Share

Bab 875

Penulis: Galang Damares
Tanganku yang memegang pisau mulai gemetar tanpa sadar.

Namun, aku tetap menggertakkan gigiku dan bersikeras, "Kalau memang seperti itu, aku bisa berhenti mengobati Nona Helena di masa depan. Kenapa kamu harus membunuhku?"

"Karena aku nggak menyukaimu."

Aku tercengang dengan alasan ini.

Orang ini tidak menyukaiku dan ingin membunuhku?

Dia hanyalah pengikut Tiano. Namun, dia tidak menghargai nyawa manusia sama sekali. Bukankah itu berarti Tiano ....

Aku tidak berani memikirkannya.

Tiba-tiba terlintas dalam benakku bahwa Tiano mungkin telah menyetujui masalah ini?

Dengan kata lain, sejak Helena menemuiku untuk kedua kalinya, hidupku sebenarnya sudah berada di ujung tanduk.

Hanya saja, aku tidak pernah punya kesempatan untuk menghubungi Helena sebelumnya. Jadi, Larto tidak punya alasan untuk membunuhku.

Hari ini, dia melihat dengan mata kepalanya bahwa aku dan Helena melakukan kontak fisik. Akhirnya, dia menemukan alasan untuk membunuhku.

Saat ini, aku tidak menyalahkan Helena seperti seb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1593

    "Nggak apa-apa. Ikuti saja jalannya. Mereka menangkap kalian, jadi mereka pasti menuju ke atas gunung. Begitu kalian menemukan jalan utama, semuanya akan baik-baik saja.""Oke, oke. Ayahmu dan aku akan berusaha sebaik mungkin. Tapi, bagaimana denganmu? Bagaimana kabarmu sekarang?" Ibuku menangis pilu.Pikiran akan berpisah dengan keluarga membuatku merasa sangat sedih.Aku menekan kepahitan di hatiku, lalu berkata, "Aku baik-baik saja. Mereka hanya menginginkan uang. Mereka nggak akan membahayakan hidupku.""Baguslah, baguslah ...."Aku mendengar ibuku terengah-engah. Sepertinya dia dan ayahku mulai berlari.Aku berdoa dalam hati. Aku berharap mereka selamat.Sinyal di pegunungan sangat buruk. Terkadang ada, terkadang tidak ada sinyal.Tiano mulai sedikit tidak sabar menunggu. Dia ingin menutup telepon beberapa kali.Aku berkata dengan tegas, "Nggak, orang tuaku sudah tua. Luis kuat dan sehat. Bagaimana kalau dia mengambil kesempatan untuk menangkap orang tuaku lagi?""Aku harus memast

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1592

    Tiano menatapku dengan tajam, seakan dia ingin melihatku melompat dengan matanya sendiri.Aku membuka jendela, lalu berdiri di dekat jendela sambil menggertakkan gigi.Melihat ke bawah dari jarak ini, gedungnya begitu tinggi hingga aku merasa pusing dan tidak enak badan.Aku berbalik dan menatap Tiano, "Sekarang, kalau aku melepaskan tanganku, aku akan langsung jatuh. Sekarang, aku ingin kamu memanggil Luis dan yang lainnya dulu. Minta mereka lepaskan orang tuaku.""Kamu bernegosiasi denganku?" Tiano menatapku dengan tatapan dingin.Aku berkata, "Benar, karena aku nggak percaya kamu! Aku melindungi orang tuaku dengan nyawaku. Tapi, kalau kamu nggak menepati janjimu, apa yang bisa aku lakukan?""Kamu sangat kejam. Aku harus memastikan keselamatan orang tuaku dulu.""Haha, aku bilang yang aku inginkan adalah nyawamu. Soal orang tuamu, aku sama sekali nggak peduli," kata Tiano sambil mencibir.Tiba-tiba, suaraku meninggi. "Jangan omong kosong. Telepon dulu atau aku teriak. Sebentar lagi,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1591

