Share

Bab 8

Author: Kavery
Amanda memainkan musiknya dengan sangat fokus, seolah-olah benar-benar sedang memberikan restu bagi mereka. Tiba-tiba, jantung Arga berdetak tak beraturan. Dia memandang Amanda dengan ekspresi rumit, tidak mengerti mengapa Amanda memilih lagu itu. Bahkan langkah kakinya dalam berdansa pun jadi kacau tanpa dia sadari.

Sampai akhirnya terdengar teriakan kaget dari Helen. Arga tidak sengaja menginjak kakinya. Dia langsung tersadar dan segera mengangkat Helen untuk mengoleskan obat.

Musik pun berhenti. Amanda menatap punggung mereka yang menjauh. Dalam hatinya berkata, "Ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Setelah hari ini, aku akan pergi bersama Adele.'

Amanda pergi ke toilet untuk menenangkan diri. Di sisi lain, entah sejak kapan, Adele telah berjalan mendekati meja kue. Dia menatap kue sebesar tiga tingkat yang tampak mewah di atas meja dengan mata memerah.

Arga tidak pernah sekali pun makan kue bersamanya. Meski tahu kue itu bukan miliknya, Adele tetap tidak tahan untuk mengulurkan tangan dan memotong sepotong kecil. Biarlah dia menganggap itu adalah kue yang dibelikan ayah untuknya. Begitulah Adele membujuk dirinya sendiri dalam hati.

Namun belum sempat dia menikmatinya, Fiona tiba-tiba datang dan menepis kue itu dari tangannya. "Kamu pencuri! Berani-beraninya curi kueku!"

Wajah Adele seketika pucat. Dia menggeleng dan mencoba menjelaskan, "Aku bukan pencuri ...."

Dia hanya ingin tahu bagaimana rasa kue yang dibeli oleh ayah. Namun, Fiona tidak peduli dan langsung mendorongnya sambil berteriak, "Kamu memang pencuri! Kamu sudah mencuri papaku!"

"Ibumu juga pencuri! Dia mencuri papaku dari mamaku! Kalian berdua bukan orang baik! Pergi dari rumahku!"

Mendengar ada yang menghina Amanda, Adele panik dan segera bangkit membela ibunya, "Ibuku nggak seperti itu!"

Pertengkaran pun memanas dan kedua anak itu saling mendorong hingga ke ambang pintu. Fiona yang lebih kuat akhirnya mendorong Adele keluar begitu saja. Adele kehilangan keseimbangan dan jatuh keras ke taman bunga. Wajahnya langsung pucat pasi.

Fiona pun ikut terkejut. Namun di detik berikutnya, dia berpura-pura jatuh dan mulai menangis kencang di lantai.

Mendengar suara gaduh, Amanda segera berlari ke arah keributan. Yang dilihatnya adalah Adele yang tergeletak di tanah dengan wajah pucat dan darah memenuhi rambutnya. Tangannya gemetar ketakutan dan seluruh pikirannya panik. Dia segera mengangkat Adele dan berlari mencari bantuan pada Arga.

Arga pun datang. Saat melihat adegan itu, wajahnya ikut memucat. Dia hendak mendekati Adele, tetapi Helen tiba-tiba berseru, "Arga! Fiona pingsan!"

Langkah Arga langsung terhenti. Wajahnya tampak ragu beberapa saat, tapi akhirnya dia berbalik dan berlari ke arah Fiona.

Amanda menatap punggungnya yang menjauh dengan tatapan tak percaya. Benar-benar dingin dan kejam. Seluruh tubuh Amanda terasa menggigil. Dia memeluk erat putrinya dan segera membawanya ke rumah sakit.

Untungnya, luka Adele tidak terlalu serius dan hanya perlu observasi semalam. Namun sampai tengah malam, Arga tidak kunjung datang. Bahkan satu pesan pun tidak ada.

Amanda menatap putrinya yang terbaring di ranjang rumah sakit, matanya dipenuhi rasa bersalah dan kasih sayang. Namun, Adele justru menoleh dan tersenyum serta berusaha menghiburnya, "Nggak apa-apa kalau Papa nggak datang."

Hati Amanda terasa sangat sakit. Adele melanjutkan, "Nggak apa-apa kalau Papa nggak suka padaku. Asalkan Mama sayang aku, itu sudah cukup. Mama, ayo kita pergi."

