Share

Bab 26

Author: Gekko
last update Last Updated: 2025-10-06 08:04:49

Hari menjelang sore dan matahari hampir tenggelam, setelah berjam-jam berlatih, Ming Yue akhirnya selesai dengan latihannya, dan kini tengah mengantar gurunya, An Beiye, serta An Rong ke gerbang istana.

“Terima kasih untuk hari ini, guru,” ucapnya.

An Beiye tersenyum lembut. “Sama-sama, jika aku tidak bisa datang kau bisa latihan sendiri, lakukan apa yang kuajarkan sebelumnya.”

“Baik.” Ming Yue menangguk paham.

“Apa saya boleh datang lagi?” celetuk An Rong bertanya, dengan tatapan penuh harap.

Ming Yue senyum dan mengangguk. “Tentu saja, kau boleh datang-“ Belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang menyela obrolan mereka.

“An Bieye?”

Mereka menoleh. Beberapa prajurit istana yang berjaga di gerbang langsung membungkuk dengan kemunculan sang Putra Mahkota.

“Salam, Yang Mulia Putra Mahkota,” sapa An Bei

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 106

    Para ksatria lain bereaksi. Langsung menarik pedang dan waspada pada mengepung sosok itu.Namun Ming Yue tidak bergerak, atau berteriak. Karena ia mengenali suara itu.Seketika bibirnya tersenyum lembut. Kegelisahan dan ketakutannya seketika sirna. Dia merasa aman hanya dengan keberadaan pria itu.“Jun .... ” gumamnya lirih.Setelah kedatangan Qiang Jun. Dari atap-atap bangunan sekitar, sosok-sosok berjubah hitam lain berloncatan turun.Gerakan mereka cepat dan terlatih. Dalam hitungan detik, jumlahnya dua kali lipat lebih banyak daripada pasukan ksatria kekaisaran.Kekacauan seketika merebak.Qiang Yuze yang masih meringis kesakitan. Dia mendongak dengan wajah memucat.Sontak urat di pelipisnya menegang.‘Keparat! Kenapa dia bisa datang secepat ini?!’ umpatnya dalam hati.Namun merasa ada yang aneh dengan jumlah ksatria di pihaknya. Qiang Yuze memicingkan mata.‘Ke mana orang itu? Dia bilang akan membantuku,' pikirnya heran.Pandangannya menatap sekeliling dengan rasa curiga yang sem

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 105

    “Pergilah temui Ibumu di neraka, bajingan sampah!” umpat Ming Yue, suaranya parau tapi penuh kebencian.Kemudian Ming Hhe melangkah tertatih ke arah pintu, menoleh sekali ke belakang.Qiang Yuze masih tergeletak di lantai, mengerang kesakitan dengan tangan gemetar menahan luka di lengannya.Tapi masih hidup, sayangnya.Ming Yue menarik napas dalam. Lalu menutup pintu di belakangnya.Dari balik kain pakaian, Ming Yue mengeluarkan sebuah peluit kecil yang tergantung di leher. Itu tanda darurat untuk Song She.‘Cepatlah datang, Jun...’ doanya dalam hati.Namun keheningan aneh menyergapnya. Tidak ada siapapun lagi di sini.Padahal Ming Yue sudah menimbulkan cukup banyak kegaduhan.Alisnya seketika berkerut.“Apa semuanya pingsan karena obat tidur?” gumamnya, curiga.Langkahnya terus menapaki lorong luas yang kini tampak suram.Ketika Ming Yue hendak menaiki tangga, suara seorang pria terdengar dari atas.“Anda masih bertahan ya, Putri. Dugaan Yang Mulia benar.”Ming Yue mendongak. Sosok J

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 104

    “Pergilah ke neraka, Ming Yue!” hardik Qing Yuze.Ming Yue hilang keseimbangan. Dan akhirnya terhempas keluar jendela dari lantai tiga.Tubuhnya yang lemah mencoba meraih sesuatu. Tapi tangannya hanya menggapai kosong.“Qiang Yuze! Kau keparat!” teriaknya mengumpat. Dengan tatapan penuh kebencian.Dari jendela lantai tiga, Qiang Yuze menatap ke bawah. Dengan tatapan dingin, tanpa sedikit pun belas kasihan.Ming Yue terbatuk-batuk, darah meletup dari bibirnya.“Uhuk!”Seluruh tubuhnya terasa seperti diremas. Suara denging memenuhi kepalanya. pandangannya mulai buram.Tapi Ming Yue memaksa dirinya tetap sadar.‘Bangun. Cepat bangun, Ming Yue!’ jerinya dalam hati.Dengan tekad kuatnya, Ming Yue menggerakkan tangan. Nafasnya terengah-engah. Rasanya seperti di tusuk-tusukDengan bantuan pedang yang masih di genggam erat. Ming Yue menumpukan seluruh tenaga yang tersisa untuk bangkit.Pandangannya menatap sekitar.Beberapa anggota Song She yang biasa berjaga di sekitar markas, kini tergeleta

