Kemudian pak Alex melanjutkan lagi renungannya kepada sekelompok anak muda tersebut.
“Baiklah anak-anak ku sekalian renungan-renungan yang telah telah saya sampaikan sebelumnya ini juga menyatakan bahwa sekiranya pun berasal dari Allah, kesakitan itu adalah berkat bukan laknat .”
“Jadi kesakitan itu adalah sesuatu hal yang dapat memperkaya, menggembleng, memurnikan, serta mendewasakan kerohanian kita?” tanya seorang anak muda bernama Hezron.
“Ya, benar sekali bahwa kesakitan itu seperti yang telah kamu katakan bisa memperkaya, menggembleng, memurnikan, serta mendewasakan kerohanian kita masing-masing manusia.” Kemudian Alex menyuruh seorang anak muda lainnya untuk menerangkan apa itu kesakitan.
“Oke sekarang saya mau bertanya apa itu kesakitan adalah megafon?” dia mempersilahkan seseorang dari sekumpulan anak muda itu.
“Saya mau menjawab pak”
“YA silahkan”
“Perkenalkan nama saya Angel, jadi menurut saya kesakitan adalah megafon Tuhan, yang mendorong manusia untuk mengintropeksi serta mengoreksi diri setiap kali, itulah yang dapat saya jelaskan secara umum dan juga sekaligus makna dari kesakitan”
“Baik terimakasih untuk tanggapannya ya Angel, benar secara umum kesakitan yang dikatakan sebagai megafon adalah sebagai salah satu cara yang dilakukan Tuhan agar merubah hati manusia menjadi lebih baik dan mau mengintrospeksi diri dan memperbaiki kesalahannya, tapi sayang seribu sayang kesakitan tidak pernah menimpa kita secara umum melainkan kesakitan itu kita alami secara pribadi atau bersifat khusus.” Penjelasannya itu merujuk pada sesuatu hal yang bersifat pribadi sepertinya rasa sakit yang dimaksud oleh Alex adalah seperti pegal linu, sakit gigi, sakit kepala bagaikan buldoser yang bisa menyerang kapan saja tanpa mengikutsertakan orang lain sakit.
Setiap hari Alex bertemu dengan berbagai macam orang juga sifat-sifat mereka yang berbeda-beda. Sebagai seorang lelaki yang sudah berumur tiga puluh dua tahun kala itu. Dia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Jenni.Jenni adalah seorang perempuan buta, ia bekerja sebagai seorang pemain musik di sebuah cafe di salah satu kota.Kebetulan pada saat itu Alex sedang dalam perjalanan menuju kota. Sesampainya dia Dikota, keadaan cuaca pada saat itu sedang mendung. Kebetulan tempat yang dia tempuh sekitar satu jam lagi dari tempat ia berada.Juga dia merasa lapar. Entah ini yang dinamakan di jodohkan atau memang secara kebetulan. Dia singgah di sebuah cafe. Dia memesan makanan dan minuman kepada pelayan.Saat dia tengah bersantai menunggu hidangan yang dia pesan datang. Pemiliki kafe memiliki hiburan, yaitu penyanyi dan pemain musik.&
Dari kisah yang didengar oleh Alex dari Jenni. Masih terngiang-ngiang sampai di kepalanya. Sungguh besar memang kuasa Tuhan kita, dia yang telah menciptakan manusia beserta kebahagiaan, tidak hanya menciptakan itu saja melainkan ikut serta juga menciptakan kesengsaraan bagi umat manusia.Semua itu dia ciptakan tentunya memiliki makna yang besar di dalamnya. Bagaimana tidak.Bayangkan jika Tuhan hanya menciptakan kebahagiaan saja bagi manusia. Apa yang akan dikatakan manusia kepada Tuhan? Banyak kemungkinan yang bisa terjadi bukan. Salah satunya saja misalkan, manusia mungkin akan melupakan Tuhan yang telah menciptakan dia. Karena sudah merasa bahagia, tidak pernah ada masalah yang menerpa hidupnya.Memangnya kebahagiann itu apa saja sih?. Baiklah kita ambil saja contohnya kebahagiaan karena tidak pernah saki, kebahagiaan karena tidak pernah lapar atau tidak membutuhkan makanan, dan sebagainnya.Tentu hal itu akan membuat manusia me
Siapakah Umat Pilihan Itu?Banyak orang Kristen yang salah memahami yang dimaksud dengan umat pilihan. Di zaman Perjanjian Lama, umat pilihan adalah bangsa Israel yaitu mereka yang secara darah daging keturunan Abraham (bukan bangsa Jepang, Afrika, Tibet, Melayu dan lain sebagainya). Pemilihan ini berdasarkan kedaulatan Allah mutlak. Di zaman Perjanjian Baru, umat pilihan adalah mereka yang diberi kesempatan untuk selamat, yaitu dikembalikan ke rancangan semula Allah (tidak terbatas suku dan bangsa). Kalau Alkitab menyatakan bahwa ada orang-orang yang dipilih, artinya bahwa tidak semua manusia “memiliki kesempatan” menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Hal ini sungguh-sungguh tergantung pada kedaulatan Allah sepenuhnya. Ada orang-orang yang diberi kesempatan mendengar Injil, tetapi ada yang tidak. Berbicara mengenai umat pilihan Perjanjian Baru, ada beberapa hal yang harus dipahami.Pertama, umat pilihan adalah mereka yang hi
