مشاركة

Bab 6 : Rahasia Si Gadis Manja

مؤلف: Backin_parade
last update آخر تحديث: 2025-10-27 18:26:05

Xienna kembali terbangun di dalam mobil dan Gavin pun tidak ada. Xienna memegangi keningnya, mengingat kembali apa yang terjadi sebelum ia terbangun di tempat yang sama.

"Om Gavin naruh obat tidur ke minuman gue?"

Tampak kesal, Xienna memandang keluar dan tertegun. Ia bergegas keluar, mendapati bahwa ia sudah berada di halaman rumah. Ia menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Om-om satu ini memang udah keterlaluan!"

Membawa rasa kesalnya masuk rumah, Xienna hendak bergegas mencari Gavin sebelum teguran dari Ailyn menahannya.

"Xienna?"

Ailyn mendekat, memandang penampilan putrinya dengan tatapan bingung.

"Xienna, baju kamu?" Ailyn memperhatikan gaun yang dikenakan oleh Xienna. Jelas-jelas tadi pagi putrinya pergi dengan mengenakan seragam sekolah.

"Kamu dapat baju ini dari mana?"

Fokus Ailyn teralihkan oleh jepit rambut yang dikenakan oleh Xienna sehingga ia refleks menyentuh kepala putrinya.

"Seragam kamu ke mana?"

Xienna menghela napas. "Ceritanya panjang. Om Gavin di mana, Ma?"

"Kamu kenapa nyari om kamu?" selidik Ailyn.

"Tadi itu aku minta diantarin ke sekolah. Tapi bukannya dianterin, aku malah dibawa ke hutan."

Batin Ailyn tersentak hingga ia refleks menarik satu lengan putrinya.

"Kamu pergi sama om kamu?!"

Xienna sedikit kaget dengan reaksi Ailyn yang ia anggap berlebihan.

"Bukan aku yang mau, Ma. Om Gavin aja yang nyebelin nggak mau kasih tumpangan."

Ailyn kemudian bertanya dengan hati-hati. "Tapi kamu baik-baik aja, kan?"

Xienna mengangguk meski ia pun ragu, apakah Gavin memang tidak melakukan hal yang buruk ketika ia pingsan tadi. Tapi Xienna tak ingin ambil pusing, ia hanya perlu menanyai Gavin secara langsung.

"Om Gavin ada, kan, Ma?"

"Om kamu pergi, baru aja pergi."

Xienna kembali menghela napas. "Awas aja kalau sampai ketemu."

"Xienna." Ailyn meraih kedua lengan putranya dan berbicara dengan lembut.

"Mama, kan udah bilang. Kamu jangan terlalu dekat sama om kamu."

Xienna sempat terdiam sebelum menyahut. "Sekarang aku paham kenapa mama sama papa ngelarang alu buat deket-deket sama Om Gavin."

"Maksud kamu?"

"Bukan preman lagi, dia itu psikopat."

Batin Ailyn tersentak, ia terkejut. "Maksud kamu apa, Xienna? Kamu diapain sama om kamu?"

Xienna menurunkan tangan ibunya dengan lembut. "Nggak diapa-apain kok, Ma. Nggak ada apa-apa. Cuma menurut aku jalan pikirannya Om Gavin itu nggak kayak orang normal. Ya udah, aku ke kamar dulu."

Xienna bergegas pergi, meninggalkan ibunya yang dilanda kekhawatiran. Ailyn meremat tangannya sendiri, ia tampak masih belum bisa menerima keberadaan Gavin di sana.

"Apa aku perlu bilang soal masalah ini ke Mas Arnold?" gumam Ailyn sebelum berjalan menuju kamarnya.

●●●●●

Langit malam menyergap, akan tetapi kota besar itu masih sangat sibuk. Meninggalkan semua masalah di luar sana, Xienna singgah di ruang tertutup yang tak kalah ramai dari suasana di luar. Melenggang di antara orang-orang yang menikmati alunan musik, penampilan Xienna terlihat lebih tua dari usianya ketika ia mendatangi sebuah tempat hiburan malam yang cukup terkenal di kota besar itu. Tempat para anak pejabat biasanya menghamburkan uang mereka dengan cuma-cuma.

