Home / Romansa / Kekasih Simpanan / Bab 4. Penolong

Share

Bab 4. Penolong

Author: RedVelved
last update Last Updated: 2021-07-08 16:36:49

Becca keluar dari kantor Tuan Arga dengan dada terasa sesak menahan marah. Jantungnya berdetak kencang seperti habis berlari maraton. Baru kali ini ia mendapat penghinaan yang menginjak harga dirinya.

Becca cepat-cepat menekan tombol lift untuk mengantarnya ke lantai bawah. Saat memasuki lift, untung saja tidak ada orang selain dirinya.

Bersandar di dinding lift, Becca mengatur nafasnya. Perasaannya campur aduk, antara marah, kesal tapi juga takut. Ia takut telah menyinggung perasaan Tuan Arga yang sangat berkuasa. Ia tak ada seujung kuku dibanding Tuan Arga.

Setelah bisa mengendalikan emosinya, Becca mengambil sebotol air mineral dari dalam tasnya. Dengan perlahan diminumnya hingga habis tak bersisa. Air minum yang membuat dirinya semakin tenang.

Saat pintu lift terbuka, Becca segera keluar. Dengan langkah cepat ia keluar dari halaman perkantoran Tuan Arga. Becca tidak tahu jalan pulang. Becca mengamati sekitarnya, lalu ia menemukan sebuah taman kecil. Di sana ia duduk dan membuka peta di ponselnya, mencari jalan pulang.

Saat itu ponselnya berdering, ternyata Andre yang meneleponnya. Andre adalah penolongnya. Bagi Becca, Andre lebih sekedar teman, tapi juga kakak dan sahabat terbaiknya.

- "Halo Kak Andre."

- "Halo Becca. Sore ini setelah pulang kerja, aku jemput ya."

- "Maaf Kak, tapi sekarang aku ada di depan perkantoran PT. Duta Laksana. Tadi aku dipanggil ke kantor pusat."

- "Kamu sudah selesai kan? Kalau begitu, kamu tunggu saja di sana. Aku jemput ya."

- "Nggak usah, Kak. Aku bisa naik angkutan umum kok."

- "Jangan, nanti malah kesasar. Posisiku juga nggak jauh dari sana. Tunggu kira-kira setengah jam. Oke?!"

- "Baiklah, Kak. Aku ada di taman kecil di sebelah gedung."

- "Oke, tunggu ya."

Telpon pun ditutup. Becca menghela nafas, antara senang tapi juga nggak enak karena merepotkan Andre yang sudah banyak membantunya.

Becca ingat pertemuan pertama dengan Andre. Saat itu ia masih SMA, Andre datang ke panti bersama keluarganya untuk memberikan bantuan. Perkenalan singkat tanpa kesan.

Namun beberapa bulan kemudian saat Becca sudah lulus SMA dan sedang mencari pekerjaan, ia bertemu Andre. Saat itu ternyata Becca melamar pekerjaan di perusahaan Andre.

Becca bekerja selama satu tahun di perusahaan Andre, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari pengalaman di tempat lain. Namun sebenarnya Becca hanya tidak ingin lebih merepotkan Andre, karena selama bekerja Andre selalu membantunya.

Bunyi klakson mobil membuyarkan lamunan Becca. Ia segera mencari sumber suara dan Becca melihat Andre membuka jendela mobilnya. Senyum ramah tersungging di bibirnya. Becca balas tersenyum dan beranjak mendekati Andre.

"Becca, yuk masuk!" perintah Andre ramah.

"Iya Kak, terima kasih. Maaf sudah merepotkan Kakak," ucap Becca sambil duduk di sebelah Andre.

"Santai lah, Bec. Kamu ini kayak sama siapa aja," saut Andre sambil menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Tapi memang aku selalu merepotkan Kakak sih," kata Becca masih memaksa.

"Sudah jangan dibahas lagi. Bec, kita cari makan dulu yuk, pasti kamu belum makan kan? Aku juga udah laper," ajak Andre santai.

