Masuk“Lalu mereka pergi ke mana, Ibu Suri?” tanya Qiang Jun dengan nada penasaran.
“Entahlah.” Shi Linhua meneguk tehnya. “Bawahanku tak bisa mengejarnya dan mereka menghilang ke dalam hutan,” jawabnya. Terdengar tak yakin.
Ming Yue buru-buru menyela.
“Begitu ya. Mungkin saja mereka salah lihat, bisa jadi itu hantu? Haha,” ucapnya sambil tertawa kecil.
Shi Linhua menaikkan sebelah alisnya. “Kau percaya pada hantu?”
Ming Yue mengangguk yakin.
“Saya pernah dikejar-kejar hantu ketika masih kecil. Saat itu saya datang ke sebuah kuil bersama keluarga. Tapi Kakak saya meninggalkan saya di lorong kuil yang sepi,” ujarnya bercerita, mencoba mengalihkan pembicaraan.
Shi Linhua menggeleng pelan.
“Paling itu hanya imajinasi anak kecil karena ketakutan, Ming Yue,” katanya. Sama sekali tak percaya.
“Sungguhan! Saya
Melihat Lao Feng terdiam dengan wajah pucat, Ming Yue terkekeh puas. Berjalan mendekat, lalu menepuk pundaknya pelan.“Lebih baik Paman memperbaiki diri. Aku masih memaafkanmu karena kau tidak terlibat dengan kejahatan Lao Lan.”Setelah mengatakan itu, Ming Yue berjalan ke arah pintu. Namun suara Lao Feng menghentikan langkahnya.“Ming Yue,” panggilnya.Salah satu anggota sosok berjubah di sekitar sedikit mendekat, waspada. Tapi Lao Feng tidak berniat macam-macam.“Sebenarnya apa yang Lao Lan lakukan padamu sampai kau membencinya seperti ini? Bisakah kau memaafkannya?” tanyanya dengan suara pelan, sedikit berhati-hati.Ming Yue menoleh dengan wajah datar. Lalu tersenyum tipis. Seketika ingatan di masa lalu muncul di kepalanya. Dan hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan.“Setelah dia mati baru aku bisa memaafkannya,” katanya berubah dingin.Kemudian kembali melangkah keluar. Dan orang-orang berjubah hitam itu pun menghilang. Mengikuti Ming Yue dari balik bayangan.Kabar tentang eksekusi
“Ibu bilang apa? Wei Chao anakmu?” tanya Qiang Yuze sekali lagi. mencoba mencerna apa yang dia dengar.Yi ran menarik nafas panjang, mengusap kasar wajahnya. Dia berusaha menyiapkan hati untuk mengatakan hal ini.“Sebelum melahirkanmu, Ibu pernah memiliki hubungan dengan Wei Bao. Tapi orang tuanya tak merestui karena Ibu hanya orang biasa. Ibu meninggalkan Wei Chao padanya dan masuk ke istana.”Qiang Yuze terdiam sejenak. Dan akhirnya tertawa hambar.“Dan Ibu merayu Ayahanda tapi masih tetap berhubungan dengan Menteri Wei?” katanya meneruskan.Sangat mudah ditebak.Yi Ran memalingkan wajah. Tidak ingin mengakuinya.“Yang Ibu cintai hanya Wei Bao. Ibu tidak terima terus direndahkan, tapi akhirnya berhasil berada di posisi ini.”Yi Ran kembali menatap Putranya dengan tatapan lembut. “Tolong mengertilah, Yuze. Maafkan saudaramu, ya? Bujuk Kaisar mencabut keputusannya.”Namun QIang Yuze masih berwajah datar. Kisah memilukan sang Ibu tak membuatnya merasakan ap apun.Hanya ada kebencian da
“Ekhem.” Akhirnya Ming Yue berdehem. Menutupi kegugupannya “Mungkin nanti, Nenek. Masalah anak tidak bisa kita paksakan.”Shi Linhua mendengus, sambil menggeleng pelan.“Haish. Apa si bocah menyebalkan itu tidak bisa melakukannya dengan baik? Dasar payah,” gerutunya.Ming Yue tertawa kecil. Sedikit canggung membicarakan hal ini.‘Bagaimana aku bisa hamil? Melakukan itu saja kami belum pernah,’ gumamnya hanya bisa berbicara pada diri sendiri.Namun Shi Linhua tak kehabisan ide.“Kalau begitu kau saja yang menyerang lebih dulu, Yue. Qiang Jun memang sedikit kesulitan karena kondisi tubuhnya. Tapi kudengar malam pertama kalian sangat sukses. Jadi lakukan sesering mungkin-“Belum selesai berbicara, Ming Yue tiba-tiba berdiri.“Saya pulang dulu, Nenek. Sebentar lagi hari mulai gelap. Permisi,” pamitnya.Lalu keluar dari ruangan dengan langkah cepat.Shi Linhua terkekeh dengan tatapan meledek. Seolah menikmati reaksi Ming Yue yang terlihat malu-malu. Sifat jahil Qiang Jun memang berasal dar
