Share

Bab 6 Kesedihan Istri Pertama

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-04-10 12:21:54

Tak butuh waktu lama bagi Samuel, menghalalkan hubungannya bersama Bella. Sejak pengumuman pertunangan mereka, segala sesuatunya berjalan begitu cepat, seperti tak ingin menunggu.

Arabella Shevanka putri tunggal dari keluarga Wijaya, salah satu konglomerat terkemuka di Indonesia. Keluarga Wijaya dikenal memiliki berbagai bisnis besar di sektor properti, perhotelan, dan industri lainnya. Tidak mengherankan jika ayah Samuel sangat setuju menjadikan Bella sebagai menantu kedua, demi keuntungan perusahaan.

"Adelia! Adel!" suara Devina menggelegar di dalam kediamannya.

Adelia yang sedang berkebun, tersentak dan segera meletakkan alat kebunnya, cepat-cepat ia berlari menuju pintu belakang, melangkah masuk ke dalam rumah sambil tergesa-gesa.

"Apa-apaan kamu ini!?" mata Devina terbelalak, pakaian Adelia kotor penuh noda tanah rambutnya kusut, wajahnya kusam.

Adelia sedikit terkejut, namun ia tetap menjawab dengan tenang, "Seperti yang Mama suruh, saya sudah menanam ratusan bibit bunga mawar, di halaman belakang."

Astaga, lihatlah lantai marmer ku! Dipenuhi tanah yang menjijikan!" Devina berteriak, suaranya memekik. Matanya melotot marah saat melihat tanah yang menempel di lantai, hasil dari langkah kaki Adelia yang baru saja masuk.

"Maafkan saya, Ma... akan segera saya bersihkan sekarang." Adelia panik ketakutan, takut lagi-lagi menerima tamparan dari mertuanya.

Devina mendengus. "Tidak perlu, cepat kamu pergi mandi! Dan segera perbaiki penampilan kamu yang dekil itu! Kita harus menyambut kedatangan Samuel dan istrinya!" perintahnya dengan nada tajam.

Kata-kata itu bagai batu besar yang menghantam jiwa Adelia. Suaminya, Samuel, akan kembali hari ini, setelah berbulan madu bersama istri kedua, Arabella. Adelia tidak bisa membayangkan penghinaan apa lagi yang akan ia terima nanti dari Arabella. Meskipun secara hukum ia masih merupakan istri sah Samuel, namun di rumah ini Adelia hanya dianggap sebagai seorang pembantu yang tidak memiliki hak dan kedudukan.

Sesampainya di kamar, Adelia segera mandi dan berganti pakaian. Sejenak ia memandangi dirinya di cermin, wajahnya semakin tirus dan tampak lelah, kulitnya kusam, matanya sayu, penampilannya jadi lebih buruk dibandingkan dulu.

"Kakak kenapa? Kok kelihatan capek banget?" Amelia masuk, ia baru saja pulang sekolah.

Cepat-cepat Adelia mengusap jejak air mata yang baru saja turun ke pipi, "Kakak baik-baik saja, Amel. Sibuk seperti biasanya," jawab Adelia dengan senyum terpaksa.

Amelia tidak bodoh, ia tahu kakaknya sedang sedih. "Nenek sihir itu suruh kakak kerjakan apalagi!" ucap Amel nada suaranya terdengar marah.

"Pekerjaan biasa kok, bukan pekerjaan berat." Adelia mengelak.

"Sudah kak, cukup!" Amelia meraih telapak tangan kakaknya, ia melihat kulitnya banyak tergores, terasa kasar, kapalan pula.

Adelia cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman sang adik, dan menyembunyikannya dibelakang.

"Apa nenek sihir itu belum puas juga, setelah tega menyuruh kakak membersihkan kolam renang dari sore hingga larut malam!" Amelia berdengus kesal.

"Jangan bicara seperti itu, Amel. Itu sudah jadi tugas kakak yang menumpang hidup di rumah ini,"

"Tapi Kak, lihat tanganmu! Banyak bekas luka, itu pasti sakit, kenapa masih terus saja menuruti mereka?"