"Iya Kak, terserah Kakak aja."

Andre hanya melemparkan senyumnya. Hati Becca terasa hangat. Memang seperti itulah perlakuan Andre padanya. Selalu hangat walaupun jika dibandingkan dengan Andre, Becca bukanlah apa-apa.

Usia Andre terpaut 7 tahun dengan Becca. Andre kini berumur 27 tahun, tapi ia bisa dibilang pengusaha sukses. Perusahan Andre bergerak di bidang retail. Memang Andre meneruskan bisnis keluarganya, tapi di tangan Andre, perusahaan menjadi lebih maju.

Becca terkadang merasa kecil hati. Ia hanya anak yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya. Mengapa Andre masih mau berteman dengannya?

"Bec, kita makan di sana ya," ucap Andre membuyarkan lamunan Becca.

"Iya, Kak," saut Becca tersenyum.

Rumah makan ini menyediakan berbagai menu makanan. Becca memilih ayam bakar untuknya, sedangkan Andre memilih menu sate sapi kesukaannya.

"Bec, tadi kenapa kamu dipanggil ke kantor pusat? Memang ada masalah apa?" tanya Andre sambil menunggu makanan pesanan mereka datang.

Becca agak terkejut mendengar pertanyaan Andre. Ia bingung akan menjawab apa. Jika berterus terang, ia takut Andre akan membantu dan menyelesaikan masalahnya. Dan akhirnya Becca memutuskan untuk tidak menceritakan dulu. Bukan berbohong tapi ia belum ingin menceritakan pada Andre. Becca memutar otaknya mencari alasan.

"Oh itu lho, Kak. Aku akan dipindahkan ke galeri luar kota, tapi aku menolak. Lalu aku disuruh manajer untuk memberikan alasan secara langsung pada manajer pusat." Becca mengatakan apa yang terlintas di kepalanya.

"Oh begitu. Syukurlah kalau kamu tidak ingin pindah kota. Kan kita akan kesulitan kalau bertemu," kata Andre tersenyum.

"Haha Kak Andre bisa aja."

Saat itu makanan pesanan mereka datang. Becca dan Andre sama-sama menikmati makan malam mereka walaupun hari baru menjelang petang.

Selesai makan, Andre pun terus menatap Becca yang ada di hadapannya. Hatinya selalu berdesir setiap kali menatap mata Becca. Ia selalu menemukan kepolosan, kenaifan namun juga keberanian.

Andre sangat tahu latar belakang Becca, namun ia tidak memperdulikan semua itu. Ia memang sudah menyukai Becca sejak mereka bertemu pertama kali. Baginya, Becca adalah seseorang yang akan bisa mendampinginya dalam mengarungi kehidupan.

Namun saat ini, Andre belum bisa mengutarakan isi hatinya. Masih terlalu dini baginya. Ia harus bersabar karena tahu jika saat ini Becca masih menganggapnya seorang kakak dan teman baik.

Andre yakin jika ia bersabar dan terus dekat akhirnya Becca akan merasa sayang dan jatuh cinta padanya.

"Kak Andre kenapa lihatin Becca terus? Ada yang aneh ya?" tanya Becca malu.

"Oh enggak kok. Aku hanya ingat saat pertemuan pertama kita di panti. Dulu kamu masih gadis remaja, sekarang kamu sudah lebih dewasa," ucap Andre tersenyum, mencari alasan.

"Haha ... waktu itu aku pasti kelihatan culun banget ya, Kak?"

"Eh enggak kok. Justru sekarang kamu ini malah culun," ledek Andre.

"Enak aja. Sekarang aku ini udah gadis dewasa," elak Becca sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya iya percaya. Takut aku kalau kamu udah ngambek."

"Eh kapan aku pernah ngambek sama Kakak?" tanya Becca.

"Pernah lah ... kemarin itu waktu kamu mau resign dari perusahaan tapi aku tolak."

"Kan itu aku ingin cari pengalaman dan nggak ingin tergantung terus sama Kak Andre." Becca tersenyum sendiri jika ingat peristiwa itu.