Mata Adele tidak lagi menunjukkan rasa berat hati seperti biasanya. Dia benar-benar telah mati rasa.

Sosok Arga yang pergi tanpa menoleh itu, akan selamanya tertanam dalam ingatannya. Jika apa pun yang dia lakukan tidak bisa membuat Arga menyukainya, lebih baik dia pergi.

Air mata Amanda tidak terbendung lagi. Dia langsung memeluk putrinya erat-erat.

Keesokan paginya, Amanda membawa Adele keluar dari rumah sakit dan naik taksi menuju bandara. Sebelum pergi, Amanda mengirim pesan terakhir pada Arga.

[ Seumur hidup ini kita nggak perlu bertemu lagi. ]

Lalu, dia menghapus semua kontak Arga.

Arga, tiga kesempatan sudah kamu sia-siakan. Mulai sekarang, tidak ada hubungan apa pun lagi di antara kita.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 26

    Begitu keluar dari vila, para polisi yang berjaga langsung menyerbu masuk dan menahan Arga. Orang tua Amanda memandangnya dengan perasaan masih dipenuhi rasa takut.Amanda menyerahkan Adele kepada ibunya, lalu menoleh sekali lagi ke arah Arga yang sedang digiring pergi. "Dia seharusnya akan segera dideportasi kembali ke negara asal."Ibu Amanda menatap Arga dengan penuh kemarahan. Wanita yang biasanya penuh sopan santun itu sampai mengumpat saking marahnya. "Bagus kalau dipulangkan! Semoga dia seumur hidup nggak pernah muncul lagi di depan kita."Apa yang terjadi hari ini benar-benar terlalu menegangkan.Melihat wajah Amanda yang masih tampak pucat, Hiro lalu menyerahkan sebotol air kepadanya. "Kamu nggak apa-apa?"Amanda menggeleng dengan getir. Meski tampak tenang, sebenarnya hatinya kacau.Obsesi dan kegilaan Arga masih membekas di pikirannya. Sikap memohon damai yang ditunjukkan pria itu malah membuat Amanda terus teringat pada semua kenangan pahit yang lalu.Dengan senyum pahit, A

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 25

    Hidangan di atas meja semuanya dimasak oleh Arga sendiri. Selama sepuluh tahun mengenalnya, ini pertama kalinya Amanda tahu bahwa Arga bisa memasak.Melihat steik dan pasta yang tersaji dengan indah di depannya, Amanda sama sekali tidak punya selera makan. Dia hanya menyeringai sinis. "Kamu belajar masak ini demi Helen, 'kan?"Arga menunduk, tidak menyangkal. Cintanya dulu pada Helen memang sangat mendalam.Waktu telah memperindah segalanya, bahkan sampai membuatnya terharu sendiri. Baru sekarang dia sadar betapa salahnya dirinya dulu.Dengan suara serak, Arga memaksakan senyum. "Mulai sekarang, aku hanya akan memasak untukmu, ya?"Kehidupan sederhana dan hangat seperti dulu, sudah lama tidak dia rasakan. Dulu, dia menjalani setiap hari dengan datar, bahkan terasa membosankan. Namun setelah kehilangan, dia baru sadar betapa berharganya semua itu.Arga menarik napas dalam-dalam. "Amanda, aku tahu kemarin kamu lakukan semua itu supaya aku menyerah."Dia memang cukup mengenal Amanda. Dia

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 24

    Amanda langsung berdiri dengan gugup. "Ada apa? Bukannya kamu yang selama ini mengurusnya?"Suara pelayan itu terdengar panik, "A ... aku juga nggak tahu. Tadi aku ke sekolah, tapi nggak lihat Adele. Aku tanya ke sana-sini, semua bilang nggak tahu ke mana dia pergi."Hati Amanda langsung terasa seperti jatuh ke jurang!"Ada apa?" Melihat wajah Amanda berubah pucat, Hiro bertanya dengan sopan.Amanda hanya menjawab singkat, "Adele hilang," lalu langsung lari keluar tanpa peduli apa pun lagi.Hiro menyusul, "Dengan kondisimu sekarang, kamu nggak boleh nyetir. Biar aku antar. Kebetulan aku juga punya kenalan di sini, mungkin bisa bantu cari anakmu." Ucapan lembut dan tenang itu sedikit menyadarkan Amanda.Begitu sampai di sekolah, yang dia lihat adalah pelayan dan para guru yang gelisah dan panik. Tak ada satu pun yang tahu ke mana perginya Adele.Rekaman CCTV sekolah menunjukkan bahwa Adele pergi ke lapangan rumput untuk membaca buku sore tadi, lalu tak pernah kembali.Amanda menatap rek

