Home / Rumah Tangga / Kehidupan Setelah Perpisahan / Bab 23 Bahagia dan duka

Share

Bab 23 Bahagia dan duka

Author: Lin shi
last update Huling Na-update: 2025-09-28 17:48:45

Dina menutup telepon dengan wajah berbinar, seolah cahaya matahari baru saja menyinari hidupnya. Senyum bahagia yang menghiasi wajahnya belum juga hilang saat ia menoleh pada bundanya, yang sedang sibuk melipat pakaian yang baru diangkat dari jemuran. Dengan suara penuh semangat dan antusiasme yang tak terbendung, ia berkata, “Bunda, barusan aku dapat pesanan besar untuk menjahit seragam baju PKK!”

Bunda, yang tengah fokus pada pekerjaannya, langsung menoleh dengan mata berbinar, seolah mendengar berita paling menggembirakan dalam hidupnya. “Alhamdulillah,” ucapnya lega dan gembira, seolah beban yang selama ini menggelayuti hati mereka mulai terangkat. “Itu kabar bagus sekali, Din! Rezeki kamu memang selalu datang di saat yang tepat. Ini adalah tanda bahwa semua kerja keras dan usaha yang kamu lakukan tidak sia-sia.”

Dina merasakan dadanya hangat dipenuhi rasa syukur yang mendalam. Setelah melewati masa-masa sulit pascacerai, di mana setiap hari terasa berat dan penuh tantangan, pesan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kehidupan Setelah Perpisahan    Bab 25 Dia bukan kamu

    Danang menatap ponselnya lama, rahangnya mengeras seolah menahan beban pikiran yang berat. Napasnya terdengar berat, sebelum akhirnya ia bergumam pelan, namun cukup jelas untuk membuat Yoga berhenti menyeruput kopinya yang sudah hampir habis.“Yog… Aku berpikir Dina selingkuh,” ucap Danang dengan nada yang penuh keraguan.Yoga langsung menoleh cepat menatap Danang, alisnya terangkat tinggi, menunjukkan betapa terkejutnya ia dengan pernyataan sahabatnya itu. “Apa?” suaranya meninggi tanpa sadar, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar. “Lo ngomong apa barusan?”Danang menatap meja kayu yang tergores, jemarinya mengetuk gelisah di permukaan meja seolah mencari jawaban dari pikiran yang mengganggu. “Aku cuma… kepikiran aja. Waktu dia minta cerai, bukan hanya karena aku, tahu kan. Bisa aja kan… selama ini dia udah punya laki-laki lain yang lebih baik dariku.”Yoga menatapnya tak percaya, wajahnya menunjukkan campuran antara kekecewaan dan rasa khawatir. “Astaga, Dan... ! L

  • Kehidupan Setelah Perpisahan    Bab 24 Curiga

    Akhirnya, Endang membuka suara, mencoba memecah keheningan yang mencekam. "Apa tidak dipertimbangkan lagi, Din? Sekarang ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti ini, keputusanmu bisa berisiko. Mama hanya ingin yang terbaik untukmu."Dinda menatap mamanya dengan tatapan penuh keyakinan. "Sudah, Ma. Aku sudah mantap untuk resign. Ini adalah keputusan yang sudah aku pikirkan matang-matang. Aku ingin mengejar impianku yang lain, meskipun ini berarti meninggalkan pekerjaan yang selama ini aku cintai," kata Dinda memberikan alasan agar mamanya percaya dengan pilihannya untuk resign dari pekerjaannya.Endang menghela napas, merasakan beratnya keputusan itu. "Baiklah. Semoga tidak ada penyesalan di belakang hari," kata mamanya dengan nada lembut, meski di dalam hatinya, ia merasa khawatir akan langkah yang diambil putrinya.Tiba-tiba, Danang memecah keheningan yang kembali melanda. Suaranya terdengar sedikit bergetar, menandakan bahwa ia

  • Kehidupan Setelah Perpisahan    Bab 23 Bahagia dan duka

    Dina menutup telepon dengan wajah berbinar, seolah cahaya matahari baru saja menyinari hidupnya. Senyum bahagia yang menghiasi wajahnya belum juga hilang saat ia menoleh pada bundanya, yang sedang sibuk melipat pakaian yang baru diangkat dari jemuran. Dengan suara penuh semangat dan antusiasme yang tak terbendung, ia berkata, “Bunda, barusan aku dapat pesanan besar untuk menjahit seragam baju PKK!”Bunda, yang tengah fokus pada pekerjaannya, langsung menoleh dengan mata berbinar, seolah mendengar berita paling menggembirakan dalam hidupnya. “Alhamdulillah,” ucapnya lega dan gembira, seolah beban yang selama ini menggelayuti hati mereka mulai terangkat. “Itu kabar bagus sekali, Din! Rezeki kamu memang selalu datang di saat yang tepat. Ini adalah tanda bahwa semua kerja keras dan usaha yang kamu lakukan tidak sia-sia.”Dina merasakan dadanya hangat dipenuhi rasa syukur yang mendalam. Setelah melewati masa-masa sulit pascacerai, di mana setiap hari terasa berat dan penuh tantangan, pesan