Shi Linhua hendak melerai. Tiba-tiba seorang wanita masuk dengan teriakan panik.“Wei Chao!” seru Permaisuri Yi Ran.Langsung menghampiri Wei Chao yang terjatuh dan membantunya bangkit.“Kau tidak apa-apa? Hm?” tanyanya lembut.Wei Chao menggeleng pelan. “Terima kasih, Yang Mulia.”Qiang Yuze mengernyit heran dengan sikap Ibunya.“Ibunda. Kenapa kau menolongnya? Dia sudah menghianatiku,” desisnya dengan tatapan tajam.Yi Ran menelan ludah. Jantungnya berdebar gelisah karena terlalu impulsif. Akhirnya dia berbalik mendekat Qiang Yuze dan mengusap pundaknya, seolah menenangkan.“Tenanglah, Yuze. Ini pasti salah paham, iya kan? Wei Chao?” ujarnya dengan suara lembut.Wei Chao tak menjawab. Hanya terdiam gelisah, memikirkan nasibnya setelah ini.Lao Lan mengepalkan tangan. Dengan tatapan penuh dendam dan rasa terhina. Kesal karena tidak ada yang mendengarkannya. Dia ingin keadilan untuk dirinya.“Ini semua karena kau, Yuze! Kau yang mandul tapi terus mendesakku untuk hamil! Jadi aku terpa
Berita tentang penyerangan dari kerajaan Bailong mulai menyebar di antara para warga perbatasan.Qiang Yuze dan Jendral baru, Gu Bai, sepakat melaporkan hal ini pada kaisar.Mereka bergegas datang ke istana dan langsung pergi ke ruang singgasana.“Salam, Yang Mulia Kaisar,” ucap mereka membungkuk sopan.Kaisar Qiang Mingze menatap kedua orang itu sedikit terkejut.“Bangkitlah. Ada apa kalian datang ke istana bersamaan seperti ini?” tanyanya heran.“Kami ingin melaporkan. Di daerah perbatasan wilayah selatan, ksatria Kerajaan Bailong menyerang warga dan mencuri hasil tambang,” ujar Gu Bai.Qiang Mingze sontak terbelalak.“Apa?!”“Tapi kami berhasil mengalahkan mereka. Walau ada banyak ksatria kita yang terluka parah,” tambah Qiang Yuze menjelaskan.Qiang Mingze mengepalkan tangan, wajahnya mengeras.“Bailong keparat,” umpatnya kesal.Diam-diam, Qiang Yuze dan Gu Bai saling menatap. Bibir mereka tersenyum menyeringai, seolah reaksi Qiang Mingze sesuai dengan apa yang mereka harapkan.Qia
Langit menampilkan layung oranye yang indah.Ming Yue dan Qiang Jun baru tiba di markas Song She saat sore hari. Perjalanan mereka cukup jauh dari desa penempa.Qiang Jun segera mengantar Ming Yue ke ruang pribadi tabib long. Dan kebetulan dia sedang ada di markas.“Tabib Long! Aku ingin meminta bantuanmu,” seru Ming Yue langsung menghampirinya.Tabib Long yang berdiri di depan rak buku itu menoleh.“Katakan saja Putri. Aku pasti membantu,” jawabnya ramah.Ming Yue senyum tipis. Sedetik kemudian wajahnya berubah serius.“Apa kau pernah dengar wabah kematian?”Mendengar hal itu, seketika tabib Long sedikit memucat.“Dari mana kau tahu itu, Putri?”“Jawab saja apa kau sesuatu?” balas Ming Yue tak sabar. Dia melihat sepertinya tabib Long mengetahuinya.Tabib Long akhirnya menghela nafas panjang.“Wabah itu pernah melanda desa terpencil di suatu pulau bertahun-tahun lalu. Penyebarannya sangat cepat dan belum ada penawarnya sampai sekarang. Aku pun hampir terkena wabahnya jika tak cepat-ce







