Share

15. Lebih Hangat

Nadisa saat ini sedang duduk di kursinya; dalam ruang sekretaris direktur utama. Nadisa kemudian melirik ke arah pintu bertuliskan direktur utama yang tak jauh darinya. Pintu ruangan yang biasanya diisi oleh sang Papa.

Nadisa beranjak dari posisinya, kemudian memasuki ruangan papanya.

Kedua kaki berlapiskan sepatu hak tinggi milik Nadisa melangkah mendekati jendela kaca di sana. Kemudian melihat banyaknya mobil pick up yang menurunkan karangan bunga berbagai warna di area kantor Sanjaya.

"Hah …" Nadisa menghela napas pelan.

Gadis Sanjaya itu tenggelam dalam pikirannya.

Pada awalnya, Nadisa memang berangkat ke kantor untuk membuat rencana guna menghindari takdir buruknya. Akan tetapi, berhadapan langsung dengan para penyebab kehancuran hidupnya ternyata sangat sulit bagi Nadisa. Rasa takut, khawatir, juga amarah seakan meledak-ledak dalam benak Nadisa.

Terutama saat melihat wajah Jevano dan Karenia.

Akan tetapi, satu hal yang Nadisa tahu. Nadisa haru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status