Share

Kembali Ke Masa Lalu
Kembali Ke Masa Lalu
Penulis: bima sulistyanto

Bagian Satu

Seorang pria tinggi memakai setelan kemeja dipadukan dengan celana Jeans, ditambah dengan sepatu kets senada dengan pakaiannya. Namanya Taro, ia seorang pengangguran, bahkan banyak orang mengatakan padanya jika ia tidak layak hidup di muka bumi karena kebiasaannya itu. makan, tidur, serta ke toilet, hanya itulah yang dia lakukan sepanjang hari, bermalas-malasan di rumah.

Hal yang membuatnya menjadi pengangguran karena tidak pernah ada perusahaan yang menerimanya bekerja walaupun dia adalah seorang Programing.

Ia melihat arlogi miliknya, waktu telah menunjukan pukul 15.30 di mana waktu yang telah ditentukan oleh kekasihnya untuk bertemu. Ia telah menjalin hubungan dengan Naomi saat mereka SMK. Ia menjadi seorang kekasih yang siap untuk membahagiakan kekasihnya.

Naomi, perempuan yang sangat cantik di mata Taro dan begitu perfect tanpa ada lecet sedikitpun. Tapi semua orang menentang  mereka berpacaran karena semuanya tidak lah logis. Apa yang di butuhkan oleh Naomi, Taro yang membelikanya. Sampai sahabatnya waktu SMK itu Celo juga memperingatkannya, tapi hasilnya tetap nihil.

Sekarang dia melakukannya lagi. saat tadi malam Naomi minta untuk bertemu karena ada yang ingin mereka bicarakan. Taro langsung tanpa pikir panjang menyetujui perkataannya itu. Yang ada di dalam otaknya itu hanya memberikan yang terbaik untuk Naomi walaupun harus menghabiskan uang untuk dia bertahan di dalam bulan ini.

Setelah berjalan kaki menuju ke sana. Akhirnya dia datang di tempat yang sudah di janjikan oleh Naomi. Tempatnya mewah, beda dengan tempat biasa mereka untuk bertemu. Dia melihat ke kiri dan ke kanan mencari dimana Naomi itu duduk. Mencari kesekeliling dari tempat itu dan akhirnya dia menemukian Naomi sedang berdua dengan seorang pria.

Apa mungkin itu adalah orang tua dari Naomi yang sengaja dia bawa karena untuk menunjukkan bahwa Taro adalah laki-laki yang sangat baik kepada Naomi.—batin Taro.

Dia masih berpikiran positif dan tidak memikirkan yang macam macam hanya disana da Naomi. Taro mulai melangkahkan kakinya ke tempat duduk itu.

“Taro kesini.” Naomi melambaikan tangannya untuk mengajak Taro duduk disana.

Tapi ada yang aneh, selama mereka berpacaran tidak sekalipun Naomi memanggilnya dengan sebutan nama. Tapi Taro masih berpikiran positif.

Bisa jadi itu ayahnya. Makanya dia memanggil nama aku di hadapan orang tuanya.—batin Taro.

“Duduk disini, Taro.” Naomi menepuk kursi untuk menandakan dimana dia akan duduk.

Taro langsung duduk di tempat itu dan melihat ke arah Naomi.

“Apa kabar kamu, sayang? Kamu cantik sekali hari ini?” Taro merasa bahagia karena dia bisa bertemu lagi dengan kekasihnya itu.

“Aku baik. Kalau kamu bagaimana, Taro?”

“Aku sangat baik sekali.” Taro tersenyum ke arah Naomi tetapi saat dia memalingkan wajahnya ke depan dia melihat ada seorang pria duduk di hadapannya. “Ini siapa, sayang?”

“Aku kenalkan saja langsung ya, Taro. Dia itu tunangan aku.”

Saat Naomi mengatakan hal itu membuat jantung dari Taro berhenti sejenak.

“Apa? Tunangan?”

“Iya, betul sekali. Dia itu tunangan aku.” Naomi mengatakannya dengan lancar.

“Tapi Aku itu pacar kamu. Kenapa kamu bisa tunangan kalau tidak bersama aku?”

“Itu sangat wajar lah. Siapa juga yang tidak mau tunangan sama orang seperti dia ini.”

