Share

Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan
Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan
Penulis: Hana Pangestu

Bab 1

Penulis: Hana Pangestu
Pukul 2 dini hari, Nikki Hidayat yang baru saja tidur sebentar, kembali terbangun karena tangisan anak-anak.

Dengan kelopak mata yang berat, dia duduk dan mengambil putrinya dari pelukan pengasuh, Bulan. Kemudian, dengan gerakan setengah sadar dan terampil, dia membuka baju bagian depan.

Kamar kembali sunyi. Tepat saat Nikki memejamkan mata dan melanjutkan tidurnya dengan setengah berbaring, terdengar suara dari arah pintu.

Dia mengira Bulan membawa putranya ke kamar, tetapi saat menoleh, sosok yang amat familier yang terlihat.

Hati Nikki menegang. Saat matanya bertemu dengan wajah tenang dan dingin milik pria itu, dia pun terdiam.

Pukul 2 dini hari, suaminya akhirnya bersedia pulang. Dua jam sebelumnya adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang kedua. Namun, jelas sekali suaminya sama sekali tidak ingat.

Ralph Nafiz bertatapan dengan istrinya. Untuk sesaat, ada keraguan di sorot matanya. Pada akhirnya, keduanya sama-sama mengalihkan pandangan.

Dengan langkah panjang dan tegap, Ralph masuk ke kamar. Seketika, bau alkohol yang menyengat memenuhi ruangan.

Nikki mengerutkan kening. Dia sangat tidak suka pria mabuk.

Ralph berjalan lebih dekat. Ketika melihat ranjang bayi kosong, dia bertanya dengan suara rendah, "Di mana putraku?"

Tanpa mengangkat kepala, Nikki menjawab dengan dingin, "Dibawa Bi Bulan untuk ditenangkan."

Setelah itu, kamar kembali sunyi. Meskipun tubuhnya letih, otak Nikki langsung menjadi jernih dan waspada.

Ralph berdiri diam di sana, tanpa berkata apa-apa lagi. Dia melepaskan dasi dengan satu tangan, lalu perlahan membuka kancing kemejanya satu per satu.

Meskipun Ralph tidak menatap langsung, bagian dada Nikki yang terbuka saat menyusui tetap menarik perhatiannya. Apalagi, kulitnya begitu putih dan mulus.

Suara si kecil menelan ASI bergema jelas di malam yang sunyi. Suara dan penampilan yang begitu lahap itu, entah kenapa membuat Ralph merasa lapar juga. Dia bahkan penasaran apakah ASI yang diminum itu benar-benar enak.

Saat sadar apa yang dia pikirkan, Ralph langsung kesal sendiri dan mengumpat dalam hati, 'Gila!' Kemudian, dia berbalik dan masuk ke kamar mandi.

Brak! Suara pintu yang ditutup dengan keras mengejutkan Nikki, bahkan tubuh mungil di pelukannya ikut terlonjak.

Nikki menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat itu. Matanya dingin dan keningnya berkerut. 'Gila! Nggak ada yang gangguin juga, ngapain ngamuk sendiri?'

Tiba-tiba, ponsel berbunyi dan mengalihkan perhatiannya. Tengah malam begini sudah pasti pesan sampah. Namun, saat dia meraih ponselnya dan membaca isinya, kepalanya seakan-akan dihantam keras.

[ Ralph kebanyakan minum. Kamu buatkan teh pereda mabuk buat dia ya. Kalau nggak, besok pagi dia bakal sakit kepala. ]

Itu dari Shireen. Nikki menatap layar ponsel lama sekali. Jari-jarinya menggenggam ponsel dengan erat sampai tangannya memutih.

Itu adalah provokasi dan penghinaan dari rivalnya. Maknanya tak lain adalah suamimu bersamaku malam ini.

Nada arogan itu bahkan membuat Nikki seolah-olah hanyalah pembantu, sedangkan Shireen barulah nyonya yang sesungguhnya.

Beberapa saat kemudian, Nikki akhirnya lebih tenang dan amarahnya mereda. Dia lantas membalas pesan.

[ Kalau mau, aku bisa mundur. Silakan ambil posisi Nyonya Keluarga Nafiz. ]

Tak ada balasan setelah itu. Mungkin Shireen pun terbakar emosi. Bagaimanapun, dia sendiri juga seorang istri.

Nikki meletakkan ponselnya dengan wajah datar. Meskipun sempat membalas, dadanya tetap sesak.

