Home / Romansa / Kekasih Pengganti Nona Arogan / Part 5. Kekasih Pengganti Nona Arogan

Share

Part 5. Kekasih Pengganti Nona Arogan

Author: Arwend Arau
last update Last Updated: 2025-08-04 11:00:00

Hampir satu pekan berlalu sejak kejadian di bar itu, Renata masih dibuat kesal dan malu oleh penolakan Noval. Setiap pagi Renata selalu diberondongi pertanyaan seputar Noval oleh ayahnya. Tentu saja dia selalu kelabakan saat akan menjawab.

"Sayang, bagaimana kabar ayahnya Noval? Apa dia sudah sehat?"

"Apa kamu bisa ajak Noval makan malam bersama kita?"

"Sebaiknya kamu melihat bagaimana keadaan calon mertuamu!"

Pertanyaan-pertanyaan seputar Noval selalu membuat Renata terlihat tertekan. Kebohongan demi kebohongan akhirnya menjadi jawaban jitu untuk menutupi ketidaktahuannya.

"Sil, gue bisa gila kalau tiap hari gue terus ditanyain soal dia. Pokoknya sore ini lu harus anter gue ke rumah Noval." Renata merebut bungkusan keripik kentang yang dari tadi Sesil pegang.

"Ih, apaan sih? Balikin dulu keripik gue!"

Sesil kembali merebut bungkusan itu dari tangan Renata. "Ok!" jawabnya singkat dengan mulut yang dipenuhi oleh makanan.

"Makannya, jangan gegabah jadi orang. Lu sendiri 'kan yang susah! Hehehe." Tawa renyah Sesil membuat Renata cemberut.

"Gue nggak tau kalau ternyata papi kenal sama dia. Dan gue juga nggak tau kalau cowok itu Noval. Sumpah ya, kok jadi serumit ini sih hidup gue?"

"Mungkin kalian emang J ... O ... D ... O ... H!" Sesilia mengeja kata terakhir dengan lantang. Membuatnya menerima pukulan bertubi dari Renata.

"Ah, rese lu, ya!"

Masih memakai pakaian kantornya, Renata membaringkan tubuhnya di atas kasur. Tidak ada sesuatu yang penting lagi yang harus ia kerjakan, wanita muda itu memilih untuk mendatangi kosan Sesil.

"Jadi, lu setuju sama rencana gue? Lu beneran mau datangin rumah Si Noval?" Dengan mode serius Sesil menatap lekat wajah sahabatnya itu.

"Iya, nggak ada cara lain. Rencana kali ini harus berhasil. Gue udah stres, papi selalu nanya tentang cowok rese itu!" jawab Renata dengan muka yang kembali ditekuk.

"Kenapa sih, papi lu ngebet banget lu nikah ama Si Noval? Bukannya sejak awal dia pengen jodohin lu sama Si Riko?" Sesilia meletakkan bungkusan keripik kentang yang sedang ia makan.

"Papi bilang, dia itu cowok baik-baik. Dulu saat nyelamatin papi aja dia itu nolak buat dikasih imbalan. Mungkin ini sebagai ungkapan terima kasih papi gue sama dia--dengan menumbalkan gue buat jadi istrinya. Gila, ya! Nggak masuk logika tau nggak sih?"

"Kalau urusannya dengan orang tua, gue angkat tangan. Ya, mungkin kalau kedua orang tua gue masih hidup, mereka bakal ngelakuin hal yang sama biar hidup gue jelas nggak luntang-lantung kayak gini." Netra Sesilia terlihat berkaca-kaca.

"Ih, kok jadi lu yang baper? Jangan mewek depan gue, ah!" Renata mencoba menghibur Sesil yang tiba-tiba teringat dengan kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia.

"Kayaknya papi lu udah cocok banget sama Si Noval. Tapi, emangnya lu benaran mau nikah ama dia? Gimana hidup lu ntar, Nona Renata? Hidup lu bakal makin tersiksa. Secara lu benci banget sama Si Noval." Sesilia melanjutkan ucapannya setelah menenangkan dirinya.

"Kalau masalah itu gampang, gue bakal gugat cerai dia nanti. Yang penting gue udah nurutin kemauannya papi. Dan yang terpenting gue nggak bakal dicoret dari daftar warisan papi, ya 'kan!" Renata memicingkan matanya. Tersenyum puas membayangkan rencana yang telah ia susun dalam pikirannya.

"Jahat, lu!"

"Bodo amat!"

"Awas, ntar lu jatuh cinta beneran, baru tau rasa! Secara, ya, sekarang dia ganteng banget woy!"

"NGGAK BAKALAN!" ucap Renata tegas, penuh penekanan.