    "Tapi, kamu sedikit berani. Jadi, aku katakan kamu punya nyali, tapi nyali seperti ini bukan nyali yang sebenarnya. Di mataku, kamu masih pengecut."Aku terkekeh. Aku tidak merasa tidak nyaman.Tidak masalah apakah dia memuji atau merendahkanku. Aku tidak peduli.Karena menurutku, dia hanya menggunakan cara ini untuk menunjukkan bahwa dia bukan pecundang.Namun, menurutku, makin dia ingin membuktikan dirinya, dia makin gagal.Sekuat apa pun seekor singa, begitu meninggalkan kawanan, ia akan sendirian.Tiano hanya pamer di hadapanku."Oke, apa pun yang kamu katakan, itu memang benar. Sekarang, aku hanya ingin tahu di mana orang tuaku. Apa mereka baik-baik saja?""Jangan khawatir, aku datang untuk mencarimu. Aku nggak akan menyakiti orang tuamu. Duduklah dulu. Mari kita bicara.""Apa yang bisa aku bicarakan denganmu?""Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan. Misalnya, kenapa kamu mengikuti Dama dan yang lainnya untuk menjebakku? Misalnya, apakah Helena juga tahu tentang jebakanmu padaku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1590

    Saat kami mendengar Tiano mengatakan ini, kami tercengang.Bagaimana Tiano tahu ada polisi di sekitarku?Hanya ada satu alasan, dia mengawasiku.Aku segera meminta kedua polisi pergi, termasuk Bella.Bella menatapku dengan tatapan khawatir. "Edo, sebaiknya aku tinggal bersamamu.""Nggak, kalau Tiano melihat ini, aku takut dia akan menyakiti orang tuaku. Kalian pergilah."Aku mengusir semua orang ini.Kali ini, aku pergi sambil membawa ponselku, lalu menelepon Tiano.Aku berkata, "Aku sudah mengusir semua orang di sekitarku seperti yang kamu minta. Sekarang, kamu katakanlah.""Haha, aku sudah lihat."Benar saja, Tiano sedang mengawasiku.Aku tidak berani bertindak gegabah, karena aku tidak bisa membiarkan dia melihat apa pun. Jila tidak, aku takut dia akan menyakiti orang tuaku.Sekarang, hal yang aku inginkan adalah bertemu orang tuaku sesegera mungkin. Aku ingin melihat apakah mereka baik-baik saja?Jadi, apa pun yang dikatakan Tiano adalah benar."Sekarang, kamu bisa kasih tahu aku a

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1589

    Harus aku akui, analisis Bella masuk akal. Hatiku yang panik pun menjadi tenang dengan perlahan."Yah, aku harus tetap tenang. Aku rasa Tiano pasti akan menghubungiku."Sekarang, yang harus aku lakukan adalah menunggu panggilan Tiano.Hal ini jauh lebih menyakitkan daripada aku ditangkap saat itu.Karena aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Tiano kepada orang tuaku. Aku tidak tahu apakah mereka dapat menahan intimidasi Tiano?Orang tuaku hanyalah orang biasa dan jujur. Mereka belum pernah mengalami hal seperti ini seumur hidup mereka.Semua ini salahku. Aku seharusnya tidak ceroboh seperti itu.Aku sangat menyesal dan menyalahkan diri sendiri. Aku merasa sangat sengsara.Aku tidak tahu berapa lama aku menunggu. Akhirnya, teleponku berdering.Kedua polisi itu memberi isyarat padaku untuk bernegosiasi dengan Tiano sesuai dengan instruksi mereka.Aku mengangguk untuk menunjukkan bahwa aku mengerti. Kemudian, aku menjawab panggilan dan menyalakan speaker ponselku."Halo, kamu Tiano?""Ha

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1588

    "Nggak, nggak. Kami nggak terbiasa tinggal di kota." Ibuku langsung menggeleng dengan cepat. "Sesekali boleh kami datang ke kota untuk bermain, tapi kalau tinggal di sini selamanya, itu jelas nggak mungkin."Ayahku juga berkata, "Kalau kami tinggal di kota, bagaimana dengan ladang dan rumah kita? Bagaimana dengan para tetangga? Kota sangat bagus, kecuali kurangnya interaksi antar sesama."Sebenarnya, aku sangat memahami pemikiran orang tuaku. Mereka telah tinggal di pedesaan sepanjang hidup mereka. Mereka telah terbiasa dengan gaya hidup di sana.Seperti kata pepatah, sebagus apa pun sebuah rumah, itu tidak akan sebaik rumahmu sendiri.Meskipun kata-katanya terdengar agak kasar, tetapi itulah kebenarannya."Oke, aku hanya asal omong."Aku membiarkan orang tuaku bermain dulu, sementara aku pergi ke kamar mandi terdekat.Saat aku kembali, aku tidak melihat orang tuaku.Aku mencari ke seluruh alun-alun, tetapi aku tidak dapat menemukan mereka. Aku merasa sedikit gelisah.Orang tuaku tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status