"Amel... jangan bicara seperti itu, kamu tidak tahu apa-apa soal pekerjaan kakak di rumah ini, apa yang mereka suruh bukan masalah besar!" tegas Adelia dengan marah.

Membuat Amelia terdiam, adiknya itu tidak mampu lagi menjawab, karena kakaknya sangat keras kepala dalam membela keluarga suaminya yang jahat.

Setelah Samuel menikah lagi, Devina, mertuanya, dan Selly, kakak iparnya, semakin sering menyiksa Adelia dengan berbagai tuntutan tugas yang tak masuk akal. Mereka memberikan banyak tugas yang jauh melampaui kemampuan Adelia, seorang wanita yang berbadan kecil, kurus, dan hanya memiliki tinggi 154 cm.

****

"Samuel! Bella! Akhirnya kalian tiba juga!" seru Devina dengan penuh kegembiraan, lalu memeluk mereka satu per satu dengan hangat.

Jusuf dan Selly pun menyambut kedatangan mereka dengan senyum lebar. Namun, Adelia hanya berdiri di belakang dengan ekspresi datar, layaknya sebuah patung yang terpajang, hanya untuk menyaksikan kebahagiaan orang lain tanpa bisa merasakannya.

Arabella menyadari kehadiran Adelia dan segera menghampirinya. Wanita cantik itu tersenyum ramah dan menggenggam tangan Adelia dengan lembut, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia tidak memiliki permusuhan dengan Adelia.

"Senang bisa ketemu kamu lagi, semoga kita bisa berteman baik di rumah ini, Adelia." kata arabella, penuh senyum keceriaan.

Adelia membalas senyuman Arabella dengan ragu, meski tatapannya masih penuh curiga. Ada sesuatu dalam sikap Arabella yang terasa tidak sepenuhnya tulus. Adelia merasa seperti ada yang disembunyikan, namun dia berusaha untuk tetap tenang.

"Aku juga berharap bisa berteman baik, denganmu." jawab Adelia, dengan nada datar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 7 Tidak Ada Pujian

    "Coba ini, Bella sayang."Arabella membuka mulutnya, "Mmm... Aku suka, ini enak!"Kemudian Arabella membalas, ia memasukkan sepotong sayuran ke dalam mulut Samuel. Mereka berdua tertawa dan berbicara dengan nada yang lembut, seolah-olah tidak ada orang lain di sekitar mereka.Adelia merasa sangat iri ketika melihat Samuel dan Arabella saling suap-suapan saat makan malam. Keromantisan mereka membuat Adelia merasa seperti sebuah bayangan yang tidak diinginkan."Kalian benar-benar romantis, pasangan yang sangat serasi," ucap Devina dengan nada yang gembira."Arabella sangat tahu caranya membuat Samuel bahagia. Jarang sekali melihat kak Samuel, bisa tersenyum saat makan malam di rumah, pasti dia sangat bahagia bisa punya istri yang cantik dan berpendidikan tinggi." tambah Selly, sengaja menyinggung Adelia.Selly menatap Adelia penuh tantangan, seolah-olah ingin melihat reaksi Adelia atas kata-katanya yang menusuk.Tapi Adelia pilih menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sedih, ia sendiri

    Last Updated : 2025-04-10
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 8 Terjebak