"Ya, udah. Pokoknya lu harus dandan yang rapi. Soalnya yang gue tau ibunya itu orang alim. Dan kayaknya nggak tahu juga kalau sekarang Noval kerja di klub malam," ujar Sesil saat melihat pakaian yang Renata kenakan kini.

Sebuah blazer berwarna pastel yang berpadu padan dengan sebuah gaun bodycon serta sepatu hak tinggi menjadi outfit Renata saat ini. Gaun seperti itu, yang biasanya berukuran selutut, menonjolkan lekuk tubuh alami. Pakaian ini harus dikenakan di kantor dengan aturan berpakaian formal, karena gaun bodycon harus dikenakan dalam kapasitas profesional. Saat dikenakan dengan blazer, gaun ini terlihat profesional, sementara kecocokannya yang ketat membuatnya seksi.

"Buat apa?" tanya Renata penasaran. Karena tidak seperti biasanya sahabatnya itu mengomentari gaya busananya.

"Ini terlalu mencolok. Berpakaianlah seperti orang biasa pada umumnya, ini semua untuk membuat ibunya menyukaimu," jelas Sesil yang disambut anggukan kepala oleh Renata.

"Oh iya? Kok ibunya bisa nggak tau kalau anaknya kerja di mana?" tanya Renata lagi kembali penasaran dengan ucapan terakhir Sesil.

"Nanti aja gue jelasin. Pokoknya lu ikutin semua rencana gue!"

Renata menyimak dengan seksama setiap perkataan yang dilontarkan Sesil. Tak jarang Renata menganggukan kepalanya tanda setuju dengan rencana tersebut.

Sesilia adalah teman masa kecil Renata. Sama-sama tidak mempunyai seorang ibu, membuat kedekatan mereka seperti saudara kandung. Bahkan ketika Sesilia harus kehilangan ayahnya, Renata yang selalu jadi garda terdepan untuk menolong Sesilia dari keterpurukan. Namun, ia memutuskan untuk tidak bergantung pada Renata dan memilih jalan hidup sendiri.

Tapi, Tuhan berkehendak lain. Beberapa tahun terakhir mereka kembali dipertemukan oleh kejadian konyol. Sesilia yang waktu itu tengah kesulitan keuangan memutuskan untuk mencopet di sebuah mall. Dan naas ternyata yang menjadi korbannya adalah Renata. Sejak saat itu, mereka kembali bersahabat. Dan akhirnya, Renata memberikan Sesilia sebuah pekerjaan yang layak. Perlahan hidup sahabatnya itu bisa kembali tertata.

***

Lantunan ayat suci menggema di sebuah mesjid yang berada tidak jauh dari kediaman Sanjaya. Setiap menjelang sore anak-anak kampung setempat berlarian penuh semangat menuju suatu surau untuk menimba ilmu.

Tawa riang terlihat kala mereka menyambut seorang pria muda yang datang membawa sekantong besar makanan yang akan dibagikan untuk anak-anak di surau.

"Yey! Kak Noval bawa makanan." Sorak sorai anak-anak gembira dengan kehadiran Noval.

"Sabar, antri, ya! Dari yang anak perempuan dulu, kemudian anak laki-laki antri di belakangnya!" Noval dengan sabar mencoba mengatur barisan anak-anak.

"Siap, Kak Noval!" jawab salah satu anak yang bertubuh tambun.

Hampir satu bulan sekali, Noval selalu membagi makanan untuk anak-anak yang belajar mengaji di sana. Itulah mengapa saat kehadirannya dia selalu disambut dengan gembira.

"Kak, aku belum kebagian."

"Aku juga, Kak!"

"Iya, sabar. Semua pasti kebagian, makanan yang kakak bawa kali ini cukup banyak." Noval terlihat mulai membagikan makanan yang dibawanya.

Tiba-tiba perhatian semua anak teralihkan oleh suara sirine polisi yang menggema di sepanjang jalan.

"Kok, ada mobil polisi ke kampung kita?" tanya salah satu anak yang ikut barisan antrian.

Semua anak berlarian melihat ke arah jalanan bahkan ada yang ikut mengejar mobil patroli tersebut.

"Kak, mobilnya berhenti di depan rumah Kak Noval!" teriak salah satu anak dengan lantang.

Deg!

"Apa? Mobil polisi itu berhenti di depan rumahku?" gumamnya pelan. Ia langsung meletakkan bungkusan makanan itu dan berlari menuju rumahnya.

Rumah Noval yang nampak sederhana itu tengah menjadi pusat perhatian warga sekitar. Sebuah mobil patroli yang tengah terparkir di halaman rumahnya membuat warga berbondong-bondong datang untuk melihat.

"Selamat sore. Apa benar ini kediaman Saudara Faisal Sanjaya?" tanya salah satu petugas setelah seorang wanita paruh baya membukakan pintu rumahnya.

"Benar, ada apa, ya, Pak?"

"Kami membawa surat perintah untuk menangkap Saudara Faisal Sanjaya." Seorang petugas kepolisian menyerahkan sebuah amplop yang berisi surat penangkapan.

"Maksud Bapak apa? Suami saya salah apa?"

"Kami menerima laporan jika suami Anda telah melakukan perusakan sejumlah properti di salah satu Klub malam di daerah Jakarta. Silakan nanti saja Anda memberikan keterangan lebih lanjut di kantor polisi."

"Astaghfirullah, nggak mungkin Pak! Bapak pasti salah orang. Nggak mungkin suami saya berbuat hal demikian," jawab wanita itu dengan terkejut saat mendengar penjelasan pihak kepolisian.

"Ada apa ini?" Noval yang baru saja tiba langsung memeluk sang ibu yang tengah menangis.

"Ayahmu, Val! Meraka mau nangkap ayahmu!" Kembali terisak, wanita itu kemudian menyerahkan surat yang tadi polisi berikan.

"Tolong jangan halangi proses penangkapan ini, jika tidak Saudara Sanjaya bisa dijatuhi hukuman yang lebih berat." Salah satu polisi masuk dan membawa ayah Noval yang sedang terbaring lemah karena sakit.

"Jangan bawa suami saya, Pak! Suami saya tidak bersalah! Suami saya tidak bersalah!" Ibunya mencoba menahan.

"Semua ini fitnah!"

Ibunya bersimpuh, memohon agar pihak kepolisian tidak membawa Sanjaya, suaminya yang sedang sakit.

"Ayah saya tidak bersalah. Laporannya pasti salah, bawa saya saja!" Noval ikut mencegah pihak berwenang untuk menangkap ayahnya. Namun, sesuai prosedur polisi tetap melaksanakan tugas mereka.

"Cepat, ikut kami! Silakan Anda jelaskan semuanya di kantor polisi!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Pengganti Nona Arogan   Part 12. Kekasih Pengganti Nona Arogan

    Jam dinding sudah menunjukkan angka 11.35 malam. Suasana terasa hening. Renata terbangun dari lelapnya. Menggeliat seperti bayi. Melihat sekelilingnya, ia baru ingat jika malam ini tidak ada guling kesayangan menemaninya bermimpi. "Oh iya, gue lagi di rumah sakit," ucapnya pelan. Renata berdiri, berjalan menuju dispenser yang terletak dekat sebuah meja panjang, mengambil segelas air putih dan langsung menenggak habis semua isinya. Dia menengok ke arah sofa ruang tunggu. Ada Renata yang tengah terlelap dengan memegang remot TV. "Dia ketiduran di sana rupanya." Renata menghampirinya dan menyimpan remote TV itu ke tempatnya. "Sil, bangun!" ucapnya pelan. "Sil, bangun, Sil!" Renata mencoba kembali membangunkan Sesilia. Untuk ketiga kalinya, Sesil akhirnya terbangun. "Apa?" Sambil kembali menguap, menahan matanya yang enggan terbuka. "Kok papi belum masuk ruangan? Lu temenin gue tanyain perawat di depan, ya!" "Lah, lu kan tinggal pencet tombol di sana, yang deket bed. Tar juga per

  • Kekasih Pengganti Nona Arogan   Part 11. Kekasih Pengganti Nona Arogan

    "Tunggu, gue mikir apaan, sih? Terus kenapa dia berani meluk gue?" gerutunya perlahan hampir tidak terdengar oleh siapapun termasuk Noval. Tiba-tiba Renata mendorong tubuh Noval untuk menjauh darinya. "Lu ngapain meluk-meluk gue? Lu mau ambil kesempatan dalam kesempitan, hah?!" pekik Renata kencang. Membuat gempar para tenaga medis di sana. Bahkan ada beberapa perawat keluar dari ruang ICU untuk melihat keadaan di sana. Namun, mereka hanya diam saja melihat Renata memarahi Noval. Petugas kesehatan di sana sudah mengetahui siapa Renata, anak Mr William, salah satu pemenang saham di rumah sakit tempat mereka bekerja. "Maaf, aku nggak bermaksud ...." Renata langsung memotong ucapan Noval. "Alah, omong kosong." Noval mencoba menenangkan Renata yang tiba-tiba meledak amarahnya. Namun, sepertinya wanita itu tidak mengindahkan ucapan Noval. Malah terjadi adu mulut di antara keduanya. Hingga Sesil datang dan berhasil menenangkan keduanya.

  • Kekasih Pengganti Nona Arogan   Part 10. Kekasih Pengganti Nona Arogan

    Beberapa saat sebelumnya."Mana Nak Renata, Ibu mau bicara?" Ibu Wati menahan Noval yang akan masuk ke kamar."Sudah pulang. Ada urusan mendadak katanya. Dia titip maaf karena tidak bisa pamitan sama Ibu.""Kalau begitu kita bicara di depan. Ini menyangkut tentang hubungan kalian berdua.""Ibu, sudah berapa kali Noval bilang, dia nggak hamil. Dan walaupun hamil juga itu bukan anak Noval. Noval sama sekali nggak pernah sedikit pun nyentuh Renata. Ibu harus percaya sama Noval, ya! Sekarang lebih baik kita pergi ke rutan buat lihat kondisi ayah," ajaknya dengan halus. Mengalihkan perhatian ibunya untuk tidak lagi membahas tentang Renata.Noval masuk kamarnya, mengambil jaket hoody berwarna hitam yang tergantung di belakang pintu. Setelah itu mengambil tas selempang yang tergeletak di dekat meja komputer.Namun, perhatiannya teralihkan oleh sebuah tas perempuan berwarna soft pink yang tidak ia kenal. Tergant

  • Kekasih Pengganti Nona Arogan   Part 9. Kekasih Pengganti Nona Arogan

    Setelah berganti pakaian, Bu Wati langsung menyidang keduanya di ruang tengah.Renata hanya mengganti celananya saja yang basah. Untungnya ukuran celana Tiara tidak beda jauh darinya.Noval nampak tertunduk mendengarkan setiap omelan ibunya. Sedangkan Renata terlihat menahan tawa saat dirinya ikut kena omelan."Jadi gini rasanya kena omelan seorang ibu? Kok gue malah seneng, ya?" lirihnya pelan, dia seakan menikmati segala wejangan yang Ibu Wati berikan.Baru kali ini ada orang lain--selain ayahnya, yang berani memarahi dirinya. Tapi, rasanya sangat berbeda. Tidak ada rasa sakit hati ataupun amarah saat Ibu Wati mengomel terus seperti sekarang ini."Kalian itu sudah dewasa, harusnya tau mana yang dilarang oleh agama. Itu dosa, kalian belum resmi menikah.""Ibu, jangan salah paham. Tadi Renata mau jatuh karena lantainya licin. Aku mau bantu dia berdiri cuman malah ikutan jatuh. Ibu jangan berpikir buruk dulu." No

  • Kekasih Pengganti Nona Arogan   Part 8. Kekasih Pengganti Nona Arogan

    Ibunya menyodorkan segelas air putih pada Noval. "Kamu, kok, sampai kaget begitu?" Renata hanya tersenyum melihat tingkah Noval. "Yes, sepertinya rencanaku berhasil." Sekilas Noval melihat ke arah Renata yang berpura-pura melihat ke arah lain. Ibu Wati kembali melanjutkan ucapannya. "Kemarin, saat kamu pergi Nak Renata datang sama temennya itu lho, siapa ya, ibu lupa namanya?" "Sesil!" jawab mereka serempak. Akhirnya netra mereka bertemu. Noval menaikkan kedua alis matanya, memberi tanda ketidaktahuannya mengenai semua ini. Renata hanya membalas dengan isyarat bibir. "Kena, lu!" "Iya ... Nak Sesil. Mereka bawa makanan serta obat buat ayahmu. Tapi sayang, ayahmu sudah keburu dibawa polisi." Ibu Wati melanjutkan kembali ucapannya, ada raut kesedihan kembali tersurat di sana ketika teringat kejadian kemarin. "Iya, kemaren Ibu udah cerita semua sama aku. Aku turut prihatin ya soal penangkapan itu. Mungkin ada sesuatu yang bisa aku bantu?" Renata mencoba menawarkan bantuan ke

  • Kekasih Pengganti Nona Arogan   Part 7. Kekasih Pengganti Nona Arogan

    "Dua orang perempuan?" Noval mengernyitkan keningnya. "Yang satu kayak bule cantik banget. Kalau nggak salah namanya Renata. Yang satu lagi kayak cowok, tomboy gitu. Tapi aslinya kayaknya cantik juga kalau nggak salah namanya--" "Sesilia?" Noval langsung menebak nama kedua yang adiknya itu maksud. "Iya bener, kok, kamu bisa tau? Mas kenal sama kedua perempuan itu?" "Hanya teman waktu sekolah. Mau apa mereka ke sini?" "Aku nggak tau, mereka ngobrol sama ibu. Aku di suruh ke warung untuk membeli makanan sama ibu. Kayaknya obrolan mereka serius makannya nyuruh aku pergi. Oh iya, Mas. Tadi aku kesel banget sama orang-orang. Mereka terus ngebully aku. Katanya jangan deket sama Si Tiara, hati-hati ayahnya penjahat." Tiara menirukan gerakan bibir orang-orang yang membicarakannya. "Kamu yang sabar, ya! Abang lagi usaha buat cari uang pengganti itu. Ayah pasti segera kumpul lagi sama kita. Dan kalau ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status