Di hari ulang tahun pernikahan mereka, suaminya malah bersenang-senang dengan wanita yang dicintainya hingga larut malam. Apa yang mereka bicarakan? Apakah suami Shireen juga di sana? Atau mereka hanya berdua?

Pertanyaan memenuhi pikirannya ....

Di dalam kamar mandi, Ralph berdiri di bawah pancuran air. Air hangat mengguyur tubuhnya yang tinggi, tegap, dan ramping. Dia mencoba mengusir rasa lelah dan bau alkohol, anehnya itu justru membangkitkan hasratnya.

Matanya terpejam, wajah tampannya diguyur air, dan otaknya kembali mengingat pemandangan tadi. Meskipun Nikki dikenal sebagai wanita manipulatif, saat itu dia terlihat bersinar dalam kasih sayang seorang ibu. Ini sungguh aneh!

Ekspresi Ralph menjadi dingin. Dia mengangkat tangan menyesuaikan suhu air. Tak lama kemudian, air dingin mengguyur, menyapu bersih kegelisahan, amarah, dan nafsu. Yang tersisa hanyalah kehampaan dan hawa dingin.

Dia sengaja berlama-lama di kamar mandi, ingin menunggu Nikki tertidur sebelum keluar. Namun, dia meremehkan betapa sulitnya menyusui dua bayi kembar.

Saat pintu kamar mandi dibuka, Nikki baru saja selesai menyusui putranya. Putrinya sudah lebih dulu dibawa pergi oleh pengasuh.

Tanpa melihat ke arah Ralph sedikit pun, Nikki memeluk bayinya dan memiringkan tubuhnya untuk berbaring.

Ralph yang tubuhnya masih membawa hawa dingin pun mendekat ke ranjang. Posturnya tegap dan penuh tekanan.

Kasur ikut bergerak saat dia naik. Hati Nikki seketika bergetar. Meskipun telah menikah dua tahun, mereka jarang berbicara. Setiap kali bersama, Nikki selalu berhati-hati.

Karena pernikahan mereka tidak didasari cinta dan kedua keluarga juga berbeda kelas. Nikki bisa menikah dengan Ralph karena kakek mereka pernah menjadi sahabat seperjuangan di medan perang.

Puluhan tahun lalu, kakek Nikki pernah menyelamatkan nyawa kakek Ralph di medan tempur, meskipun harus kehilangan satu kakinya.

Sesudah pensiun, mereka kehilangan kontak. Beberapa tahun lalu saat kakek Nikki sakit parah, mereka baru bertemu kembali. Sayangnya, beberapa hari setelah reuni itu, kakek Nikki meninggal.

Kakek Ralph merasa sangat bersalah, merasa terlalu terlambat untuk membalas budi. Sebagai bentuk penyesalan, dia memberi kasih sayang kepada Nikki, memperlakukannya seperti cucu sendiri.

Namun, dua tahun lalu, dia divonis kanker lambung stadium akhir. Waktunya tidak banyak lagi. Sebelum meninggal, harapan terakhirnya adalah melihat cucu sahabatnya menikah dengan pria baik.

Untuk mencegah agar keuntungan diambil orang lain, dia memaksa Ralph menikahi Nikki. Namun, Ralph sudah memiliki orang lain di hatinya dan Nikki pun sadar dirinya bukan pasangan yang setara dengan Ralph.

Awalnya, mereka sepakat untuk bercerai setelah kakek Ralph meninggal. Namun, di luar dugaan, mereka malah berhubungan intim dan Nikki hamil anak kembar. Perceraian menjadi tak semudah itu. Sekarang, nasib pernikahan mereka entah akan ke mana ....

Setiap kali Ralph pulang, Nikki sudah siap jika sewaktu-waktu dia meminta cerai. Kenyataannya, Ralph bahkan malas untuk berbicara dengannya.

Seperti malam ini, meskipun satu ranjang, suasana dingin membeku menyelimuti mereka dan kamar ini. Dalam sunyi yang menyesakkan, Nikki memastikan bayinya tertidur. Tangannya perlahan berhenti menepuk.

Bagian dalam bajunya basah karena menyusui. Dia pun mengambil tisu dan menempelkannya, lalu mematikan lampu di nakas.

Sementara itu, Ralph yang minum terlalu banyak sudah tertidur. Dia berbaring telentang, matanya terpejam, napasnya berat.

Nikki duduk kembali, diam-diam meliriknya. Melihatnya sudah tertidur, dia mulai membereskan baju tidurnya yang basah dalam kegelapan.

Saat hampir selesai, tiba-tiba suara kesal pria itu terdengar. "Ngapain sih? Ribut sekali! Cepat tidur!"

Nikki kaget, buru-buru menjawab, "Sebentar lagi ...."

Karena di sisi lainnya ada putranya, Nikki otomatis bergeser ke arah Ralph saat berbaring. Namun, karena gugup, dia terlalu dekat dan tangannya tak sengaja menyentuh lengannya saat ingin berbaring.

"Ah!" Nikki panik, langsung meminta maaf, "Maaf, aku nggak sengaja. Kamu ...."

Ralph langsung meledak. "Ranjangnya begitu besar, kenapa harus nempel ke aku?"

Nikki terkejut dengan amarahnya, tetapi segera menenangkan diri, lalu menjelaskan, "Aku cuma takut bayiku tertimpa. Kalau kamu nggak nyaman, bisa pindah ke kamar lain."

Itu memang kenyataan. Toh mereka juga tidak punya perasaan untuk satu sama lain, untuk apa tidur seranjang? Lagi pula, ada begitu banyak kamar di rumah ini.

Mendengar itu, meskipun dalam kegelapan, Nikki bisa merasakan amarahnya yang terpancar dari sosoknya. "Nikki, kamu pikir punya anak kembar otomatis membuatmu jadi nyonya besar?"

"Aku nggak bermaksud begitu."

"Terus, maksudmu apa?"

Sekarang sudah hampir pukul 3 pagi. Nikki telah menyusui beberapa kali malam ini. Dia benar-benar lelah.

Karena tak ingin berdebat, dia diam sejenak, lalu tiba-tiba berucap, "Ralph, kita cerai saja."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 202

    Setelah seharian sibuk bekerja, menjelang pulang, Nikki menerima panggilan telepon dari Kennedy."Gimana kabarmu beberapa hari ini?" Suara Kennedy terdengar lembut seperti biasa dan penuh senyum saat berbicara.Nikki teringat kejadian memalukan waktu dia pulang ke kampung. Perlakuan berlebihan Ralph membuatnya merasa malu dan canggung. Bahkan saat ini dia masih agak sulit membicarakannya. "Ya ... lumayan. Setiap hari kerja, cukup padat.""Baguslah. Aku sempat khawatir Ralph akan mempersulitmu.""Nggak ... dia juga sibuk."Sebenarnya Kennedy menelepon untuk menanyakan apakah Nikki sudah serius mempertimbangkan soal perceraian. Namun kalau langsung menanyakan begitu saja terasa tidak sopan, jadi dia hanya mengutarakan hal-hal seputarnya.Namun, Nikki bisa merasakan ada maksud lain di balik kata-katanya. Dia pun memilih untuk jujur, "Kak Kennedy, kalau ada yang mau disampaikan langsung saja."Kennedy terkekeh kecil dan memujinya, "Pintar sekali. Bahkan lewat telepon pun kamu bisa merasaka

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 201

    Dari sudut pandang seorang ayah, Gaston tentu ikut sakit hati melihat kondisi putrinya. Namun, pikirannya tetap lebih tenang dan rasional.Di antara tiga keluarga ini ada hubungan kerja sama dan kepentingan bisnis. Masalah rumah tangga sekalipun, tidak bisa sampai membuat hubungan antar keluarga hancur. Kalau sampai pecah, kelak bagaimana mereka bisa tetap bekerja sama di dunia bisnis?Apalagi, Gaston juga tahu tabiat putrinya sendiri. Shireen selalu bimbang antara dua pria, sehingga membuat hubungannya berantakan. Kalau bukan karena itu, tidak mungkin muncul masalah besar seperti hari ini.Maka baginya, yang terpenting sekarang adalah meredakan keadaan. Jangan memperbesar masalah. Semakin ramai, semakin merugikan semua pihak.Namun, istrinya jelas tidak bisa menerima sikap tenang itu. Begitu mendengar kata-kata Gaston, dia langsung menoleh dengan amarah."Ngomong memang mudah! Rasa sakitnya bukan kamu yang tanggung. Kamu tahu nggak, keguguran bisa menghancurkan tubuh seorang wanita se

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 200

    Irfan masih cukup tenang. Dengan suara rendah dia berkata, "Sudahlah, semua ini sudah ditentukan takdir. Apa pun yang kita bicarakan sekarang tetap nggak ada gunanya."Sebenarnya, Irfan barusan juga mendengar percakapan ibu mertuanya dengan Indah, jadi dia kira-kira sudah tahu apa yang terjadi semalam.Shireen sedang hamil, seharusnya dia yang paling berhati-hati menjaga dirinya sendiri. Namun, dia malah bertengkar dengan Ralph di dalam mobil hingga terjadi insiden. Ralph mungkin memang punya tanggung jawab, tapi kesalahan Shireen sendiri jauh lebih besar.Sudah bertahun-tahun saling mengenal, juga lebih dari setahun berumah tangga, Irfan tahu persis tabiat Shireen. Saat Shireen sedang keras kepala, dia bisa membuat masalah sebesar apa pun.Kali ini, anggap saja sebagai pelajaran. Jika memang anak ini tidak bisa bertahan, baik mereka bercerai ataupun tetap bersama, keadaan justru akan lebih sederhana.Setelah menutup telepon, Ralph masih merasa gelisah. Setelah dipikir-pikir lagi, dia

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 199

    Indah sama sekali tidak tahu detail apa pun. Tadi dia hanya mengucapkan beberapa kata penghiburan kepada Keluarga Maulana. Namun begitu menutup telepon, dia langsung menanyai Ralph dengan penasaran.Ralph sendiri masih tenggelam dalam suasana muram setelah pertengkarannya dengan Nikki pagi itu. Mendengar serangkaian pertanyaan ibunya, perasaannya semakin suntuk. Dia hanya menjawab dengan nada datar, "Tadi malam ada sedikit insiden. Sudah terlalu malam, jadi aku nggak kasih tahu kalian. Aku segera bawa dia ke rumah sakit. Setelah itu, Pak Gaston dan Irfan juga datang, jadi aku pulang duluan."Indah makin bingung. "Insiden apa? Kalian kecelakaan mobil?""Bukan ...."Indah makin penasaran dan nadanya bertambah tegang, "Lalu apa sebenarnya? Aku dengar katanya kalian berdua sempat bertengkar di dalam mobil, kemudian Shireen tiba-tiba sakit perut ...."Wajar saja Indah banyak bertanya. Pasalnya, dari cara bicara Keluarga Maulana, jelas-jelas penuh dengan nada menyalahkan Ralph. Dia khawatir

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 198

    Wajah Ralph yang sedari tadi sudah muram, langsung menjadi semakin masam setelah mendengar ucapan Nikki. Suaranya dingin dan penuh kemarahan yang ditahan."Kamu ingin bercerai supaya bisa hidup mesra dengan pria lain, kenapa harus menaruh tuduhan di kepalaku? Memang benar tadi malam aku bertemu Shireen, tapi nggak ada apa-apa yang terjadi.""Dia cuma tiba-tiba sakit, harus dibawa ke rumah sakit darurat dan tas itu tertinggal di mobilku dalam keadaan panik. Aku sendiri bahkan nggak tahu. Kalau cuma karena itu kamu langsung menuduhku, bukankah kamu terlalu gegabah?"Nikki menoleh dan matanya menatap tajam. "Ralph, sebenarnya siapa yang terus melempar tuduhan? Bisa nggak kamu pakai sedikit logika? Kamu dan Shireen sudah punya perasaan bertahun-tahun lamanya, apa sekarang semua mau kamu pungkiri?"Awalnya Nikki tidak ingin memperpanjang lagi. Semua ini sudah seperti kaset rusak, berulang-ulang membicarakan hal yang sama. Membosankan dan melelahkan. Namun melihat Ralph masih saja bisa memut

  • Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan   Bab 197

    Begitu masuk ke rumah, seluruh bangunan sudah sunyi senyap. Saat Ralph mendorong pintu kamar utama, seperti yang dia duga, ranjang besar yang rapi dan nyaman itu kosong. Nikki tidak tidur di sana.Ralph berdiri di ambang pintu beberapa detik, entah apa yang dipikirkannya. Lalu dengan langkah berat, dia melangkah masuk dan menutup pintu pelan dari belakang.Di kamar tamu, Nikki yang baru saja berbaring mendengar suara dari luar. Suara itu berisik sejenak, lalu kembali hening. Saat itu, barulah kegugupannya sedikit demi sedikit mereda. Sudah lama sekali mereka tidak mengalami perang dingin seperti ini. Sepertinya, semuanya benar-benar hampir berakhir.....Keesokan paginya ketika Nikki bangun, Ralph belum berangkat kerja. Setelah selesai menyusui bayi kembarnya, dia turun untuk sarapan. Saat tiba di ruang makan, Hadi baru saja masuk dari luar dengan membawa sebuah tas tangan wanita edisi terbatas."Nyony ... eh, Bu, tas Anda tertinggal di mobil Tuan."Hadi memang setiap pagi akan members

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status