LOGINMaaf ya. Mungkin sekarang upnya agak siangan^^
“Apa itu benar? Pemimpin Song She? Kau ingin memanfaatkan keadaan ini?”Qiang Mingze bertanya dengan bijaksana. Dia tidak menuduh, hanya memastikan kebenaran.Tuan Song menoleh lebih dulu pada Istrinya. Ming Yue terlihat kesal walau sikapnya yang tenang.“Sepertinya niat baikku tak diterima. Aku jadi ragu untuk membantu. Mungkin sebaiknya aku memindahkan semua asetku ke Kerajaan lain,” ucap Tuan Song. Nadanya sedikit mengancam.Ming Yue menoleh dengan senyuman ramah.“Tenang dulu, Tuan Song. Putra Mahkota tak bermaksud seperti itu.”Kata-kata itu seolah membelanya. Walau sebenarnya untuk pencitraan agar Qiang Yuze terlihat buruk.Ming Yue kemudian menatap Qiang Mingze sambil membungkuk.“Yang Mulia. Saya mungkin sedikit mengetahui permasalahan Putra Mahkota dan Song She. Dan memang benar Song She menolak membantunya. Tapi saat itu beliau meminta elixir untuk berperang melawan Kerajaan Bailong. Sedangkan Song She sudah menemukan tanda-tanda wabah ini. Maka mereka lebih mementingkan rak
“Astaga. Bagaimana kalian bisa ada di sini?” tanya Ming Yue dengan raut wajah khawatir.Qiang Rui, yang duduk di tepi ranjang menoleh.“Aku dan Shen sedang mengunjungi Kakek sejak beberapa hari lalu. Tapi kenapa kau ada di sini, Kakak ipar? Di sini ada wabah. Cepat pergi.”Sesekali menutup mulutnya yang batuk-batuk. Suaranya terdengar serak.Namun kondisi Qiang Rui terlihat lebih baik. Berbeda dengan Qiang Shen, sekujur tubuhnya penuh dengan bintik-bintik merah keunguan. Bibirnya pucat. Dan napasnya tersengal.“Aku di sini untuk membantu kalian. Kau baik-baik saja, kan?” ujar Ming Yue.Qiang Rui menggeleng.“Aku hanya sedikit batuk-batuk. Kakek memintaku berkumpul di sini. Tapi Shen lebih parah. Dia masih belum bangun sejak batuk darah sebelumnya. Para tabib yang menolong juga ikut terkena,” jelasnya dengan suara lirih.Matanya menatap Qiang Shen yang terbaring tak berdaya.Bibir Ming Yue bergetar. Ia berusaha menenangkan diri. ‘Wabahnya sudah sejauh ini.’Namun bukan saatnya bersikap
“Apa dia sudah menemukannya?” gumam Ming Yue.Bibirnya tersenyum senang, penuh harap.Namun, seiring dengan setiap kata yang terbaca, senyumannya berangsur luntur. Wajahnya berubah kecewa.Laporan itu tak sesuai harapan. Tabib Long masih belum berhasil membuat penawarnya. Eksperimen-eksperimennya selalu gagal di titik yang sama.Ming Yue memijat kepalanya pening. ‘Apa yang harus kulakukan?’ pikirnya gelisah.Kekhawatiran ini semakin menjadi. Apalagi Qiang Jun juga masih belum berhasil melacak sumber kemunculan wabah mematikan itu. Bahkan sampai membuatnya terluka.Di tengah kegundahannya, tidak ada satu pun keluarga kekaisaran yang lain akan kekhawatirannya.Bahkan, ada yang justru sibuk dengan ambisi pribadinya. Tidak peduli meski dirinya masih menjadi perbincangan orang-orang atas kejadian baru-baru ini.Qiang Yuze yang kesal ditolak oleh Song She, kini menemui Kaisar.“Yang Mulia. Maaf mengganggu Anda, tapi ada yang ingin saya tanyakan,” katanya sambil membungkuk.Qiang Kingze, dud