    Di atas ranjang Arabella tersenyum lebar, sambil memeluk Samuel dengan mesra. "Besok pagi aku akan membuatkanmu sarapan yang lezat, sayang," kata Arabella, sambil mencium pipi Samuel. "Aku tidak sabar untuk mencicipinya." Samuel tersenyum, sambil memeluk Arabella kembali. Adelia merasa tidak nyaman dengan pemandangan itu, tapi dia berusaha untuk menyembunyikan keberadaannya sekarang. Dari celah-celah pintu lemari kayu, dia bisa melihat Samuel sedang memeluk dan mencium Arabella dengan penuh kasih sayang, membuat hatinya pilu dan terluka.Meskipun dalam situasi menegangkan, Adelia berhasil menahan napas dan menekan suaranya. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangan, berusaha tidak membuat suara sedikit pun, sambil menahan tangis yang menggumpal di kerongkongannya.Benar-benar mimpi buruk yang tidak terduga. Dengan ceroboh, dia terjebak dalam situasi memilukan ini. Saat Samuel dan Arabella baru selesai mandi, Adelia buru-buru bersembunyi di dalam lemari baju Samuel."Ah... kamu nakal,

    Last Updated : 2025-04-10
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 9 Perintah Istri Kedua

    "Cepat masak sarapannya, buat yang lezat! Aku tidak mau namaku tercoreng gara-gara masakanmu." Nada suara Arabella tajam, dan tatapannya menusuk Ke arah Adelia. Tangan Amelia gemetar, tapi Adelia tetap tenang. Ia menatap adiknya dengan tatapan teduh namun tegas. “Amel lebih baik kamu duduk dan makan nasi gorengnya," ucap Adelia, suaranya lembut tapi tak bisa dibantah. Amelia mengatupkan rahangnya, jelas tak setuju. Tapi tatapan sang kakak membuatnya mengalah. Ia duduk di kursi makan, menyendok nasi goreng yang masih mengepul, sambil menatap sinis Arabella. Adelia meletakkan wajan bekas nasi goreng, membersihkannya dengan cepat, lalu membuka lemari dapur. Ia mengambil santan, kunyit, dan bahan-bahan lain tanpa banyak bicara. "Sekarang saya akan masak nasi kuning. Untukmu, Arabella," ucapnya datar, tanpa menoleh. Arabella tersenyum puas, lalu berkata tegas, "Pastikan semuanya selesai sebelum Suami dan Mertuaku bangun. Aku nggak mau ada satu pun yang kecewa waktu duduk di meja

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 10 Kejadian Tidak Terduga

    "Kamu harus kuat, Adelia. Ini demi masa depan adikmu." Adelia berkata dalam hati, sambil mencuci tumpukan panci dan wajan.Tangannya sudah terasa kaku, energinya hampir habis. Namun ia tetap menyelesaikan semuanya dengan terpaksa.Ada banyak pelayan di rumah keluarga Widyantara, namun semuanya tampak mengabaikan tugas mereka, melimpahkan segala pekerjaan pada Adelia yang menumpang hidup di sana.Selesai dari dapur, Adelia pergi mandi, menanggalkan daster lusuhnya dan membuka keran air, merasakan tetesan pertama yang menyentuh kulitnya seolah membersihkan sebagian berat hatinya.Mata dan tubuhnya terasa begitu berat. Semalam, ia hampir tidak tidur, terjaga oleh perasaan cemas yang tak kunjung reda, dan terjebak di dalam bayang-bayang Samuel. Di atas pembaringannya, Adelia perlahan menutup mata, berusaha memulihkan tenaga yang terkuras, sebelum ibu mertuanya memberinya tugas hari ini.Adelia baru saja memejamkan mata saat tiba-tiba....BRAKK!Pintu kamarnya terbuka kasar, terbanting ke

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 11 Kekhawatiran Dalam Diam

    Adelia memegang pipinya, ia menunduk diam. Matanya mulai memanas, namun air mata itu tak lagi sanggup jatuh. dirinya sudah terlalu lelah untuk menangis.“Demi apa kamu melakukan ini, Adelia? Karena kamu cemburu? Oh kamu iri, karena Samuel lebih mencintai istri barunya!" bentak Devina.Kata-kata itu lebih menyakitkan dari tamparannya.Tak puas hanya dengan tamparan, Devina menjambak rambut Adelia, menariknya dengan kasar.Di sudut ruangan, Selly—iparnya tertawa keras, puas menyaksikan penderitaan Adelia seolah itu hiburan yang paling ia tunggu-tunggu.Akhirnya, sebagai hukuman, Adelia diseret ke gudang belakang. Pintu kayu tua itu dibanting keras dari luar dan dikunci rapat, meninggalkan Adelia dalam gelap dan dingin—sendiri, terluka, dan tak ada yang peduli.Siangnya, Amelia baru saja pulang dari sekolah, ia langsung memohon pada Devina agar mengeluarkan kakaknya. “Bu Devina, tolong.... percayalah, kakak saya nggak mungkin ngelakuin hal jahat! Dia bahkan nggak ikut makan sama kalian.