"Ya tapi kan kamu pakai drama dulu," ucap Andre sambil tersenyum geli.

"Iya iya, aku emang suka drama." Becca pun akhirnya ikut tertawa.

Saat itu ponsel Becca berbunyi tanda ada pesan masuk. Saat membacanya senyumnya pun seketika hilang dari bibirnya.

- Besok pagi kamu harus datang tepat waktu ke galeri. Jangan membuat Tuan Arga menunggu.

Pesan dari Pak Yandi yang membuat Becca ingat akan masalah peliknya.

"Kenapa Becca?" tanya Andre penasaran.

-

-

-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Simpanan   Bab 50. Menangis Bersama

    Mobil Arga melaju dengan kecepatan sedang, perlahan menjauh dari vila yang selama dua hari ini mereka tinggali. Becca menatap pemandangan indah yang terhampar didepan matanya dengan mata kosong. Pikirannya melayang tak menentu. Sementara Arga yang menyetir di sebelahnya pun tampak terdiam. Pandangannya fokus menatap jalan aspal yang tampak berkelok di hadapannya. Perlahan menuruni perbukitan dan melaju menuju kota tempat tinggalnya.Becca sama sekali tidak ingin memulai percakapan apapun dengan Arga. Bahkan kepalanya berpaling seakan sedang menikmati pemandangan indah yang mereka lewati sepanjang jalan. Namun siapa sangka jika pikirannya melayang memikirkan diriya sendiri. Entahlah Becca harus marah atau bagaimana. Terus terang ia kecewa dengan sikap Arga yang ingin menjadikannya seperti wanita simpanan. Rasanya ia ingin memaki Arga, namun nyalinya seakan menciut saat ingat siapa Arga. Bagaimanapun Arga adalah bosnya walaupun saat ini statusnya adalah pacar Arga.Heh ... Benarkah a

  • Kekasih Simpanan   Bab 49. Disekap

    Ponsel Becca berdering seakan menjerit minta segera diangkat. Dengan setengah hati, Becca pun mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam tasnya.Mila? Ada apa dia telpon? Tanya Becca dalam hati.Segera Becca menggeser tombol hijau di layar ponselnya.- "Hallo, Mila."- "Becca!!! Kamu masih hidup kan?!"- Ha??? Kamu lagi ngigau ya?"- "Enak aja, aku ini lagi di galeri. Kamu kemana sih kok udah 2 hari menghilang? Habis pulang kerja ini rencana aku mau laporin kamu ke polisi loh."- "Aku nggak ngilang, Mila. Aku lagi dalam misi penting."- "Apaan misi-misi! Bec, kalau kamu nggak pulang malam ini, beneran deh aku bakal lapor ke kantor polisi."- "Hahaha ... Kamu kangen sama aku ya, Mil?"- "Becca! Aku nggak bercanda!"- "Iya iya, sabar dong, Mil. Jangan ngegas mulu' ntar kecenya ilang loh. Sabar ntar malem aku pasti pulang kok. Don't worry be happy, okey ... "- "Beneran loh ya ... Awas ntar kalau ka

  • Kekasih Simpanan   Bab 48. Masih Hidup?

    Tubuh Becca menggeliat, rasa geli mengusik ketenangan tidurnya. Ia merasakan lehernya diciumi dengan mesra. Apakah ini mimpi?"Aaaaaaa ... " Sekuat tenaga Becca bangun dari tidurnya dengan berteriak histeris."Astaga, Becca! Apa-apaan sih kamu?! Kamu mimpi buruk?" tanya Arga terkejut, ia sedang asyik-asyiknya menciumi leher putih mulus milik Becca eh ... yang punya malah berteriak membuat jantungnya serasa melompat."Eh sayang, kamu disini?" tanya Becca kebingungan.Nampaknya ia lupa jika semalam tidur bersama Arga. Dan saat ini mata Arga seketika membeliak dengan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya. Becca yang polos tanpa sehelai benang pun.Tanpa sadar, Arga menelan salivanya dan seketika gairah kembali membuncah dalam tubuhnya. Juniornya seketika mendesak ingin dipuaskan."Istigiii!" teriak Becca saat menyadari jika kedua bukit kembarnya terlihat menantang minta dibelai. Reflek tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi

  • Kekasih Simpanan   Bab 47. Pemilik Hati

    Candle light dinner, begitulah kata orang saat melihat Becca dan Tuan Arga makan bersama di balkon villa. Suasana begitu romantis dengan kerlip lilin dan cahaya bulan yang redup.Becca sangat menikmati makan malam yang telah disiapkan Tuan Arga. Bagi Becca tentu saja ini adalah candle light dinner pertamanya. Menu makanan apapun malam ini pasti terasa sangat enak di lidahnya. Selesai makan, Becca meminum segelas lemon tea sambil memandang lampu kerlap kerlip di sekitar villa. Pemandangan malam ini memang sungguh menakjubkan."Kamu suka, Bec?" tanya Tuan Arga yang terus menatap mata Becca."Suka banget, Tuan.""Kenapa panggil 'Tuan' terus sih? Panggil Sayang bisa kan?!" pinta Tuan Arga."Uhuk ... harus ya?""Ah kamu ini, terserahlah kalau gitu," ucap Tuan Arga yang menampakkan wajah cemberut."Hehe ... maaf soalnya lidah saya udah terbiasa panggil 'Tuan', jadi susah ngubahnya.""Iya iya, terserahlah. Tapi yang penting kamu sayan

  • Kekasih Simpanan   Bab 46. Fobia

    "Kalau gitu langsung kita nikahkan saja bulan depan, Pak," sahut Bu Rima antusias."Apa?!" teriak Mila dan Yandi berbarengan."Tapi ... " Yandi tergagap, seperti kehilangan kata-kata. Otaknya buntu nggak bisa berpikir."Ah Yandi, kamu ini kok kurang gercep sih," omel Bu Rima gemas.Sementara Mila sudah bisa menguasai diri dan kini hanya menampilkan senyum manisnya."Kok Ibu tau gercep segala?" Yandi sewot sendiri."Jangan salah, tua-tua begini Ibu juga sering nonton sinetron. Tau lah kalau cuma istilah begituan. Memang Ibu tinggal di dalam hutan," balas Bu Rima tidak mau kalah."Gimana Yandi?" tanya Pak Wisnu, mengembalikan ke topik pembicaraan semula."Gimana apanya?" tanya Yandi bingung."Aduh Yandi, kenapa kamu jadi lemot sih! Itu soal nikah bulan depan. Ah ... tanya kamu kelamaan. Nak Mila, gimana menurutmu? Setuju nggak kalau nikah bulan depan?" tanya Bu Rima tersenyum berharap."Ya Bu," sahut Mila santai.

  • Kekasih Simpanan   Bab 45. Nikahkan saja

    Tuan Arga menghentikan mobilnya di sebuah halaman rumah villa yang terlihat mewah namun tidak terlalu besar."Rumah siapa ini, Tuan?" tanya Becca sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah."Tentu saja rumahku. Kalau sedang butuh rehat, biasanya aku ke sini," ucap Tuan Arga sambil keluar dari mobilnya.Becca pun mengikuti. Mereka langsung disambut pengurus rumah, sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi."Ini beneran rumah Tuan Arga?" tanya Becca terkagum-kagum saat memasuki dalam rumah. Ternyata desain di dalam rumah terasa nyaman, walaupun minimalis."Kamu nggak percaya amat sih kalau aku bisa beli rumah disini? Kamu lupa kalau aku ini kaya?!" ucap Tuan Arga sedikit kesal."Hehe iya lupa. Habis rumahnya bagus banget." Becca hanya bisa melemparkan senyum manisnya agar Tuan Arga tidak semakin kesal padanya."Tuan Arga, Nona, silahkan ke taman belakang. Sudah ada minuman dan makanan kecil," ucap Pak Marto, pengurus r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status