“Memangnya apa yang membuat kamu bahagia sampai mau tunangan dengan orang ini?” Taro masih tidak percaya.

“Dia itu punya uang yang tidak akan ada habisnya.” Naomi menyampaikannya.

“Jadi semuanya ini hanya karena uang? Kamu sampai tidak ada kabar kepada aku dalam bulan ini.”

“Itu sangat pasti sekali. Kamu tahu bagaimana kebutuhan aku setiap bulannya. Dimana harus aku makan setiap harinya dan berapa belanjaan aku sehari. Oleh karena itu aku menerima pertunangan ini.”

“Tapi kita pacaran sudah sepuluh tahun. Aku melakukan apa yang kamu inginkan. Aku memenuhi semua kebutuhan kamu, tapi kenapa kamu lakukan ini kepada aku.” Taro tidak percaya dengan semua ini.

“Aku hanya menanfaatkan kamu saja. Aku bisa mneyuruh kamu seenaknya dan meminta semuanya itu karena aku belum menemukan yang lebih dari pada kamu. Tapi dia itu bisa memberikan aku segalanya. Mulai dari makan yang enak di tempat yang mewah. Aku bisa meminta semua yang aku inginkan sampai di hari itu juga aku mendapatkannya dan itu kamu tidak bisa mengabulkannya.”

“Tapi tu kan—“ Ucapan Taro terhenti.

“Intinya itu. Aku mau kita akhiri saja hubungan ini. Karena sebentar lagi aku juga akan menikah dengan dia. Kedua orang tua kami juga sudah setuju. Dan juga mana mau orang tua aku untuk menerima kamu yang tidak bekerja seperti ini. Mau makan apa aku sebagai anak satu-satunya di keluarga itu. Padahal di keluarga aku saja, aku sangat di manjakan dengan segala hal. Aku menikah dengan kamu hanya akan membuat aku sengsara dan itu tidak di inginkan oleh keluarga saya.” Naomi mengatakan semuanya kepada Taro apa yang sudah dia rasakan selama mereka ebrpacaran. “Ayo sayang, kit pergi saja dari sini. Semuanya sudah selesai jadi aku bisa menikmati hari tanpa harus memikirkan siapapun lagi.”

Naomi langsung pergi menarik tangan dari tunangannya itu tetapi  Taro memegang tangan dari Naomi.

“Aku akan merubah semua nasib ini. Dan akan mencari sebuah cara untuk bisa menikah dengan kamu tanpa harus kamu menahan semua selera kamu itu.” Taro memohon kepada Naomi untuk tetap bersamanya.

“Aku sudah membulatkan tekad. Yang aku butuhkan untuk menempuh kehidupan yang baru adalah uang. Itu yang penting dari apapun.” Naomi menarik tangannya dan langsung pergi meninggalkan Taro yang sedang termenung di meja makan.

Apa maksudnya ini? Jadi selama ini yang aku lakukan itu hanya sia-sia. Padahal aku sampai harus berhutang kepada sahabat aku untuk bisa memenuhi semua keinginanya. Tapi hasilnya tetap aku yang di tinggalkan. Kalau tahu kejadiannya seperti ini lebih baik aku mendengarkan perkataan dari sahabat aku untuk tidak terlalu memenuhi semua keiginan dari Naomi.—batin Taro.

Dia hanya bisa bermenung di atas meja itu, dan berteriak sekencang kencangnya untuk meluapkan semua kecewanya kepada dirinya itu. setelah melakukan hal itu dia langsung keluar dari tempat itu dan ternyata di luar sedang hujan sebagai tanda bahwa dia sedang bersedih karena ditinggal oleh seorang kekasih yang sangat dia sayangi sampai dia mau melakukan apapun demi bisa bersamanya.

Dan itu sekarang hanya sebuah mimpi yang tidak bisa diulangi kembali. dia berjalan sampai ke rumahnya itu dan disana dia melemparkan semua kenangannya dengan Naomi dan membakarnya sampai habis.

Saat aku menjadi orangkaya nanti. kamu akan menyesal karena sudah meninggalkan aku. Dan aku akan membalaskan sakit hati ini dengan berkali kali lipat lagi kepada kamu. Lihat saja nenek lampir.—batin Taro.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status