Share

Bab 108 Ledakan Pagi

Penulis: Noona Y
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 23:16:46

“Kamu mau membelanya?” tanyanya pelan, seolah tak percaya.

Adelia menarik napas panjang, “Aku bukan membela siapa-siapa. Tapi Mas juga tahu, kalau bukan karena kak Satrio, kita bisa kehilangan Isabella.”

Samuel tidak langsung menanggapi. Rahangnya mengeras. Ia menatap Adelia, lalu Satrio bergantian, sorot matanya tak bisa menyembunyikan kekecewaan.

Hening sejenak, lalu tiba-tiba terdengar suara kecil yang bening, memecah ketegangan.

“Mamam,” gumam Isabella, matanya polos menatap ketiga orang dewasa di depannya.

Samuel dan Adelia sontak menoleh. Adelia segera kembali ke dapur, menyiapkan sarapan untuk putrinya. “Sebentar ya sayang, mama bikinin ya...”

Sambil membawa mangkuk, Adelia menggendong Isabella membawanya ke halaman belakang Villa.

Setelah Adelia dan Isabella menghilang di balik pintu dapur, hanya tinggal dua orang pria di ruang tamu. Satrio akhirnya angkat bicara.

“Aku nggak datang ke sini buat cari ribut, Sam. Aku cuma mau memulai hubungan baik denganmu dan keluargamu, aku in
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 111 Masa Lalu yang Mencengangkan

    Samuel menarik napas panjang, matanya menatap kosong ke arah jendela. “Kak Satrio pintar bicara, pintar tampil. Tapi di balik itu—dia punya sisi gelap yang pelan-pelan mulai kelihatan.”Adelia mengerutkan dahi. “Maksud Mas...?”“Siska... datang lagi dan sekarang dia bekerja di kantor Papa.”Adelia terkejut, matanya membesar. “Datang lagi?”Samuel mengangguk pelan. “Aku juga kaget waktu tahu. Tapi dia menyapaku dengan sangat akrab, seolah-olah semua yang terjadi dulu tidak pernah ada. Lama-kelamaan, aku pun mulai membuka diri dan akrab lagi seperti dulu dengan Siska.”"Lalu kamu dan dia pacaran lagi sama dia?"Samuel mengangguk pelan.Adelia cemberut, melipat tangan di dada, menahan kesal.“Hei, jangan ngambek dulu, belum selesai ceritanya. Jangan cemburu,” Samuel tertawa, menepuk-nepuk pundak istrinya. Mencoba mencairkan suasana.Samuel melanjutkan ceritanya. “Awalnya semuanya berjalan lancar. Apalagi kami satu kantor, aku bisa bertemu dia hampir setiap hari. Hatiku kembali berdebar-d

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 110 Cerita Masa Lalu

    “Namanya Siska,”Adelia menoleh perlahan, mendengarkan."Kami dekat sejak SMA. Dia berbeda dari perempuan lain yang pernah aku kenal. Dia punya cara untuk membuatku merasa nyaman. Saat itu, dia bukan hanya pacar... dia adalah tempatku berlabuh, tempat hatiku merasa pulang."Samuel menarik napas panjang. Mengepalkan kedua tangannya, “Akhirnya aku memberanikan diri menyatakan cinta, akhirnya kita pacaran tiga bulan. Sejak itu dia sering main ke rumah. Ngobrol sama ibu, akrab juga dengan Kak Satrio, kita bertiga jadi sering main bareng, Siska tak segan sering minta kak Satrio anterin dia pulang kalau aku lagi latihan basket.”Sekilas Samuel tersenyum pahit, “Sampai suatu sore... aku pulang lebih awal dari latihan. Rumah kebetulan sepi. Mama, Papa, dan Selly lagi ke luar negeri. Kukira cuma Kak Satrio yang ada di rumah.”Nada suaranya mulai berubah. Ada ketegangan yang merayap perlahan. Rahangnya mengeras, dan sorot matanya tampak kosong.“Aku naik ke lantai atas, niatnya cuma mau nyapa a

