.

Naomi mengenakan liontin tersebut sejak 2 tahun yang lalu. Karena kalung itu terlalu sederhana, Indira berkali-kali memarahi Naomi untuk melepaskannya. Indira merasa menantu Keluarga Harison tidak pantas mengenakan aksesoris murahan.

"Kamu nggak tahu? Liontin itu berisi abu cucumu!" jawab Naomi dengan dingin.

Indira dan Clay tersentak mendengarnya. Seketika, dada Clay langsung terasa sesak.

"Aku nggak bisa memberikan anak? Saat kalian memasukkan obat-obatan ke dalam makananku, apakah kalian pernah berpikir yang kalian bunuh adalah darah daging Keluarga Harison?"

Ucapan Naomi bagaikan petir yang menyambar, Clay refleks menoleh ke arah Indira.

"Aku tidak mengerti maksudmu." Indira tidak berani menatap Naomi.

"Kamu nggak mengerti maksudku? Valda Abner, dokter yang bekerja di Rumah Sakit Newra adalah teman sekolahmu. Perlu aku panggilkan istrinya untuk menceritakan kapan kamu pergi ke rumah sakit dan meminta obat itu?" Naomi menatapnya tajam.

"Kamu, kamu ...." Indira menatap Naomi hingga tercengang. Kata-kata Naomi yang tajam membuat Indira tidak bisa membantah.

Reaksi Indira membuat Naomi makin membencinya. Clay pun menatap ibunya dengan tidak percaya.

Waktu terasa berhenti berputar selama beberapa menit.

"Naomi." Suara Clay terdengar gemetar. Dia merasa gagal sebagai seorang suami dan ayah.

Naomi tidak menghiraukan Clay, dia membalikkan badan dan naik ke lantai dua.

Sekarang hanya tersisa Clay dan Indira di ruang tamu, suasana terasa mencekam.

Akhirnya Indira tersadar dari lamunan. Dia mendekati Clay sambil berusaha menjelaskan, "Clay, aku, aku ...."

"Apakah yang Naomi katakan benar?" tanya Clay.

"Aku tidak melakukannya. Jangan memercayai wanita itu!"

"Perlu aku selidiki?" Clay memaksa Indira untuk mengakui perbuatannya.

"Kamu!" Indira tidak bisa berkata-kata. Selama ini dia mengira kalau semuanya berjalan mulus sesuai rencana. Tidak disangka, ternyata Naomi mengetahui semuanya.

Indira panik, dia tidak berani membuat putranya marah.

Kekecewaan dan rasa sakit tersirat jelas di mata Clay. Setelah menikah, Clay dan Naomi sangat mengharapkan kehadiran seorang anak.

Penantian mereka pun berbuah, Clay sangat bahagia saat Naomi mengandung. Di saat mereka tidak sabar menanti kehadiran buah cinta, takdir malah berkata lain. Tak hanya kehilangan anak, Naomi juga divonis sulit untuk mengandung lagi.

Sejak saat itu, setiap hari Naomi harus mengonsumsi berbagai macam obat. Namun apa yang dilakukan Keluarga Harison? Mereka menggunakan kondisi Naomi sebagai senjata untuk membujuk Clay menceraikannya.

"Aku tidak pernah memaksa kalian untuk menerima Naomi, tapi bukan berarti kalian berhak menyakitinya! Kalian kelewatan!" Clay membentak Indira.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status