    Last Updated : 2025-04-22
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 12 Hukuman dari Suamiku

    "Angkat lebih tinggi!" bentak Samuel.Ketakutan mencengkeram seluruh jiwa Adelia. Dengan tangan gemetar dan wajah tertunduk, Adelia mengangkat roknya perlahan, lebih tinggi dari lutut. Merasa malu dan terhina. Tapi ia lebih takut akan apa yang terjadi jika dirinya menolak.Dan lalu...PLAK!Sabuk itu mendarat keras di betis kirinya. Adelia terkejut, tubuhnya tersentak.PLAK!Kali ini di kanan."Aagghh!" Adelia memekik kesakitan.Namun Sabuk itu terus menghantam betisnya.Sekali.Dua kali.Tiga kali.Adelia menggigit bibirnya erat, berusaha menahan jeritan yang hampir lepas dari mulutnya. Ia takut jika Amelia mendengar jeritannya dan malah memperburuk keadaan.Air mata bercampur keringat mengalir deras, membasahi wajah Adelia, mencampur rasa malu dan sakit yang tak bisa ia sembunyikan.Bukan karena rasa sakit.Tapi karena suaminya telah tega menyakiti dirinya, seolah-olah dia bukan manusia lagi.Nafas Samuel terengah-engah, ia terdiam sejenak sambil menatap wanita yang pernah dinikahin

    Last Updated : 2025-04-23
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 13 Rasa Bersalah

    "Ya... Tuhan... kamu benar-benar menghukumnya sampai seperti ini!?" Arabella sungguh tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.Wajah Adelia tampak pucat, tubuhnya gemetar, dan luka-luka di betisnya terlihat jelas. Rasa bersalah langsung menyesakkan dada Arabella.Arabella menarik napas panjang, sebelum berkata. "Aku yang salah, bukan dia. Aku... ceroboh. Aku nggak sengaja makan kerupuk udang makan. Padahal aku tahu aku alergi seafood. Itu semua salahku, bukan Kak Adel."Samuel tak menjawab. Tapi raut wajahnya perlahan berubah, antara menyesal dan bingung."Ini semua salahku..." bisik Arabella, suaranya lirih. "Aku yang minta Kak Adel goreng kerupuk, tapi aku lupa bilang kalau aku alergi seafood. Dia nggak tahu, Sayang. Tolong… jangan hukum dia lagi. Aku nggak sanggup lihat dia menderita begini."Mendengar itu Adelia menatap Arabella dengan marah. Tapi tubuhnya terlalu lelah untuk merespons, air matanya mulai jatuh menetes pelan dan tanpa suara.Samuel masih berdiri mematung. Sorot mat

    Last Updated : 2025-04-23
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 14 Pengakuan Istri Pertama

    "Lucu sekali. Baru kemarin kamu masuk rumah sakit membuat semua orang di rumah ini panik, Lalu semua menuduhku sudah meracuni mu. Dan sekarang kamu malah sok baik padaku, seolah jadi penyelamat." Adelia mencibir, menatap sinis Arabella yang sedang mengobati lukanya.Arabella menarik napas, ia memilih diam, dan kembali menyeka luka di betis Adelia perlahan."Kamu benar-benar licik, Bella. Hidupku di rumah ini sudah cukup menyakitkan—aku selalu diperlakukan seperti bayangan, seolah tak pernah ada. Jangan tambahkan penderitaanku dengan pura-pura peduli."Air mata Adelia jatuh perlahan, satu per satu, membasahi pipinya yang pucat."Aku tidak peduli bagaimana semua orang di rumah ini memperlakukan aku seolah aku tak berharga. Aku juga tak keberatan bekerja dari pagi sampai malam seperti pembantu. Satu-satunya hal yang kuinginkan hanyalah agar adikku bisa sekolah, punya masa depan yang lebih baik daripada aku." lanjutannya.Tangisnya semakin pecah, bukan karena luka di betis atau amarahnya