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 103

    “Ming Yue. Istri si Pangeran cacat,” ucap sosok berjubah putih itu.Kemudian berjalan santai. Duduk di kursi panjang sambil menyilangkan kaki.“Darahnya bisa menyembuhnya segala luka dan penyakit, yaitu elixir. Bahkan seharusnya, kau menikah dengannya. Dan organisasi Song She berada di pihakmu,” lanjutnya berbicara.Seketika Qiang Yuze membelalakkan mata.“Apa?” katanya masih tak percaya. “Kenapa dia melakukan itu padaku? Aku tak merasa pernah menyakitinya. Atau menyimpan dendam padanya.”Sosok berjubah itu tertawa pelan. Seolah menikmati wajah terkejut Qiang Yuze.“Ada sesuatu yang menarik tentu itu. Tapi untuk mengetahuinya, kau harus berjanji bekerja sama denganku.”Qiang Yuze terdiam. Seolah mempertimbangkan. Namun hatinya masih terasa ada mengganjal akan hal ini.“Sebenarnya kenapa kau memberitahuku hal ini?”Tatapannya menyipit. Penuh waspada. Setelah semua yang menimpanya, Qiang Yuze tak lagi mudah percaya pada siapa pun.Sosok itu tak menjawab langsung. Lalu perlahan membuka t

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 102

    “Kau selesai membalaskan dendammu? Apa hatimu merasa lega?” tanya Ming Yue.Seketika kedua alis Qiang Jun terangkat. Perkataan itu adalah kalimat yang dia ucapkan saat eksekusi Lao Lan sebelumnya.Qiang Jun terkekeh pelan. Tak menyangka Ming Yue masih mengingatnya.Kemudian mengambil satu tangan Ming Yue. Mengeluskan ke pipinya sendiri. Seolah bermanja.“Hanya sedikit. Hatiku lebih merindukanmu,” jawabnya sambil tersenyum nakal.Ming Yue menahan senyuman. Telinganya merona. Buru-buru dia menarik tangannya.Mencoba menyembunyikan kegugupan di balik ekspresi datar.“Kau jadi tidak tahu malu, ya,” omelnya. Padahal Ming Yue sendiri yang malu.Tok! Tok!Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar. Menyela obrolan mereka.“Permisi. Apa kalian sudah selesai bermesraan?” celetuk seseorang dari luar.Ming Yue langsung menoleh. Sedikit terkejut. Suara itu terasa familier.“Itu Kakakku? Kenapa dia ke sini?” tanyanya sedikit gelisah.Qiang Jun mengangguk santai.“Ayah dan Kakakmu mendesak ingin men

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 101

    Lorong di sisi timur aula utama terasa sunyi.Qiang Jun memutar perlahan roda kursinya. Mengikuti Qiang Mingze yang berjalan di depannya.Namun, Qiang Mingze tiba-tiba berhenti. Suara roda kursi pun ikut terhenti.Tanpa banyak kata, Qiang Mingze berbalik. Secara tak terduga, ia meletakkan kedua tangannya di pegangan kursi roda Qiang Jun.Qiang Jun tersentak, matanya menyipit. “Yang Mulia...?”“Tidak apa,” sahut Qiang Mingze dengan santai.Kemudian mendorong kursi roda itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan di ujung koridor.Qiang Mingze duduk di kursi menghadapnya.“Apa yang mau Anda bicarakan, Yang Mulia,” tanya Qiang Jun tak sabar.Qiang Mingze menunduk pelan. Bibirnya tersenyum getir.“Kau sudah tak memanggilku Ayah semenjak Ibumu meninggal.”Qiang Jun mengernyit. Entah kenapa membahas hal itu.“Tidak perlu basa-basi. Anda juga tidak peduli. Katakan saja sekarang. Bukankah sebentar lagi eksekusi akan dilaksanakan?”Qiang Mingze menghela nafas panjang.“Aku hanya ingin mengucapkan teri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status