Meski masih anak sekolahan, Xienna berhasil masuk ke tempat itu menggunakan koneksinya. Dan di tempat inilah para anak pejabat menunjukkan kenakalan mereka yang sebenarnya setelah menjadi anak anjinf yang manis di depan orang tua mereka.

"Nana!" Seseorang berteriak memanggil sembari melambaikan tangannya.

Senyum Xienna melebar, ia bergegas menghampiri teman-temannya yang duduk di sofa menghindari kerumunan.

"Cuma berdua? Yang lain mana?" Xienna langsung mengambil tempat duduk.

"Tuh." Salah seorang menunjuk ke wanita muda seusia mereka yang tengah bercengkrama dengan seorang pria di seberang.

"Siapa? Cowok baru?" tanya Xienna.

"Beda hari, beda cowok. Enak banget jadi orang cantik," sarkas teman di samping Xienna.

"Lo tadi kenapa nggak ke sekolah?"

Xienna kembali menghela napas ketika hal itu kembali diungkit. "Gue diculik."

Bukannya percaya, teman-teman Xienna justru menertawakannya.

"Serius? Siapa yang berani nyulik lo?" ucap teman Xienna meremehkan.

"Om gue," sahut Xienna dengan malas.

"Om lo? Yang mana? Lo punya om?"

"Ada... gue juga baru tahu. Dia udah lama tinggal di Jerman dan sekarang tidur di rumah gue."

"Terus? Gimana ceritanya lo bisa diculik?"

"Jadi, tadi pagi gue minta dianterin sekolah. Tapi lo semua tahu gue malah diajak ke mana?"

"Ke mana memang?"

Teman-teman Xienna mendengarkan cerita Xienna dengan senyum yang seolah mengejek.

"Gue malah di bawa ke hutan. Ya bukan hutan juga sih, ada vilanya."

"Jadi lo udah diapa-apain sama om-om dong?" celetuk salah seorang.

"Ngawur aja lo! Om gue itu otaknya agak nggak bener. Masa dia mau nembak gue."

Teman-teman Xienna tampak kaget.

"Gila, kan!" celetuk Xienna.

"Om lo... nembak lo? Om-om yang udah keriput, kumisan, terus ubanan."

Xienna menertawakan pernyataan temannya.

"Terus lo terima?" tegur yang lain.

"Apanya?"

"Katanya lo di tembak."

Xienna menatap tak percaya. "Bukan ditembak yang itu, tapi ditembak beneran. Gue disangka babi hutan."

"Hah?! Ditembak beneran?" Teman-teman Xienna tampak tak percaya.

"Beneran... pakai yang panjang itu. Pokoknya Om Gavin itu gila banget. Lihat aja kalau papa gue udah pulang, gue aduin dia."

"Sepanjang apa memang?" celetuk teman Xienna yang sebelumnya berada di meja seberang.

"Gue kira lo masih polos, ternyata suka yang panjang," cibir gadis itu.

Xienna menatap heran. "Gue nggak ngerti lo ngomong apaan."

"Tuh, dari tadi ada om-om lihat ke sini. Kayaknya lagi kesepian."

Seluruh pasang mata tertuju ke arah yang dimaksud. Xienna melihat seorang pria duduk tidak jauh dari tempat mereka, tapi tak bisa melihat wajahnya karena terhalang orang yang lewat.

"Lumayan buat ukuran om-om, masih bisa dipanggil 'kak' atau 'mas'," celetuk seseorang.

Xienna melongokkan kepalanya karena penasaran. Tapi begitu ia melihat orang yang dimaksud, ia langsung membeku.

"Om Gavin?"

استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق

أحدث فصل

  • Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya   Bab 7 : Dua Wanita Menyebalkan

    "Om Gavin?" Xienna menutup mulutnya, sedetik kemudian ia panik, segera menunduk dan menggunakan tas kecilnya untuk menutupi wajahnya. "Mampus! Kok orang tua itu ada di sini sih? Lihat gue nggak sih?" "Aura sugar daddy-nya kuat banget. Kayaknya dia lagi naksir salah satu diantara kita deh," ujar teman di dekat Xienna. Xienna lantas bangkit tanpa menurunkan tasnya. "Gue duluan." "Eh?" Teman Xienna menahan tangannya. "Baru juga datang, buru-buru banget." Xienna mencuri pandang dan benar saja Gavin melihat ke arahnya. "Lo kenapa, Na?" tegur yang lain ketika melihat tingkah aneh Xienna. "Itu om gue..." ujar Xienna dengan suara yang sedikit dipelankan. "Yang mana?" "Orang yang lo maksud, itu Om Gavin!" Semua orang terperangah kecuali satu orang yang datang terakhir. Mereka menatap tak percaya. "Itu... om lo? Orang yang mau nembak lo?" Xienna mengangguk dengan wajah tertekan. "Lo nggak bilang kalau om lo masih muda. Kalau modelannya kayak gitu sih gue mau-mau aja ditembak." X

  • Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya   Bab 6 : Rahasia Si Gadis Manja

    Xienna kembali terbangun di dalam mobil dan Gavin pun tidak ada. Xienna memegangi keningnya, mengingat kembali apa yang terjadi sebelum ia terbangun di tempat yang sama. "Om Gavin naruh obat tidur ke minuman gue?" Tampak kesal, Xienna memandang keluar dan tertegun. Ia bergegas keluar, mendapati bahwa ia sudah berada di halaman rumah. Ia menghentakkan kakinya dengan kesal. "Om-om satu ini memang udah keterlaluan!" Membawa rasa kesalnya masuk rumah, Xienna hendak bergegas mencari Gavin sebelum teguran dari Ailyn menahannya. "Xienna?" Ailyn mendekat, memandang penampilan putrinya dengan tatapan bingung. "Xienna, baju kamu?" Ailyn memperhatikan gaun yang dikenakan oleh Xienna. Jelas-jelas tadi pagi putrinya pergi dengan mengenakan seragam sekolah. "Kamu dapat baju ini dari mana?" Fokus Ailyn teralihkan oleh jepit rambut yang dikenakan oleh Xienna sehingga ia refleks menyentuh kepala putrinya. "Seragam kamu ke mana?" Xienna menghela napas. "Ceritanya panjang. Om Gavin di mana, M

  • Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya   Bab 5 : Terjebak Dalam Permainan Liciknya

    “Arghh!”Xienna berteriak sembari menutup kedua telinganya ketika Gavin tiba-tiba melepaskan tembakan. Napasnya memburu, ia menatap tajam seolah tengah mengutuk Gavin yang baru saja menakut-nakutinya.“Kamu bisa disangka babi hutan jika keluar sembarangan,” ujar Gavin tanpa rasa bersalah.“Aku bakal aduin Om ke papa!!” teriak Xienna.Gavin tak peduli dan berjalan ke arah Xienna hanya untuk melewati gadis itu. Tak tinggal diam, Xienna langsung menahan kaki Gavin."Om mau ke mana?""Kamu nggak dengar perkataan papa kamu? Saya ini preman, masih berani ikut dengan saya?""Di halaman rumah ada CCTV. Kalau aku nggak pulang, mama pasti tahu kalau aku perginya sama Om Gavin."Xienna lantas berdiri. Meski takut, ia lebih takut jika ditinggalkan sendirian di tengah hutan seperti itu."Anterin aku pulang dan aku nggak akan ngadu ke papa."Gavin tak menyahut, ia justru berjalan meninggalkan Xienna sehingga gadis itu refleks mengekorinya. Kembali ke mobil, Xienna buru-buru masuk mobil dan mencari

  • Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya   Bab 4 : Jalan Pikirannya Tak Seperti Orang Normal

    Gavin Nathaniel Garth, ia ditunjuk sebagai pewaris Group Raharja oleh sang kakek. Membuat Gavin berhak memiliki seluruh warisan yang seharusnya dimiliki oleh mendiang ibunya di saat ia tak mendapatkan apapun dari keluarga pihak ayahnya.Gavin memutuskan untuk kembali setelah sembilan belas tahun saat mendapat kabar bahwa Abimana Raharja dalam kondisi kritis. Tapi kini pria tua itu sudah melewati masa kritis meski hanya terbaring tak berdaya di ruang rapat.Allan menghampiri Gavin yang duduk di sofa dengan membawa sebuah berkas di tangannya."Semasa Pak Abimana masih sehat, beliau berniat mengadakan rapat pemegang saham untuk mengumumkan Pak Gavin sebagai pimpinan selanjutnya. Menurut papa saya, ini harus diurus secepatnya, Pak."Allan menyodorkan berkas di tangannya pada Gavin. "Ini adalah daftar pemegang saham dari kantor pusat maupun kantor cabang."Gavin hanya memandang dokumen yang tergeletak di meja tanpa berminat untuk menyentuhnya. Pandangannya justru sempat mengarah pada sosok

  • Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya   Bab 3 : Sikap Misterius YangMenakutkan

    Xienna pulang lebih awal setelah temannya membatalkan acara. Pulang dengan wajah yang kesal, langkah Xienna sempat terhenti saat melihat Gavin yang berjalan menuju lantas atas sembari bertelanjang dada dan menenteng kemeja di tangannya.Pandangan Xienna mengarah ke datangnya Gavin. Netranya memicing, menyadari bahwa itu adalah arah menuju kamar orang tuanya. Melihat penampilan Gavin membuat Xienna semakin merasa heran."Om Gavin dari kamarnya mama? Nggak pakai baju?"Xienna bergegas menuju kamar ibunya. Ia membuka pintu dan membuat Ailyn sedikit terlonjak."Xienna."Xienna menatap penuh selidik. "Mama kok kaget kayak gitu?"Ailyn menyahut dengan gugup. "Nggak... tadi mama lagi ngelamun. Kamu kok udah pulang?""Nggak jadi keluar, anak-anak ada acara dadakan.""Oh..." Ailyn tersenyum canggung."Om Gavin mana, Ma?""Om Gavin?" Ailyn menggeleng, memilih untuk menipu putrinya. "Mama belum lihat om kamu."Xienna menatap penuh curiga dan berucap dalam hati, "jelas-jelas Om Gavin tadi dari si

  • Kembalinya Sang Pewaris : Obsesi Tuan Muda Yang Berbahaya   Bab 2 : Alasan Dia Kembali

    Xienna memasuki kamar Ailyn, menemukan ibunya yang tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Ailyn memberikan isyarat pada putrinya untuk menunggu."Aku coba lagi bicara sama dia."Ailyn mengakhiri panggilan. Wajahnya tampak gelisah dan ia segera menegur putrinya."Xienna, ada apa?"Xienna berjalan mendekati Ailyn."Mama serius orang tadi itu adiknya papa?"Ailyn mengangguk. "Dia memang adik papa kamu. Tapi dari remaja dia tinggal di luar negeri."Xienna duduk di tepi ranjang. "Tapi kok dia kayak nggak sopan gitu ke mama? Mama, kan kakak iparnya. Tapi orang itu bersikap kayak dia sepantaran sama mama. Nyebelin banget lagi."Ailyn tersenyum canggung. "Itu mungkin karena om kamu terlalu lama tinggal di luar negeri.""Jadi beneran kamar aku itu dulunya kamar Om Gavin?"Ailyn kembali mengangguk."Terus aku beneran harus pindah gitu?""Kamu nggak perlu pindah, mama akan bicara sama om kamu. Biar dia tidur di kamar tamu, dia pasti juga nggak lama di sini."Xienna mengangg

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status