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 53 Hangat yang Belum Sempurna

    "Mas, berat!" protes Adelia, berusaha mendorong tubuh suaminya yang terbaring demam."Jangan menolak ku, Bella. Aku sangat merindukanmu, sayang," ucap Samuel, terus memeluknya erat."Aku bukan Bella. Aku Adelia!" teriak batinnya Adelia, ingin bersuara namun suaranya tercekat di tenggorokan. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan diri, namun sia-sia, tenaga Samuel jauh lebih kuat meskipun ia sedang sakit.Adelia tak menyangka, mimpi itu ternyata hanyalah cerminan dari alam bawah sadarnya—sebuah bayangan halus atas kenyataan yang tengah terjadi.Samuel mengecup bibirnya dengan lembut… hangat… nyaris seperti yang selama ini Adelia bayangkan. Ada getaran halus merambat dari bibirnya, menyusup hingga ke relung jiwa—seperti aliran listrik yang menyengat lembut, membangkitkan rasa yang lama terpendam.Setelah satu tahun lebih Adelia menanti dalam diam, dalam dingin yang tak pernah mampu ia hangatkan sendiri, akhirnya momen ini datang—begitu nyata.Itu adalah ciuman pertama Adelia. Sebuah momen

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 52 Hujan di Hatimu dan Hatiku

    “Amel, kamu bisa bantu jagain Ica sebentar aja? Kakak takut dia ketularan Papanya,” pinta Adelia.Amelia memeluk Isabella ragu-ragu. “Aku nggak biasa gendong bayi lama-lama Kak…”“Kalau kamu pegal, taruh saja Ica di baby box, kasih dia boneka, lalu kamu temani dia sampai tidur.”"Iya, deh...""Kakak mau merawat kak Samuel, dia lagi sakit demam." Adelia menyiapkan baskom dan handuk kecil.Amelia terkekeh dari ambang pintu, menggendong Isabella yang mulai menguap mengantuk. “Ciee… jadi suster dadakan.”Adelia mendengus, pura-pura kesal, meski rona merah di pipinya tak bisa disembunyikan.Amelia menahan tawa, sorot matanya usil. Ia teringat kejadian siang tadi—saat tanpa sengaja masuk ke kamar dan mendapati pemandangan tak biasa. Adelia setengah tertimpa tubuh Samuel, keduanya tergeletak di lantai dekat ranjang.Refleks, Amelia membelalakkan mata, lalu buru-buru menutup pintu sambil cekikikan.Meski sang kakak sudah menjelaskan bahwa ia sedang membantu Samuel berdiri dan tak sengaja kehi

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 51 Bebas Dari Mertua dan Ipar

    Adelia melangkah pelan menuju kamarnya, memastikan keadaan Isabella. Bayi mungil itu sudah tertidur pulas, wajahnya tampak damai setelah menyusu. Di atas ranjang, Samuel juga tertidur terlelap, berselimut rapi dengan napas yang tenang.Adelia tersenyum kecil, melihat ayah dan putrinya. Ia menutup pintu kamar dengan hati-hati, berusaha tidak menimbulkan suara sekecil apa pun agar tidak membangunkan mereka."Kak Adel, bawangnya mau berapa banyak?" suara Amelia terdengar dari arah dapur."Enam butir saja, Mel. Cukup itu," sahut Adelia sambil mengenakan celemek, siap menemani adiknya memasak makan siang.Ini hari kedua mereka di Bali. Sejak tiba kemarin, mereka memang belum sempat berpergian, hanya menikmati waktu santai di dalam villa. Meski Amelia sempat mengeluh karena ingin mengunjungi tempat-tempat hits yang sering muncul di media sosial."Telur mata sapi buatan Kak Samuel tadi pagi asin banget. Sebenarnya Amel nggak mau habisin, tapi ya udahlah... masa udah dibikinin terus dibuang,"