  • Kehidupan Setelah Perpisahan    Bab 22 Bersalah

    Dina sedang duduk di teras belakang rumah sambil menatap langit yang gelap. Ketika ponselnya bergetar, sebuah pesan masuk. Nama yang muncul di layar membuatnya tertegun: Dinda.Sejak perceraiannya dengan Danang, ini adalah pertama kalinya Dinda, adik Danang menghubunginya lagi. Jantung Dina berdetak lebih cepat. Jemarinya sempat ragu sebelum membuka pesan tersebut.“Hai, Kak Dina. Apa kabar? Sudah lama kita nggak ngobrol,” tulis Dinda.Dina menatap layar cukup lama sebelum akhirnya menjawab. Ada rasa hangat sekaligus getir yang menyelinap di dadanya. Ia masih ingat betapa dekatnya mereka dulu, seperti kakak dan adik kandung.“Aku baik, Din. Kamu sendiri bagaimana?” tulisnya pelan.Balasan datang cepat. “Aku baik juga, Kak. Tapi… sebenarnya aku pengin curhat. Aku baru putus sama Rizal.”Dina membelalakkan mata, kaget membaca pesan itu. Putus? Dinda dan Rizal selama ini terlihat begitu serius. Jemari Dina menari cepat di atas layar.“Din… kok bisa? Kenapa kalian putus?” tanyanya.Balasa

  • Kehidupan Setelah Perpisahan    Bab 21 Sedih

    “Dan, ada yang ingin aku tunjukkan,” ucap Yoga pelan, sambil menatap wajah Danang dengan sorot mata yang penuh keraguan.Danang mengerutkan keningnya, rasa penasaran mulai menggelora dalam dirinya. “Ada apa?” tanyanya dengan nada yang menunjukkan ketertarikan.“Ini… mantan istrimu, kan?” Yoga bertanya, suaranya bergetar sedikit, seolah takut akan reaksi yang mungkin muncul.Perlahan, Yoga mengangkat ponselnya dan menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya kepada Danang. Danang mencondongkan tubuhnya, memicingkan mata untuk memastikan apa yang dilihatnya. “Iya… itu Dina. Duduk di depannya itu Deni, adiknya, dan bundanya,” jawabnya. Suaranya terdengar datar, tetapi matanya mulai menunjukkan rasa rindu yang mendalam.“Di mana ini?” tanyanya dengan cepat, nada suaranya meninggi seolah tidak sabar menunggu jawaban.“Kemarin. Aku melihatnya di mal,” jawab Yoga, suaranya semakin pelan, seolah takut akan reaksi Danang yang mungkin tidak terduga.“Kursi roda?” Danang menatap foto itu lebih la

  • Kehidupan Setelah Perpisahan    Bab 20 Bertemu

    “Mas, lihat apa sih?” suara perempuan itu terdengar curiga. Pria di depannya yang sedari tadi tampak menatap ke satu arah dengan tatapan yang penuh perhatian, sedikit tersentak, seolah baru saja terbangun dari lamunannya. “Nggak… nggak lihat apa-apa,” elaknya cepat. “Bohong!” sang perempuan langsung mencondongkan tubuhnya ke depan, matanya menyipit, menatap dalam-dalam ke mata pria itu yang jelas-jelas masih menyimpan kilatan penasaran yang sulit disembunyikan. “Mata mas itu nggak berkedip, dari tadi ngelihatin ke arah sana. Ke arah wanita yang duduk di kursi roda, kan?” Suaranya kini lebih mendesak, seolah ingin memaksa pria itu untuk mengakui sesuatu yang tak ingin dia ungkapkan.“Cuma… kebetulan aja ke situ. Bukan lihat apa-apa,” katanya dengan nada yang berusaha terdengar meyakinkan.“Siapa wanita itu? Selingkuhan mas, ya?” nada suaranya kini terdengar lebih tajam, walau ada senyum tipis yang menahan kekesalan, menciptakan suasana tegang di antara mereka. Dia ingin tahu lebih ba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status