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 109 Adelia Marah

    “Yang ini lucu,” ujar Samuel dengan antusias yang dibuat-buat, menunjuk gantungan kunci berbentuk penyu biru yang menurutnya cukup menggemaskan—walau sebenarnya cuma basa-basi untuk memancing reaksi dari istrinya.Adelia tidak menanggapi. Ia hanya membenarkan posisi gendongan Isabella di dadanya, lalu berbalik arah tanpa sepatah kata, berjalan menjauh menuju rak oleh-oleh lainnya. Samuel mengekor di belakangnya.Mereka menyusuri lorong toko di Ubud, sibuk mencari oleh-oleh sebelum besok pagi harus terbang kembali ke Jakarta.Samuel berkali-kali melirik istrinya, mencoba membaca situasi.“Yang ini juga bagus,” katanya, menunjuk gantungan kunci lain. Kali ini bentuknya bintang laut. Lebih norak. Sengaja, buat memohon perhatian.Adelia tetap diam. Wajahnya datar, ia berpindah rak dan mulai melihat-lihat magnet kulkas.Beberapa pengunjung toko memandangi mereka dengan senyum-senyum kecil. Mungkin mengira ini pasangan muda yang lagi debat lucu. Tapi kenyataannya: ya, mereka memang lagi ber

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 108 Ledakan Pagi

    “Kamu mau membelanya?” tanyanya pelan, seolah tak percaya.Adelia menarik napas panjang, “Aku bukan membela siapa-siapa. Tapi Mas juga tahu, kalau bukan karena kak Satrio, kita bisa kehilangan Isabella.”Samuel tidak langsung menanggapi. Rahangnya mengeras. Ia menatap Adelia, lalu Satrio bergantian, sorot matanya tak bisa menyembunyikan kekecewaan.Hening sejenak, lalu tiba-tiba terdengar suara kecil yang bening, memecah ketegangan.“Mamam,” gumam Isabella, matanya polos menatap ketiga orang dewasa di depannya.Samuel dan Adelia sontak menoleh. Adelia segera kembali ke dapur, menyiapkan sarapan untuk putrinya. “Sebentar ya sayang, mama bikinin ya...”Sambil membawa mangkuk, Adelia menggendong Isabella membawanya ke halaman belakang Villa.Setelah Adelia dan Isabella menghilang di balik pintu dapur, hanya tinggal dua orang pria di ruang tamu. Satrio akhirnya angkat bicara.“Aku nggak datang ke sini buat cari ribut, Sam. Aku cuma mau memulai hubungan baik denganmu dan keluargamu, aku in

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 107 Setelah Malam Mendebarkan

    Keesokan paginya. Cahaya matahari menembus tirai kamar, Adelia terbangun lebih dulu. Ia menatap langit-langit dalam diam, matanya sembab, tubuhnya terasa pegal dan berat. Ia masih bisa merasakan jejak percintaan semalam. “Aduh...” desisnya pelan, menahan nyeri di bawah perut. Ia memejamkan mata, mencoba menepis bayangan semalam yang begitu membekas. Samuel melakukannya bukan dengan cara yang lembut. Adelia menoleh kesamping, melihat Samuel yang masih tertidur. Nafasnya teratur, tapi wajahnya tampak letih, seperti habis bertarung dengan dirinya sendiri. Adelia perlahan bangkit dari ranjang, melangkah pelan ke kamar mandi tanpa menimbulkan suara. Di dalam, ia menatap bayangannya di cermin—mata lelah, wajah pucat, dan ruam-ruam kecil disekitar dadanya, Tak perlu dijelaskan dari mana asalnya, wajah Adelia sudah merona. Saat ia keluar, Samuel sudah terbangun. Tatapan mereka bertemu sesaat. Ada jeda. Hening. Tapi tak ada sapaan. Samuel menghela napas, duduk di tepi ranjang sambil men

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 106 Malam Mendebarkan

    Isabella kini sudah dibungkus selimut hangat. Anak itu tertidur pulas di ranjang samping Amelia, sesekali menggeliat kecil mencari kenyamanan.Amelia duduk di tepi ranjang sambil menatap kakaknya.“Kak…" suaranya lirih. “Kamu nggak apa-apa?”Adelia hanya mengangguk pelan, membetulkan selimut dan mencium kening mungil Isabella.“Yang penting dia selamat…” ucapnya pelan.Wajah Amelia terlihat muram, pikirannya masih terbayang-bayang kejadian di kolam. Rasa bersalah masih menghantuinya.Adelia menghampirinya, duduk di tepi ranjang Amelia. “Sudah malam… Kamu tidurlah.”Amelia menggeleng pelan. “Aku nggak bisa, Kak… Aku—aku gak becus jaga Icha, aku malah main HP. Kalau saja tadi aku lebih awas…” Suaranya bergetar, air mata mulai mengalir lagi.Adelia mengusap kepala adiknya dengan lembut. “Sudah. Jangan salahin diri sendiri terus, sayang. Namanya musibah, bisa terjadi ke siapa aja. Kamu nggak niat ceroboh.”Amelia terisak pelan, lalu mengangguk. Adelia meraih tangannya dan menggenggam erat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status