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 50 Guyuran Air Hujan

    “Mas, ayo… kamu bisa sakit kalau terus di luar seperti ini,” ucap Adelia, terdengar pelan, kalah oleh deru hujan.Samuel akhirnya bergerak, namun langkahnya lambat, seolah masih terhanyut dalam pikirannya. Adelia menariknya memberi tanda agar ia berjalan lebih cepat menuju vila.Begitu pintu villa tertutup, udara dingin langsung menyeruak ke seluruh tubuh Adelia dan Samuel yang basah kuyup. Air hujan menetes dari rambut mereka, membasahi lantai kayu."Mas, sini... pakai handuk dulu," ucap Adelia, mengulurkan handuk besar berwarna putih ke arah Samuel.Samuel menerima handuk itu tanpa banyak bicara, mengusap rambutnya pelan. Adelia juga meraih satu lagi untuk dirinya, menyekakan air yang menetes di wajah.Sebenarnya, dalam benak Adelia ada timbul banyak pertanyaan. Apa yang kau pikirkan, Mas? Kenapa kamu di luar sana, berdiri sendiri, menantang hujan seperti itu?Tapi Adelia menahan diri. Ini bukan saatnya. Mereka sudah cukup lelah. Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, hujan belum

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 49 Malam Pertama

    Malam pun tiba.Di dalam kamar yang bernuansa hangat dan harum melati, Adelia meletakkan Isabella ke boks bayi yang sudah disiapkan. Samuel duduk di ujung ranjang, memainkan ponselnya. Suasana kamar begitu hening.“Aku tahu ini aneh,” ujar Adelia pelan. “Tapi tenang saja, Mas. Aku nggak akan ganggu. Kalau kamu mau akun tidur di sofa pun tak masalah.”Samuel menurunkan ponselnya perlahan, menatap. “Kamu enggak usah tidur di sofa, tempat tidur ini cukup besar. Kita bisa tidur di sisi masing-masing," ucap Samuel.Jawaban Samuel, membuat Adelia jadi deg-degan. Bukan karena takut—lebih karena gugup. Selama ini, mereka seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di rumah yang sama, mengurus bayi yang sama, tanpa pernah benar-benar berbagi ruang pribadi seperti ini.Adelia jadi deg-degan mendengar ucapan Samuel. Bukan karena takut—lebih karena gugup. Selama ini, mereka seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di rumah yang sama, mengurus bayi yang sama, tanpa pernah benar-benar berb

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 48 Liburan Keluarga

    "Kak, kita terbang, Kak! Kita di udara!" seru Amelia dengan mata berbinar, wajahnya menempel di jendela kecil pesawat.Sementara Amelia bersorak antusias, Adelia justru menahan napas panjang. Ia duduk di bangku pesawat dengan tubuh sedikit kaku, sambil menggendong Isabella. Ini adalah kali pertama ia dan Amelia naik pesawat terbang. "Kota jakarta jadi kelihatan kecil dari atas sini," ujar Amelia, masih menatap ke luar jendela.Isabella merengek sebentar lalu tenang dalam pelukan Adelia, namun jeda beberapa menit Isabella merengek lagi.Adelia mencoba mengayun pelan, menepuk-nepuk punggung bayi itu, tapi tak berhasil. Wajahnya mulai memerah, antara panik dan malu karena dilihat banyak orang.Samuel berdiri dan segera meraih tas bayi, mengambil empeng dan botol susu cadangan. “Sini aku bantu tenangin Ica,” bisiknya pelan.Adelia menggeleng sambil memaksakan senyum. “Nggak apa-apa kok Mas, Aku coba dulu tenangin dia dulu.”Tapi Samuel tetap meraih putrinya dengan hati-hati dari pelukan