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 23

    Hari itu, Arga berlutut di depan rumah keluarga Amanda selama empat jam. Namun, orang tua Amanda tetap tidak luluh. Amanda pun sama sekali tidak muncul.Barulah saat malam semakin larut, Arga pulang ke hotel dalam keadaan kacau. Dia tampak seperti seorang penjudi yang kehilangan segalanya. Dia membeli sekantong besar minuman keras, lalu mabuk berat di dalam kamar hotel.Ketika Santi datang, yang dia lihat adalah putranya dalam kondisi hampir tidak sadarkan diri. Karena marah dan kecewa, dia menampar Arga keras-keras."Lihat dirimu sekarang! Masih pantas disebut anak Keluarga Adhitama?"Arga tidak membalas, melainkan hanya menunduk lesu dengan tatapan kosong. Dia mencibir pada dirinya sendiri. "Ibu, ini semua salahku sendiri, 'kan?"Santi memandangnya, antara sakit hati dan kesal. "Dulu waktu kamu bersama Amanda, kamu malah menyia-nyiakannya. Sekarang dia sudah punya kehidupan sendiri, kamu malah jadi begini. Kamu pikir dengan cara seperti ini dia akan balik padamu?"Kata-kata itu menus

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 22

    Melihat Helen dalam keadaan seperti itu, seberkas rasa sakit melintas di mata Arga.Helen buru-buru melanjutkan permohonannya, "Asal kamu mau melepaskanku, aku janji nggak akan pernah muncul lagi di hadapanmu. Aku nggak akan ganggu hidupmu.""Aku masih punya anak. Kumohon, demi Fiona, lepaskan aku."Mendengar itu, Arga hanya bisa mendorongnya perlahan dengan berat hati. Dia tahu, wanita yang kini berlutut di depannya, sudah bukan lagi sosok yang pernah dia kagumi. Yang lebih menyedihkan lagi, dirinya dulu rela mengorbankan seseorang yang menunggunya selama 10 tahun hanya demi bayangan semu seperti Helen.Betapa bodohnya dirinya.Dengan suara dingin dan mantap, dia memberi perintah kepada pengawalnya, "Bawa dia ke kantor polisi.""Mengenai Fiona, aku akan minta seseorang menjaganya. Kamu nggak perlu khawatir."Setelah itu, Arga kembali ke rumah sakit, ingin menjenguk Amanda.Namun saat sampai di depan ruang rawat, dia melihat perawat sedang membereskan tempat tidur. Dari sana dia baru t

  • Kebersamaan Tanpa Cinta   Bab 21

    "Ah!"Helen yang berada di pinggir jalan langsung terkejut. Dia awalnya hanya ingin memberi Amanda sedikit pelajaran, tak disangka perbuatannya malah menyebabkan kecelakaan serius seperti itu.Tanpa memedulikan Amanda yang tergeletak di jalan, Helen langsung berbalik dan melarikan diri terbirit-birit.Sementara itu, Amanda hanya merasa tubuhnya terguling beberapa kali. Dunia di sekelilingnya semakin gelap dan sunyi. Dia bahkan tidak tahu kapan dia dibawa ke rumah sakit.Saat tersadar, yang pertama dia lihat adalah orang tuanya, serta Adele yang berdiri di sisi tempat tidur. "Kamu sudah sadar. Gimana rasanya?"Amanda memegang kepala yang dibalut perban tebal. Rasa sakit yang luar biasa langsung menghantam.Ibu Amanda buru-buru membantu membaringkannya kembali. "Dokter bilang kamu mengalami gegar otak. Untung saja nggak sampai lebih parah, Ibu hampir jantungan, tahu nggak.""Kenapa bisa kecelakaan? Kamu tadi baik-baik saja, kenapa bisa tiba-tiba tertabrak mobil?"Amanda langsung teringat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status