“Apa begini caramu meminta bantuan?”Ming Yue menyilangkan kedua tangannya.Qiang Yuze mendengus kesal. Sambil memijat pangkal hidungnya.“Hei! Aku lelah dengan semua yang terjadi kali ini. Jangan membuatku kesal. Lakukan saja apa yang kuperintahkan.”Ming Yue tentu tak terima dengan sikapnya itu. “Tidak. Aku tidak mau melakukannya.”Qiang Yuze menatap tajam “Apa?!” desisnya mulai emosi.“Kau mendengarnya dengan jelas. Aku. Tidak. Mau!” Ming Yue menekankan dengan sengaja. “Dan kudengar kau ingin menggunakan elixirku untuk berperang dengan kerajaan Bailong. Kau pikir elixirku itu apa? Tenaga medismu?!” bentaknya.Qiang Yuze terbelalak. Wajah angkuhnya berubah syok.‘Dia bisa tahu?! Dari mana dia mendapatkan informasi itu?’ pikirnya kalut.Namun, Rasa malu karena ditolak mentah-mentah. Serta usahanya yang sia-sia, berubah menjadi amarah yang meledak."Dasar jalang!" hardiknya sambil berdiri kasar.Qiang Yuze mengangkat tangannya dengan emosi.Ming Yue tetap diam dan tenang. Dan belum se
"T-tidak, Jun. Ini terlalu dalam." Ming Yue terisak. Tangannya mencengkeram bahu Qiang Jun "Aku tidak bisa-""Ssth .... Tarik nafas, sayang. Tenanglah, jangan tegang," bisik Qiang Jun di dekat telinganya.Dengan suara lembut namun penuh kendali. Bibirnya mengecup sudut mata Ming Yue, lalu beralih menciumi semua area wajah Istrinya.Setelah beberapa saat, ketika napas Ming Yue mulai sedikit teratur, Qiang Jun perlahan mulai bergerak lagi.“Ahh!” Ming Yue mendesah kerasRasa sakit dan kenikmatan bercampur jadi satu. Membuatnya tanpa sadar menggigit bahu Qiang Jun untuk menahan gejolak dalam dirinya.“Ugh!” Qiang Jun meringis menahan sakit.Namun senyum nakal segera menghias bibirnya. Rasa sakit itu justru seperti memicu api gairahnya.Gerakannya semakin cepat dan dalam. Seolah ingin menyatukan diri mereka sepenuhnya.Kedua tangannya mencengkeram pergelangan tangan Ming Yue di atas kasur.Desahan Ming Yue kian terdengar keras. Memecah kesunyian malam. Diselingi lenguhan pelan dari Qiang J
Ming Yue hampir kehilangan keseimbangan karena beban di pundaknya. Qiang Jun, yang tubuhnya nyaris tak bertulang, bersandar sepenuhnya padanya.“Ck. Berjalanlah dengan benar, QIang Jun!” keluhnya jengkel.Ming Yue berusaha membuatnya berdiri. Tapi tangannya tanpa sengaja memberi tekanan yang terlalu kuat. Bukannya stabil, tubuh pria itu justru terhempas ke lantai.Ming Yue tersentak kaget.“Maaf. Aku tidak sengaja!” katanya.Bergegas menghampiri Qiang Jun. Namun pria itu malah diam di tempat, sambil memeluk lututnya. Dan kepala yang menunduk murung.“Kau membenciku ya? Karena itu selama ini selalu menolak tidur denganku,” ucapnya lirih.Terdengar seperti gerutu anak kecil yang kecewa.Sontak Ming Yue merapatkan bibirnya. Berusaha menahan tawa dan rasa menggelitik di perutnya.‘Astaga. Ternyata dia sangat menggemaskan saat mabuk,’ pikirnya gemas.Ming Yue akhirnya berdehem pelan, tetap bersikap tenang.“Aku tidak membencimu. Ayo cepat berdiri,” bujuknya.Perlahan, Qiang Jun mendongak. T