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 47 Perintah Jusuf

    Tiga bulan telah berlalu sejak rencana licik Devina dan Selly dimulai. Isabella kini sudah berusia lima bulan, tumbuh dengan sehat dan ceria. Adelia semakin dekat dengan Isabella, merasakan ikatan yang kuat seolah-olah dia benar-benar ibunya. Sikapnya yang berani semakin terlihat, terutama saat mengatur keperluan Samuel dan Isabella. Namun, di balik kebahagiaan yang tampak, tersembunyi perasaan cemas yang tak terlihat.Samuel belum mau membuka diri padanya. Jarak emosional antara mereka masih terasa jauh, Adelia bertanya-tanya kapan dia bisa benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini."Samuel, ayo ke ruang kerja sebentar," panggil Jusuf, meminta putranya menemui dia. Di sana. Jusuf mempersilakan Samuel duduk di ruang kerjanya, "Samuel, Papa tahu ini bukan waktu yang mudah bagimu untuk menerima Adelia sebagai istri seutuhnya." kata Jusuf dengan nada lembut. Samuel terdiam sejenak, merenungkan kata-kata ayahnya. "Jadi, menurut Ayah, aku harus menerima Adelia sebagai bagian dari hid

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 46 Panggilan Sayang

    Selesai sarapan, Adelia langsung menemui Isabella di kamarnya.Isabella sudah bangun sehat tadi, tapi ia tidak rewel, hanya berbaring manis di dalam baby box. Mata mungilnya itu menatap Adelia, dan langsung tertawa senang melihat kehadiran ibu sambungnya."Selamat pagi bayi cantik..." Adelia mengangkat Isabella dari baby box dan menggendongnya dengan lembut. Tubuh mungil itu terasa hangat dan wangi, membuat hati Adelia langsung luluh. Isabella menggenggam jari telunjuk Adelia. Bibirnya terbuka memperlihatkan gusinya yang tidak bergigi."Sayang, kamu suka memegang jari mama ya," seruan lembut Adelia.Adelia tersadar kalau sudah waktunya mengganti popok. Ia meletakkan Isabella di atas meja ganti yang sudah tertata rapi di sudut kamar.Adelia membuka popok Isabella. “Wah, anak mama ini pinter banget, nggak rewel padahal popoknya sudah basah,” ujarnya sambil tersenyum. Ia mengambil tisu basah, membersihkan dengan hati-hati, lalu mengganti popok lama dengan yang baru.Setelah selesai, “Na

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 45 Bukan Adelia yang Dulu Lagi

    Amelia melotot ke arah Fitri, pisau di tangannya berhenti bergerak. "Jangan ganggu Kakakku lagi," pekiknya, nadanya mengandung ancaman yang tak main-main.Fitri tertawa penuh ledekan, "Wah, adikmu sekarang galak juga, Mbak Adel. Terlalu lama ditinggal, kali ya? Kasian."Adelia meletakan spatula di sebelah wajan panas, lalu meraih wadah garam di dekat kompor. Kemudian melangkah, berdiri tepat di hadapan Fitri.Sebelum Fitri bisa bereaksi, Adelia mencengkeram rahangnya dengan satu tangan, mencengkeram seperti penjepit baja."Kamu sudah tega memfitnah aku, kan?" serunya tajam. "Sekarang rasakan ini—biar lidahmu mati rasa, seperti hati nuranimu yang sudah beku!" ledek Adelia, trus memasukan garam ke mulut Fitri sampai wadah itu kosong.Fitri terkejut, menepis panik, namun Adelia tidak melepaskan, tenaganya kuat.Setelah di lepas, Fitri terbatuk-batuk keras, wajahnya merah karena rasa garam yang menusuk di lidahnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Fitri berlari ke wastafel dan membasuh mulutn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status