Tidak terasa sudah enam bulan saya sudah di Jakarta sejak mengabdi di pedalaman Pulau Halmahera, Maluku Utara sebagai pengajar. Masa-masa saya di pedalaman Halmahera selama kurang lebih 10 bulan tidak hanya memberikan cerita-cerita lucu dan pengalaman-pengalaman hidup yang tidak ternilai dan terlupakan tetapi satu hal yang saya syukuri adalah saya bisa belajar banyak dari masyarakat setempat dan bagaimana menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan mengasihi tanpa syarat kepada sesama.Penempatan saya di Halmahera memang merupakan cara Tuhan untuk kembali menyokolahkan saya melalui ‘sekolah kehidupan’ dengan ‘guru-guru’ yang berasal dari masyarakat setempat dan ‘mata pelajaran’ yang berasal dari semua peristiwa dan kebaikan Tuhan yang saya alami disana. Tuhan membetuk pribadi saya melalui semua kejadian yang saya hadapi disana agar lebih dekat dan bersandar kepada kekuatanNya. Sal
Alkitab banyak membahas balas dendam. Baik istilah Ibrani dan Yunani yang diterjemahkan sebagai "pembalasan" atau "balas dendam" berakar dari istilah yang mengandung makna hukuman. Ini penting untuk diingat karena akan membentuk pengertian kita mengapa hanya Allah yang berhak membalas.Ayat kunci kebenaran ini ditemukan dalam Perjanjian Lama dan dikutip dua kali dalam Perjanjian Baru. Allah berfirman, "Hak-Kulah dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka" (Ulangan 32:35; Roma 12:19; Ibrani 10:30). Di dalam kitab Ulangan, Allah sedang berbicara mengenai umat Israel yang keras kepala, memberontak, dan berhala, yang telah menolak DiriNya dan menimbun murka-Nya atas kefasikan mereka. Ia berjanji membalas mereka menurut jadwal dan motivasi DiriNya yang murni dan sempurna. Kedua perikop Perjanjian Baru berkaitan dengan perilaku or
Yesus mengajarkan bahwa Allah adalah Bapa yang baik hati dan sukamengampuni. Kebaikan Allah itu ditampakkan atau diwujudkan dalamkehidupan dan pewartaan Yesus. Allah Bapa melalui Yesus selalu mencaridomba-domba yang hilang untuk dibawa pulang kembali, karena akan adasukacita di surga jika satu orang berdosa yang bertobat lebih daripada sukacitakarena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukanpertobatan (Luk 15:7). Allah memanggil kita untuk bertobat, maka Allah akan selalu mengampuni dosa-dosa kita, karena Allah adalah Bapa yangMaharahim. Dalam doa Bapa Kami terdapat ungkapan: “Ampunilah dosa kamiseperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”.Dalam doatersebut, manusia tidak hanya memohon pengampunan dari Tuhan, tetapi jugabersedia mengampuni sesamanya yang berbuat salah kepadanya. Dengandemikian pengampunan dari Allah dikaitka
Harapan atau pengharapan (bahasa Latin: spes) merupakan salah satu dari tiga kebajikan teologal dalam tradisi Kristen. Harapan merupakan kombinasi dari hasrat akan sesuatu dan pengharapan untuk menerimanya, kebajikan ini berharap akan persatuan ilahi dan juga kebahagiaan abadi. Sama seperti semua kebajikan, harapan timbul dari kemauan atau kehendak, bukan nafsu atau perasaan."Orang Kristen yang berpengharapan mencari Allah bagi dirinya sendiri. Dalam bahasa teknis, objek formal dari harapan teologis adalah Allah-yang-dimiliki."Harapan bertentangan dengan dosa keputusasaan dan presumsi; menjauhkan diri dari sikap-sikap tersebut memenuhi perintah negatif harapan. Sementara perintah positif harapan diperlukan untuk melakukan tugas-tugas seperti doa atau penitensi.Beberapa bentuk Quietisme menyangkal bahwa manusia perlu menghendaki sesuatu sehingga mereka menyangkal bahwa harapan merupakan suatu kebajikan.Dalam tradisi Kr
Hari kita melanjutkan ke perumpamaan di Injil Lukas, di Lukas 12:13-21. Bagian ini sering disebut sebagai perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh:Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Katanya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”Kemudian ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, katanya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat;