Lelaki paruh baya itu berjalan dengan tongkat di tangannya. Penampilannya yang bisa dibilang maskulin, serta guratan ketampanan seolah mengaburkan usia senja lelaki itu. Di belakangnya berjalan dua lelaki muda bertubuh tegap, mereka begitu setia mengawal tuannya. Tak sepasang matapun berani menatap, kecuali mereka yang dianggap memiliki jabatan di sini."Anda sudah datang, Tuan." Cal adalah orang pertama yang menyambut kedatangan Megan di De Aluna. "Di mana putraku, Cal?" Megan menatap Cal dengan tajam, persis seperti tatapan Thanos ketika harapannya tak terpenuhi. "Dia belum datang, Tuan. Bagaimana kalau menunggu sebentar di ruangannya? Saya akan menghubungi dia." Kata Cal dengan begitu sopan. Megan menghela napas panjang, ia merasa kesal karena Thanos mengabaikan kedatangannya hari ini. "Baiklah, katakan padanya untuk segera datang." Megan kembali berjalan dan masuk ke dalam ruangan Thanos. ...Cukup lama Megan menunggu, rasanya ia mulai tak sabar dengan perilaku putranya itu.
"Ayo, pulang denganku, Athena." Thanos menghampiri Athena dengan mobilnya. Athena yang tergeragap tampak begitu bingung di sana. "Masuk!" Perintah Thanos yang telah membuka pintu mobilnya dari dalam. "Tapi, saya..." kata Athena ragu. "Aku tak memiliki banyak waktu untuk menunggu, Athena. Kuantar kau pulang hari ini." Tegas Thanos yang tentu saja menolak penolakan dari Athena. Athena tak memiliki pilihan kecuali menurut, bukankah memang seperti itu? Wanita itu duduk di sisi Thanos, sesuatu yang kembali membuat rasa tak nyaman di dalam dirinya. Kalau tahu begini, Athena akan memilih untuk pergi bersama staff lainnya tadi. "Tunjukkan jalannya, oke?" Suara Thanos memecah kegelisahan wanita itu. "Apa?" "Jalan menuju ke rumahmu, Athena. Aku mengantar kau pulang," kata Thanos menegaskan kalimatnya. "Cal bahkan tidak tahu kau tinggal di mana. Dia tidak menjalankan perintahku dengan benar." "Eh, itu. Saya yang memintanya. Saya tidak ingin merepotkan Cal. Mungkin sebaiknya saya juga tur
Athena memperhatikan Jane, wanita yang duduk di sudut ruangan ruang kerjanya itu. Cukup lama ia menatap wanita yang terlihat sibuk dengan laptopnya itu. Sesekali ia tampak menautkan alisnya.Athena bangun dan memilih untuk menghampiri wanita itu di sana, duduk di depannya tanpa suara."Hei, kau butuh sesuatu?" Jane bertanya lembut, seakan senang karena Athena tiba - tiba datang ke mejanya seperti itu. sesuatu yang bahkan jarang Athena lakukan padanya."Kau punya janji makan siang dengan seseorang, Jane?" "Ehm, sepertinya tidak. Kalaupun ya paling dengan teman - teman di sini saja. Kenapa? Kau butuh bantuanku?" tanya Jane dengan senyum di bibirnya."Begini, Bagaimana kalau kita makan siang berdua. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Athena mengatakan itu lirih, tak ingin orang lain mendengar obrolan mereka.Jane menatap Athena dengan mata membulat, seakan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. "Sepertinya sangat penting? Oke, aku setuju.""Terima kasih." Athena kembali ke mejanya
"Itu sangat mengerikan, Athena. Sebaiknya kau menghindari orang seperti itu." Carol meletakkan secangkir teh di depan Athena, lalu kembali duduk di sana dan menatap kawannya itu dengan cemas."Kalau aku bisa, Carol. Tapi aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku." Jawab Athena setelah ia menceritakan semuanya perihal Thanos kepada Carol. "Kau benar, posisimu bisa dibilang tidak mudah. Aku juga tahu bagaimana kau sangat ingin bekerja di sana. Tapi, bagaimana bisa kau terlibat dengan dia setelah bekerja beberapa bulan di sana?""Itulah dia, Carol. Tiba - tiba dia memanggilku dan mengatakan sesuatu yang aneh. Seolah dia hanya ingin tahu seperti apa aku dan bagaimana aku. Aku juga tidak tahu pastinya kapan kami bertemu sebelum aku masuk ke dalam ruang kerjanya. Carol, aku sangat tidak nyaman dengan ini." Athena meneguk teh itu dan menghabiskannya seketika."Kau mau lagi?" tawar Carol."Tidak. Jantungku masih berdebar setiap kali aku mengingat tawaran itu. Datang ke kantor seperti masuk ke d
"Memang hanya aku yang tidak tahu apa - apa di sini." Gumam Athena menatap setiap orang yang berjalan melewati lobi gedung. Pagi itu Athena berdiri di sana, di depan pintu gedung bertingkat nan megah. Tak seperti biasanya, ada rasa ragu untuk terus melangkah masuk. Rasanya ia ingin pergi saja dari sana, tapi jauh di dalam rumahnya mereka membutuhkan Athena."Hei!" Suara itu membuat Athena menoleh, dan Cal berdiri tak jauh darinya. Lelaki dengan kemeja hitam berdasi itu menatap dengan senyum, wajahnya yang cerah dan tampan membuat semua yang melihatnya pasti terbius. "Hai," balas Athena yang kini menatap Cal dengan cara yang berbeda, setidaknya setelah ia mendengar cerita itu dari Jane."Kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Cal lembut.Athena menggeleng pelan, "Tidak, aku akan masuk." Athena tersenyum dan melangkah masuk dengan Cal di sisinya."Ada apa? Kau terlihat bingung. Apakah sesuatu yang buruk sedang terjadi?" Cal dengan cepat membaca gerak gerik Athena, menatapnya dengan leka
"Jadi dia mengatakan itu?" Carol menyingkirkan rambutnya ke belakang, saat angin berhembus cukup kencang dan mempermainkan rambut panjangnya itu."Ya, bukankah itu aneh? Semua orang mengatakan kalau Cal adalah orang yang paling dekat dengan Thanos. Bisa dikatakan dia adalah tangan kanannya. Tapi kenapa Cal justru mengatakan kalau dia tak sepenuhnya mendukung Thanos?"Carol memutar bola matanya, ia lalu tersenyum lebar, "Mungkinkah Cal diam - diam berkhianat?""Aku tidak tahu, tapi kurasa dia juga memiliki rahasia.""Sangat rumit. Mereka dekat namun kita semua tidak tahu apa yang terjadi di belakang, kan? Ehm, lantas bagaimana kau dengan Thanos? Apakah kau sudah menolaknya?"Athena menggeleng, "Aku belum bertemu lagi dengannya. Kudengar dia sedang mengurus sebuah proyek besar. Tapi itu tidak termasuk pekerjaanku. Jadi, kau tidak begitu tahu.""Begitu, ya? Kau tumben tidak dilibatkan di dalam proyek itu? Biasanya kau selalu berhasil, kan?"Athena tersenyum, "Aku masih orang baru, Carol.
"Terima kasih, Carol. Aku tidak percaya kau masih mau menerimaku lagi." Wilson mengecup bibir Carol berulang kali seolah ingin menunjukkan betapa ia sangat merindukan wanita itu. "Berjanjilah kau tidak akan melukaiku lagi, Wilson. Kau tahu bagaimana sakitnya aku, bukan?" Carol menatap Wilson lembut, lelaki yang baru saja kembali menjadi suaminya itu. "Jangan cemas, aku terlalu bodoh jika menyakitimu lagi, Carol. Kau adalah wanita yang sangat baik. Maaf karena aku buta kala itu." Wilson meraih Carol ke dalam pelukannya, mencium leher Carol lembut. "Carol, aku sangat rindu padamu. Malam ini aku akan membuatmu kembali ke masa itu, masa di mana hanya ada kita berdua, Sayang." Wilson menatap Carol lembut, tangannya yang terampil menarik tali piyama yang melingkar di pinggang istrinya itu. Menjatuhkan gaun berkain lembut itu ke lantai. "Bukankah sudah lama, Carol? Kau pasti sangat merindukan sentuhan itu, bukan?" Carol memejamkan matanya, saat Wilson perlahan mulai menyusuri tubuh wanita
"Kau sakit, Carol? Wajahmu pucat." Tegur Athena, saat wanita itu berkunjung ke rumahnya sore ini. Carol duduk, wanita itu terlihat murung."Hei, ada apa dengan pengantin baru kita, hmm? Kau punya masalah, katakan saja padaku?" Kata Athena yang kini duduk di dekat Carol sembari menatapnya lembut.Carol menghela napas panjang, ia bingung harus memulai dari mana. Mengingat Athena sendiri belum pernah menjalani kehidupan berumah tangga seperti dirinya."Carol," panggil Athena ketika melihat wanita itu hanya diam saja."Athena, aku benar - benar bingung dan tidak tahu harus memulai dari mana. Rasanya aku juga malu mengatakan ini padamu."Athena tersenyum, ia meraih tangan Carol lembut, menatapnya dengan penuh rasa simpati, "Sejak kapan kau menjadi orang asing bagiku, Carol? Kau adalah orang pertama yang menyambutku saat aku datang dan tinggal di sini. Kau bisa mengatakan apapun padaku, jangan cemas, oke?""Ini soal aku dan Wilson.""Kenapa? Dia menyakitimu lagi?" Athena berkata dengan nada
“Kau menyukainya?” Thanos kembali bertanya, ketika Athena memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.“Kurasa urusan Anda jauh lebih penting dari itu, Tuan. Apakah sebaiknya kita kembali ke kota. Anda dan Ansel membutuhkan waktu untuk memikirkan semua ini,” jawab Athena yang berjalan ke arah mobil pribadi Thanos dengan sopir yang telah menunggu.“Tapi, ini juga menggangguku, Athena. Kau pasti tahu kalau aku telah menyukaimu sejak lama. Kau pasti berpura-pura tidak peduli, bukan? Aku menawarkan banyak hal padamu, tapi kau tak mengambilnya satu pun. Baiklah, aku tidak akan melakukan itu. Tapi, ketahuilah bahwa kali ini aku bersungguh-sungguh. Aku tidak pernah menyukai perempuan sampai seperti ini. Apakah kau tidak merasa telah menolakku dengan mengabaikan tawaranku waktu itu?”Athena diam sejenak, wanita itu menunduk kemudian berbalik menatap Thanos. Bibirnya ingin mengucapkan sesuatu, namun entah kenapa suaranya seolah terhimpit di tenggorokan.“Saya minta maaf jika sikap saya melukai
Ansel duduk di bibir pantai, membiarkan air laut menyapa sebagian tubuhnya. Pandangannya lurus, menatap laut yang tak tahu di mana batasnya. Selama ini, Ansel tidak pernah curiga tentang perbedaan itu. Ia selalu mencoba untuk berpikir positif. Tapi hari ini, sebuah fakta yang sangat mengejutkan menghampiri dirinya. Dia telah membuangnya, mereka tidak menginginkan kelahirannya. Tapi kenapa harus dia? Kenapa bukan Thanos? Apa istimewanya lelaki itu hingga Megan memilihnya?Senyum pahit teruntai di bibir Ansel, tangannya meremas pasir basah menunjukkan kemarahan yang tertahan.“Ansel.” Suara Athena membuat Ansel sedikit menoleh, lelaki itu mencoba untuk tersenyum padanya.“Kau basah,” kata Athena menatap Ansel sedih.“Apakah kau juga terkejut, Athena? Inikah yang ingin kau ketahui selama ini?” ucap Ansel yang mengabaikan pertanyaan Athena.“Aku pun tidak menduganya, meski naluriku mengatakan itu sejak lama. Sejujurnya, aku sempat berpikir kalau kau adalah dia. Sampai kau membawaku untuk
Wanita paruh baya itu tercengang bukan main, ia tak pernah menduga kalau hari ini akan tiba. Selama ini, ia pikir semua baik-baik saja. Ia yakin, apa yang dilakukannya sudah benar. 28 tahun silam, mereka berubah pikiran. Mereka tak ingin membawa bayi itu ke negeri yang jauh. Malvarrosa, adalah tempat yang tak akan pernah dikunjungi Megan. Namun ternyata mereka salah. Saudara kembar Ansel kini berdiri tepat di hadapannya. Menatap ke dalam matanya dengan penuh tanda tanya yang besar.“Ya?” Wanita itu membuka suara, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.Athena menautkan keningnya, perubahan mimik wajah wanita itu terlihat jelas. Dan yang membuat Athena heran adalah, kenapa dia berusaha terlihat tenang seakan mengetahui sesuatu?“Kau sudah pulang, Ansel?” tanyanya dengan senyum yang dipaksakan.“Mom, dia ingin bertemu denganmu,” kata Ansel menatap Thanos dengan perasaan tak nyaman.“Jadi, dia ibumu?” suara Thanos terdengar, sedikit berbeda dengan suara Ansel. Tegas dan penuh rasa perca
[Ansel, bisakah kita bertemu? Tuan Thanos bersamaku, dan sebentar lagi kami tiba di Malvarrosa. Dia ingin bertemu denganmu]Athena mengirim pesan itu kepada Ansel. Setidaknya ia tak akan terkejut dengan kedatangan Thanos hari ini. Ponsel Athena bergetar, tampaknya Ansel menjawab pesan itu dengan cepat.[Benarkah? Aku sangat terkejut. Aku akan menunggu di kedai kopi, Athena]Athena tersenyum membaca pesan itu, entahlah kenapa ia sangat ingin melihat reaksi Thanos saat bertemu Ansel nanti. Apakah Thanos akan menunjukkan reaksi yang sama, seperti saat Ansel melihat foto lelaki itu?“Apa yang membuatmu begitu bahagia, Athena?”Athena segera mengubah mimik wajahnya, tampaknya Thanos menatapnya sedari tadi.“Tidak,” jawab Athena singkat.“Aku melihatmu terus tersenyum, apakah pesan itu berasal dari seseorang yang sangat istimewa?” tanya Thanos lagi, tampaknya ia begitu penasaran, atau mungkin cemburu?“Saya hanya memberitahu Ansel, kalau Anda ingin bertemu dengannya.”“Ansel? Sepertinya kau
“Kau menyukai dia, Thanos?”Thanos menautkan keningnya, saat Megan menanyakan itu padanya.“Siapa yang Ayah maksud?”“Athena. Ayah sudah bertemu gadis itu. Dia memang gadis yang baik, dia bahkan menolak saat ayah ingin memberinya hadiah karena proyek itu. Tapi, yah tidak tahu dari mana dia berasal,” tutur Megan membuat Thanos menatap lelaki itu dengan perasaan tak suka.“Ayah memata-mataiku?” tukas Thanos.“Kau putra ayah, satu-satunya pewarisku. Aku tidak ingin kau menjalin hubungan yang salah. Selama ini, kau melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang CEO, Thanos. Jadi, wajah kalau ayah ingin tahu tentang apa yang kau lakukan. Ayah dengar, kau sendiri yang meminta gadis itu untuk bergabung di dalam proyek. Ayah sangat mengenalmu, Thanos. Kau tidak akan melakukan itu kalau tak memiliki tujuan.”Thanos tersenyum miring, menatap wajah ayahnya yang menua. “Bukankah itu urusan pribadiku, Ayah? Kenapa kau bertindak sejauh ini?”“Tidak! Itu menjadi urusan ayah, Thanos. Sampai k
“Gadis itu tinggal di sebuah rumah kecil, Tuan. Dia menyewanya. Saya bertanya kepada beberapa orang yang tinggal di tempat itu. Mereka pernah melihat Tuan Thanos datang dan menemui gadis itu,” kata sang pelayan pribadi Megan.“Putraku pernah datang ke rumahnya? Tidak mungkin kalau mereka tak memiliki hubungan khusus. Apa lagi yang kau tahu?”“Tapi, Tuan Thanos hanya sekali mendatangi dia, setelah itu mereka tak pernah melihatnya lagi di sana,” jelasnya.Megan mengusap rambut janggutnya yang panjang, keningnya saling bertaut, “Itu aneh, kenapa begitu? Apakah mereka memang tak memiliki hubungan khusus? Thanos, tak akan melepaskan wanita yang ia incar begitu saja. Dari mana wanita itu berasal?”“Tidak ada yang tahu, Tuan. Sepertinya dia cukup tertutup dengan orang-orang di sekitarnya. Ada satu wanita yang dekat dengannya, tapi sayangnya dia tidak mau berbicara sama sekali.”“Oh, kenapa?” tanya Megan lagi.“Saya rasa mereka sangat dekat, Tuan.”“Aku mengerti. Dia pasti gadis yang baik sam
“Cal, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa meluluhkan hati si pemilik kedai yang keras kepala itu?”Cal mendengus kesal saat mendengar pertanyaan dari salah satu anggota timnya. “Thanos pasti sengaja melakukan itu, kita harus lebih berhati-hati,” kata Cal dengan sorot matanya yang tajam, menatap lurus ke arah lelaki itu.“Lantas bagaimana dengan dana itu?” tanya lelaki itu cemas.“Selama tidak ada yang membuka mulut, kita semua akan aman. Athena tidak tahu tentang dana itu, kecuali dia ingin berjalan di depanku!” tegas Cal dengan alis menyatu.“Cal, aku takut kalau semua akan terbongkar. Bukan hanya pekerjaan, mungkin kita akan ....” Lelaki itu menghentikan kalimatnya, saat Cal meletakkan ujung jemarinya di bibir, meminta lelaki itu untuk diam.“Semua orang melakukan itu, bukan hanya kita. Tidak ada orang yang tak mengambil keuntungan darinya, bukan? Bahkan saat proyek itu mulai dibangun, mereka pasti mengambil keuntungan dari semua bahan pembangunan proyek. Apa gunanya men
“Kenapa kau diam saja, Cal? Kau menyukai Athena?” Thanos kembali bertanya, seakan tak terima dengan sikap diam lelaki itu.“Aku hanya kasihan padanya, dia bukan perempuan seperti itu, Thanos. Dia berbeda dengan para wanitamu. Bukankah kau juga tahu soal itu?”“Karena aku tahu, maka aku semakin menyukainya. Perempuan mana yang menolak tawaranku hingga berkali-kali? Dia bahkan tidak ingin membahasnya lagi. Tapi, aku menemukan cara lain. Dan tak kusangka itu berhasil,” ucap Thanos dengan senyum lebar.“Apa maksudmu? Apa yang telah kau lakukan padanya?” Cal tersentak, rencana licik apa lagi yang sedang direncanakan Thanos untuk Athena?“Kenapa kau begitu terkejut, Cal? Kau membuatku curiga. Selama ini kau tidak peduli dengan wanita-wanitaku, bukan?” Thanos memperhatikan setiap gerakan lelaki di sisinya, dan ia dapat melihat dengan jelas kegelisahan Cal di sana.“Itu karena Athena. Dia wanita baik-baik, Thanos. Kau tak bisa memperlakukan Athena seperti kau memperlakukan wanita-wanita itu,”
“Kau sudah membereskannya?” Thanos bertanya sembari menyesap winenya, sementara Cal terlihat membalas pesan seseorang dari ponselnya itu. Cal mendongak saat Thanos bertanya padanya, ia tahu apa yang lelaki itu maksudkan.“Sudah, wanita itu tak memiliki bukti di tangannya. Tapi dia sempat melihat rekaman CCTV itu,” jelas Cal.“Bagaimana dia bisa melihatnya?” Thanos bertanya heran.“Brian sempat mencari rekaman itu, tapi tampaknya ia tak memiliki waktu untuk menyimpannya, sepertinya dia tahu aku datang untuk menghapus rekaman itu. Brian sempat melakukan panggilan video dengan Fine, di situlah ia melihatnya,” ungkap Cal.“Brian? Dia dibalik semua ini? Mereka bekerja sama?”Cal mengangguk, membenarkan pernyataan lelaki itu. “Brian belum menyerah, Thanos. Ia yakin kau adalah pelakunya.”“Brian ... lelaki ini ingin bermain – main denganku rupanya.”Cal tersenyum, “Orangku sudah memberinya peringatan.”“Lalu, bagaimana kau mengatasi Fine? Dia bukan perempuan yang mudah untuk ditaklukkan, buk